Menumbuhkan disiplin Peran Kegiatan

tata tertib dan sanksi yang digunakan sebagai penunjang pelaksanaan proses kegiatan ekstrakurikuler basket untuk menumbuhkan disiplin siswa seperti yang diungkapkan oleh Bu Yati bahwa: “Tata tertib terkait dengan waktu kegiatan, perilaku dan sikap anggota, serta kemampuan siswa. Adapun sanksi yang diberikan disesuaikan dengan pelanggaran yang dibuat siswa. Apabila telat biasanya pelatih menegur dan anggota atau siswa dihukum lari, push up, sit up atau sebagainya”. 48 Hal senada juga diungkapkan oleh Pak Arfan sebagai pelatih bahwa: “Tata tertib di kegiatan ekstrakurikuler basket dimulai dari seragam dan perlengkapan basket. Seragam berupa sepatu, pakaian yang harus dipakai ketiga olahraga basket harus sesuai dengan persyaratan sekolah yang bertujuan untuk membuat siswa nyaman dalam bergerak ketika proses kegiatan berlangsung sehingga berpengaruh juga pada keefektifan kegiatan ekstrakurikuler tersebut. Selanjutnya tata tertib waktu yaitu latihan dimulai dari jam 07.00 pagi sampai dengan jam 10.00 ketika hari sabtu. Apabila hari lain disesuaikan dengan jam pulang sekolah siswa. Tata tertib dibentuk melalui tata tertib tertulis maupun tata tertib berupa perjanjian-perjanjian ketika proses kegiatan olahraga basket berlangsung”. 49 Tata tertib yang digunakan dikegiatan ekstrakurikuler basket sangat menunjang dalam menumbuhkan kedisiplinan siswa yang berdampak pada prestasi siswa. Menurut pengamatan saya pelatih dari ekstrakurikuler basket ini sangat menerapkan kedisiplinan yaitu dapat dilihat dari model pelatihan yang diberikan, ketegasannya dalam melatih dan sanksi yang diberikan apabila siswa melakukan suatu pelanggaran. Hal tersebut juga diungkapkan oleh Nadia selaku anggota basket bahwa: 48 Wawancara dengan Yati Karyatiningsih, Pembina Basket di SMA Negeri 5 Tangerang 49 Wawancara dengan Arfansyah Gunawan, Pelatih Basket di SMA Negeri 5 Tangerang “Model pelatihan yang diberikan oleh pelatih yang utama yaitu mempelajari teknik dasar dan pola olahraga basket, dilanjutkan dengan pemanasan-pemanasan untuk melatih fisik, ketika sudah menguasai maka dilanjutkan dengan percobaan pertandingan dengan membuat tim dari pertandingan dan permainan tersebut kita mempelajari strategi-strateginya. Pelatih dalam melatih juga sangat tegas dan disiplin mungkin tujuan utamanya agar kita terlatih untuk bekerja keras dan sungguh- sungguh dalam latihan”. 50 Dan dipertegas oleh anggota lain seperti Vieri, Yudhistira, Malik, Cindy bahwa Model pelatihan berkelanjutan maksudnya seperti latihan fisik yaitu lari pada awal-awal latihan hanya 10 menit lalu berkelajutan jadi 20 menit, 30 menit, 45 menit. 51 Latihan berkelanjutan tersebut bertujuan untuk membentuk fisik yang kuat. Model pelatihan lain berupa strategi dan pola basket, materi dasar dan teknik olahraga basket, dan games. Melalui latihan rutin, ketegasan pelatih melalui model pelatihannya membuat siswa merasa ditumbuhkan kedisiplinannya dalam berlatih untuk meraih prestasi. Dari tata tertib dan bentuk pelatihan yang diterapkan pada ekstrakurikuler Basket ini sangat bermanfaat dalam menumbuhkan disiplin siswa seperti yang diungkapkan oleh Pak Arfan yaitu: “Tentu sangat berpengaruh karena dalam kegiatan ekstrakurikuler basket siswa dituntut untuk disiplin latihan baik dalam segi waktu, segi belajar latihan dan segi etika siswa. Contohnya dalam kegiatan ekstrakurikuler ini ketika latihan dimulai pukul 07.00 siswa harus tepat waktu, berarti siswa dibiasakan untuk bangun dipagi hari. Ketika latihan untuk kejuaraan siswa di berikan target harus memiliki teknik dan strategi tertentu sehingga siswa secara rutin latihan. 50 Wawancara dengan Nadia Rahmadani, Anggota Basket di SMA Negeri 5 Tangerang, Sabtu, 16 Agustus 2014, pukul 10.00 WIB, di Ruang XII IPS 3 SMA Negeri 5 Tangerang 51 Wawancara Terlampir Selanjutnya dalam kegiatan ekstrakurikuler basket siswa juga harus menjaga kondisi fisik dengan disiplin makan artinya harus teratur dan menjaga asupan makanan. Oleh sebab itu basket juga sangat berperan dalam menumbuhkan disiplin siswa”. 52 Orangtua siswa dari Michael Hendri yang bernama Ibu Evi Djanti juga berpendapat bahwa “kedisiplinan anak lebih baik, pada awalnya bergaul tanpa arah sekarang saya lebih tenang karena anak saya mengikuti ekstrakurikuler basket selain baik bagi kesehatannya juga menumbuhkan karakter diri lebih baik”. 53 Sedangkan Orangtua siswa dari Malik bernama Ibu Tasmi berpendapat bahwa “Lebih baik kedisiplinannya karena memang dia sangat menyukai dan tertarik pada ekstrakurikuler basket sehingga dia membuktikan bahwa basket berdampak baik bagi dirinya.” 54 Wali kelas XI IPA 4 Bu Yufitriana juga menuturkan bahwa “…Ekstrakurikuler juga berperan penting dalam menumbuhkan kedisiplinan siswa karena ekstrakurikuler merupakan kegiatan pilihan siswa dan kegiatan yang disukai oleh siswa sehingga siswa dengan senang mematuhi segala aturan dan tata tertib dalam proses kegiatan tersebut. Dengan kebiasaan yang ditanamkan didalam suatu kegiatan tentunya berpengaruh besar kepada kehidupan siswa sehari- hari”. 55 Dari penjelasan di atas mengenai tata tertib, sanksi dan kedisiplinan pelatih dalam melatih anggota, serta pernyataan dari orangtua dan wali kelasa dapat disimpulkan bahwa kegiatan ekstrakurikuler basket sangat berperan penting dalam menumbuhkan kedisiplinan siswa terutama kedisiplinan siswa 52 Wawancara dengan Arfansyah Gunawan, Pelatih Basket di SMA Negeri 5 Tangerang 53 Wawancara dengan Evi Djanti, Orangtua Michael Hendri anggota Basket di SMA Negeri 5 Tangerang, Sabtu, 30 Agustus 2014, pukul 10.00 WIB, melalui telepon 54 Wawancara dengan Tasmi, Orangtua Malik Abdul Azis anggota Basket di SMA Negeri 5 Tangerang, Jum’at, 29 Agustus 2014, pukul 19.00 WIB, melalui telepon 55 Wawancara dengan Yufitriana, Guru dan Wali Kelas XI IPA 4 di SMA Negeri 5 Tangerang dalam menjaga kesehatan siswa dan memanfaatkan waktu luang. 3 PASKIBRA Pasukan Pengibar Bendera Kegiatan ekstrakurikuler PASKIBRA dikenal dengan kegiatan ekstrakurikuler yang menekankan pada kedisiplinan anggotanya. Karena dalam proses kegiatan ekstrakurikuler ini siswa dilatih dengan model pelatihan semi militer. Adapun tata tertib yang digunakan dalam ekstrakurikuler PASKIBRA yang diungkapkan oleh Bu Neni sebagai Pembina PASKIBRA sebagai berikut: “Tata tertibnya yaitu harus datang tepat waktu, anggota apabila ingin berbicara harus memiliki tujuan yang baik, harus menggunakan seragam sesuai dengan yang ditetapkan baik dari atribut yang dibutuhkan dalam kegiatan, harus menghormati kakak senior dan sesama teman. Apabila siswa melanggar aturan maka disesuaikan sanksinya dengan pelanggaran yang telah dilakukan. Anggota telat maka akan disuruh lari atau push up ”. 56 Hal tersebut juga diungkapkan oleh Ketua PASKIBRA yaitu Muhammad Nanda bahwa tata tertib ekstrakurikuler PASKIBRA sebagai berikut: “Datang tepat waktu, menggunakan seragam dan atribut sesuai dengan aturan pelatih, menguasai teknik baris-berbaris, mengetahui materi mengenai dasar-dasar latihan baris-berbaris dan lain sebagainya”. 57 Model pelatihan yang diterapkan oleh pelatih PASKIBRA menurut Praslivita selaku anggota PASKIBRA yaitu “Model latihan secara fisik sangat tegas seperti latihan baris-berbaris, push up, lari, bernyanyi, ketegasan, kekompakan. Lalu latihan pendalaman sejarah dan materi, 56 Wawancara dengan Neni Roslela, Pembina Paskibra di SMA Negeri 5 Tangerang 57 Wawancara dengan Muhammad Nanda, Ketua Paskibra di SMA Negeri 5 Tangerang stra tegi biasanya berbentuk games dan diskusi atau debat”. 58 Hal tersebut juga diungkapkan oleh Ketua PASKIBRA bahwa: Model latihan berupa praktek baris-berbaris, berlatih formasi, pemahaman mengenai sejarah paskibra, games, latihan fisik seperti lari dan push up. Pelatih di ekstrakurikuler paskibra ini sangat banyak baik dari alumni maupun dari pusat paskibra kota tangerang tetapi memang secara keseluruhan sangat tegas dan disiplin dalam melatih”. 59 Sedangkan menurut Cheisa, Irma, Syavira, Maghfirah, Riska, Ike, Astuti, Riri dan Agung dapat disimpulkan bahwa Model pelatihan terdapat didalam kelas dan dilapangan terdapat perbedaan. Ketika didalam kelas lebih ke materi, diskusi, games jadi lebih menjalin kekeluargaan, pembentukan solidaritas dan kerjasama. Sedangkan model pelatihan dilapangan lebih ke praktek pelatihan fisik, mental dan membentuk karakter kedisiplinan dan kekompakan. Pelatih juga sangat tegas. Di SMA Negeri 5 Tangerang pelatih sangat banyak baik dari alumni, senior maupun dari pusat paskibra tangerang. Secara keseluruhan pelatih sangat tegas dan disiplin bertujuan agar anggota sungguh-sungguh dan tumbuh sikap disiplin, terlatih fisik, stamina, serta mentalnya. 60 Wali kelas dari XII IPS 2 bernama Bu Entin mengungkapkan bahwa, “Pasti terdapat perbedaan yang signifikan antara siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler yang terkait dengan kedisiplinan seperti paskibra, PMR, ataupun olahraga basket baik dalam segi waktu, bekerjasama, bersosialisasi dan bertata karma dengan siswa yang tidak mengikuti kegiatan ekstrakurikuler tersebut. Disiplin waktu contohnya siswa dapat meluangkan dan mengatur waktunya dengan baik dan untuk hal-hal yang positif seperti kegiatan ekstrakurikuler. 58 Wawancara dengan Praslivita Ningsih, Anggota PASKIBRA di SMA Negeri 5 Tangerang, Kamis, 8 Agustus 2014, pukul 10.00 WIB, di depan ruang laboratorium komputer 3 SMA Negeri 5 Tangerang 59 Wawancara dengan Muhammad Nanda, Ketua Paskibra di SMA Negeri 5 Tangerang 60 Wawancara Terlampir Namun terdapat pernyataan yang menarik dari salah satu guru ekstrakurikuler dalam bidang lain yang mengungkapkan bahwa pelatih dalam kegiatan ekstrakurikuler PASKIBRA dalam berpakaian untuk berlatih kurang mencerminkan seorang PASKIBRAKA yang seharusnya berpakaian rapih dalam melatih agar dijadikan teladan bagi adik-adiknya. Terdapat beberapa pelatih dalam melatih menggunakan celana jeans dan baju kaos. Walaupun hal tersebut sempat menjadi permasalahan, tetap menurut siswa tata tertib yang diterapkan, sanksi yang diberikan serta model pelatihan yang tegas dan disiplin sangat berpengaruh terhadap kedisiplinan siswa seperti yang diungkapkan oleh Praslivitas bahwa, “Saya merasakan perbedaan yang signifikan yaitu sebelum mengikuti kegiatan paskibra saya lebih pendiam dan tidak percaya diri karena diekstrakurikuler ini dibentuk karakter dan mental berani, disiplin dan tegas jadinya saya sekarang lebih percaya diri”. 61 Hal tersebut juga diungkapkan oleh Nanda bahwa, “Secara pribadi sangat merasakan perbedaan contohnya lebih tepat waktu dalam menjalani suatu kegiatan, lebih mudah bangun dipagi hari, lebih bertanggungjawab atas segala tugas yang diberikan baik dikegiatan belajar mengajar maupun dikegiatan ekstrakurikuler, lebih pandai membagi waktu karena saya juga mengikuti ekstrakurikuler voli”. 62 Dari beberapa pendapat dan pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa kegiatan ekstrakurikuler PASKIBRA dalam menumbuhkan kedisiplinan siswa sangat tegas yaitu melalui penetapan tata tertib dalam kegiatannya, sanksi yang diberikan ketika anggota melanggar dan model pelatihan yang 61 Wawancara dengan Praslivita Ningsih, Anggota PASKIBRA di SMA Negeri 5 Tangerang, 62 Wawancara dengan Muhammad Nanda, Ketua Paskibra di SMA Negeri 5 Tangerang sangat tegas. Dari lingkungan dan pembiasaan tersebut ternyata sangat berpengaruh bagi anggota PASKIBRA. d. Partisipasi siswa PMR, Basket dan PASKIBRA 1 PMR Palang Merah Remaja Untuk melihat tingkat kedisiplinan siswa salah satunya melalui partisipasi dalam mengikuti suatu kegiatan ekstrakurikuler. Berikut ini penjelasan mengenai partisipasi siswa PMR dalam mengikuti kegiatan PMR yang diungkapkan oleh Ketua PMR Rizki Pangestika: “Pasti saya sangat aktif dan disiplin dikarenakan saya sebagai ketua dan yang bertanggungjawab atas seluruh kegiatan ekstrakurikuler PMR. Sedangkan kedisiplinan anggota sudah cukup baik dikarenakan keseriusan dan minat mereka berpatisipasi aktif dalam kegiatan ekstrakurikuler ini lalu pelatih dan Pembina yang tegas membuat anggota PMR sebagian besar mentaati semua tata tertib yang telah ditetapkan ”. 63 Hal tersebut juga dipertegas dan diungkapkan oleh beberapa anggota dari PMR seperti Aulia Nabila dan Ninda bahwa “Secara keseluruhan sudah sangat baik, tetapi memang pasti ada saja yang tidak sengaja melanggar tata tertib karena kami hanya manusia biasa yang pernah khilaf”. 64 Dan Ninda juga berpendapat bahwa “Sangat aktif berpatisipasi karena kegiatan PMR sangat menyenangkan dan terpuji yaitu berorientasi untuk membantu orang lain. Bentuk keaktifan saya adalah bentuk kesiapan saya menjadi relawan setiap saat sehingga saya aktif hadir disetiap kegiatan PMR”. 65 Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa partisipasi anggota PMR sangat aktif baik dalam mentaati tata 63 Wawancara dengan Rizki Pangestika, Ketua PMR di SMA Negeri 5 Tangerang 64 Wawancara dengan Ninda Aini Syaher, Anggota PMR di SMA Negeri 5 Tangerang 65 Wawancara dengan Aulia Nabila, Anggota PMR di SMA Negeri 5 Tangerang tertib maupun dalam mengikuti setiap kegiatan PMR. Di sisi lain dapat dilihat melalui absensi anggota PMR. 66 2 Basket Partisipasi aktif dan rutin berlatih dalam kegiatan ekstarurikuler basket sangat diperlukan untuk pembentukan fisik dan mendukung kerja tim. Adapun keaktifan dan partisipasi kegiatan ekstrakurikuler basket yang diungkapkan oleh Sandy sebagai ketua basket sebagai berikut: “Iya aktif berpatisipasi dalam kegiatan ekstrakurikuler basket ini dikarenakan saya memang sangat menyukai olahraga basket dan disisi lain saya memiliki tanggung jawab sebagai ketua untuk memberikan contoh yang baik bagi anggota. Kedisiplinan anggota sangat baik yaitu dengan datang tepat waktu, ikut berpatisipasi aktif dalam kegiatan olahraga basket dan mematuhi aturan- aturan dari pelatih ”. 67 Hal tersebut juga diungkapkan oleh Yudhistira selaku anggota dari basket bahwa, “kedisiplinan teman-teman secara kesulurahan sudah baik mungkin dikarenakan mereka memang sangat menyukai kegiatan ekstrakurikuler ini. Anggota akan lebih disiplin, termotivasi dan bersemangat ketika adanya turnamen maupun perlombaan- perlombaan”. 68 Lalu menurut pelatih bentuk partisipasi siswa yaitu “hadir tepat waktu dalam kegiatan ekstrakurikuler, membantu apabila hujan maka siswa harus mengepel lapangan, lalu siswa mengikuti kejuaraan seperti perlombaan antar sekolah, DBL Development Basketball League dan meraih prestasi ”. 69 Adapun hasil pengamatan saya ketika melihat keaktifan siswa dalam mengikuti kegiatan ekstrakurikuler yaitu dengan datang tepat waktu walaupun masih terdapat beberapa anggota 66 Dokumen Terlampir 67 Wawancara dengan Ahmad Sandy, Ketua Basket di SMA Negeri 5 Tangerang 68 Wawancara dengan Yudhistira, Anggota Basket di SMA Negeri 5 Tangerang, Jum’at, 8 Agustus 2014, pukul 08.00 WIB, di Depan Kelas XII IPS 3 Guru SMA Negeri 5 Tangerang 69 Wawancara dengan Arfansyah Gunawan, Pelatih Basket di SMA Negeri 5 Tangerang yang terlambat lalu dikenakan sanksi oleh pelatih. Tetapi secara keseluruhan keaktifan siswa dalam proses kegiatan sangat aktif dan semangat. Dari beberapa hal tersebut dapat disimpulkan partisipasi, keaktifan dan kedisiplinan siswa dalam ekstrakurikuler basket ini sudah sangat baik. Keaktifan partisipasi siswa juga dapat dilihat melalui prestasi 70 yang telah diraih. 3 PASKIBRA Pasukan Pengibar Bendera Kegiatan ekstrakurikuler PASKIBRA sangat dituntut untuk berpatisipasi aktif dikarenakan kerja tim. Dalam mengikuti suatu perlombaan anggota PASKIBRA berlatih secara rutin dan disiplin. Berdasarkan pengamatan saya secara langsung selama satu bulan ini saya menilai keaktifan anggota dalam kegiatan ekstrakurikuler ini sangat baik dan sungguh- sungguh. Penjelasan tersebut diperkuat oleh ungkapan Nanda sebagai Ketua PASKIBRA bahwa: “Saya sangat aktif dalam kegiatan ini dikarenakan saya juga dijadikan sebagai pemimpin dalam ekstrakurikuler paskibra. Menurut saya anggota paskibra sangat terbentuk kedisiplinannya dan sangat baik karena memang diekstrakurikuler ini dilatih kedisiplinannya dalam setiap kegiatan ”. 71 Hal tersebut juga dipertegas oleh Astuti bahwa, “Iya aktif karena saya sudah memiliki komitmen terhadap diri sendiri untuk aktif dalam kegiatan ini dan bersungguh- sungguh”. 72 Dan Praslivita juga mengungkapkan “Saya sangat aktif ketika ada program-program maupun acara dalam kegiatan ekstrakurikuler ini saya hadir dan membantu. Ketika 70 Dokumen Terlampir 71 Wawancara dengan Muhammad Nanda, Ketua Paskibra di SMA Negeri 5 Tangerang 72 Wawancara dengan Astuti Agnes, Anggota Paskibra di SMA Negeri 5 Tangerang ada perlombaan saya mengikuti dan berpatisipasi, acara buka bersama saya ikut membantu dalam ac ara tersebut”. 73 Dari beberapa uraian diatas dapat disimpulkan bahwa anggota ektrakurikuler PASKIBRA secara keseluruhan sudah sangat aktif karena memang dalam ekstrakurikuler ini dituntut kerjasama tim sehingga seluruh anggota diharuskan disiplin dalam berpatisipasi di kegiatan ekstrakurikuler ini. Dan hal tersebut diperkuat oleh hasil wawancara dengan beberapa anggota lain serta prestasi yang didapatkan anggota PASKIBRA. 74 3. Faktor pendukung dan penghambat pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler dalam menumbuhkan kedisiplinan siswa di SMA Negeri 5 Tangerang Dalam pelaksanaan suatu program kegiatan ekstrakurikuler pasti terdapat hambatan dan dukungan dalam pelaksanaanya. Adapun penjelasan mengenai faktor pendukung dan penghambat kegiatan ekstrakurikuler PMR, Basket dan PASKIBRA sebagai berikut:

a. Faktor Pendukung

dan Penghambat Kegiatan Ekstrakurikuler PMR Palang Merah Remaja Didalam kegiatan ekstrakurikuler PMR di SMA Negeri 5 Tangerang memiliki suatu hambatan dan dukungan dalam pelaksanaanya seperti yang dijelaskan oleh Frisca Julia bahwa, “Bagi ekstrakurikuler PMR memiliki sarana pendukung berupa UKS sebagai tempat praktek siswa untuk menangani siswa yang sakit dengan tindakan pertolongan pertama hambatannya yaitu pendanaan dalam pengadaan obat- obatan.” 75 Sedangkan menurut 73 Wawancara dengan Praslivita Ningsih, Anggota PASKIBRA di SMA Negeri 5 Tangerang 74 Dokumen Terlampir 75 Wawancara dengan Frisca Julia, Anggota OSIS, MPK Bidang Ekstrakurikuler di SMA Negeri 5 Tangerang, Sabtu, 19 Juli 2014, pukul 11.00 WIB, di Ruang Tamu SMA Negeri 5 Tangerang pandangan Bu Rusmiyati “Faktor pendukung yaitu dari sarana dan prasarana serta pendanaan yang cukup dari sekolah. Faktor penghambat yaitu dari anggota yang terkadang kurang disiplin dan kurang tanggung jawab”. 76 Terkait dengan hal tersebut Ka Susan sebagai Pelatih juga berpendapat bahwa: “Faktor pendukungnya selain dari sarana dan prasarana yaitu pendanaan. Apabila siswa ingin melaksanakan suatu program didukung penuh oleh sekolah. Faktor penghambat terkadang dari siswa sendiri yang terlalu sibuk dengan gadget sehingga terkadang lalai dalam menjaga kerapihan dan kebersihan UKS sekolah, orangtua juga yang agak sulit mengizinkan anaknya berpatisipasi aktif dalam kegiatan ekstrakurikuler PMR. Hambatan lain yaitu dari ekstrakurikuler lain yang kurang mendukung bahkan menjatuhkan ekstrakurikuler PMR berakibat kepada siswa yang tadinya berminat berpatisipasi aktif menjadi tidak berminat. Lalu kurikulum juga menghambat karena begitu padat kegiatan siswa berakibat pada sedikitnya jadwal latihan siswa. 77 Terdapat pendapat lain yang diungkapkan oleh Rizki Pangestika Ketua PMR bahwa: “Faktor pendukung dari orangtua yang selalu memberikan dukungan baik materi maupun motivasi meskipun saya pulang malam orangtua sangat mengerti keadaan saya seperti apa dan terus mendukung. Kondisi sarana dan prasarana penunjang kegiatan ekstrakurikuler PMR seperti seragam, atribut, perlengkapan, UKS, obat-obatan dan lain sebagainya sudah cukup baik. Faktor penghambatnya terkadang adanya perbedaan pendapat antara pelatih dan Pembina PMR lalu terkadang apabila menyelenggarakan suatu acara pendanaan sulit sekali cairnya melalui birokrasi yang panjang”. 78 Dari beberapa pendapat di atas sangat menarik karena terdapat beberapa perbedaan pandangan mengenai faktor pendukung dan penghambat dari kegiatan ekstrakurikuler PMR. 76 Wawancara dengan Rusmiyati, Pembina PMR di SMA Negeri 5 Tangerang 77 Wawancara dengan Susan Dwijayanti, Pelatih PMR di SMA Negeri 5 Tangerang 78 Wawancara dengan Rizki Pangestika, Ketua PMR di SMA Negeri 5 Tangerang Adapun secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa faktor pendukung ekstrakurikuler ini adalah kondisi sarana dan prasarana penunjang kegiatan ekstrakurikuler PMR seperti seragam, atribut, perlengkapan, UKS, obat-obatan dan lain sebagainya sudah cukup baik. Lalu dari segi pendanaan juga sangat mendukung. Sedangkan faktor penghambat dari kegiatan ekstrakurikuler ini adalah dari anggota PMR terkadang dari siswa sendiri yang terlalu sibuk dengan gadget sehingga terkadang lalai dalam menjaga kerapihan dan kebersihan, beberapa orangtua dari anggota tidak mengizinkan, adanya perbedaan pendapat antara pelatih dan Pembina PMR lalu terkadang apabila menyelenggarakan suatu acara pendanaan sulit sekali cairnya melalui birokrasi yang panjang.

b. Faktor Pendukung

dan Penghambat Kegiatan Ekstrakurikuler Basket Faktor pendukung dan penghambat pada kegiatan ekstrakurikuler basket di SMA Negeri 5 Tangerang seperti yang diungkapkan oleh Frisca Julia bahwa, “Bagi ekstrakurikuler basket sudah memiliki sarana pendukung yang baik yaitu lapangan basket tetapi hambatannya yaitu hanya dapat dipakai pada waktu-waktu tertentu saja dikarenakan terbentur dengan jadwal ekstrakurikuler lain”. 79 sedangkan menurut Pembina Bu Yati bahwa, “Faktor penghambat dari segi waktu siswa yang begitu padat, hambatan lain yaitu pendanaan apabila ingin berpatisipasi dalam perlombaan contohnya DBL memerlukan biaya yang banyak”. 80 Ahmad Sandy sebagai Ketua Basket mengungkapkan faktor pendukung dan penghambat dalam kegiatan ekstrakurikuler ini yaitu: 79 Wawancara dengan Frisca Julia, Anggota OSIS di SMA Negeri 5 Tangerang 80 Wawancara dengan Yati Karyatiningsih, Pembina Basket di SMA Negeri 5 Tangerang “Faktor pendukung yaitu dari motivasi orang tua baik materi dan moril, sarana dan prasarana penunjang, pelatih yang tegas dan professional. Kondisi sarana dan prasarana penunjang sudah cukup baik sesuai dengan standar tetapi pemanfaatan lapangan yang dibatasi sehingga harus berkoordinasi dan tawar-menawar dengan ekstrakurikuler lain.Faktor penghambat dari pendanaan yang sulit dicairkan dari pihak sekolah dan orangtua terkadang tidak mengizinkan ”. 81 Senada dengan hal tersebut diungkapkan oleh anggota basket yang terdiri dari 9 Sembilan siswa yang terdiri dari Yudhistira, Michael, Nadia, Malik, Farid, Richard, Cindy, Vieri, dan Mahreza yang memang rata-rata pernyataanya sama sehingga dapat penulis simpulkan dari beberapa pendapat tersebut bahwa sarana dan prasarana sudah cukup baik, orangtua sebagian besar mendukung kegiatan ini, stakeholder mendukung ketika kami ingin mengikuti perlombaan maupun ingin mengadakan perlombaan di SMA Negeri 5 Tangerang. Baik kepala sekolah, Pembina, pelatih, Osis, dan wakasek kesiswaan sangat antusias dan bekerjasama untuk menyukseskan kegiatan atau event-event yang kami selenggarakan dan yang kami ikuti. Dapat disimpulkan dari beberapa pendapat diatas dan dari hasil pengamatan secara langsung bahwa faktor pendukung dalam kegiatan ini adalah sudah memiliki sarana pendukung yang baik sesuai dengan standar lapangan olahraga basket, motivasi orang tua baik materi dan moril, pelatih yang tegas dan professional. Adapun faktor penghambatnya yaitu lapangan basket hanya dapat dipakai pada waktu-waktu tertentu saja dikarenakan terbentur dengan jadwal ekstrakurikuler lain, pendanaan apabila ingin berpatisipasi dalam perlombaan contohnya DBL memerlukan biaya yang banyak, pendanaan yang sulit dicairkan dari pihak sekolah dan orangtua terkadang tidak mengizinkan, dan dari segi 81 Wawancara dengan Ahmad Sandy, Ketua Basket SMA Negeri 5 Tangerang cuaca karena lapangan olahraga SMA Negeri 5 Tangerang outdoor sehingga membuat siswa begitu kelelahan ketika cuaca panas dan tidak bisa berlatih ketika hujan.

c. Faktor Pendukung

Dokumen yang terkait

Upaya madrasah dalam mengembangkan kreativitas siswa melalui kegiatan ekstrakurikuler: penelitian di MAN 4 Jakarta

0 8 126

INTEGRASI KARAKTER KEDISIPLINAN DALAMKEGIATAN EKSTRAKURIKULER PRAMUKA Integrasi Karakter Kedisiplinan Dalam Kegiatan Ekstrakurikuler Pramuka Di MTs Negeri Gemolong.

0 3 19

INTEGRASI KARAKTER KEDISIPLINAN DALAM KEGIATAN EKSTRAKURIKULER PRAMUKA DI Integrasi Karakter Kedisiplinan Dalam Kegiatan Ekstrakurikuler Pramuka Di MTs Negeri Gemolong.

0 2 13

PENDAHULUAN Integrasi Karakter Kedisiplinan Dalam Kegiatan Ekstrakurikuler Pramuka Di MTs Negeri Gemolong.

0 2 5

PENYELENGGARAAN EKSTRAKURIKULER ROHANI ISLAM (ROHIS) DALAM MENUMBUHKAN SIKAP KEBERAGAMAAN SISWA Penyelenggaraan Ekstrakurikuler Rohani Islam (Rohis) Dalam Menumbuhkan Sikap Keberagamaan Siswa Di SMA Negeri 1 Ampel Tahun Ajaran 2014/2015.

0 3 15

PENYELENGGARAAN EKSTRAKURIKULER ROHANI ISLAM (ROHIS) DALAM MENUMBUHKAN SIKAP KEBERAGAMAAN SISWA Penyelenggaraan Ekstrakurikuler Rohani Islam (Rohis) Dalam Menumbuhkan Sikap Keberagamaan Siswa Di SMA Negeri 1 Ampel Tahun Ajaran 2014/2015.

0 3 13

EFEKTIVITAS KEGIATAN EKSTRAKURIKULER DALAM UPAYA PENANAMAN KEDISIPLINAN PESERTA DIDIK Efektivitas Kegiatan Ekstrakurikuler Dalam Upaya Penanaman Kedisiplinan Peserta Didik Di SD Negeri Kudu 01 Baki Sukoharjo.

0 3 16

EFEKTIVITAS KEGIATAN EKSTRAKURIKULER DALAM UPAYA PENANAMAN KEDISIPLINAN PESERTA DIDIK Efektivitas Kegiatan Ekstrakurikuler Dalam Upaya Penanaman Kedisiplinan Peserta Didik Di SD Negeri Kudu 01 Baki Sukoharjo.

0 4 12

PERSEPSI SISWA TERHADAP KEGIATAN EKSTRAKURIKULER KARAWITAN DI SMA NEGERI JATILAWANG.

2 3 171

PERAN KEGIATAN EKSTRAKURIKULER ROHIS DALAM MENINGKATKAN KEDISIPLINAN SISWA DI MAN 2 BANDAR LAMPUNG - Raden Intan Repository

0 0 153