Peran Kegiatan Ekstrakurikuler Dalam Menumbuhkan Kedisiplinan Siswa di SMA Negeri 5 Tangerang

(1)

PERAN KEGIATAN EKSTRAKURIKULER DALAM

MENUMBUHKAN KEDISIPLINAN SISWA

DI SMA NEGERI 5 TANGERANG

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh: Nurul Hidayati NIM. 1110018200028

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2014


(2)

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah Safu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh:

Nurul Hidavati NrM. 1110018200028

Di Bawah Bimbingan,

Pembimbing I

Dr. H. Fathi Ismail. MM. NrP. 19491012 197803

I

002

JURUSAN

MANAJEMEN PENDIDIKAN

FAKULTAS

ILMU

TARBIYAH

DAN

KEGURUAN

UNIVERSITAS

ISLAM

NEGERI (UIN) SYARIF

HIDAYATULLAH

JAKARTA

2014


(3)

LEMBAR PENGESAIIAN PEMBIMBING SKRIPSI

Skripsi berjudul Peran Kegiatan Ekstrakurikuler Dalam Menum[uhkaq Kedisiplinan Siswa di SMA Negeri 5 Tangerang disusun oleh Nurul Hfdayati,

NIM.

1110018200028, Jurusan Manajemen Pendidikan, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Telah melalui bimbingan dan dinyatakan sah sebagai karya ilmiah yang berhak untuk diujikan pada sidang munaqzsah sesuai ketentuan yang ditetapkan oleh fakultas.

Jakarta, l8 September 2014

Yang Mengesahkan,

Dr. H. Fathi Ismail. MM. NrP. 19491012 197803

I

002


(4)

Menumbuhkan Kedisiplinan Siswa

di

SMA Negeri 5 Tangerang'n diajukan

kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Syarif Hidayatullah Iakarta dan telah dinyatakan lulus dalam Uiiun Munaqasah pada tanggal 26

September 2014

di

hadapan Dewan Penguji. Oleh karena itu, penulis berhak memperoleh gelar Sarjana SI (S.Pd) dalam bidang Manajemen Pendidikan.

Jakarta, 29 September 2014 Panitia Ujian Munaqasah

Ketua Panitia (Ketua Prodi) Dr. Hasyim Asv'ari. M.Pd NIP. 19661009 199303 1004

Sekretaris (Sekretaris Prodi) Dr. Zahrudin Lc." M.Pd NrP. 19730302200s0t 1 002

Penguji

I

Dr. Salman Tumangeor" M.Pd ]\IIP. 195707t0 197903 1002

Penguji

II

Drs. Ali Nurdin M.Pd NIP. 19550601 198103 1005

:;;,

'W

*/ffi

@-Mengetahui,

Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan,


(5)

SURAT

PERNYATAAN

KARYA

ILMIAH

Yang bertandatangandi bawah ini:

MENYATAKAN DENGAN

SE ST]NGGT]HIYYA

Bahwa skripsi

yang berjudul Peran

Kegiatan

Ekstrakurikuler

Dalam Menumbuhkan Kedisiplinan Siswa di SMA Negeri 5 Tangerang adalah benar hasil karya sendiri di bawah bimbingan dosen:

Nama

NIM

Jurusan

Alamat

Nama Pembimbing I NIP

Jurusan/Program Studi Nama Pembimbing II NIP

Jurusan/Program Studi

Nurul Hidayati

I l 10018200028

Manajemen Pendidikan

Jalan Wijaya Kusuma Raya No. 70, Perumnas

I Karawaci

Tangerang

-

Banten

Dr. H. Fathi Ismail, MM. r949t012 197803

I

002

Manajemen Pendidikan Dr. Zahrudin, Lc., M.Pd.

19730302 200501

I

002

Manajemen Pendidikan

Demikian surat perrryataan

ini

saya buat dengan sesungguhnya dan saya siap menerima segala konsekuensi apabila terbulli bahwa skripsi ini bukan hasil karya

sendiri.

Jakarta,2l Agustus 2014 Yang Menyatakan


(6)

i

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2014.

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan peran kegiatan ekstrakurikuler dalam menumbuhkan kedisiplinan siswa di SMA Negeri 5 Tangerang, dengan melihat dari pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler, peran kegiatan ekstrakurikuler, dan faktor pendukung serta penghambatnya pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler dalam menumbuhkan disiplin siswa.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif, yakni mendeskripsikan tentang fenomena-fenomena yang ada. Adapun teknik pengumpulan data menggunakan wawancara, observasi dan dokumentasi.

Hasil penelitian ini mengungkapkan beberapa hal penting: pertama, pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler dalam menumbuhkan kedisiplinan siswa melalui beberapa tahapan yaitu perencanaan, pengorganisasian, penyusunan kebijakan dan pengawasan yang dilakukan secara internal. Kedua, peran kegiatan ekstrakurikuler dalam menumbuhkan kedisiplinan siswa di SMA Negeri 5 Tangerang yaitu melalui ekstrakurikuler PMR, basket, dan PASKIBRA. Ekstrakurikuler tersebut dijadikan sebagai wadah dan solusi pelanggaran disiplin serta kenakalan remaja yaitu dengan adanya tata tertib, sanksi, teladan, sarana penunjang serta program-program yang menarik minat siswa. Ketiga,faktor pendukung kegiatan ekstrakurikuler SMA Negeri 5 Tangerang adalah sarana dan prasarana yang memadai, dukungan dari orangtua, kualitas dari pembina dan pelatih. Sedangkan faktor penghambat kegiatan ekstrakurikuler adalah terbatasnya pemanfaatan lapangan sekolah, cuaca yang tidak mendukung untuk kegiatan ekstrakurikuler di outdoor, pencairan dana melalui birokrasi yang sulit, motivasi diri siswa yang tidak stabil.

Penelitian ini dimaksudkan untuk tujuan akademik dan sosial dengan harapan bahwa penelitian ini bermanfaat bagi seluruh komponen-komponen sekolah dalam mengembangkan lebih banyak program dan menumbuhkan disiplin di kalangan siswa.


(7)

ii

ABSTRACT

Nurul Hidayati, NIM : (1110018200028), Roles of extracurricular program in order to create discipline among students at Tangerang Public School (SMA Negeri 5 Tangerang). Thesis Program Tier One (S-1) Faculty of Tarbiyah and Teaching Science Syarif Hidayatullah State Islamic University of Jakarta in 2014.

The main goal of the study which was conducted is to describe roles of extracurricular program in order to create discipline among students at Tangerang Public School (SMA Negeri 5 Tangerang). This study focuses on how discipline could be created by knowing every aspects of the program itself start from the benefit of the program, the inadequacy of the program, until how the program take effect through the implementation.

This study use Descriptive-Qualitative Method to convey all the phenomena that took place through person-to-person interview session, observation and documentation of program.

This study discloses several main points, first, the developing process of discipline of each participant of the program itself through planning, organizing, policy-making and supervision which conducted internally. Second, the illustration on

how extracurricular program helps the body of school subdues student’s problem

academically and non-academically through development program such as character-building, talent-development, etc which implemented on the organization statue, organization annual budgetary and school regulation. Third, exposing all the benefits and inadequacy of the program based on field observation and how every element such as school facilities and parental-participation play a major role on the process.

This study was intended for academic and social purpose with hope that this study helps every element of school body developing more programs in order to create discipline among students.


(8)

iii

Puji syukur ke hadirat Allah SWT, dengan ridho-Nya, penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini yang berjudul “Peran Kegiatan Ekstrakurikuler dalam Menumbuhkan Kedisiplinan Siswa di SMA Negeri 5 Tangerang”. Dengan segala kerendahan dan ketulusan hati, penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada:

1. Ibu Dra. Nurlena Rifa’i, M.A., Ph.D., Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan beserta staf.

2. Bapak Dr. Hasyim Asy’ari, M.Pd., Ketua Program Studi Manajemen Pendidikan.

3. Bapak Dr. H. Fathi Ismail, MM. dan Bapak Dr. Zahrudin, Lc., M.Pd. sebagai dosen pembimbing yang telah sabar meluangkan waktunya untuk membimbing dan memberikan motivasi kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

4. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah mendidik dan membimbing penulis selama studi.

5. Bapak Drs. H. M. Bay Masruri, MM. selaku Kepala Sekolah SMA Negeri 5 Tangerang yang telah memberikan izin kepada penulis dalam menyelesaikan Skripsi ini.

6. Dewan guru dan Staf Tata Usaha SMA Negeri 5 Tangerang yang bersedia meluangkan waktunya untuk membantu proses penelitian skripsi ini. 7. Pimpinan dan Staf perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan

perpustakaan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan yang telah memberikan pelayanan dan kesempatan yang seluas-luasnya kepada penulis untuk meminjam buku-buku yang diperlukan dalam rangka menyelesaikan Skripsi ini.


(9)

iv

8. Papa dan Mama tercinta yang telah merawat dan mendidik dengan penuh kasih sayang, memberikan motivasi kepada penulis dalam menjalani hidup dan segala pengorbanan yang tidak dapat dinilai harganya.

9. Kepada seluruh keluarga, kakak-kakaku yang selalu memberikan semangat kepada penulis untuk menyelesaikan tulisan ini.

10.Sahabat-sahabatku tercinta yang memberikan semangat dan selalu menghibur dalam kepenatan, Ahmad Arif Fadlil, Santi Setyaningrum, Novitasari Akbariyah, Indriani dan Nurhilda.

11.Kepada teman-teman seperjuangan Manajemen Pendidikan kelas A 2010. 12.Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang turut

membantu atas terselesaikannya skripsi ini.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dan kelemahan dalam penulisan Skripsi ini, oleh karena itu penulis menerima kritik dan saran bagi para pembaca dengan senang hati dan hati lapang.

Wassalamu ‘alaikum wr.wb

Jakarta, 21 Agustus 2014


(10)

v

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 7

C. Pembatasan Masalah ... 7

D. Perumusan Masalah ... 7

E. Tujuan Penelitian ... 8

F. Manfaat Penelitian ... 8

G. Sistematika Penulisan ... 9

BAB II KAJIAN TEORITIK A. Kegiatan Ekstrakurikuler ... 10

1. Pengertian Kegiatan Ekstrakurikuler ... 10

2. Visi dan Misi Kegiatan Ekstrakurikuler ... 13

3. Tujuan dan Ruang Lingkup Kegiatan Ekstrakurikuler ... 13

4. Fungsi Kegiatan Ekstrakurikuler ... 16

5. Prinsip-Prinsip Kegiatan Ekstrakurikuler ... 18

6. Jenis-Jenis Kegiatan Ekstrakurikuler ... 20

7. Manfaat Kegiatan Ekstrakurikuler ... 22

8. Partisipasi Siswa dalam Kegiatan Ekstrakurikuler ... 26

9. Sarana Kegiatan Ekstrakurikuler ... 27

10. Dana Kegiatan Ekstrakurikuler ... 28


(11)

vi

B. Kedisiplinan Siswa ... 30

1. Pengertian Kedisiplinan Siswa ... 30

2. Macam-Macam Disiplin ... 34

3. Tujuan Disiplin ... 36

4. Ciri-Ciri Disiplin ... 38

5. Pentingnya Disiplin ... 39

6. Strategi Penerapan Disiplin ... 42

7. Teknik-Teknik Pembinaan Disiplin ... 43

C. Peran Kegiatan Ekstrakurikuler dalam Menumbuhkan Disiplin Siswa... 44

D. Hasil Kajian yang Relevan ... 46

E. Perbedaan dengan Penelitian Terdahulu ... 48

F. Kerangka Berpikir ... 48

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 51

B. Pendekatan dan Metode Penelitian ... 51

C. Teknik Pemilihan Informan ... 52

D. Sumber Data Penelitian ... 53

E. Teknik Pengumpulan Data ... 54

F. Teknik Analisis Data ... 56

G. Kisi-Kisi Instrumen Wawancara ... 58

BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian... 61

1. Sejarah Singkat SMA Negeri 5 Tangerang ... 61

2. Visi, Misi, Motto dan Kunci Sukses Sekolah ... 64

3. Profil Sekolah ... 65

4. Struktur Organisasi ... 66

5. Keadaan Guru, Karyawan dan Siswa ... 68

a. Keadaan Guru ... 68

b. Karyawan ... 69


(12)

vii

2) Nama Anggota ... 75

b. Ekstrakurikuler Basket ... 75

1) Struktur Organisasi ... 75

2) Nama Anggota ... 76

c. Ekstrakurikuler PASKIBRA ... 77

1) Struktur Organisasi ... 77

2) Nama Anggota ... 78

B. Deskripsi dan Interpretasi Data ... 78

1. Pelaksanaan Program Kegiatan Ekstrakurikuler dalam Menumbuhkan Kedisiplinan Siswa ... 79

a. Perencanaan Kegiatan Ekstrakurikuler ... 79

b. Pengorganisasian Kegiatan Ekstrakurikuler ... 80

c. Kebijakan atau aturan dalam Pelaksanaan Kegiatan Ekstrakurikuler ... 81

d. Pengawasan Kegiatan Ekstrakurikuler ... 83

2. Peran Kegiatan Ekstrakurikuler dalam Menumbuhkan Kedisiplinan Siswa ... 84

a. Jenis-Jenis Kegiatan Ekstrakurikuler ... 88

b. Tujuan, Fungsi, Manfaat dan Prinsip Kegiatan Ekstrakurikuler PMR, Basket, dan PASKIBRA ... 89

1) PMR (Palang Merah Remaja) ... 89

2) Basket ... 93

3) PASKIBRA ... 96

c. Menumbuhkan Kedisiplinan Siswa Melalui Kegiatan Ekstrakurikuler PMR, Basket, dan PASKIBRA ... 98

1) PMR (Palang Merah Remaja) ... 98


(13)

viii

3) PASKIBRA ... 105

d. Partisipasi Siswa PMR, Basket, dan PASKIBRA ... 108

1) PMR (Palang Merah Remaja) ... 108

2) Basket ... 109

3) PASKIBRA ... 110

3. Faktor Pendukung dan Penghambat Pelaksanaan Kegiatan Ekstrakurikuler dalam Menumbuhkan Kedisiplinan Siswa 111 a. Faktor Pendukung dan Penghambat Kegiatan Ekstrakurikuler PMR ... 111

b. Faktor Pendukung dan Penghambat Kegiatan Ekstrakurikuler Basket ... 113

c. Faktor Pendukung dan Penghambat Kegiatan Ekstrakurikuler PASKIBRA ... 115

C. Keterbatasan Penelitian ... 116

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 117

B. Saran ... 119

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(14)

ix

Tabel 2.2 Perbedaan Antara Penggunaan Disiplin dan Hukuman ... 30

Tabel 2.3 Hasil Kajian yang Relevan... 46

Tabel 2.4 Kerangka Berpikir ... 50

Tabel 3.1 Kisi-Kisi Instrumen Wawancara ... 58

Tabel 4.1 Rincian Sarana dan Prasarana SMA Negeri 5 Tangerang .... 63

Tabel 4.2 Keadaan Guru SMA Negeri 5 Tangerang ... 68

Tabel 4.3 Keadaan Karyawan SMA Negeri 5 Tangerang ... 70

Tabel 4.4 Keadaan Siswa SMA Negeri 5 Tangerang Tahun Pelajaran 2013-2014 ... 70

Tabel 4.5 Jadwal Kegiatan Ekstrakurikuler SMA Negeri 5 Tangerang 72 Tabel 4.6 Daftar Anggota PMR Unit SMA Negeri 5 Tahun Pelajaran 2013-2014 ... 75

Tabel 4.7 Daftar Anggota Olahraga Basket SMA Negeri 5 Tangerang Tahun Pelajaran 2013-2014 ... 76

Tabel 4.8 Daftar Anggota PASKIBRA SMA Negeri 5 Tangerang Tahun Pelajaran 2013-2014 ... 78


(15)

x

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 4.1 Struktur Organisasi SMA Negeri 5 Tangerang ... 66 Gambar 4.2 Struktur Organisasi Palang Merah Remaja Unit SMA Negeri 5 Tangerang ... 67


(16)

xi

Lampiran 2 Hasil Wawancara Wakasek Kesiswaan Lampiran 3 Hasil Wawancara Pembina Osis

Lampiran 4 Hasil Wawancara Anggota Osis MPK B Lampiran 5 Hasil Wawancara Pembina PMR

Lampiran 6 Hasil Wawancara Pembina Basket Lampiran 7 Hasil Wawancara Pembina PASKIBRA Lampiran 8 Hasil Wawancara Pelatih PMR

Lampiran 9 Hasil Wawancara Alumni PMR Lampiran 10 Hasil Wawancara Pelatih Basket

Lampiran 11 Hasil Wawancara Pelatih Senior PASKIBRA Lampiran 12 Hasil Wawancara Pelatih Alumni PASKIBRA Lampiran 13 Hasil Wawancara Wakasek HUMAS dan Guru BK Lampiran 14 Hasil Wawancara Ketua PMR

Lampiran 15 Hasil Wawancara Ketua Basket Lampiran 16 Hasil Wawancara Ketua PASKIBRA Lampiran 17 Hasil Wawancara Anggota PMR Lampiran 18 Hasil Wawancara Anggota Basket Lampiran 19 Hasil Wawancara Anggota PMR Lampiran 20 Hasil Wawancara Wali Kelas Lampiran 21 Hasil Wawancara Orangtua

Lampiran 22 Tata Tertib Pelaksanaan Ekstrakurikuler SMA Negeri 5 Tangerang Lampiran 23 Tata Tertib Ekstrakurikuler PMR

Lampiran 24 Tata Tertib Ekstrakurikuler Basket Lampiran 25 Tata Tertib Ekstrakurikuler PASKIBRA Lampiran 26 Penilaian Ekstrakurikuler PMR

Lampiran 27 Penilaian Ekstrakurikuler Basket Lampiran 28 Penilaian Ekstrakurikuler PASKIBRA


(17)

xii

Lampiran 29 Program Kerja Ekstrakurikuler PMR Lampiran 30 Program Kerja Ekstrakurikuler Basket Lampiran 31 Program Kerja Ekstrakurikuler PASKIBRA

Lampiran 32 Daftar Prestasi Ekstrakurikuler PMR, Basket dan PASKIBRA Lampiran 33 Daftar Hadir Kegiatan Ekstrakurikuler PMR Bulan Januari-Mei 2014

Lampiran 34 Dokumentasi Foto

Lampiran 35 Pengesahan Proposal Skripsi

Lampiran 36 Surat Permohonan Bimbingan Skripsi Lampiran 37 Surat Bimbingan Skripsi

Lampiran 38 Surat Permohonan Izin Penelitian

Lampiran 39 Surat Keterangan Penelitian di SMA Negeri 5 Tangerang Lampiran 40 Lembar Uji Refrensi


(18)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang Masalah

Kemajuan suatu negara ditentukan oleh sumber daya manusia yang berkualitas dan dapat mengoptimalkan sumber daya manusia lainnya. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini suatu negara dituntut untuk menghasilkan sumber daya manusia yang dapat mengikuti perkembangan pengetahuan dan teknologi sehingga mampu bersaing di era globalisasi. Salah satu cara untuk melahirkan sumber daya manusia yang berkualitas yaitu melalui pendidikan.

Pendidikan merupakan kebutuhan pokok manusia dalam menjalani kehidupannya di era globalisasi dan berguna untuk mengembangkan potensi diri. Pendidikan merupakan bagian penting dari proses pembangunan nasional. Pendidikan juga dijadikan sebagai investasi dalam pengembangan sumber daya manusia, dimana peningkatan kecakapan dan kemampuan diri diyakini sebagai faktor pendukung manusia dalam mengarungi kehidupan yang penuh tantangan. Dalam kerangka inilah pendidikan diperlukan dan dipandang sebagai dasar bagi masyarakat yang ingin maju dan berkembang.1 Oleh sebab itu pendidikan sangat berperan penting dalam kemajuan suatu negara.

Sesuai dengan tujuan pendidikan yang dijelaskan dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 bahwa pendidikan di Indonesia tidak hanya bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa melainkan juga membentuk karakter dan watak peserta didik. Untuk mengembangkan karakter dan sikap yang baik bagi peserta didik diperlukan sebuah lembaga pendidikan. Lembaga pendidikan di Indonesia terdiri dari jalur pendidikan formal, informal dan non formal. Pendidikan formal seperti sekolah merupakan jalur pendidikan yang terstruktur dan berjenjang yang

1

E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah Konsep, Strategi dan Impelementasi, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2004), h. iii


(19)

2

terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi. Pendidikan nonformal adalah jalur pendidikan di luar pendidikan formal yang dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang, sedangkan pendidikan informal adalah jalur pendidikan keluarga dan lingkungan.

Keberhasilan dalam penyelenggaraan lembaga pendidikan (sekolah) akan sangat bergantung dengan manajemen yang baik yaitu dapat memobilisasi segala sumber daya pendidikan. Adapun bidang-bidang kegiatan pendidikan di sekolah meliputi manajemen kurikulum, manajemen peserta didik, manajemen pembiayaan, manajemen tenaga pelaksana, dan manajemen sarana prasarana. Komponen-komponen tersebut merupakan satu kesatuan dalam upaya pencapaian tujuan lembaga pendidikan (sekolah).2 Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal yang tidak dapat melepaskan diri dari kegiatan manajemen. Sebab pendidikan merupakan proses yang didalamnya memfokuskan pada tujuan tertentu sebagai akhir dari proses tersebut.3 Salah satu faktor keberhasilan proses pendidikan juga didukung oleh manajemen kesiswaan dalam mengatur kegiatan peserta didik.

Manajemen kesiswaan bertujuan untuk mengatur berbagai kegiatan dalam bidang kesiswaan agar kegiatan pembelajaran di sekolah dapat berjalan lancar, tertib, teratur, serta mencapai tujuan pendidikan.4 Tujuan pendidikan tidak hanya untuk mengembangkan pengetahuan anak, tetapi juga sikap kepribadian, serta aspek sosial dan emosional, di samping keterampilan-keterampilan lain. Sekolah tidak hanya bertanggung jawab memberikan berbagai ilmu pengetahuan dan keterampilan tetapi juga memberikan bimbingan dan bantuan terhadap anak-anak yang bermasalah, baik dalam belajar, emosional maupun sosial, sehingga dapat tumbuh dan berkembang secara optimal sesuai dengan potensi masing-masing.5 Untuk

2

Tim Dosen Administrasi Pendidikan UPI, Manajemen Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2010), cet. ke-3, h. 203

3

Sri Minarti, Manajemen Sekolah Mengelola Lembaga Pendidikan Secara Mandiri, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2011) cet. ke-1, h. 157

4

Ibid., h. 156

5


(20)

mewujudukan tujuan tersebut, bidang manajemen kesiswaan memiliki tugas utama yang harus diperhatikan, yaitu dengan membuat program kegiatan pembinaan dan pengembangan peserta didik.

Pembinaan dan pengembangan peserta didik merupakan salah satu ruang lingkup dari manajemen kesiswaan. Pembinaan dan pengembangan peserta didik dilakukan agar siswa mendapatkan bermacam-macam pengalaman belajar untuk bekal kehidupan di masa yang akan datang. Untuk mendapatkan pengetahuan atau pengalaman belajar, peserta didik harus melaksanakan bermacam-macam kegiatan yang positif. Salah satu wadah dalam pembinaan dan kegiatan siswa di sekolah adalah kegiatan ekstrakurikuler.

Kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan pendidikan di luar ketentuan kurikulum yang berlaku, akan tetapi bersifat pedagogis dan menunjang pendidikan dalam rangka ketercapaian tujuan sekolah.6 Dalam Undang-Undang SISDIKNAS (Sistem Pendidikan Nasional) No. 20 Tahun

2003 dan Peraturan Pemerintah RI BAB V Pasal 12 Ayat 1b, yaitu: “Setiap

peserta didik pada setiap satuan pendidikan berhak mendapatkan pelayanan pendidikan sesuai dengan bakat, minat dan kemampuannya”.7 Dari penjelasan Undang-Undang SISDIKNAS bahwa sekolah dijadikan sebagai wadah dan sarana untuk mengembangkan bakat serta kemampuan siswa. Kegiatan ekstrakurikuler sesungguhnya bagian integral dalam kurikulum sekolah bersangkutan, di mana semua guru terlibat di dalamnya. Jadi kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler harus di program sedemikian rupa untuk memberikan pengalaman kepada para siswa. Dalam kerangka itu, perlu disediakan guru penanggungjawab, jumlah biaya dan perlengkapan yang dibutuhkan. Kendatipun kegiatan ekstrakurikuler bukan menjadi program instruksional yang dilaksanakan secara regular, dan tidak diberi kredit tertentu, tetapi mengandung varitas kegiatan secara luas, misalnya:

6

Oemar Hamalik, Administrasi dan Supervisi Pengembangan Kurikulum, (Bandung: Mandar Maju, 1992), cet. ke-1, h. 128

7

Undang-Undang SISDIKNAS (Sistem Pendidikan Nasional) No. 20 Tahun 2003, (Jakarta: Sinar Grafika, 2011), cet. ke-4, h. 10


(21)

4

Kepramukaan, Usaha Kesehatan Sekolah, Palang Merah Remaja, Olah Raga Prestasi, Koperasi dan Tabungan Sekolah, Karawitan Senitari Tradisional, Kegiatan OSIS, Klub Sosial, Klub Mata Ajaran, Publikasi Sekolah, dan sebagainya.8 Kegiatan tersebut dapat dijadikan sarana oleh pelajar untuk membentuk sikap pelajar yang sesuai dengan nilai dan norma yang terdapat di dalam masyarakat. Salah satu kegiatan ekstrakurikuler yang dapat dijadikan penerapan disiplin adalah PASKIBRA (Pasukan Pengibar Bendera), PMR (Palang Merah Remaja) dan Olahraga Basket.

Bila dikaitkan dengan keaktifan siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler tentunya akan berpengaruh pada sikap yang lebih baik dibandingkan dengan siswa yang tidak aktif dalam kegiatan ekstrakurikuler. Siswa yang ikut serta dalam kegiatan ekstrakurikuler memiliki kelebihan tertentu, misalnya kemampuan interaksi sosial dengan teman-temannya, guru-gurunya serta orang lain di sekitar terutama kemampuan menyesuaikan diri dan berkomunikasi dengan orang lain, memanfaat waktu luang dengan baik, mereka senantiasa bersungguh-sungguh dan berkonsentrasi dalam mengikuti waktu belajar yang teratur dan selalu mentaati tata tertib sekolah sehingga menopang mereka untuk dapat mengikuti proses belajar dengan baik.

Dari uraian diatas dapat dilihat betapa pentingnya peran kegiatan ekstrakurikuler dalam menggali potensi siswa dan membentuk karakter siswa seperti menumbuhkan kedisiplinan siswa. Pembinaan atau manajemen aktivitas siswa diartikan sebagai usaha atau kegiatan memberikan bimbingan, arahan, pemantapan, peningkatan, arahan terhadap pola pikir, sikap mental, perilaku serta minat, bakat, melalui program ekstrakurikuler dalam mendukung keberhasilan program kurikuler. Dalam pelaksanaan pembinaan yaitu melalui kegiatan ekstrakurikuler maupun dalam proses pendidikan terdapat masalah penting yaitu mengenai kedisiplinan.

Masalah kedisiplinan menunjukkan permasalahan yang cukup kompleks. Kurangnya kedisiplinan siswa dikarenakan lemahnya siswa

8


(22)

dalam memanfaatkan waktu luang. Bahkan karena lemahnya kedisiplinan siswa di sekolah berakibat pada naiknya grafik jumlah kenakalan/kriminalitas remaja setiap tahun. Tidak hanya diakibatkan oleh satu perilaku menyimpang, tetapi akibat berbagai bentuk pelanggaran terhadap aturan agama, norma masyarakat atau tata tertib sekolah yang dilakukan oleh siswa. Penyalahgunaan narkoba di kalangan remaja makin menggila. Penelitian yang pernah dilakukan Badan Narkotika Nasional (BNN) menemukan bahwa 50 – 60 persen pengguna narkoba di Indonesia adalah kalangan pelajar dan mahasiswa. Total seluruh pengguna narkoba berdasarkan penelitian yang dilakukan BNN dan UI adalah sebanyak 3,8 sampai 4,2 juta. Di antara jumlah itu, 48% di antaranya adalah pecandu dan sisanya sekadar coba-coba dan pemakai. Demikian seperti disampaikan Kepala Bagian Hubungan Masyarakat (Kabag Humas) BNN, Kombes Pol Sumirat Dwiyanto seperti dihubungi detikHealth, Rabu (6/6/2012).9 Kejahatan remaja yang satu ini tengah naik daun pasca tawuran pelajar SMAN 70 dengan SMAN 6 yang menewaskan Alawi, siswa kelas X SMAN 6. Tawuran pelajar seolah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari perilaku pelajar. Meski sudah banyak jatuh korban tawuran pelajar terus terjadi. Data dari Komnas Anak, jumlah tawuran pelajar sudah memperlihatkan kenaikan pada enam bulan pertama tahun 2012. Hingga bulan Juni, sudah terjadi 139 tawuran kasus tawuran di wilayah Jakarta. Sebanyak 12 kasus menyebabkan kematian. Pada 2011, ada 339 kasus tawuran menyebabkan 82 anak meninggal dunia (Vivanews.com, 28/09/12).10

Berdasarkan permasalahan yang telah diuraikan diatas masalah kedisiplinan merupakan suatu masalah penting yang dihadapi sekolah-sekolah dewasa ini. Kedisiplinan atau tata tertib sangat berpengaruh terhadap karakter dan kepribadian siswa. Bahkan sering masalah disiplin digunakan sebagai barometer pengukur kualitas pendidikan disuatu sekolah.

9Al Wa’ie.

Media Politik dan Dakwah Membangun Keasadaran Umat. Di akses pada 10 Januari 2014 pukul 01.59 WIB. (http://hizbut-tahrir.or.id/2012/11/05/kriminalitas-remaja-di-sekitar-kita/)

10


(23)

6

Kedisiplinan siswa dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu kurangnya motivasi dari dalam diri siswa tersebut, kurangnya peran orangtua dan keluarga dalam menumbuhkan kedisiplinan, kurangnya peran kegiatan ekstrakurikuler dalam menumbuhkan kedisiplinan siswa, serta lingkungan dan sekolah kurang menanamkan kedisiplinan. Oleh sebab itu pembinaan dan pengembangan peserta didik melalui kegiatan ekstrakurikuler merupakan salah satu program kegiatan yang sangat penting di sekolah dalam menumbuhkan kedisiplinan siswa baik di sekolah maupun di luar sekolah.

Dari hasil pengamatan secara langsung di SMA Negeri 5 Tangerang dan melalui wawancara dengan Pak Taufik Hidayatulloh, S.Pd M.Si selaku wali kelas X.5 Jurusan Ilmu Pengetahuan Alam dengan jumlah 42 siswa. Menurut Pak Taufik Hidayatulloh, bahwa siswa yang mengikuti ekstrakurikuler dengan yang tidak mengikuti ektrakurikuler memiliki perbedaan mengenai kedisiplinan. Oleh sebab itu, siswa wajib memilih salah satu kegiatan ekstrakurikuler yang berguna untuk mengembangkan kemampuan dan kecakapan diri serta untuk menumbuhkan kedisiplinannya. Di SMA Negeri 5 Tangerang beberapa siswa seringkali melanggar tata tertib yang telah ditetapkan sekolah. Adapun solusi sekolah dalam menumbuhkan kedisiplinan siswa yaitu dengan diadakannya pembinaan dan pengembangan peserta didik melalui kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan ekstrakurikuler merupakan wadah yang sangat menarik bagi siswa untuk meluangkan waktunya sehingga kegiatan ekstrakurikuler di anggap tepat untuk menumbuhkan kedisiplinan siswa karena kegiatan ekstrakurikuler merupakan kegiatan pilihan yang diminati siswa.

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang dituangkan dalam skripsi dengan judul “Peran Kegiatan Esktrakurikuler dalam


(24)

B.

Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka dapat diidentifikasi beberapa permasalahan yang relevan dengan penelitian ini, yaitu:

1. Kurangnya peran orangtua dalam menumbuhkan kedisiplinan siswa. 2. Kurangnya motivasi dalam diri siswa untuk menegakan kedisiplinan. 3. Kurangnya dukungan dari lingkungan sekitar untuk menumbuhkan

kedisiplinan.

4. Kurangnya peran manajemen kesiswaan dalam memberikan pembinaan dan pengembangan bagi siswa sehingga berpengaruh pada kedisiplinan siswa.

5. Kurangnya peran kegiatan ekstrakurikuler dalam menumbuhkan kedisiplinan siswa.

C.

Pembatasan Masalah

Mengingat banyaknya permasalahan yang berhubungan dengan kedisiplinan siswa, maka penulis hanya akan membatasi permasalahan pada

“Peran kegiatan ekstrakurikuler dalam menumbuhkan kedisiplinan siswa di SMA Negeri 5 Tangerang”.

D.

Perumusan Masalah

Berdasarkan masalah di atas untuk memudahkan pelaksanaan penelitian, maka masalah yang akan diteliti secara operasional dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana pelaksanaan program kegiatan ekstrakurikuler dalam menumbuhkan kedisiplinan siswa di SMA Negeri 5 Tangerang?

2. Bagaimanakah peran kegiatan ekstrakurikuler dalam menumbuhkan kedisiplinan siswa di SMA Negeri 5 Tangerang?

3. Apa saja faktor pendukung dan penghambat pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler di SMA Negeri 5 Tangerang?


(25)

8

E.

Tujuan Penelitian

Tujuan adalah penting di dalam menentukan arah suatu tindakan. Penelitian ini bertujuan untuk :

1. Mengetahui pelaksanaan program kegiatan ekstrakurikuler dalam menumbuhkan kedisiplinan siswa di SMA Negeri 5 Tangerang.

2. Mengetahui peran kegiatan ekstrakurikuler dalam menumbuhkan kedisiplinan siswa di SMA Negeri 5 Tangerang.

3. Mengetahui faktor pendukung dan penghambat pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler dalam menumbuhkan kedisiplinan siswa di SMA Negeri 5 Tangerang.

F.

Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak yang berkepentingan (stakeholders), yaitu bagi:

1. Sekolah

Bagi SMA Negeri 5 Tangerang hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dan informasi dalam mengambil keputusan yang berkaitan dengan kegiatan ekstrakurikuler dalam menumbuhkan kedisiplinan siswa.

2. Wakil Kepala Bidang Kesiswaan

Bagi Wakil Kepala Bidang Kesiswaan dan Pembina kegiatan ekstrakurikuler mampu memberikan kontribusi yang baik dengan memberikan bukti yang empiris mengenai peran kegiatan ekstrakurikuler dalam menumbuhkan kedisiplinan siswa, sehingga dapat menjadi landasan kerja bagi manajemen kesiswaan dan Pembina ekstrakurikuler di SMA Negeri 5 Tangerang. Sebagai masukan bagi manajemen kesiswaan dan Pembina ekstrakurikuler dalam upaya mengembangkan dan meningkatkan program-program yang terdapat di SMA Negeri 5 Tangerang.

3. Peneliti


(26)

wawasan tentang kegiatan ekstrakurikuler dan kedisiplinan siswa. 4. Masyarakat

Dapat menambah wawasan pengetahuan dan hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai landasan teori untuk penelitian selanjutnya.

G.

Sistematika Penulisan

Dalam sistematika penulisan ini, penulis akan menguraikan secara sistematis dalam lima bab, dengan sistematika penulisan sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini, penulis mengemukakan latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian serta sistematika penulisan.

BAB II KAJIAN TEORI

Dalam bab ini, berisi tentang kajian teori mengenai peran kegiatan ekstrakurikuler yang meliputi pengertian, tujuan, fungsi, manfaat, prinsip, jenis-jenis kegiatan, sarana dan dana kegiatan ekstrakurikuler serta kedisiplinan siswa yang meliputi pengertian, macam-macam, tujuan, fungsi, ciri-ciri, pentingnya, strategi, dan teknik pembinaan disiplin. Pada bab ini juga terdapat penelitian yang relevan dan kerangka berpikir.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Dalam bab ini, berisi mengenai metode untuk melakukan penelitian dan teknik pengumpulan data serta analisis data sehingga mampu menjawab rumusan masalah dan tujuan penelitian.

BAB IV HASIL PENELITIAN

Dalam bab ini, berisi mengenai gambaran umum objek penelitian, deskripsi analisis data dan pembahasan hasil penelitian.

BAB V PENUTUP

Pada bab ini, berisi kesimpulan dari hasil penelitian dan saran bagi pihak terkait.


(27)

10

BAB II

KAJIAN TEORI

A.

Kegiatan Ekstrakurikuler

Sebelum mengkaji tentang peran kegiatan ekstrakurikuler dalam menumbuhkan kedisiplinan siswa, maka perlu diuraikan hal-hal yang terkait dengan kegiatan ekstrakurikuler dan kedisiplinan siswa sebagai berikut:

1.

Pengertian Kegiatan Ekstrakurikuler

Kegiatan ekstrakurikuler merupakan salah satu kegiatan penunjang dalam ketercapaian tujuan sekolah. Kegiatan ekstrakurikuler biasanya terkait dengan pengembangan bakat dan minat yang dimiliki oleh peserta didik. Karena itu kegiatan ekstrakurikuler dijadikan sebagai wadah kegiatan peserta didik di luar pelajaran atau di luar kegiatan kurikuler. 1

Menurut Piet A. Sahertian, Kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan diluar jam pelajaran biasa (termasuk pada waktu libur) yang dilakukan di sekolah ataupun di luar sekolah dengan tujuan untuk memperluas pengetahuan siswa mengenai hubungan antara berbagai mata pelajaran, menyalurkan bakat dan minat serta melengkapi upaya pembinaan manusia seutuhnya.2

Sedangkan Oemar Hamalik berpendapat bahwa “Kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan pendidikan di luar ketentuan kurikulum yang berlaku, akan tetapi bersifat pedagogis dan menunjang pendidikan dalam rangka ketercapaian tujuan

sekolah”.3

Dalam buku yang berjudul Tata Laksana Kurikulum oleh

1

Tim Dosen Administrasi Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia, Manajemen Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2010), cet. ke-3, h. 212

2

Piet A. Sahertian, Dimensi-Dimensi Administrasi Pendidikan Di Sekolah, (Surabaya: Usaha Nasional, 1994), cet. ke-1, h. 132

3

Oemar Hamalik, Administrasi dan Supervisi Pengembangan Kurikulum, (Bandung: Mandar Maju, 1992), cet. ke-1, h. 128


(28)

B. Suryosubroto bahwa kegiatan esktrakurikuler mencakup semua kegiatan di sekolah yang tidak diatur dalam kurikulum.4

Menurut Suharsimi Arikunto yang dikutip oleh B. Suryosubroto, “Kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan tambahan, di luar struktur program yang pada umumnya merupakan kegiatan pilihan”.5

Sedangkan definisi kegiatan ekstrakurikuler menurut Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan adalah:

Kegiatan yang dilakukan di luar jam pelajaran tatap muka, dilaksanakan di sekolah atau di luar sekolah agar lebih memperkaya dan memperluas wawasan pengetahuan dan kemampuan yang telah dipelajari dari berbagai mata pelajaran dalam kurikulum.6

Kegiatan ekstrakurikuler juga dapat diartikan sebagai kegiatan pendidikan di luar mata pelajaran dan pelayanan konseling untuk membantu pengembangan peserta didik sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, dan minat mereka melalui kegiatan yang secara khusus diselenggarakan oleh pendidik dan atau tenaga kependidikan yang berkemampuan dan berkewenangan di sekolah/madrasah.7

Dan menurut pendapat Muhaimin, Kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan pendidikan di luar mata pelajaran dan pelayanan konseling untuk membantu pengembangan peserta didik sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat dan minat mereka melalui kegiatan yang secara khusus diselenggarakan oleh pendidik dan atau tenaga kependidikan yang berkemampuan dan berkewenangan di sekolah atau madrasah.8

4

B. Suryosubroto, Tata Laksana Kurikulum, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2005), cet. ke-2, h. 58-59

5

B. Suryosubroto, Proses Belajar Mengajar Di Sekolah, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2002), cet. ke-1, h. 271

6

Ibid.

7

Badan Standar Nasional Pendidikan dan Pusat Kurikulum, Panduan Pengembangan Diri, (Jakarta: Pengembangan Diri ALLSON, 2006), h. 17

8

Muhaimin, dkk, Pengembangan Model Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Pada Sekolah dan Madrasah, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2008), h. 74-75


(29)

12

Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan tambahan yang pelaksanaannya di luar jam pelajaran dengan maksud mengisi waktu luang siswa dengan hal-hal positif yang bertujuan agar siswa mampu memperluas wawasannya, mengembangkan kemampuan dan keterampilannya melalui jenis-jenis kegiatan ekstrakurikuler yang sesuai dengan minat dan bakatnya.

Program pengelolaan aktivitas peserta didik melalui kegiatan ekstrakurikuler, di samping untuk mempertajam pemahaman terhadap keterkaitan dengan mata pelajaran kurikuler, para peserta didik juga dibina ke arah mantapnya pemahaman, kesetiaan, dan pengamalan nilai-nilai keimanan dan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, watak dan kepribadian, berbudi pekerti luhur, kesadaran berbangsa dan bernegara, keterampilan dan kemandirian, olahraga dan kesehatan, persepsi, apresiasi, dan kreasi seni. 9

Wahjosumidjo juga berpendapat bahwa kegiatan ekstrakurikuler yaitu kegiatan-kegiatan siswa di luar jam pelajaran, yang dilaksanakan di sekolah atau di luar sekolah, dengan tujuan untuk memperluas pengetahuan, memahami keterkaitan antara berbagai mata pelajaran, penyaluran bakat dan minat, serta dalam rangka usaha untuk meningkatkan kualitas keimanan dan ketakwaan para siswa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, kesadaran berbangsa dan bernegara, berbudi pekerti luhur dan sebagainya.10

Pada dasarnya kegiatan ekstrakurikuler tidak hanya menggali potensi, mengembangkan bakat dan minat siswa tetapi juga membentuk karakter siswa menjadi lebih baik dengan diadakannya pembinaan melalui kegiatan yang diminati siswa. Melalui kegiatan yang disukai siswa tentunya mempermudah menanamkan nilai-nilai positif terhadap siswa seperti

9

Sri Minarti, Manajemen Sekolah Mengelola Lembaga Pendidikan Secara Mandiri, (Jogjakarta: Ar Ruzz Media, 2011), cet. ke-1, h. 203

10

Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2010), cet. ke-7, h. 242


(30)

meningkatkan kualitas keimanan dan ketakwaan para siswa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, kedisiplinan, kesadaran berbangsa dan bernegara, serta berbudi pekerti luhur.

2.

Visi dan Misi Kegiatan Ekstrakurikuler

a. Visi

Visi kegiatan ekstrakurikuler adalah berkembangnya potensi, bakat dan minat secara optimal, serta tumbuhnya kemandirian dan kebahagiaan peserta didik yang berguna untuk diri sendiri, keluarga dan masyarakat.

b. Misi

1. Menyediakan sejumlah kegiatan yang dapat dipilih oleh peserta didik sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, dan minat mereka.

2. Menyelenggarakan kegiatan yang memberikan kesempatan peserta didik mengespresikan diri secara bebas melalui kegiatan mandiri dan atau kelompok.11

3.

Tujuan

dan

Ruang

Lingkup

Kegiatan

Ekstrakurikuler

Adapun tujuan dari pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler di sekolah menurut Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan yang dikutip oleh B. Suryosubroto adalah:

1. Kegiatan ekstrakurikuler harus dapat meningkatkan kemampuan siswa beraspek kognitif, afektif, dan psikomotor.

2. Mengembangkan bakat dan minat siswa dalam upaya pembinaan pribadi menuju pribadi manusia seutuhnya yang positif.

3. Dapat mengetahui, mengenal serta membedakan antara hubungan satu pelajaran dengan mata pelajaran lainnya.12

Adapun tujuan kegiatan ektrakurikuler, sesuai dengan tujuan yang tercantum dalam Permendiknas No. 39 Tahun 2008,

11

Badan Standar Nasional Pendidikan dan Pusat Kurikulum, Panduan Pengembangan Diri, (Jakarta: Pengembangan Diri ALLSON, 2006), h. 17

12


(31)

14

adalah sebagai berikut:

1. Mengembangkan potensi siswa secara optimal dan terpadu, yang meliputi bakat, minat dan kreativitas. 2. Memantapkan kepribadian siswa untuk mewujudkan

ketahanan sekolah sebagai lingkungan pendidikan sehingga terhindar dari usaha dan pengaruh negatif dan bertentangan dengan tujuan pendidikan.

3. Mengaktualisasikan potensi siswa dalam pencapaian prestasi unggulan sesuai bakat dan minat.

4. Menyiapkan siswa agar menjadi warga masyarakat yang berkhlak mulia, demokratis, menghormati hak-hak asasi manusia dalam rangka mewujudkan masyarakat madani (civil society).13

Tujuan kegiatan peserta didik menurut McKnow, seperti yang dikutip oleh Richard Gorton, adalah sebagai berikut:

1. Membantu semua peserta didik belajar bagaimana menggunakan waktu luang mereka secara lebih bijaksana.

2. Membantu semua peserta didik meningkatkan dan memanfaatkan secara konstruktif bakat-bakat dan keterampilan unik yang mereka miliki.

3. Membantu semua peserta didik mengembangkan minat dan bakat serta keterampilan rekreatif baru. 4. Membantu semua peserta didik mengembangkan

sikap yang lebih positif terhadap nilai kegiatan rekreatif.

5. Membantu semua peserta didik meningkatkan pengetahuan dan keterampilan mereka dalam fungsinya sebagai pemimpin atau anggota kelompok. 6. Membantu semua peserta didik mengembangkan

sikap yang lebih realistis dan positif terhadap dirinya sendiri dan orang lain.

7. Membantu semua peserta didik mengembangkan sikap yang lebih positif terhadap sekolah, sebagai hasil partisipasi dalam program kegiatan peserta didik.14

Menurut Wahjosumidjo bahwa kegiatan

esktrakurikuler bertujuan untuk:

13Jamal Ma’mur Asmani,

Kiat Mengembangkan Bakat Anak Di Sekolah (Jogjakarta: Diva Press, Anggota IKAPI, 2012), cet. ke-1, h. 154

14


(32)

1. Memperdalam dan memperluas pengetahuan siswa, dalam arti memperkaya, mempertajam, serta memperbaiki pengetahuan para siswa yang berkaitan dengan mata pelajaran-mata pelajaran sesuai dengan program kurikuler yang ada.

Kegiatan ini dilaksanakan melalui berbagai macam bentuk, seperti lomba mengarang, baik yang bersifat esai, maupun yang bersifat ilmiah, seperti penemuan melalui penelitian, pencemaran lingkungan, narkotika dan sebagainya.

2. Melengkapi upaya pembinaan, pemantapan dan pembentukan nilai-nilai kepribadian siswa. Kegiatan semacam ini dapat diusahakan melalui PPBN, baris-berbaris, kegiatan yang berkaitan dengan usaha mempertebal ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, latihan kepemimpinan dan sebagainya.

3. Membina dan meningkatkan bakat, minat dan keterampilan. Kegiatan ini untuk memacu ke arah kemampuan mandiri, percaya diri dan kreatif.15

Kegiatan pengembangan diri atau kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan yang bertujuan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat, dan minat.16

Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa tujuan utama kegiatan ekstrakurikuler adalah mengembangkan bakat dan minat siswa. Adapun ruang lingkup kegiatan ekstrakurikuler adalah berupa kegiatan-kegiatan yang dapat menunjang dan dapat mendukung program intrakurikuler yaitu mengembangkan pengetahuan dan kemampuan penalaran siswa, keterampilan melalui hobi dan minatnya serta pengembangan sikap yang ada pada program intrakurikuler dan program kokurikuler.17

15

Wahjosumidjo, op.cit., h. 264-265

16

Najib Sulhan, Pengembangan Karakter dan Budaya Bangsa, (Surabaya: PT Jepe Press Media Utama, 2011), cet. ke-1, h. 115

17


(33)

16

4.

Fungsi Kegiatan Ekstrakurikuler

Menurut pendapat Muhaimin, adapun fungsi dari kegiatan ekstrakurikuler yaitu:

1. Pengembangan, yaitu fungsi kegiatan ekstra kurikuler untuk mengembangkan kemampuan dan kreativitas peserta didik sesuai dengan potensi, bakat dan minat mereka.

2. Sosial, yaitu fungsi kegiatan ekstra kurikuler untuk mengembangkan kemampuan dan rasa tanggung jawab sosial peserta didik.

3. Rekreatif, yaitu fungsi kegiatan ekstra kurikuler untuk mengembangkan suasana rileks, mengembirakan dan menyenangkan bagi peserta didik yang menunjang proses perkembangan.

4. Persiapan karir, yaitu fungsi kegiatan ekstra kurikuler untuk mengembangkan kesiapan karir peserta didik.18

Millier, Mayer dan Pattirck, seperti yang dikutip oleh Percy E. Burrup dalam bukunya Modern High School Administration menunjukkan berbagai macam fungsi kegiatan ekstrakurikuler. Secara terinci mereka menyebutkan:

a. Sumbangan terhadap murid/ siswa

1. Memberi kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan minat dan menemukan minat-minat baru.

2. Menanamkan rasa tanggung jawab warga negara melalui pengalaman-pengalaman dan pandangan-pandangan, terutama pengalaman kepemimpinan, kesetiakawanan, kerjasama, dan kegiatan-kegiatan mandiri.

3. Dalam kegiatan ekstra kelas dapat

dikembangankan semangat dan moral sekolah. 4. Memberi kesempatan kepada anak-anak dan

remaja untuk memperoleh kepuasan dalam kerjasama kelompok.

5. Meningkatkan kekuatan mental dan jasmani. 6. Mengenal lingkungan secara lebih baik. 7. Memperluas hubungan dan pergaulan.

8. Memberi kesempatan kepada mereka untuk

berlatih mengembangkan kemampuan

kreatifitasnya secara lebih baik.

18


(34)

b. Sumbangan terhadap kurikulum

1. Untuk melengkapi dan memperkaya pengalaman kelas.

2. Untuk menggali pengalaman-pengalaman belajar baru yang mungkin dapat dipadukan secara tepat dalam kurikulum.

3. Untuk memberikan kesempatan tambahan bagi bimbingan individu atau bimbingan kelompok. 4. Untuk memotivasi pengajaran kelas.

c. Sumbangan terhadap efektivitas penyelenggaraan sekolah

1. Untuk meningkatkan efektivitas kerjasama antara para siswa, guru-guru, staf administrasi dan supervisi.

2. Untuk lebih mempersatupadukan berbagai bagian dalam sekolah.

3. Untuk memberikan sedikit pengetahuan dalam

rangka membantu para remaja dalam

menggunakan waktu senggangnya.

4. Untuk memberi kesempatan yang lebih baik kepada guru agar lebih memahami kekuatan-kekuatan yang dapat memotivasi para siswa dalam memberikan respon terhadap berbagai situasi problematik yang mereka hadapi.

d. Sumbangan terhadap masyarakat

1. Untuk meningkatkan hubungan antara sekolah dengan masyarakat secara lebih baik.

2. Untuk mendorong perhatian yang lebih besar dari masyarakat dalam membantu sekolah.19

Dari penjelasan diatas begitu banyak fungsi dari kegiatan ekstrakurikuler dalam menunjang tercapainya tujuan pendidikan. Semua fungsi tersebut akan terwujud apabila pengelolaan kegiatan ekstrakurikuler dilaksanakan dengan sebaik-baiknya yaitu dalam pengaturan siswa, peningkatan disiplin siswa maupun petugas. Jelas bahwa mengatur siswa dan meningkatkan disiplinnya begitu sulit. Oleh sebab itu, pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler harus melibatkan banyak pihak untuk bersama-sama mencapai tujuan pendidikan.

19


(35)

18

5.

Prinsip-prinsip Kegiatan Ekstrakurikuler

Proses pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler ini dilaksanakan melalui prinsip-prinsip sebagai berikut:

1. Individual, yaitu prinsip kegiatan ekstrakurikuler yang sesuai dengan potensi, minat dan bakat peserta didik masing-masing.

2. Pilihan, yaitu prinsip kegiatan ekstrakurikuler yang sesuai dengan keinginan dan diikuti secara sukarela peserta didik.

3. Keterlibatan aktif, yaitu prinsip kegiatan ekstrakurikuler yang menuntut keikutsertaan peserta didik secara penuh.

4. Menyenangkan, yaitu prinsip kegiatan ekstrakurikuler dalam suasana yang disukai dan menggembirakan peserta didik.

5. Etos kerja, yaitu prinsip kegiatan ekstrakurikuler yang membangun semangat peserta didik untuk berkerja dengan baik dan berhasil.

6. Kemanfaatan sosial, yaitu prinsip kegiatan ekstrakurikuler yang dilaksanakan untuk kepentingan masyarakat.20

Dalam pengorganisasian dan pengoordinasian program kegiatan peserta didik, kepala sekolah hendaknya mempertimbangkan prinsip-prinsip, sebagai berikut:

1. Setiap kegiatan dan juga keseluruhan program hendaknya memiliki tujuan yang dirumuskan dan ditulis secara jelas.

2. Setiap kegiatan harus diarahkan oleh pembina (penanggung jawab) yang berkualitas dan bermotivasi tinggi.

3. Harus ada deskripsi peran tertulis bagi setiap Pembina (penanggung jawab) begitu pula program in service

pengembangan untuk meningkatkan kompetensi. 4. Harus ada deskripsi peran tertulis untuk setiap petugas

peserta didik untuk masing-masing kegiatan dan program in service harus ditawarkan untuk membantu mereka meningkatkan kompetensi mereka.

5. Berbagai rapat organisasi yang diadakan dan merupakan bagian dari program kegiatan peserta didik harus direncanakan dengan baik.

20


(36)

6. Deskripsi yang sempurna tentang program kegiatan peserta didik harus diserbarkan kepada peserta didik dan kelompok terkait lain pada awal tujuan ajaran sekolah.

7. Harus ada pengarah kegiatan peserta didik dan dewan penasihat guru peserta didik untuk keseluruhan program.

8. Program kegiatan peserta didik dan masing-masing kegiatan harus dievaluasi secara periodik untuk meyakinkan efektivitas dan mengidentifikasi bidang-bidang yang perlu diperbaiki.

9. Masing-masing kelompok peserta didik dalam kegiatan peserta didik harus menyiapkan laporan akhir tahun untuk disebarkan kepada semua kelompok terkait.21

Adapun menurut Oteng Sutisna dalam buku Proses Belajar Mengajar di Sekolah oleh Suryosubroto prinsip program ekstrakurikuler adalah:

a. Semua murid, guru dan personel administrasi hendaknya ikut serta dalam usaha meningkatkan program usaha.

b. Kerjasama dalam tim adalah fundamental.

c. Pembatasan-pembatasan untuk partisipasi hendaknya dihindarkan.

d. Prosesnya adalah lebih penting dari pada hasil.

e. Program hendaknya cukup komprehensif dan seimbang dapat memenuhi kebutuhan dan minat semua siswanya.

f. Program hendaknya memperhitungkan kebutuhan khusus sekolah.

g. Program harus dinilai berdasarkan sumbangannya kepada nilai-nilai pendidikan di sekolah dan efesiensi pelaksanaanya.

h. Kegiatan hendaknya menyediakan sumber-sumber motivasi yang kaya bagi pengajar kelas, sebaliknya pengajaran kelas hendaknya juga menyediakan sumber motivasiyang kaya bagi kegiatan murid. i. Kegiatan ekstrakurikuler hendaknya dipandang

sebagai integral dari keseluruhan program pendidikan di sekolah, tidak sekedar tambahan atau sebagai kegiatan yang berdiri sendiri.22

21

Sri Minarti, op. cit., h. 204-205

22


(37)

20

Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa prinsip dalam kegiatan ekstrakurikuler sangat dibutuhkan untuk dijadikan sebagai pedoman dalam menjalankan program-program ekstrakurikuler. Ektstrakurikuler memiliki prinsip untuk memberikan kebebasan kepada siswa untuk memilih kegiatan yang disukai agar mereka secara aktif mengikuti kegiatan yang sudah dipilih tentunya harus sesuai dengan potensi, bakat dan minat dari peserta didik. Kegiatan ini juga diselenggarakan untuk kepentingan masyarakat dan untuk siswa dimasa depan. Selain itu dalam menjalankan program esktrakurikuler diharuskan adanya kerjasama dan partisipasi antara siswa, guru, bagian administrasi dan seluruh masyarakat sekolah.

6.

Jenis-jenis Kegiatan Ekstrakurikuler

Dalam mengembangkan minat dan bakat siswa di suatu sekolah diperlukan berbagai jenis kegiatan ekstrakurikuler. Diperlukan banyaknya pilihan kegiatan ekstrakurikuler disebabkan karakter, kebutuhan, minat dan bakat siswa begitu beragam. Jenis-jenis kegiatan ekstrakurikuler juga disesuaikan dengan kondisi lingkungan dan kemampuan sekolah untuk mengembangkannya.

Kegiatan ekstrakurikuler dapat dikelompokkan menjadi beberapa jenis, yaitu:

1. Krida, meliputi kepramukaan, Latihan Dasar Kepemimpinan Siswa (LDKS), Palang Merah Remaja (PMR), Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (PASKIBRAKA);

2. Karya Ilmiah, meliputi Kegiatan Ilmiah Remaja (KIR), kegiatan penguasaan keilmuan dan kemampuan akademik, penelitian;

3. Latihan, lomba keterbakatan atau prestasi, meliputi pengembangan bakat olahraga, seni dan budaya, cinta alam, jurnalistik, teater, keagamaan; dan


(38)

4. Seminar, lokakarya dan pameran atau bazaar, dengan substansi antara lain karier, pendidikan, kesehatan, perlindungan HAM, keagamaan, seni dan budaya.23

Menurut Amir Daien yang dikutip oleh B. Suryosubroto kegiatan ekstrakurikuler dibagi menjadi dua jenis, yaitu bersifat rutin dan bersifat periodik. Kegiatan ekstrakurikuler yang bersifat rutin adalah bentuk kegiatan ekstrakuriler yang dilaksanakan secara terus-menerus, seperti: latihan voly, latihan sepak bola dan sebagainya, sedangkan kegiatan ekstrakurikuler yang bersifat periodik adalah bentuk kegiatan yang dilaksanakan pada waktu-waktu tertentu saja, seperti lintas alam, kemping, pertandingan olahraga dan sebagainya.24

Beberapa macam kegiatan ekstrakurikuler menurut Oteng Sutisna antara lain:

1. Organisasi murid seluruh sekolah.

2. Organisasi kelas dan organisasi tingkat-tingkat kelas. 3. Kesenian: tari-tarian, band, karawitan, vocal group. 4. Klub-klub hoby: fotografi, jurnalistik.

5. Pidato dan drama.

6. Klub-klub yang berpusat pada mata pelajaran (klub IPA, klub IPS, dan sebagainya).

7. Publikasi sekolah (Koran sekolah, buku tahunan sekolah dan sebagainya).

8. Atletik dan olahraga.

9. Organisasi-organisasi yang disponsori secara kerjasama (pramuka dan seterusnya).25

Lebih lanjut dikemukakan oleh Oteng Sutisna bahwa banyak klub dan organisasi yang bersifat ekstrakurikuler tetapi langsung berkaitan dengan mata pelajaran di kelas. Beberapa di antaranya adalah seni musik atau karawitan, drama, olahraga, publikasi dan klub klub yang berpusat pada mata pelajaran. Klub-klub ini biasanya mempunyai seorang penasihat seorang guru yang bertanggung jawab tentang mata pelajaran serupa.26

23

Muhaimin, dkk. loc. cit.

24

B. Suryosubroto, Proses Belajar Mengajar Di Sekolah, op. cit., h. 272-273

25

Ibid., h. 273

26


(39)

22

Kegiatan esktrakurikuler juga dapat dilakukan antara lain melalui kegiatan kepramukaan, kepemimpinan dan kelompok ilmiah remaja.27

Kemudian secara umum jenis kegiatan ekstrakurikuler disebutkan di bawah ini:

1) Lomba Karya Ilmu Pengetahuan Remaja (LKIPR). 2) Pramuka.

3) PMR/ UKS. 4) Koperasi sekolah. 5) Olahraga prestasi.

6) Kesenian tradisional atau modern. 7) Cinta alam dan lingkungan hidup. 8) Peringatan hari-hari besar.

9) Jurnalistik. 10) PKS. 28

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa jenis-jenis kegiatan ekstrakurikuler dapat dibagi menjadi dua jenis-jenis, yaitu:

1) Kegiatan ekstrakurikuler yang bersifat berkelanjutan, yaitu jenis kegiatan ekstrakurikuler yang dilaksanakan secara terus-menerus selama satu periode tertentu. Untuk menyelesaikan satu program kegiatan ekstrakurikuler ini biasanya diperlukan waktu yang lama.

2) Kegiatan ekstrakurikuler yang bersifat periodik atau sesaat, yaitu kegiatan ekstrakurikuler yang dilaksanakan waktu-waktu tertentu saja.29

7.

Manfaat Kegiatan Ekstrakurikuler

Kegiatan ekstrakurikuler di sekolah sangat bermanfaat tidak hanya bagi siswa tetapi juga bagi guru, sekolah maupun

27

Supardi, Kinerja Guru, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, cet. ke-1, h. 147

28

B. Suryosubroto, op.cit., h. 274-275

29


(40)

lingkungan masyarakat. Kegiatan ekstrakurikuler sangat penting bagi siswa ketika hidup bermasyarakat. Dari kegiatan ini siswa dapat mengembangkan kemampuannya, menambah wawasan dan pengetahuannya serta membentuk kepribadian yang disiplin, bertanggung jawab, mampu menjalin komunikasi dan mampu bekerjasama dalam kelompok.

Kegiatan ekstrakurikuler diharapkan tidak hanya memberikan manfaat terhadap pengembangan kreativitas siswa tetapi juga menumbuhkan kedisiplinan siswa sehingga terbentuk karakter yang baik. Kegiatan tersebut juga bermanfaat untuk mengisi waktu luang siswa agar mengerjakan hal-hal yang positif. Dengan begitu kegiatan ekstrakurikuler akan berdampak baik tidak hanya bagi diri siswa itu sendiri tetapi juga bagi lingkungannya.

Di dalam kegiatan ekstrakurikuler juga terdapat manfaat yang sangat penting yaitu pengembangan dan pembentukan karakter siswa seperti penjelasan tabel berikut ini:30

Tabel 2.1

Pengembangan Karakter Melalui Kegiatan Ekstrakurikuler

No.

Kegiatan

Ekstrakurikuler Karakter Keterangan Kegiatan

1. Pramuka

a. Demokratis b. Disiplin c. Kerja sama d. Rasa

kebangsaan e. Toleransi f. Peduli sosial

dan

lingkungan g. Cinta damai h. Kerja keras

Latihan terprogram (kepemimpinan dan berorganisasi)

2. PMR

a. Peduli sosial b. Toleransi

Latihan terprogram

30


(41)

24

c. Disiplin d. komunikatif

3. UKS/ Dokter Kecil

a. Peduli sosial b. Toleransi c. Disiplin d. komunikasi

a. latihan terprogram

b. penyuluhan ke kelas

4. KIR

a. Komunikatif b. Rasa ingin

tahu

c. Kerja keras d. Senang

membaca e. Menghargai

prestasi f. Jujur

a. Pembinaan rutin b. Mengikuti

perlombaan c. Pameran atau

pekan ilmiah d. Publikasi ilmiah

secara internal

5. Olahraga

a. Sportifitas b. Menghargai

prestasi c. Kerja keras d. Cinta damai e. Disiplin f. Jujur

a. Melalui latihan rutin (antara lain: bola voli, basket,

tenis meja,

badminton, pencak silat dan lain-lain.

b. Perlombaan olahraga

6. Keagamaan

a. Religius b. Rasa

kebangsaan c. Cinta tanah

air

a. Beribadah rutin b. Peringatan hari

besar Agama c. Kegiatan

keagamaan

7. Kesenian/ Sanggar Seni

a. Disiplin b. Jujur c. Peduli

budaya d. Peduli sosial e. Cinta tanah

air

f. Semangat kebangsaan

a. Latihan rutin b. Mengikuti vokal

group

c. Berkompetisi

internal dan

eksternal d. Pagelaran seni

8. Paskibra

a. Tanggung jawab b. Disiplin c. Jujur d. Kerjasama e. Rasa kebangsaan f. Keteladanan

a. Latihan rutin b. Upacara bendera


(42)

9. Latihan Dasar Kepemimpinan a. Tanggung jawab b. Keberanian c. Tekun d. Sportifitas e. Disiplin f. Mandiri g. Demokratis h. Cinta damai i. Cinta tanah

air j. Peduli

lingkungan k. Peduli sosial l. Keteladanan m. Sabar n. Toleransi o. Kerja keras p. Pantang

menyerah q. Kerjasama

a. Kegiatan OSIS b. Kepramukaan c. Kegiatan d. Kerohania e. Kegiatan KIR f. Kegiatan PMR

10. Jurnalistik

a. Komunikatif b. Rasa ingin

tahu

c. Kerja keras d. Senang membaca dan menulis e. Menghargai prestasi f. Jujur a. Pembinaan wartawan cilik b. Majalah dinding c. Bulletin sekolah

Adapun kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler mengandung nilai kegunaan tertentu, antara lain:

a. Memenuhi kebutuhan kelompok. b. Menyalurkan minat dan bakat.

c. Memberikan pengalaman eksploratorik.

d. Mengembangkan dan mendorong motivasi terhadap mata ajaran.

e. Mengikat para siswa di sekolah.

f. Mengembangkan loyalitas terhadap sekolah. g. Mengintegrasikan kelompok-kelompok sosial. h. Mengembangkan sifat-sifat tertentu.

i. Menyediakan kesempatan pemberian bimbingan dan layanan secara informal.


(43)

26

j. Mengembangkan citra masyarakat terhadap sekolah.31

Manfaat yang disebutkan diatas menunjukan dampak yang sangat positif bagi proses pendidikan siswa. Agar program kegiatan ekstrakurikuler dapat berjalan dengan baik maka diperlukan peran sekolah untuk melaksanakan kegiatan tersebut dengan sebaik-baiknya sehingga tercapai tujuan sekolah. Salah satu tujuan sekolah yaitu menumbuhkan kedisiplinan siswa melalui kegiatan ekstrakurikuler.

8.

Partisipasi Siswa dalam Kegiatan Ekstrakurikuler

Menurut John F. Echols bahwa partisipasi berasal dari bahasa Inggris yaitu “participation” yang berarti pengambilan bagian atau pengikutsertaan.32

Moelyarto Tjokrowinoto juga berpendapat bahwa

“Partisipasi adalah penyertaan mental dan emosi seseorang di dalam situasi kelompok yang mendorong mereka untuk mengembangkan daya pikir dan perasaan mereka bagi tercapainya tujuan-tujuan, bersama tanggung jawab terhadap tujuan tersebut”.33

Sedangkan dalam konsep partisipasi menurut Ensiklopedi pendidikan adalah sebagai berikut:

Suatu gejala demokratis di mana orang diikutsertakan dalam perencanaan serta pelaksanaan dan juga ikut memikul tanggung jawab sesuai dengan tingkat kematangan dan tingkat kewajibannya. Partisipasi itu menjadi lebih baik dalam bidang-bidang fisik maupun bidang mental serta penentuan kebijaksanaan.34

Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa partisipasi adalah keterlibatan seseorang

31

Oemar Hamalik, Manajemen Pengembangan Kurikulum, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012), cet. ke-5, h. 182

32

B. Suryosubroto, Proses Belajar Mengajar Di Sekolah, op. cit., h. 278

33

Ibid, h. 278-279

34


(44)

secara fisik maupun mental dalam mengikuti suatu kegiatan-kegiatan organisasi untuk mendukung dan mencapai suatu tujuan organisasi serta memiliki tanggung jawab atas keterlibatannya.

Adapun unsur-unsur partisipasi sebagai berikut:

1) Keterlibatan anggota dalam segala kegiatan yang dilaksanakan oleh organisasi.

2) Kemauan anggota untuk berinisiatif dan berekreasi dalam kegiatan-kegiatan yang dilancarkan oleh organisasi.35

Dalam penelitian ini partisipasi yang dimaksudkan adalah keikutsertaan siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler. Keterlibatan siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler sangat berpengaruh terhadap pengembangan program kegiatan ekstrakurikuler di sekolah. Dengan melihat tingkat partisipasi siswa maka dapat melihat keberhasilan pelaksanaan ekstrakurikuler serta dapat mengukur kedisiplinan siswa.

Dari beberapa penjelasan di atas maka dapat disimpulkan untuk mengukur partisipasi siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler yang ditentukan oleh:

a. Tingkat kehadiran dalam pertemuan. b. Jabatan yang dipegang.

c. Pemberian saran, usulan, kritik dan pendapat bagi peningkatan organisasi.

d. Kesediaan anggota untuk berkorban. e. Motivasi anggota.36

9.

Sarana Kegiatan Ekstrakurikuler

Pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler akan berjalan dengan lancar apabila ditunjang dengan sarana yang memadai baik dalam jumlah, keadaan maupun kelengkapan alat penunjang

35

Ibid., h. 280

36


(45)

28

kegiatan. Adapun sarana dalam kegiatan ekstrakurikuler adalah semua fasilitas yang diperlukan dalam pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler baik yang bergerak maupun tidak agar kegiatan tersebut dapat berjalan dengan efektif dan efesien sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.

Sedangkan Suharsimi Arikunto berpendapat bahwa fasilitas maupun sarana dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu:

1) Fasilitas fisik yaitu segala sesuatu yang berupa benda atau yang dapat dibedakan yang mempunyai peranan untuk memudahkan dan melancarkan suatu usaha. 2) Fasilitas uang yaitu segala sesuatu yang bersifat

mempermudah suatu kegiatan sebagai akibat bekerjanya nilai uang.37

Jadi dalam kegiatan ekstrakurikuler harus tersedia sarana dan fasilitas yang memudahkan peserta didik dalam mengikuti kegiatan ekstrakurikuler sehingga kegiatan tersebut berjalan dengan lancar.

10.

Dana Kegiatan Ekstrakurikuler

Sekolah sebagai organisasi pendidikan dalam mewujudkan kegiatan-kegiatan organisasi diperlukan sejumlah dana. Dana merupakan salah satu sarana yang menentukan, tanpa didukung dan ditunjang oleh dana yang memadai maka pekerjaan tidak akan berjalan dengan lancar bahkan akan mengalami kemacetan.

Tersedianya dan ektrakurikuler diartikan sebagai besarnya dana yang disediakan oleh sekolah guna member kemudahan kepada peserta didik dalam mengikuti kegaiatan ekstrakurikuler.

Penyediaan anggaran atau dana untuk kegiatan ekstrakurikuler dapat diperoleh dari berbagai sumber. Menurut pendapat Suharsimi Arikunto (1985:2) sumber pembiayaan pendidikan berasal dari empat arah, yaitu:

37


(1)

d

N

(

d

r-[

A

w

q

B

$

\+

ry

w

ta)

CA

lat

o\ c-C\ o\

ol

a

\o o\

\C)

(a

t-

co

t\

ca

t\

ca

co o\af)

\J

-t

S!i

trE

sti

oo()

s

.s

$ \C!

tid

o:=

\d

s

.$N

ES

.s&

ll rr

t

-\e

_$ (tl

V)E

GI

}J :!(\l

.N.

(S' f-

S

\L

E.$

E

id C)

l-i S)

ava

-ll

\

\H

A1

s6

qoo

(3

.a

SR

NGI

*E

s

.$N

E5

"r&

RS L{

t

,\a

-$Ctl

qt

GI

$=

sho

-:o

l3' F.

sv

\L fi.t3

E

zf

(.)

l.q)

ava

s

,re

\*

q)

\

FJ

.35

.s()

S-i

'S+

iR

qo lGt

*o

\cl

'*

'z

Sct

q)-d S 'di .= (n

a

siE

qd

{:. J-)

bg

#s

:Si

s

-(I)*<

.- S)

Ar

\

ssbH

tu\H

J

A'S'A.h

ts

s,Es3

-S "e

Gl

"ra tt

q!

\

F

SE

t.pD

-.IE8

F

tc\g

Es:RE

A.q*

F

s-o"

S .3 r^

iri

s?

s

E

S $

RE

9

EU;q

E,s

S

HFTSE

g:€r€

ORrlR=

&.sFE€

$ss$g

L9Ud SSY

$s$$

NT

:

E€SE

$s

$

E

s3$E

s"I

H

SeB$

$:Fg

=sv

g

Sq

FE

I .''S,P

d.e8F

qt f-.r ct

=-t

EF$F

A

cl \l

I$$cs

\\s bS

FEs

is{

^\\

\ST

6br

x 6'€'

:FE

=u\-.3 s 'i'

(t) s

cl

.s

Sa

F.€

6

Rs

".E*s

Pss

F*'a

hn -$

s

F.*

Et

6.8*o

E$s

.+


(2)

d

d

N

(

(

6

(

r\

w

q

w w

1

4

tf

co

c{

r-c{

t

\o c{

t,-s

\oO ca

a

c?l

o\

ca Osf H=t $ sf C\

+

carf,

d

li

CtI

-s4d

t-cl

t

cl

(d

*r (rr

L 6

>.

a

z

)

crl

c

(\l

cd

(B

J1cl

Pa

)

o.

L

(D

A

id

ti:

cl :r'

g=

cl

ii

6r

b0

c

c

GI

ca

\

Q

Ua

*l

\

L

a)

U)

4

t-(

:o\

ll. o

Fc{

N<

g, LK

FT CB

E*

F€

.xa

qq

^&

S.q

!g ct'

>rC

Eb

.F

fr]

O{

\

"!e

\

\

q)

o*

FE

.38

.s

'-.S*

ie

14

bg

so

\cl

'a'z

SGI $ _c!

.ss

AD

ES

'5

-o

bs

€3

89

o

a)+a

.d S)

A ct)

.\

b

14

.ts

L

o

*

r. tr

3-i

dE

o\

Scd

.tb

rs

EP

r1

9p

4E

E€

.38

sco

'= \i

€r

\i:

^.s

cl .a

.EB

EL

a\

"t

hos

C"t

ii

tr

6&

q) (h

cl

M

ad

E

ct

-vGI >.

d)

o

ii'

c

o

"Ae

E

\

r.

IJ

c'

q)

A-i o

Xo

\'

c{

:i

req

g

cov

^H

OGI

slo

Gl bo

IP

6

rs

"Aa

a-\'

-s

\

t\

o

*

\8

a9

s(Il

Gb0

sc0

qg

GI F\i

-{

irq

€id

ecl

R&

*A

\v

ss

$) .la

q,t

dE

'n q)

-c\

-Vbt{ .Fi

)bo

no

-O

E.E

cl

L

GI

J4

GI

l-c.i

\

\

.\

s

\

l3 bo

s

"a

q) '5eL q)

a.

JE()

o

*{

5

H

*{

oo

.F-FQo\

Ed

6Fa

-o

c!)

'cl

tr

N(l

HS{

Tq

FI

s*bH

S

IBB

qt

s$s3

.S .S cl

.\a(SC

\

F

FE

t.sD

SSSF

tc\

S

EE'FE

qtR.S5

q'qsg

sq&

S .3 :^

ld

-tR.REe

EU;q

E,s

\

S

*

H

FT

q

E

E:

€r

&,SSEE

$ss$$

o


(3)

{

N

6

(

N

A

t{

l-E

E

q

c\

w

w

V

w

#

4

F- (\IooI

r\

(\I

aal

i,r

I

*

t\

+

ra)

*

I

o

$

F

.t

t

\o

+

\o

s

s

tf,lr) \o

+

\o$

\f,

+

rrat ta)rar

\\u

(llst-s

s

R$

$

\NrE

s \

-\

SbSF

r

ssg

NKSE

SR<H

+U..-+LL

,3tr'i'S

:

F,$a

E8

.k'!$S)

a.Sr

s

$*

ss

$SsF

FE.EE

-M.*2

F

F-*

r

E$

A

."Sss

E$$93

t

It. Gi

J4d

t-s)

,t

I

L

.q3

v

s

.ta

\

\

q)

\

$ -SD ()

s-v

sE"

cl

.h :'

EH

5d

rF{ k

261

.A

-J1

E]

H

5

c0

ad

L

cl

AI

cl

l-ci

s

o

"Ae

*

Ua

ia

\t

"aL

q)

q

.{a

\

a

\t

b+

ia

a)

^v

-V

\

s(l)

$o

q)

'St

No

F6r

^d C! (A

oj1

a

H .d=

Crl

'6.

&

F

A

3ilr

cl JA

GI

|-"sS

lr

o

.t

q)

ua

ll

a-*ir

S-s

S+j

'n8

R9

$

$x

vd

^a

G

-=a .=C)

dA

H

to

8E

€E

uo

5

tr

(rt

E

o

0)

F{

C)

ii

L cl

Jcl

:-13

"t

t

\

q)

q

I .j ()

.E

J1

'Gl +;

a8

5 ")Ch

=o\

1C

4>'

GI

tr

c

6l

E

o

'tj(D

A

U

id

IL.

cl -!4

GI

\t

"rl

\

t

a)

\

a .i(l)

5r

'Gl +j

a8

+i

5 rA O\

=o\

4

GI

q) q)

a.

d

ut

Vc\

clH

ao

6l

d(t)

HE

a;i

F

A

id

tscl J6 b

ra

s

ri

a

I

*.

ts

a4

a

\ts-IS

IJ

v

B

4

t3

\)

q)

q

l.

\s

q)

14

o

L

\

o

J

tsr

E

TA

L. ct

=

a

L

a

(F;

o

L{

o.


(4)

6

(

C\

d

d

(

6

A

n

4

B

\--t

V

w

\--4

14

4

b

*

c.i

6l

ol

f-.

ol

f,- C\t-. ott,- oora tt

*

\o

co I

c\

cnI O C\ a?t ral

rat f\|/.)

r\

r,a Fr,n rrtf- oov1

ra) o\i.) Otrn

,.i. O O c.l CB I

a

O GI }1 C)

&

t

k cl _!4 ci

*i

.Af L q. ll "aq)

\s

q)

q

F

A

bb 5

cl

L

v

\3 \) q)

q

bs o

-o

.tSo

o\

oo

sa

d(rt

:h

bo

:1

d.-E

ES

=6

z&

JGI

-

cl'

xr:

aia

Fl&

E

a) s)

R. ;'

O \O SC\

Us

oo.

qro

(tt -J1 ta(D

E.E

J&

Jd.:

'ds

.v

.cl FV \t') "le Gl !-.

s

"is

=!)

a{

!:ls

AE

.R

.*it

9b

CA.

V) t3 q) q)

\

.-i

o

\o

St\

8.d

oo.

l- '*

A,

L)

G'

^j1

^C)

E.q

5&

-v J .d .cl

tsv gi .ti Gt tr

E

":S

=v

AF

L. \)

NE

"At

(.-:

t

ES

4;

A.

s

q

g .s A) ^$ O

\o

*i

c\

Us

oo.

or()

cl

^J1

9E

FA

.!4

'dN

.v

.cl aiv

'-A

"\S (tlt

€E

a{

r:G

AE

-t

+;*

tqr

A;

q.

S

4

s

E

s

s) q)

\;. o

\o

sc\

Bt'

.a i:

oo.

A.()

GI ^J4

E.E

5&

-54

'Es

v

.- .cd

tr\r

9a .V

Cl tr

€t

6S

'-:\3

OE

"t

..2

cis

t

&d

v U) b6

{-i

AO

o

jc{

'ag

r&

cl

cl lr c6t (l)-y cl Gl

trz

GI

€>)

a

.ii

^ct

trv

.9 \.i

Gt(:

.4:'a

.H8

H.E

AR

-q)

ER'

-bo

t{O

l-{ s

\

ES

A

cl L< GI -vrcl

l-*

TJ U)

a

I L \t 14 B

a

qh-G

v

s

s) \) cl a

tsc\

clH

ao

c\

c(t)

L.i cl= a ,ll

F

A

bo tr

c

$l

a

s

"l

\

\

q)

q

t3 L bo

s

L a* q) s)

tJ'

-:

s=

'(\l

di

co

cl 'E

a9

AE

L

5tr<

€'€

5E

bI)

,€

c

ct

sa tl "€

\

\

q) R, p bo o L a. \) q)

tt'

d

c

GI

a

a

a

E'


(5)

*

o

C\

3.a

trp.

o)*{

Fil

r/)99

\o

.=

.o

e.=

E-o

Gl cl

*6

gA.

N

EI:

2lrr

dlB

Cl

r-El3

-l

or

flt

dl3

sls

ciaz

(A

a

g

J

a

bo

g

s

E

s

E ()

A

A

(

(

+

q

W

ts

o

c\

r+

C\l

\o

C\l

O

\o

o

\o

(\

\o

o

o

o

c{

c

o

+) c)

o

L

F{

(rl

cl tr{

rs

.E

R

q)

o

\o

sc\l

U,s

oa

q,Q

cl

^J1

AID

E.E

5X

'E

-S

.\4

.Gl

?".P

Gl 1-.

€E

AF

!: \S

AE

.t

HI

&d

ql

Ca

F

A

ti)

cl

E

s

v

s

q) q)

A,

bo

o

-o

o\

.tSo

oo

.E

6t €tt1

:h

4E

E*

q)€

z&

Jcl - cl'

xg! iri (l)

Fl g,

id

ts

GI

Jcl

hi (S

q) q)

q

,a

\-.$

L

,t

U2

q)

a

lr

*l.

U)

s

6=

-o

bc\

b0 ,;

gb

'6A

g?

GI

:lt$

>r

Gl-u)&

(\I c"l

v


(6)

Lampiran 41

Biodata Penulis

Nama

: Nurul Hidayati

Tempat/Tanggal Lahir

: Tangerang, 21 Agustus 1992

Alamat

: Jalan Wijaya Kusuma Raya No. 70 Perumnas 1

Karawaci Tangerang, Banten 15116

No. Telepon/Hp

: (021) 5580311/085693755537

Email

: nurulhidayati2108@gmail.com

Latar Belakang Pendidikan

2010-2014

: Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Jurusan Manajemen Pendidikan

2007-2010

: SMA Negeri 5 Tangerang

2004-2007

: SMP Negeri 17 Kota Tangerang

1998-2004

: SD Negeri Karawaci 6 Tangerang

1997-1998

: Taman Kanak-Kanak Kuncup Harapan


Dokumen yang terkait

Upaya madrasah dalam mengembangkan kreativitas siswa melalui kegiatan ekstrakurikuler: penelitian di MAN 4 Jakarta

0 8 126

INTEGRASI KARAKTER KEDISIPLINAN DALAMKEGIATAN EKSTRAKURIKULER PRAMUKA Integrasi Karakter Kedisiplinan Dalam Kegiatan Ekstrakurikuler Pramuka Di MTs Negeri Gemolong.

0 3 19

INTEGRASI KARAKTER KEDISIPLINAN DALAM KEGIATAN EKSTRAKURIKULER PRAMUKA DI Integrasi Karakter Kedisiplinan Dalam Kegiatan Ekstrakurikuler Pramuka Di MTs Negeri Gemolong.

0 2 13

PENDAHULUAN Integrasi Karakter Kedisiplinan Dalam Kegiatan Ekstrakurikuler Pramuka Di MTs Negeri Gemolong.

0 2 5

PENYELENGGARAAN EKSTRAKURIKULER ROHANI ISLAM (ROHIS) DALAM MENUMBUHKAN SIKAP KEBERAGAMAAN SISWA Penyelenggaraan Ekstrakurikuler Rohani Islam (Rohis) Dalam Menumbuhkan Sikap Keberagamaan Siswa Di SMA Negeri 1 Ampel Tahun Ajaran 2014/2015.

0 3 15

PENYELENGGARAAN EKSTRAKURIKULER ROHANI ISLAM (ROHIS) DALAM MENUMBUHKAN SIKAP KEBERAGAMAAN SISWA Penyelenggaraan Ekstrakurikuler Rohani Islam (Rohis) Dalam Menumbuhkan Sikap Keberagamaan Siswa Di SMA Negeri 1 Ampel Tahun Ajaran 2014/2015.

0 3 13

EFEKTIVITAS KEGIATAN EKSTRAKURIKULER DALAM UPAYA PENANAMAN KEDISIPLINAN PESERTA DIDIK Efektivitas Kegiatan Ekstrakurikuler Dalam Upaya Penanaman Kedisiplinan Peserta Didik Di SD Negeri Kudu 01 Baki Sukoharjo.

0 3 16

EFEKTIVITAS KEGIATAN EKSTRAKURIKULER DALAM UPAYA PENANAMAN KEDISIPLINAN PESERTA DIDIK Efektivitas Kegiatan Ekstrakurikuler Dalam Upaya Penanaman Kedisiplinan Peserta Didik Di SD Negeri Kudu 01 Baki Sukoharjo.

0 4 12

PERSEPSI SISWA TERHADAP KEGIATAN EKSTRAKURIKULER KARAWITAN DI SMA NEGERI JATILAWANG.

2 3 171

PERAN KEGIATAN EKSTRAKURIKULER ROHIS DALAM MENINGKATKAN KEDISIPLINAN SISWA DI MAN 2 BANDAR LAMPUNG - Raden Intan Repository

0 0 153