Seperti yang diungkapkan oleh Pak Bay Masruri bahwa di SMA Negeri 5 Tangerang:
“Tugas wewenang dan tanggung jawab sudah terdapat job desk masing-masing. Seperti wakasek kesiswaan dan
Pembina OSIS mengawasi seluruh kegiatan ekstrakurikuler berkoordinasi dengan Pembina dan pelatih. Didalam
ekstrakurikuler masing-masing dibentuk kembali struktur organisasi baik ketua ekstrakurikuler, sekretaris, bendahara
dan sebagainya”.
4
Apabila mengacu pada Juknis Penyusunan Program Pengembangan Diri melalui Kegiatan Ekstrakurikuler di SMA
dijelaskan bahwa kepala sekolah menugaskan kepada wakasek bidang kurikulum dan kesiswaan untuk menyusun rencana
kegiatan ekstrakurikuler dalam upaya menumbuhkan disiplin siswa, lalu kepala sekolah memberikan arahan teknis mengenai
program disiplin siswa.
5
Setelah itu wakasek kesiswaan dan Pembina Osis membuat rambu-rambu tentang mekanisme
program pembinaan
disiplin siswa
melalui kegiatan
ekstrakurikuler, dilanjutkan dengan Pembina, pelatih dan guru melakukan analisis kebutuhan siswa. Setelah semua tahapan
tersebut dilakukan maka program siap dilaksanakan.
c. Kebijakan atau peraturan dalam pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler
Kebijakan atau peraturan dalam pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler ditetapkan oleh Kepala Sekolah. Di SMA Negeri
5 Tangerang kebijakan yang dibuat oleh Kepala Sekolah melalui berbagai aspek yaitu kebutuhan peserta didik, potensi yang
dimiliki sekolah dan kurikulum 2013. Terkait dengan hal tersebut adapun kebijakan kepala sekolah dalam pengadaan sarana dan
prasarana kegiatan ekstrakurikuler yang diungkapkan oleh Pak
4
Wawancara dengan Bay Masruri, Kepala Sekolah di SMA Negeri 5 Tangerang
5
Juknis Penyusunan Program Pengembangan Diri melalui Kegiatan Ekstrakurikuler di SMA
Bay Masruri sebagai berikut: “Kepala sekolah dengan pihak terkait melakukan rapat dan
membuat jadwal untuk pemanfaatan fasilitas penunjang kegiatan ekstrakurikuler baik dalam penetapan waktu dan
hari setiap kegiatan ekstrakurikuler. Penetapan jadwal kegiatan ekstrakurikuler tersebut dikarenakan banyaknya
kegiatan ekstrakurikuler dan menggunakan fasilitas yang sama contohnya lapangan. Oleh sebab itu diperlukan
pengaturan
jadwal seluruh
ekstrakurikuler. Adapun
pengembangan atau perbaikan sarana penunjang kegiatan ekstrakurikuler harus dikoordinasikan terlebih dahulu oleh
pihak terkait baik dari segi pendanaan dan kebutuhan ekstrakurikuler”.
6
Adapun kebijakan lain dari kepala sekolah sebelum pelaksanaan ekstrakurikuler yang diungkapkan oleh Frisca Julia
selaku Anggota MPK B Osis adalah: “Pertama ketua ekstrakurikuler harus menyerahkan proposal
berupa program kerja diawal jabatan, kedua anggota wajib berjumlah minimal 15 siswa apabila kurang dari 15 akan
dipermasalahkan, dan yang ketiga wajib diadakannya uang kas bagi setiap ekstrakurikuler lalu setiap ingin mengadakan
suatu kegiatan harus melalui prosedur dan birokrasi yang baik seperti melalui MPK B Osis selanjutnya ke Wakasek
Kesiswaan dan didiskusikan dengan Pembina dan Pelatih
”.
7
Dari penjelasan diatas dapat dilihat bahwa dalam menentukan kebijakan mengenai pengadaan sarana dan prasarana, jumlah
anggota dan lainnya kepala sekolah SMA Negeri 5 Tangerang melibatkan banyak pihak yang tentunya terlibat dalam program
ekstrakurikuler. Karena dalam pengadaan fasilitas harus dilihat kebutuhannya, dan pemanfaatan fasilitas penunjang seperti
lapangan di SMA Negeri 5 Tangerang digunakan oleh beberapa ekstrakurikuler jadi harus adanya penetapan waktu dan hari setiap
masing-masing ekstrakurikuler.
8
Oleh sebab itu melibatkan
6
Wawancara dengan Bay Masruri, Kepala Sekolah di SMA Negeri 5 Tangerang
7
Wawancara dengan Frisca Julia, Anggota OSIS, MPK Bidang Ekstrakurikuler di SMA Negeri 5 Tangerang, Sabtu, 19 Juli 2014, pukul 11.00 WIB, di Ruang Tamu SMA Negeri 5
Tangerang
8
Jadwal Seluruh Ekstrakurikuler Pada Tabel 4.5, h.78