Penerapan Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah di MTs

lxvi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Penerapan Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah di MTs

Negeri 3 Pondok Pinang-Jakarta Pembelajaran Berdasarkan Masalah merupakan suatu model pembelajaran yang memfokuskan siswa untuk aktif dalam kegiatan pembelajaran dan mendorong siswa agar lebih kreatif dalam memecahkan permasalahan-permasalahan yang dihadapinya. Permasalahan-permasalahan ini tentunya yang ada kaitannya antara materi yang diajarkan dengan kehidupan keseharian siswa. Barrow dan Tamblyn menggambarkan PBL sebagai berikut 64 : The stimulation formats which provide the basis for this method allow for full and free inquiry and decision making on the part of students. The stimulation begins by providing context and preliminary information about the problem, for example, those few facts that a client gives the receptionist when making an appointment with a lawyer. Students then direct their own learning, exploring the problem in much the same way they would with an actual problem ... The problems, not a set syllabus, provide the stimulus and framework for learning. Knowledge is acquired through self-directed study and small group discussions, rather than through lectures Pembelajaran Berdasarkan Masalah adalah format simulasi yang membantu siswa dalam proses pemecahan masalah yang didalamnya terdapat proses inquiry, artinya belajar tersebut ada pada konteks aplikasi konsep. Belajar dapat semakin bermakna dan dapat diperluas ketika siswa berhadapan dengan situasi di mana konsep diterapkan. Untuk itu ada baiknya jika model Pembelajaran Berdasarkan Masalah ini diterapkan dalam pembelajaran di kelas guna meningkatkan hasil belajar siswa. 64 Gabriel A. Moens, Problem-based Learning: Combining Enthusiasm and Excellen. dari http:www.mcli.dist.maricopa.edupblinfo.html lxvii Seperti halnya dalam penelitian tindakan kelas yang telah dilakukan di MTs Negeri 3 Pondok Pinang-Jakarta yang mencoba menerapkan model Pembelajaran Berdasarkan Masalah. Berdasarkan hasil penelitian di MTs Negeri 3 Pondok Pinang-Jakarta dapat diketahui bahwa dengan menerapkan model Pembelajaran Berdasarkan Masalah dalam pembelajaran fisika, siswa menjadi lebih aktif dalam memperoleh pengetahuan dan menemukan konsep- konsep dari materi yang diajarkan. Aktifitas ini ditunjukan dengan dilakukannya percobaan-percobaan sederhana yang dilakukan oleh siswa untuk memecahkan masalah yang dihadapinya dalam proses pembelajaran di kelas. Dengan banyaknya aktifitas yang dilakukan oleh siswa, menimbulkan rasa senang dan antusias siswa dalam belajar. Dengan demikian diharapakan dapat meningkatkan pemahaman konsep fisika yang dapat mendorong siswa untuk meningkatkan hasil belajar. Temuan lain pada penelitian tindakan kali ini ialah siswa menjadi lebih berani bertanya dan mengemukakan pendapatnya yang berhubungan dengan materi yang diajarkan. Pertanyaan yang diajukan oleh siswa lebih berbobot dan mengarah kepada permasalahan yang ada pada materi yang ajarkan. Hal ini mengindikasikan bahwa tidak terjadi miskonsepsi pada siswa karena siswa dapat merasakan langsung proses terjadinya suatu fenomena dalam fisika melalui percobaan sederhana. Melalui percobaan ini tentunya diharapkan dapat menyelesaikan permasalahan yang dihadapi oleh siswa berkenaan dengan materi yang diajarkan. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa secara umum kegiatan pembelajaran berjalan dengan baik dan telah mencapai target sesuai dengan harapan yaitu siswa menjadi aktif dalam belajar dan dapat menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang berkaitan dengan materi yang diajarkan sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Ini terlihat dari hasil belajar siswa yang mengalami peningkatan setelah diberi perlakuan berupa tindakan penerapan model Pembelajaran Berdasarkan Masalah. Selain itu aktivitas siswa juga sudah terlihat lebih baik selama mengikuti proses pembelajaran di kelas. lxviii Namun masih ada kekurangan-kekurangan yang perlu diperbaiki pada penelitian selanjutnya. Pada siklus pertama ini kekurangan yang harus diperbaiki adalah: 1. Dalam melakukan percobaan masih ada siswa yang beramain-main dengan alat-alat percobaan. 2. Pada saat diskusi, masih ada siswa yang kurang terlibat aktif dalam kegiatan diskusi. 3. Pada saat presentasi, hasil diskusi siswa cenderung mengungkapkan konsep dan fakta-fakta yang sudah ada dan cenderung membaca apa yang ada di buku. 4. Untuk referensi dalam belajar, siswa hanya terbatas pada buku paket yang dimiliki.

B. Hasil Belajar Siswa

Dokumen yang terkait

Penerapan Pembelajaran Generatif Untuk Meningkatkan Pemahaman Siswa Pada Larutan Penyangga : Sebuah penelitian tindakan kelas di Mas As-Syafi'iyah 01-Tebet Jakarta Selatan

0 22 200

Pengaruh Model Pembelajaran Generatif (Generative Learning) Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa Pada Konsep Cahaya

1 9 203

Penerapan Model Pembelajaran Tematik Untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar Matematika Siswa Di Madrasah Ibtidaiyah : penelitian tindakan kelas di MI Pembangunan UIN Jakarta

2 42 160

Peningkatan Penguasaan Konsep Fisika Siswa Melalui Permainan bernuansa Nilai : Penelitian Tindakan kelas di MTs Al-Ikhlas Cisereh-Tangerang

4 24 218

Pengaruh Model Pembelajaran Portofolio Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Siswa : Eksperimen di MTs Pembangunan UIN Jakarta

0 24 90

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Biologi Siswa Dengan Model Pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat (STM) Berbasis Imtaq Pada Konsep Ekosistem : penelitian tindakan kelas di SMA Daya Utama

2 27 113

Upaya Menigkatkan Hasil Belajar Fisika Siswa Melalui Penerapan Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah (problem-baseb laring) : penelitian tindakan kelas di MTs Negara 3 Pondok Pinang-Jakarta

0 8 180

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Kegiatan Laboratorium (PRAKTIKUM) Pada Konsep Fotosintesis : penelitian tindakan kelas di MTS negeri Tanggerang 2 Pamulang - Banten

0 3 177

111 Penerapan Model Pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat (STM) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Fisika Siswa Kelas VIII SMPN 3 Mataram

0 0 5

Upaya Peningkatan Hasil Belajar PAI Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

0 0 10