xviii
BAB II DESKRIPSI TEORI, KERANGKA PIKIR,
DAN HIPOTESIS TINDAKAN
A. Pembelajaran Sains Berdasarkan Konstruktivisme
1. Pembelajaran Sains-Fisika
Menurut Iskandar sebagaimana dikutip oleh sofyan yang menyatakan bahwa Ilmu Pengetahuan Alam atau sains merupakan terjemahan dari bahasa
Inggris “Natural Science” atau secara singkat disebut “Science”. Natural berarti alamiah, sedangkan science berarti ilmu pengetahuan.
5
Sedangkan menurut Carin dan Sund dalam Zulfiani mendefinisikan sains sebagai
pengetahuan yang sistematis dan tersusun secara teratur, berlaku umum universal, dan berupa kumpulan data hasil observasi dan eksperimen.
6
Dalam melakukan eksperimen terjadilah proses dan menghasilkan produk. Proses yang dimaksud dalam sains ialah kemampuan manusia dalam
menggunakan daya pikirnya untuk menemukan fakta dan membangun konsep serta prinsip dibidang sains berkaitan dengan gejala-gejala alam, sedangkan
produk ialah hasil dari daya pikir berupa perkembangan teknologi melalui penerapan teori dan prinsip-prinsip dalam ilmu sains tersebut.
Dengan kemampuan dan daya pikirnya, manusia dapat melakukan eksperimen dan observasi terhadap gejala-gejala alam disekitarnya dalam
proses mencari fakta dan kebenaran dari suatu pengetahuan. Sains merupakan suatu cabang ilmu pengetahuan yang membantu seseorang untuk mewujudkan
5
Ahmad Sofyan, Konstruktivisme dalam Pembelajaran IPA Sains, Jakarta: Seminar Internasional Pendidikan IPA FITK Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2007,
h. 1
6
Zulfiani, Model Pembelajaran IPA Berbasis Konstruktivisme di MIMTs, Jakarta: Seminar Pembelajaran Sains yang Efektif di Madrasah, Pusat Peningkatan dan Jaminan Mutu
CEQDA UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2007, h. 1
xix hal tersebut. Ini sesuai dengan pernyataan...”science education is based on
both practice and interpretation, that it is so connected with real life and that requires cooperation facilitate the problem based-learning.”
7
Seiring dengan berkembangnya pemikiran manusia tersebut, sains berkembang sebagai ilmu pengetahuan yang menarik untuk dipelajari hingga
sekarang. Dalam perkembangan pembelajaran, sains terbagi kedalam tiga subbidang studi diantaranya bidang studi kimia, bidang studi biologi, dan
bidang studi fisika. Fisika merupakan salah satu bidang sains yang menarik untuk
dipelajari dan menyediakan berbagai pengalaman belajar untuk memahami konsep dan proses sains. Fisika adalah salah satu bagian disiplin ilmu yang
terdiri atas komponen-komponen alam yang saling terkait. Komponen itu adalah objek dari gejala-gejala alam yang sangat luas dan selalu berkembang
dari waktu ke waktu yang memberikan konsekuensi pada manusia. Menurut Karhami sebagaimana dikutip oleh Nurdin Ibrahim
menyatakan bahwa fisika merupakan salah satu subbidang studi sains, berfungsi untuk memperluas wawasan pengetahuan tentang materi dan energi,
meningkatkan keterampilan ilmiah, menumbuhkan sikap ilmiah, dan kesadarankepedulian pada produk teknologi melalui penerapan teori,
konsepprinsip fisika yang yang sudah dikuasai sebelumnya serta kesadaran kebesaran Tuhan Yang Maha Esa.
8
Selain itu pengertian lain mengatakan bahwa, fisika adalah ilmu tentang gejala dan perilaku alam sepanjang dapat diamati oleh manusia.
9
Maka, jelas bahwa teknik-teknik pengamatan merupakan bagian yang amat penting dalam pengajaran fisika. Bidang keilmuan fisika menekankan pada
7
Orhan Akinoglu and Ruhan Ozkardez tandogan, The effects of Problem-Based Active Learning in Science Education on Students’ Academic, Achievment, Attitude and Cocept Learning,
dari Eurasia Journal of Mathematics, Science Technology Education, 2007, h.72
8
Nurdin Ibrahim, ”Hasil Belajar Fisika Siswa SLTP Terbuka Tanjung Sari Sumedang Jawa Barat”, dalam Jurnal Pendidkan dan Kebudayaan No. 031 Tahun ke – 7, September 2001,
hlm. 487
9
Tim Penulis PEKERTI Bidang MIPA, Hakikat Pembelajaran MIPA dan Kiat Pembelajaran Biologi di Perguruan Tinggi, Jakarta : PAU-PPAI Universitas Terbuka, 2001,
h. 6
xx pemberian pengalaman secara langsung. Karena itu, siswa perlu dibantu untuk
mengembangkan sejumlah keterampilan proses agar mereka mampu menjelajahi dan memahami konsep-konsep fisika dari gejala-gejala alam
disekitarnya. Menurut pendapat-pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa pada
dasarnya hakikat pembelajaran sains-fisika adalah interaksi pembelajaran yang membahas fenomena-fenomena alam yang saling terkait yang dapat diamati
oleh manusia dan selalu berkembang dari waktu ke waktu yang memberikan konsekuensi pada manusia. Hasil dari pembelajaran sains-fisika ini dapat
menghasilkan produk teknologi yang bermanfaat bagi ilmu pengetahuan.
2. Konsep Konstruktivisme