Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Berdasarkan

xxxii Berdasarkan definisi yang telah dikemukakan diatas dapat disimpulkan bahwa model Pembelajaran Berdasarkan Masalah merupakan suatu model pembelajaran memfokuskan siswa untuk aktif dalam kegiatan pembelajaran dan mendorong siswa agar lebih kreatif dalam memecahkan permasalahan- permasalahan yang dihadapinya. Permasalahan-permasalahan ini tentunya yang ada kaitannya antara materi yang diajarkan dengan kehidupan keseharian siswa. Selain itu, seorang guru berperan sebagai fasilitator yang membantu siswa untuk memecahkan masalah dalam pelaksanaan penerapan model Pembelajaran Berdasarkan Masalah tersebut.

2. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Berdasarkan

Masalah Program inovatif Pembelajaran Berdasarkan Masalah pertama kali diperkenalkan oleh Faculty of Health Sciences of McMaster University di Kanada pada tahun 1966. Yang menjadi ciri khas dari pelaksanaan Pembelajaran Berdasarkan Masalah di McMaster adalah filosofi pendidikan yang berorientasi pada masyarakat, terfokus pada manusia, melalui pendekatan antar cabang ilmu pengetahuan dan belajar berdasarkan masalah. Pada tahun 1976, Maastricht Faculty of Medicine di Belanda menyusul sebagai institusi pendidikan kedokteran kedua yang mengadopsi PBL. Kekhasan pelaksanaan Pembelajaran Berdasarkan Masalah di Maastrich terletak pada konsep tes kemajuan progress test dan pengenalan keterampilan medik sejak awal dimulainya program pendidikan. Dalam perkembangannya, PBL telah diadopsi baik secara keseluruhan atau sebagian oleh banyak fakultas kedokteran di dunia. Seiring perkembangan zaman, Pembelajaran Berdasarkan Masalah mulai merambah kedunia pendidikan. Secara perlahan ilmu-ilmu pengetahuan umum mulai melakukan penerapan model Pembelajaran Berdasarkan Masalah, hal ini banyak terlihat dari hasil-hasil penelitian dalam dunia pendidikan yang menerapkan model Pembelajaran Berdasarkan Masalah dalam proses pembelajaran di sekolah. xxxiii Pembelajaran Berdasarkan Masalah ini mengkolaborasikan antara pemberian materi dan pemecahan masalah. Siswa dibagi kedalam beberapa kelompok, kemudian mereka diberi perlakuan sesuai dengan tahapan-tahapan yang terdapat dalam Pembelajaran Berdasarkan Masalah. Dalam Pembelajaran Berdasarkan Masalah, siswa dituntut bertanggung jawab atas pendidikan yang mereka jalani, serta diarahkan untuk tidak terlalu tergantung pada guru. Pembelajaran Berdasarkan Masalah membentuk siswa mandiri yang dapat melanjutkan proses belajar pada kehidupan dan karir yang akan mereka jalani. Seorang guru lebih berperan sebagai fasilitator atau tutor yang memandu siswa menjalani proses pendidikan. Ketika siswa menjadi lebih cakap dalam menjalani proses belajar Pembelajaran Berdasarkan Masalah, peranan tutor dalam proses pembelajaran akan berkurang keaktifannya. Proses belajar dalam Pembelajaran Berdasarkan Masalah dibentuk dari ketidakteraturan dan kompleksnya masalah yang ada di dunia nyata. Hal tersebut digunakan sebagai pendorong bagi siswa untuk belajar mengintegrasikan dan mengorganisasi informasi yang didapat, sehingga nantinya dapat selalu diingat dan diaplikasikan untuk menyelesaikan masalah- masalah yang akan dihadapi. Masalah-masalah yang didesain dalam Pembelajaran Berdasarkan Masalah memberi tantangan pada siswa untuk lebih mengembangkan keterampilan berpikir kritis dan mampu menyelesaikan masalah secara efektif. Siswa dihadapkan pada masalah dan mencoba untuk menyelesaikan dengan bekal pengetahuan yang mereka miliki. Pertama-tama mereka mengidentifikasi apa yang harus dipelajari untuk memahami lebih baik permasalahan-permasalahan dan mencari bagaimana cara memecahkannya. Langkah selanjutnya, siswa mulai mencari informasi dari berbagai sumber seperti buku, jurnal, laporan, informasi online atau bertanya pada pakar yang sesuai dengan bidangnya. Melalui cara ini, belajar dipersonalisasi sesuai dengan kebutuhan dan gaya tiap individu. Setelah mendapatkan informasi, mereka kembali pada masalah dan mengaplikasikan apa yang telah mereka pelajari untuk lebih memahami dan menyelesaikannya. Di akhir proses, siswa xxxiv melakukan penilaian terhadap dirinya dan memberi kritik yang mambangun bagi teman-temannya. Dari uraian diatas jelas bahwa Pembelajaran Berdasarkan Masalah dalam pembelajaran dapat mendorong siswa mempunyai inisiatif untuk belajar mandiri. Maka dari itu dapat dikatakan bahwa Pembelajaran Berdasarkan Masalah sebaiknya digunakan dalam pembelajaran karena mempunyai kelebihan diantaranya : 1 Dengan PBL akan terjadi pembelajaran bermakna. Siswamahasiswa yang belajar memecahkan suatu masalah maka mereka akan menerapkan pengetahuan yang dimilikinya atau berusaha mengetahui pengetahuan yang diperlukan. Artinya belajar tersebut ada pada konteks aplikasi konsep. Belajar dapat semakin bermakna dan dapat diperluas ketika siswamahasiswa berhadapan dengan situasi di mana konsep diterapkan; 2 Dalam situasi PBL, siswamahasiswa mengintegrasikan pengetahuan dan ketrampilan secara simultan dan mengaplikasikannya dalam konteks yang relevan. Artinya, apa yang mereka lakukan sesuai dengan keadaan nyata bukan lagi teoritis sehingga masalah-masalah dalam aplikasi suatu konsep atau teori mereka akan temukan sekaligus selama pembelajaran berlangsung; dan 3 PBL dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis, menumbuhkan inisiatif siswamahasiswa dalam bekerja, motivasi internal untuk belajar, dan dapat mengembangkan hubungan interpersonal dalam bekerja kelompok. 34 Selain kelebihan, tentunya model Pembelajaran Berdasarkan Masalah juga mempunyai kelemahan. Adapun kelemahanya ialah : 1 Untuk siswa yang malas tujuan dari model tersebut tidak dapat tercapai. 2 Membutuhkan banyak waktu dan dana. 3 Tidak semua mata pelajaran dapat diterapkan dengan model ini. 35

3. Langkah-langkah Pembelajaran Berdasarkan Masalah dalam

Dokumen yang terkait

Penerapan Pembelajaran Generatif Untuk Meningkatkan Pemahaman Siswa Pada Larutan Penyangga : Sebuah penelitian tindakan kelas di Mas As-Syafi'iyah 01-Tebet Jakarta Selatan

0 22 200

Pengaruh Model Pembelajaran Generatif (Generative Learning) Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa Pada Konsep Cahaya

1 9 203

Penerapan Model Pembelajaran Tematik Untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar Matematika Siswa Di Madrasah Ibtidaiyah : penelitian tindakan kelas di MI Pembangunan UIN Jakarta

2 42 160

Peningkatan Penguasaan Konsep Fisika Siswa Melalui Permainan bernuansa Nilai : Penelitian Tindakan kelas di MTs Al-Ikhlas Cisereh-Tangerang

4 24 218

Pengaruh Model Pembelajaran Portofolio Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Siswa : Eksperimen di MTs Pembangunan UIN Jakarta

0 24 90

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Biologi Siswa Dengan Model Pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat (STM) Berbasis Imtaq Pada Konsep Ekosistem : penelitian tindakan kelas di SMA Daya Utama

2 27 113

Upaya Menigkatkan Hasil Belajar Fisika Siswa Melalui Penerapan Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah (problem-baseb laring) : penelitian tindakan kelas di MTs Negara 3 Pondok Pinang-Jakarta

0 8 180

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Kegiatan Laboratorium (PRAKTIKUM) Pada Konsep Fotosintesis : penelitian tindakan kelas di MTS negeri Tanggerang 2 Pamulang - Banten

0 3 177

111 Penerapan Model Pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat (STM) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Fisika Siswa Kelas VIII SMPN 3 Mataram

0 0 5

Upaya Peningkatan Hasil Belajar PAI Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

0 0 10