xxxv Model pembelajaran yang baik adalah model pembelajaran yang
melibatkan siswa secara langsung dalam pembelajaran, siswa di tuntut untuk aktif dalam proses pembelajaran di kelas. Selain itu guru tidak hanya dijadikan
sebagai satu-satunya sumber pengetahuan bagi siswa, melainkan guru berperan sebagai fasilitator yang memfasilitasi siswa dalam memperoleh
pengetahuan tersebut. Salah satu model yang melibatkan siswa untuk aktif dalam pembelajaran adalah Model Pembelajaran Berdasarakan Masalah.
C. Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah
1. Pengertian Pembelajaran Berdasarkan Masalah
Pembelajaran Berdasarkan Masalah adalah bagian dari sebuah pendekatan kontekstual, atau yang lebih dikenal dengan istilah CTL
Contextual Teaching and Learning. Pendekatan kontekstual ini sudah lama dikembangkan oleh John Dewey pada tahun 1916, yaitu sebagai filosofi
belajar yang menekankan pada pengembangan minat dan pengalaman siswa. Dalam perkembangan pembelajaran, CTL dianggap sangat penting
sekali untuk dikembangkan. Hal ini didasari oleh manfaat dari CTL yang membawa siswa untuk memahami isi dari konsep pembelajaran yang relevan
bagi mereka dan memaknainya dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini sangat diperlukan karena kebanyakan para siswa tidak dapat menerapkan
pengetahuan yang dimilikinya dalam kehidupan mereka yang disebabkan penerapan dari metode pembelajaran yang tidak berorientasi pada siswa.
Sedangkan pengertian Pembelajaran Berdasarkan Masalah itu sendiri banyak pakar yang mendefinisikannya, salah satunya menurut Duch 1995
yang mengemukakan bahwa Pembelajaran Berdasarkan Masalah adalah metode pendidikan yang medorong siswa untuk mengenal cara belajar dan
bekerjasama dalam kelompok untuk mencari penyelesaian masalah-masalah di dunia nyata. Pengertian lain mengatakan bahwa Pembelajaran Berdasarkan
Masalah merupakan suatu pendekatan instruksional dalam pembelajaran yang menggunakan masalah-masalah nyata dalam kehidupan keseharian sebagai
xxxvi konteks siswa untuk belajar berpikir kritis dan keahlian dalam memecahkan
masalah BernErickson, BGSU, 2000. Berdasarkan pengertian-pengertian tersebut, maka dapat disimpulkan
bahwa pengertian dari Pembelajaran Berdasarkan Masalah adalah suatu pendekatan pengajaran yang menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu
konteks bagi siswa untuk belajar tentang berfikir kritis dan keterampilan pemecahan masalah, serta untuk memperoleh pengetahuan dan konsep yang
esensi dari materi pelajaran.
2. Langkah-langkah Pembelajaran Berdasarkan Masalah
Ciri-ciri utama Pembelajaran Berdasarkan Masalah adalah meliputi suatu pengajuan pertanyaan atau masalah, memusatkan keterkaitan antar
disiplin. Penyelidikan autentik, kerjasama, dan menghasilkan karya dan peragaan. Pembelajaran Berdasarkan Masalah tidak dirancang untuk
membantu guru memberikan informasi sebanyak-banyaknya kepada siswa. Pembelajaran Berdasarkan Masalah bertujuan :
1. Membantu siswa mengembangkan keterampilan berpikir dan keterampilan pemecahan masalah
2. Belajar peranan orang dewasa yang autentik 3. Menjadi pembelajar yang mandiri
Pada model Pembelajaran Berdasarkan Masalah terdapat lima tahap utama yang dimulai dengan tahap memperkenalkan siswa dengan suatu
masalah dan diakhiri dengan tahap penyajian dan analisis hasil kerja siswa. Adapun kelima langkah model Pembelajaran Berdasarkan Masalah ialah
sebagai berikut : Tahap 1: Orientasi siswa kepada masalah
Pada tahap ini guru menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan logistik yang dibutuhkan, memotivasi siswa terlibat pada aktivitas pemecahan
masalah yang dipilihnya. Siswa dihadapkan pada permasalahan yang disesuaikan dengan materi yang akan disampaikan. Siswa ditanya untuk
mempresentasikan pandangan mereka tentang bagaimana dan mengapa
xxxvii permasalahan tersebut terjadi. Pada tahap ini, pertanyaan permasalahan sangat
difokuskan untuk mengubah pernyataan sebagai informasi baru. Tahap 2 : Mengorganisasi siswa untuk belajar
Guru membantu siswa mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut. Siswa dituntut untuk
mencari informasi sebanyak-banyak melalui berbagai sumber belajar, baik itu dari buku pelajaran, internet, dan media-media pembelajaran lain yang
membantu siswa dalam memecahkan permasalahan yang dihadapinya. Guru memotivasi siswa untuk belajar secara aktif dan berpikir kreatif dalam
memecahkan permasalahan yang dihadapi oleh siswa. Tahap 3 : Membimbing individual maupun kelompok
Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen, untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan
masalah. Pada tahap ini siswa aktif dalam pembelajaran, baik itu melakukan eksperimen, menganlisis dan lain sebagainya yang mendorong siswa dalam
memperoleh pengetahuan baru melalui proses pembelajaran. Tahap 4 : Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
Guru membantu siswa dalam merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan, video, dan model dan membantu mereka untuk
berbagi tugas dengan temannya. Setelah siswa mendapatkan informasi mengenai pemecahan masalah yang dihadapinya, siswa dituntut untuk
terampil dalam mengembangkan dan menyajikan hasil karya pada teman- teman lainnya didepan kelas.
Tahap 5 : Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap
penyelidikan mereka dan proses-proses yang mereka gunakan. Pada tahap ini guru dan siswa secara bersama-sama mengevaluasi seluruh kegiatan yang
telah mereka lakukan dalam memecahkan permasalahan yang ditimbulkan dalam pembalajaran.
xxxviii
3. Pelaksanaan Pembelajaran Berdasarkan Masalah