Konsep Konstruktivisme Pembelajaran Sains Berdasarkan Konstruktivisme

xx pemberian pengalaman secara langsung. Karena itu, siswa perlu dibantu untuk mengembangkan sejumlah keterampilan proses agar mereka mampu menjelajahi dan memahami konsep-konsep fisika dari gejala-gejala alam disekitarnya. Menurut pendapat-pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya hakikat pembelajaran sains-fisika adalah interaksi pembelajaran yang membahas fenomena-fenomena alam yang saling terkait yang dapat diamati oleh manusia dan selalu berkembang dari waktu ke waktu yang memberikan konsekuensi pada manusia. Hasil dari pembelajaran sains-fisika ini dapat menghasilkan produk teknologi yang bermanfaat bagi ilmu pengetahuan.

2. Konsep Konstruktivisme

Konstruktivisme merupakan suatu pandangan yang mengatakan bahwa pengetahuan bukanlah sesuatu yang mutlak, melainkan sesuatu yang dikonstruksi oleh seseorang melalui pengetahuan dan pengalaman sebelumnya yang sudah ada dan diintegrasikan dengan pengetahuan dan pengalaman baru menjadi suatu pengetahuan baru. Konstruktivisme dikembangkan dari ide Piaget bahwa siswa akan mempunyai pengalaman belajar jika mereka aktif berpartisipasi. 10 Konstruktivisme juga dapat diartikan sebagai kedudukan psikologi yang berpegang kepada sebarang kebenaran yang kebanyakan terjadi secara bersamaan dan konkrit. Ini bermakna bahwa ilmu pengetahuan dibina oleh individu-individu melalui pengamatan kepada fenomena alam. 11 Pembinaan ilmu pengetahuan ini dilakukan oleh siswa dalam proses pembelajaran. Siswa harus ikut aktif berpartisipasi dalam membina dan mengembangkan pengetahuan mereka melalui proses pengamatan kepada fenomena alam. Selanjutnya Betten Court dan Mattew menyatakan bahwa konstruktivisme merupakan salah satu filsafat pengetahuan yang menekankan 10 Munasprianto Ramli, Pembelajaran Sains Menyenangkan dengan Metode Konstruktivisme, dalam METAMORFOSA, Vol. 1 No. 2, Oktober 2006, h. 49 11 Embong Bin Omar, Konstruktivisme: Konsep dan Implikasinya dalam Belajar, dari http:www.mpkt.edu.mybahankonstruktivisme.doc, 2 Februari 2007 xxi bahwa pengetahuan seseorang adalah konstruksi orang itu sendiri. 12 Sedangkan Briner menyebutkan bahwa dalam konstruktivisme, siswa membangun pengetahuan mereka dengan menguji ide dan pendekatan berdasarkan pengetahuan dan pengalaman sebelumnya yang sudah ada, mengaplikasikannya kepada situasi baru dan mengintegrasikan pengetahuan baru yang diperoleh dengan ilmu pengetahuan yang telah dimiliki sebelumnya. 13 Pendapat-pendapat ini senada dengan pernyataan Gwendi yang mengatakan bahwa..”constructivism assumes that ’knowledge’ is not an absolute, but is ‘constructed’ by the leaner based on previous knowledge and overall views of the world.” 14 Maksud dari pernyataan ini ialah konstruktivisme berasumsi bahwa pengetahuan bukan sesuatu yang mutlak melainkan sesuatu yang dikonstruksidibangun oleh sesorang berdasarkan pengetahuan sebelumnya. Berdasarkan pengertian diatas, pada dasarnya konsep konstruktivisme adalah suatu teori atau faham yang menyatakan bahwa setiap pengetahuan atau kemampuan hanya bisa dikuasai dipahami secara sungguh-sungguh oleh seseorang apabila orang tersebut secara aktif mengkonstruksimembentuk pengetahuan atau kemapuan itu di dalam pikirannya. Konstruktivisme memberikan keleluasaan pada siswa secara aktif untuk mengkonstruksi pengetahuannya berdasarkan ide atau gagasan yang telah dimilikinya. Siswa mengkonstruksi pengetahuan tersebut dan memberi makna melalui pengalaman, sehingga siswa dibiasakan memecahkan masalah dan menemukan sesuatu yang berguna bagi dirinya melaui proses belajar. 12 Kartimi, Suatu Model Konstruktivisme Mengajar Sains: Pembelajaran Berbasis Komputer, Jakarta: Seminar Internasional Pendidikan IPA FITK Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2007, h. 25 13 Sri Subarinah, Pengembangan Mata Kuliah Geometri Menggunakan Pendekatan Pembelajaran Konstruktivisme Pada Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Universitas Mataram, dalam Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, No. 053. Tahun ke-11, maret 2005, h. 255 14 Gwendi Camp, Problem-Based Learning: A Paradigm Shift or a Passing Fad?, dari http:www.uchsc.eduprimarypbl.htm xxii

3. Prinsip dan Macam Konstruktivisme

Dokumen yang terkait

Penerapan Pembelajaran Generatif Untuk Meningkatkan Pemahaman Siswa Pada Larutan Penyangga : Sebuah penelitian tindakan kelas di Mas As-Syafi'iyah 01-Tebet Jakarta Selatan

0 22 200

Pengaruh Model Pembelajaran Generatif (Generative Learning) Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa Pada Konsep Cahaya

1 9 203

Penerapan Model Pembelajaran Tematik Untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar Matematika Siswa Di Madrasah Ibtidaiyah : penelitian tindakan kelas di MI Pembangunan UIN Jakarta

2 42 160

Peningkatan Penguasaan Konsep Fisika Siswa Melalui Permainan bernuansa Nilai : Penelitian Tindakan kelas di MTs Al-Ikhlas Cisereh-Tangerang

4 24 218

Pengaruh Model Pembelajaran Portofolio Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Siswa : Eksperimen di MTs Pembangunan UIN Jakarta

0 24 90

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Biologi Siswa Dengan Model Pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat (STM) Berbasis Imtaq Pada Konsep Ekosistem : penelitian tindakan kelas di SMA Daya Utama

2 27 113

Upaya Menigkatkan Hasil Belajar Fisika Siswa Melalui Penerapan Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah (problem-baseb laring) : penelitian tindakan kelas di MTs Negara 3 Pondok Pinang-Jakarta

0 8 180

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Kegiatan Laboratorium (PRAKTIKUM) Pada Konsep Fotosintesis : penelitian tindakan kelas di MTS negeri Tanggerang 2 Pamulang - Banten

0 3 177

111 Penerapan Model Pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat (STM) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Fisika Siswa Kelas VIII SMPN 3 Mataram

0 0 5

Upaya Peningkatan Hasil Belajar PAI Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

0 0 10