Tantra Ajaran Tantra, Yantra, dan Mantra
Pendidikan Agama Hindu Dan Budi Pekerti 173
sesuatu yang bersifat rohani, serta penyamaan atau pengidentikan antara unsur mikrokosmos dengan unsur makrokosmos. Praktisi tantra memanfaatkan
prana energi semesta yang mengalir di seluruh alam semesta termasuk dalam badan manusia untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Tujuan
itu bisa berupa tujuan material, bisa pula tujuan spiritual, atau gabungan keduanya. Para penganut tantra meyakini bahwa pengalaman mistis adalah
merupakan suatu keharusan yang menjamin keberhasilan seseorang dalam menekuni tantra. Beberapa jenis tantra membutuhkan kehadiran seorang
guru yang mahir untuk membimbing kemajuan siswa tantra.
Tantra dalam perkembangannya sering menggunakan simbol-simbol material termasuk
simbok-simbol erotis. Tantra sering diidentikkan dengan ajaran kiri yang mengajarkan pemenuhan
nafsu seksual, pembunuhan dan kepuasan makan daging. Padahal beberapa perguruan tantra yang
saat ini mempopulerkan diri sebagai tantra putih menjadikan; mabuk-mabukan, makan daging
dan hubungan seksual sebagai sadhana dasar pantangan dalam meniti jalan tantra. Konsep
ini berpangkal pada percakapan Devi Parwati dengan Deva Siva yang menguraikan turunnya
Devi Durga ke Bumi pada zaman Kali untuk menyelamatkan dunia dari kehancuran moral
dan perilaku. Dalam beberapa sumber Devi Durga juga disebut “Candi”. Mulai saat itulah pada mulanya muncul istilah
candi ‘candikaghra’ untuk menamai bangunan suci sebagai tempat memuja Deva dan arwah yang telah suci. Peran Devi Durga dalam menyelamatkan
dunia dari kehancuran moral dan perilaku disebut kalimosada ‘kali-maha- usada’ yang artinya Devi Durga adalah obat yang paling mujarab dalam zaman
kekacauan moral, pikiran dan perilaku; sedangkan misi beliau turun ke bumi disebut Kalika-Dharma.
Menurut Maurice Winernitz, meskipun teks-teks kitab tantra tidak menunjukkan permusuhan secara nyata terhadap ayat-ayat atau ajaran Veda,
namun menegaskan bahwa ajaran-ajaran Veda dianggap terlalu sulit untuk dipraktikkan oleh beberapa kalangan pengikut tantra. Karena alasan itulah,
cara yang lebih mudah dan praktis diberikan dalam kitab-kitab tantra. Prinsip- prinsip tantra terdapat dalam buku bernama Nigama, sedangkan praktik-
praktiknya dalam buku Agama. Sebagian buku-buku kuno itu telah hilang dan sebagian lagi tak dapat dimengerti karena tertulis dalam tulisan rahasia untuk
Sumber: http: ruangkumemajangkarya11-07-2012
Gambar 4.3 Úiwa Lingga Yantra - Tantra
174 Kelas XII SMA
Semester 1
menjaga kerahasiaan tantra terhadap mereka yang tak memperoleh inisiasi. Setidaknya terdapat 64 jenis kitab yang memuat ajaran Tantrayana, antara
lain: Maha nirwana tantra, Kularnawa tantra, Tantra Bidhana, Yoginirdaya tantra, Tantra sara, dan sebagainya.
Dalam perkembangan selanjutnya, praktik ajaran tantra dinyatakan selalu mewarnai kebudayaan dan keagamaan yang berkembang di nusantara. Hal
ini dapat dilihat dari berbagai jenis peninggalan seperti; prasasti, candi dan arca-arca yang bercorak tantrisme.
Kebanyakan isi kitab-kitab tantra masih dirahasiakan dari arti yang sebenarnya dan yang sudah diketahui masih
merupakan teka-teki. Orang-orang Hindu, termasuk para sarjana besar pada umumnya tidak mendiskusikan tantra. Berbeda dengan Agama Hindu pada
umumnya, sebagian dari tantra percaya kepada kenikmatan hidup material. Tidak seorangpun mengetahui secara tepat kapan ajaran tantra dimulai atau
Mahareshi siapa yang memulainya. Bukti menunjukkan bahwa tantrisme ada selama zaman veda. Bahkan Sankara menyebut keberadaannya dalam
bukunya Saundarya Lahari. Ada sekitar seratus delapan buku mengenai tantra. Tantrisme dan Saktiisme hampir satu dan sama. Dalam Tantrisme,
IstaDeva yang dipuja adalah Siwa-Sakti, kombinasi dari Siwa dan saktinya Parwati. Tantra adalah satu sistem dari praktek-praktek yang dipergunakan
untuk meningkatkan spiritual. Ajaran terbaik dari tantra adalah pengetahuan mengenai energi kundalini yang luas yang belum dimanfaatkan di dalam tubuh
manusia. Tantra juga melakukan penelitian mengenai ilmu kimia, astrologi, astronomi, palmistry “ilmu meramal melalui rajah tangan”, cosmologi “ilmu
tentang alam semesta, awal perkembangan dan akhirnya” bahkan teori atom. Mantra-mantra Hindu yang ada sampai saat ini banyak bernapaskan ajaran
tantra. Yantra dan bentuk-bentuk geometral yang dihubungkan dengan mantra, juga merupakan ajaran yang sama pentingnya dari tantra untuk kemanusiaan.
Disepanjang Sushumna, ada tujuh pusat-pusat bathin ‘psychic centers’; mulai dari muladhara chakra. Elemen ini tidak dapat dilihat dengan mata
telanjang, namun harus dipercaya berbentuk seperti bunga teratai dengan warna-warna yang berbeda dan masing-masing mengendalikan kegiatan dari
organ indriya yang berbeda. Muladhara Chakra berada pada dasar dari tulang belakang, memiliki empat daun bunga dan mengendalikan indra penciuman.
Swadishthana Chakra berada pada dasar kelamin, memiliki enam daun bunga dan mengendalikan indra perasa. Manipura Chakra berposisi di seberang
pusar, mempunyai sepuluh daun bunga dan mengendalikan pandangan. Anahata Chakra posisinya sejajar dengan hati, mempunyai dua-belas daun
bunga dan mengendalikan indra peraba. Wisuddha Chakra berada pada jakun kerongkongan, memiliki enam belas daun bunga dan mengendalikan indra
Pendidikan Agama Hindu Dan Budi Pekerti 175
pendengaran. Ajna Chakra berkedudukan di antara alis, memiliki dua daun bunga dan mengendalikan pikiran. Sahasrara Chakra terletak di atas titik
paling atas dari kepala, mempunyai seribu daun bunga. Seorang Yogi yang mendalami ajaran kundalini dengan memiliki posisi chakra seperti tersebut di
atas dapat dinyatakan telah meperoleh ‘kesadaran Kosmis’.
Menurut Kitab-kitab Tantra, ada kekuatan hebat yang sangat rahasia di dalam tubuh manusia yang disebut kekuatan Kundalini atau kekuatan ular.
Ia berbaring seperti seekor ular dalam gulungan atau bentuk yang tidak aktif pada dasar dari tulang belakang di Muladhara chakra. Tiga dari saraf yang
paling penting dari tubuh manusia, Sushumna,
Ida dan Pinggala, juga berawal dari titik yang sama disebut Muladhara chakra. Menurut Tantra, karena
kekuatan yang hebat ini tetap tidur ‘dormant’ selama kehidupan seseorang maka kebanyakan orang tidak menyadari keberadaannya. Dipercayai bahwa
ketika manusia mengembangkan spiritualitas dengan meditasi atau latihan pranayama, kekuatan ini bangkit ke atas perlahan-lahan melalui saraf
Sushumna. Bergeraknya ke atas secara perlahan dari kekuatan Kundalini ini dikenal sebagai kebangkitan dari Kundalini. Kekuatan ini begerak ke atas
secara perlahan-lahan dan mantap dalam satu garis lurus. Ketika melewati setiap pusat batin ‘psychic center’ orang itu akan memiliki kendali penuh
atas organ-organ indriyanya. Misalnya, bila ia mencapai Manipura Chakra di seberang pusar, orang itu akan mempunyai kendali penuh atas pandangan.
Tidak ada Samadhi “persatuan dengan Tuhan” yang dapat dilakukan tanpa kebangkitan kekuatan kundalini. Dikatakan bahwa kekuatan kundalini
melewati keenam chakra dan akhirnya bersatu dengan Sahasrara di atas “tiara, crown” dari kepala. Ketika ini terjadi orang tersebut telah mencapai
kesadaran kosmis, bentuk tertinggi dari pengejawantahan Tuhan.
Demikian makna tantra yang disebut-sebut sebagai bagian dari ajaran Agama Hindu yang bersifat magis dapat dipahami oleh pengikutnya dilaksanakan
dengan memanfaatkan yantra dan mantra.