Pendidikan Agama Hindu Dan Budi Pekerti 177
beserta manifestasi-Nya. Selain itu, yantra lebih banyak mengejawantah ke dalam berbagai lambang-lambang atau simbol beserta peralatan, sarana dan
prasarana ritual bersangkutan.
Yantra adalah garis-garis lurus dan garis-garis lengkung yang dipadukan sedemikian rupa, yang merupakan basis dari energi dan alam semesta sebagai
perwujudan devata. “Yantra adalah wujudnya, mantra adalah jiwanya dan devata adalah atma yang menghidupkannya. Perbedaan antara yantra dengan
devata adalah seperti halnya badan dan roh”. Yantra diyakini merupakan basis alami, atau kebenaran, indeogram daripada tulisan-tulisan yang muncul.
Segala bentuk garis, titik, garis lurus, tanda tambah, lingkaran, segi tiga dan sebagainya mengandung arti simbolis berhubungan dengan gerak alami. Hal
ini dapat dikombinasikan lebih kompleks untuk menjadi gambaran kekuatan tertentu atau sifat wujud dalam beberapa aspek penciptaan. Tidak ada bentuk,
tidak ada gerakan yang mungkin tidak direduksi melalui pertolongan yantra dengan analisis yang benar dan penggambaran kekuatan penciptaan dari alam
semesta yang kita sebut sebagai yang suci. Yantra walapun digambarkan di atas lembaran sebagai suatu yang menumbuhkan kesan bentuk tiga dimensi
merupakan wujud dari yantra. Bentuk yantra tiga dimensi itu sendiri sebagai wujud bayangan yang statis dalam gerak, berkombinasi dengan kekuatan hidup
yang menggambarkan Devata tertentu. Yantra merupakan kebutuhan dasar untuk menggambarkan semua simbol-simbol, semua wujud suci, semua arca,
semua bangunan suci, altar, pura dan mudra. Yantra digunakan dalam upacara pemujaan pada umumnya, devata dihadirkan dengan menggambarkan melalui
yantra dan memanggil nama yang gaib. Yantra dapat diekspresikan ke dalam aspek internal dari setiap bentuk ciptaan. Sifat alami manusia dan binatang-
binatang, seperti halnya Deva-Deva dapat diekspresikan melalui yantra. Yantra merupakan aspek dalam dari bentuk penciptaan. Sifat dasar manusia
dan binatang, seperti halnya para devata dapat diekspresikan melalui yantra. “di dunia ini terdapat yantra yang tidak terhitung jumblahnya. Setiap bentuk
adalah yantra, setiap daun dan bunga, melalui bentuk, warna, bau harum, dan sebagainya, semua menjelaskan kepada kita cerita tentang pencipataan”
Danielou. 1964.
Yantra, umumnya berarti alat untuk melaksanakan sesuatu guna mencapai tujuan. Di dalam pemujaan, yantra adalah sarana tempat memusatkan pikiran.
Dalam Yogini Tantra dikatakan bahwa Devi harus dipuja di dalam pratima, mandala atau yantra. Pada tingkat tertentu, kemajuan spiritual sadhaka
diperkenankan memusatkan bhaktinya melalui yantra. Siddha-yogi di dalam proses pemujaan internal yang dilakukannya antarpuja memulainya dengan
melakukan pemujaan melalui yantra, yang merupakan perlambang dari
178 Kelas XII SMA
Semester 1
Brahma-vijnana. Sebagaimana halnya mantra adalah lambang dari perwujudan devata. Dinamakan yantra karena sarana itu juga mencegah timbulnya ni-
yantrana nafsu, kemarahan, dan kekeruhan lain dari jiwa dan mencegah penderitaan yang diakibatkan oleh kekeruhan jiwa tersebut.
Yantra biasanya berbentuk diagram, di lukis atau dipahatkan di atas logam, kertas atau benda-benda yang lain, dan disucikan seperti menyucikan
pratima, kemudian dilakukan pemujaan melalui sarana yantra tersebut, seperti pemujaaan melalui pratima, arca patung dan sebagainya. Mantra
yang berbeda digunakan untuk melakukan pemujaan yang berbeda, demikian pula halnya dengan penggunaan yantra-yantra itu. Terdapat berbagai jenis
lukisan di dalam yantra, tergantung dari tujuan pemujaan Avalon, 1997: 93. Demikian sehingga dalam waktu singkat makna yantra sebagai simbol sesuatu
yang dikenakan oleh setiap pemakai dapat dirasakan hasilnya.
3. Mantra
Kata mantra berasal dari bahasa Sanskerta dari kata “Man” artinya pikiran dan “Tra” artinya menyebrangkan. Mantra adalah media untuk menyeberangkan
pikiran dari yang tidak suci atau tidak benar menjadi semakin suci dan semakin benar Wiana, 2004:184. Mantra memiliki tujuan untuk melindungi
pikiran dari jalan sesat menuju jalan yang benar dan suci. Menurut Danielou dalam Titib 2003:437 bahasa yang benar yang merupakan ucapan suci yang
digunakan dalam pemujaan disebut dengan mantra. Kata mantra berarti “bentuk pikiran”, sehingga seseorang yang mampu memahami makna yang terkandung
di dalam mantra dapat merealisasikan apa yang digambarkan di dalam mantra tersebut. Mantra adalah kumpulan dari pada kata-kata yang mempunyai arti
Ya indra sasty-avrato anuûvàpam-adevayuá, svaiá sa evair mumurat poûyam rayiý sanutar dhei taý tataá.
Terjemahannya;
Tuhan Yang Maha Yang Maha Esa, orang yang tidak beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa adalah lamban dan mengantuk, mati oleh perbuatannya
sendiri. Berikanlah semua kekayaan yang dikumpulkan oleh orang semacam itu, kepada orang lain’ Ågveda VIII. 97.3.
Renungkanlah bait mantra ini dengan baik dan benar, buatlah narasinya, paparkanlah di depan kelas-mu, mintalah tanggapan dari teman-teman-mu
atas bimbimgam BapakIbu guru yang mengajar di kelas
Pendidikan Agama Hindu Dan Budi Pekerti 179
mistik, serta umumnya berasal dari bahasa Sanskerta dan dinamai Bijaksara Tim Penyusun, 1987:6. Mantra disusun dengan menggunakan aksara-aksara
tertentu yang diatur sedemikian rupa sehingga menghasilkan suatu bentuk bunyi, sedangkan huruf-huruf itu sebagai perlambang dari bunyi tersebut.
Mantra mempunyai getaran atau suara tersendiri sehingga untuk menghasilkan pengaruh yang dikehendaki mantra harus disuarakan dengan cara yang tepat,
sesuai dengan “suara” atau ritme, dan warna atau bunyi. Apabila mantra tersebut diterjemahkan ke dalam bahasa lain, mantra itu tidak memiliki warna
yang sama, sehingga terjemahannya hanya sekedar kalimat Avalon dalam Titib, 2003:439. Kamus Besar Bahasa Indonesia menjelaskan, mantra adalah
merupakan susunan kata yang berunsur puisi, seperti ritme dan irama yang dianggap mengandung kekuatan gaib, biasanya diucapkan oleh dukun atau
pawang untuk menandingi kekuatan gaib yang lain. Mantra sebagai sebuah pola gabungan kata-kata bahasa Veda yang diidentikkan dengan Deva atau
Devi tertentu. Mantra digunakan dalam sadhana tantra atau berbagai ritual, diucapkan atau diulang-ulang dalam berbagai kombinasi atau konteks yang
kemudian membuat pola vibrasi tertentu. Mantra-mantra yang ada sekarang adalah warisan dari para maharsi, orang suci, orang sadhu dan yogi yang telah
mempraktekkan berbagai mantra selama ribuan tahun Chawdhri, 2003:97. Dalam pengucapan mantra, ada hal-hal yang perlu dicermati seperti: susunan
kata-kata, ritmeintonasi serta pengucapan yang tepat yang diikuti dengan suasana lingkungan yang baik sehingga akan menciptakan suatu kesucian.
Mantra adalah sebuah kata-kata atau kalimat suci yang bersumber dari kitab suci veda, khususnya dalam teks dharma pemujaan kehadapan Ida Sang Hyang
WidhiTuhan Yang Maha Esa beserta dengan berbagai macam manifestasi- Nya pada saat pelaksanaan Panca Yajna dalam kehidupan dan penerapan
ajaran Hindu.
Mantra adalah catur Veda yaitu: Åg veda, Yayur veda, Sama veda, dan Atharwa veda.
Mantra merupakan bunyi, suku kata, kata, atau sekumpulan kata-kata yang dipandang
mampu “menciptakan perubahan” seperti misalnya perubahan spiritual. Penggunaan
mantra sekarang tersebar melalui berbagai gerakan spiritual yang berdasarkan atau
cabang dari berbagai praktik dalam tradisi dan agama ketimuran. Mantra Aum atau Om
dalam aksara Devanagari. Mantra merupakan sebuah kata atau kombinasi beberapa buah
kata yang sangat kuat atau ampuh, yang
Sumber: Dokumen I N. Mudana11-07-2013’
Gambar 4.5 Sembahyang
180 Kelas XII SMA
Semester 1
didengar oleh orang bijak dan dapat membawa seseorang yang mengucapkannya melintasi lautan kelahiran kembali, inilah yang merupakan arti mantra yang
tertingi. Mantra adalah rumusan gaib untuk melepaskan berbagai kesulitan atau untuk memenuhi bermacam-macam keinginan duniawi, tergantung dari