Bagian-Bagian Tri Purusha Kelas 12 SMA Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti Siswa

Pendidikan Agama Hindu Dan Budi Pekerti 263 1. Parama Úiwa Tuhan sebagai jiwa agung alam atas, disebut Parama Úiwa atau Parameswara. 2. Sadà Úiwa Tuhan sebagai jiwa alam tengah, disebut Sadha Úiwa. 3. Ú iwàtma Tuhan sebagai penguasa alam bawah disebut Siwa atau Iswara. Latihan: 1. Setelah membaca teks tentang bagian-bagian Tri Purusha dalam agama Hindu, apakah yang anda ketahui? Jelaskan dan tuliskanlah 2. Buatlah ringkasan yang berhubungan dengan bagian-bagian Tri Purusha dalam ajaran Hindu, dari berbagai sumber media pendidikan dan sosial yang anda ketahui Tuliskan dan laksanakanlah sesuai dengan petunjuk dari BapakIbu guru yang mengajar di kelas 3. Bagaimana cara anda untuk mengetahui bagian-bagian Tri Puruûa sebagai ajaran agama Hindu ? Jelaskan dan tuliskanlah pengalamanmu 4. Manfaat apakah yang dapat dirasakan secara langsung dari usaha dan upaya untuk memengetahui adanya bagian-bagian Tri Purusha dalam kehidupan dan penerapan ajaran Hindu ? Tuliskanlah pengalaman anda 5. Amatilah lingkungan sekitar anda terkait dengan adanya bagian- bagian Tri Purusha dalam penerapan ajaran Hindu guna mewujudkan tujuan hidup manusia dan tujuan Agama Hindu, buatlah catatan seperlunya dan diskusikanlah dengan orang tuanya Apakah yang terjadi? Buatlah narasinya 1 – 3 halaman diketik dengan huruf Times New Roman – 12, spasi 1,5 cm, ukuran kertas kuarto; 4-3- 3-4 264 Kelas XII SMA Semester 1

C. Tri Puruûa Sebagai Manifestasi Sang Hyang Widhi

Perenungan. ‘Brahma devàn anu kûiyati brahma daivajanir viúah, brahmedam anyat-akúatram brahma sat kûatram ucyate. Terjemahan: ‘Tuhan Yang Maha Esa bersemayam dan berwujud sebagai para Deva. Tuhan Yang Maha Esa, bersemayam pada media-media yang suci, Tuhan Yang Maha Esa adalah abadi tak terhancurkan dan Dia adalah pelindung yang agung’ Atharvaveda X.2.23 Tri Purusha adalah jiwa agung tiga alam semesta yakni Bhur Loka alam bawah, Bhuwah Loka alam tengah dan Swah Loka alam atas. Tri Purusha terdiri dari; 1. Parama Úiwa: Parama Úiwa artinya Tuhan dalam keadaan belum beraktivitas. Tuhan dapat digambarkan seperti kilat atau petir. Kilat atau petir itu adalah listrik yang ada di alam dan hanya terlihat pada musim hujan. Listrik ada tetapi belum aktif. Seperti itulah penggambaran Tuhan dalam keadaan Parama Úiwa. 2. Sadha Úiwa: Sadha Úiwa berarti keadaan Tuhan sudah aktif dan berfungsi menciptakan alam. Penggambaran Tuhan Brahman sebagai Sadha Úiwa dalam keadaan aktif sudah mulai berfungsi, sudah menunjukkan ke-Mahakuasaan-Nya yang diwujudkan dalam wujud Deva. Tuhan berfungsi sebagai pencipta disebut Deva Brahma, Tuhan berfungsi sebagai pemelihara disebut Deva Wisnu dan Tuhan berfungsi sebagai pelebur atau mengembalikan ke asalnya disebut Deva Úiwa. Tuhan dalam wujud Sadha Úiwa juga memiliki kekuasaan dapat kecil sekecil-kecilnya, besar sebesar-besarnya, bersifat Maha Tahu, Maha Karya, ada di mana- mana dan kekal abadi. Karena Tuhan memiliki ke-Maha Kuasaan, maka Tuhan diberi gelar atau sebutan bermacam-macam sesuai ke-Maha Kuasaan-Nya, seperti: a. Brahma, b. Wisnu, c. Rudra, Pendidikan Agama Hindu Dan Budi Pekerti 265 d. MahaDeva, e. Sang Hyang Widhi, f. Sang Hyang Sangkan Paran, dan lain-lain. 3. Siwa: Siwa sebagai bagian ketiga dari Tri Purusha adalah keadaan Tuhan sebagai Siwatma yaitu dapat menyatu dan menjiwai tubuh makhluk. Penggambaran Tuhan dalam wujud Siwa digambarkan seperti sebuah bola lampu. Di mana bola lampu akan menyala bila sudah dialiri oleh listrik. Listrik yang mengalir akan menyesuaikan dengan bentuk sebuah lampu. Kalau dalam makhluk hidup, bila Tuhan dalam Úiwatma akan menyatu dengan ciptaan-Nya menjadi tubuh makhluk yang disebut Atma. Atmalah yang menjiwai manusia, hewan dan tumbuhan. Ketika Tuhan sudah berada dalam makhluk ciptaan-Nya, maka Tuhan akan dipengaruhi oleh keadaan makhluk itu dan menjadi lupa akan asalnya dan akan mengalami suka duka. Dalam mahzab Úiwaisme dikenal istilah Tri Purusha. “menurut Piagam Besakih, Tuhan dipuja sebagai Sang Hyang Tri Purusha Tiga Manifestasi Tuhan sebagai jiwa alam semesta”. Tri Purusha didalam Tattwa Jnana disebutkan “……yang disebut Siwa Tattwa ada tiga yaitu; Paramasiwa Tattwa, Sadasiwa Tattwa, Atmika Tattwa” Tattwa Jnana. Dengan demikian pada dasarnya Úiwa adalah satu namun keadaan dan sifatnya berbeda, yang secara vertikal dipilah menjadi tiga bagian menyangkut keadaan-Nya yaitu: Paramasiwa Trancendent, Sadasiwa Immanent, dan Atmika Tattwa atau Siwatma Immanent. Atmika TattwaÚiwatma merupakan aspek Tuhan yang bersemayam didalam hati setiap makhluk. Sadasiwa Tattwa merupakan aspek Tuhan berwujud Saguna Brahman, sedangkan aspek Tuhan yang tak berwujud Nirguna Brahman adalah Paramasiwa Tattwa. Dalam mahzab Waisnawa aspek Tuhan yang berwujud adalah Bhagavan, aspek Tuhan tak berwujud adalah Brahman dan aspek Tuhan yang bersemayam di dalam hati setiap makhluk adalah Paramatman. Latihan: 1. Setelah membaca teks tentang ajaran Tri Purusha sebagai manifestasi Sang Hyang Widhi dalam agama Hindu, apakah yang anda ketahui tentang Agama Hindu? Jelaskan dan tuliskanlah 266 Kelas XII SMA Semester 1 2. Buatlah ringkasan yang berhubungan dengan ajaran Tri Purusha sebagai manifestasi Sang Hyang Widhi dalam Agama Hindu, dari berbagai sumber media pendidikan dan sosial yang anda ketahui Tuliskan dan laksanakanlah sesuai dengan petunjuk dari BapakIbu guru yang mengajar di kelas anda 3. Bagaimana caramu untuk mengetahui tentang ajaran Tri Purusha sebagai manifestasi Sang Hyang Widhi dalam agama Hindu ? Jelaskan dan tuliskanlah pengalamanmu 4. Manfaat apakah yang dapat dirasakan secara langsung dari usaha dan upaya untuk memengetahui ajaran Tri Purusha sebagai manifestasi Sang Hyang Widhi dalam ajaran Agama Hindu ? Tuliskanlah pengalaman anda 5. Amatilah lingkungan sekitar anda terkait dengan adanya ajaran Tri Purusha sebagai manifestasi Sang Hyang Widhi menurut agama Hindu dalam kehidupan dan penerapan ajaran Hindu guna mewujudkan tujuan hidup manusia dan tujuan Agama Hindu, buatlah catatan seperlunya dan diskusikanlah dengan orang tuamu Apakah yang terjadi? Buatlah narasinya 1 – 3 halaman diketik dengan huruf Times New Roman – 12, spasi 1,5 cm, ukuran kertas kuarto; 4-3-3-4

D. Bentuk Pemujaan Tri Purusha

Perenungan. “Bhadram icchanta åûayas tapo diksàm upanisedur agre, tato ràstram balam ojaúca jàtam tadasmai devà upasamnamantu. Terjemahan: ‘Para rsi futurelog yang memikirkan tentang kemakmuran bangsa mendapatkan dua faktor, yakni kesetiaan dan pengabdian dedikasi, Dengan menjalankan faktor-faktor itu bangsa ini menjadi kuat dan mulia. Maka dari itu faktor-faktor ini seharusnya dibina Atharvaveda XIX.41.1.