Pendidikan Agama Hindu Dan Budi Pekerti 293
Kesepuluh macam bagian ajaran Dasa Yamabrata inilah yang wajib dipedomani dan dilaksanakan oleh umat sedharma dalam hidup bermasyarakat. Hal ini
penting diterapkan oleh masing-masing individu masyarakat dalam keseharian karena semuanya merupakan norma kesusilaan yang bernilai utama serta
yang mampu menjamin keamanan dan ketertiban masyarakat sekitarnya. Masyarakat era global sangat membutuhkan ajaran Dasa Yamabrata sebagai
pedoman hidup sehingga era globalisasi dapat berjalan dengan tentram, nyaman, kuat dan damai. Adalah menjadi tanggung-jawab kita bersama untuk
mewujudkan semuanya itu, bila kita tidak menginginkan tatanan masyarakat menjadi tidak menentu, kacau, dan hancur.
Latihan:
1. Apakah makna dari masing-masing bagian ajaran Dasa Yamabrata
tersebut bila kita hubungkan dengan kehidupan bermasyarakat keseharian seperti sekarang ini? Jelaskanlah
2. Kita semua patut bersyukur memiliki warisan leluhur berupa ajaran
Dasa Yamabrata, dengan cara bagaimana anda mewujudkan rasa bersyukur itu? Deskripsikanlah
3. Manfaat apakah yang dapat dirasakan secara langsung dari
pengamalan ajaran Dasa Yamabrata dalam hidup bermasyarakat? Tuliskanlah pengalaman anda Selanjutnya ikutilah petunjuk dari
BapakIbu guru yang mengajar di kelasmu
4. Amatilah masyarakat lingkungan sekitar anda terkait dengan
pengamalan ajaran Dasa Yamabrata dalam keseharian, buatlah catatan tersendiri dan diskusikanlah dengan orang tua, saudara, dan
anggota keluarga anda. Buatlah narasinya 1 – 5 halaman diketik dengan huruf Times New Roman – 12, spasi 1,5 cm, ukuran kertas
kuarto; 4-3-3-4 Selanjutnya ikutilah petunjuk dari BapakIbu guru yang mengajar di kelasmu
294 Kelas XII SMA
Semester 1
C. Tujuan dan Manfaat Ajaran Dasa Yama Bratha dalam Pembentukan Kepribadian yang Luhur
Perenungan. Kurvan evaha karm
āói jijiviúet úataý sam
āá, evam tvayi n
ānyatheto-asti na karma lipyate nare.
Terjemahan:
“Orang seharusnya suka hidup di dunia ini dengan melakukan kerja keras selama seratus tahun, tidak ada cara yang lain bagi keselamatan seseorang,
suatu tindakan yang tidak mementingkan diri sendiri dan tidak memihak menjauhkan pelaku dari keterikatan,
Yajurveda XI.2.
Mewujudkan tujuan hidup ini adalah tugas mulia bagi umat manusia. Memanfaatkan ajaran Dasa Yama Bratha utuk membangun keselamatan umat
manusia adalah swadharma sebagai masyarakat Hindu. Bagaimana supaya anggota masyarakat dapat dengan mudah mengetahui, memaknai, menghayati,
melaksanakan dan memahami manfaat ajaran Dasa Yama Bratha tersebut mampu membentuk insan berkepribadian yang luhur, maka masing-masing
bagiannya perlu diberi penjelasan yang cukup. Tanpa penjelasan yang baik mustahil dapat diresapi dan dihayati secara baik tentang ajaran Dasa Yama
Bratha itu. Adapun penjelasan secara rinci dari masing-masing bagian ajaran Dasa Yama Bratha adalah sebagai berikut;
1. Ànåûangsya adalah harimbawa berarti tidak mementingkan diri sendiri saja;
Di dalam kehidupan sehari-hari seseorang hendaknya selalu berusaha lebih mengutamakan kepentingan orang banyak dari pada kepentingan
pribadinya. Kepentingan masyarakat lebih dominan dari yang lainnya, kecuali untuk memberi pelayanan kepada orang yang sedang sakit dimana
kita harus memberikan pelayanan.
Harimbawa artinya berwibawa, misalnya sebagai Sang Hyang Widhi memiliki kewibawaan, Bhatara merupakan manifestasinya atau
perwujudan Tuhan yang Maha Esa yang berfungsi sebagai pemelihara dari alam semesta beserta dengan isinya. Di dalam pusaka suci Bhuwanakosa
Pendidikan Agama Hindu Dan Budi Pekerti 295
ada penjelasan bahwa Bhatara Brahma berfungsi untuk menciptakan alam semesta, Bhatara Wisnu berfungsi sebagai pemelihara ciptaan
tersebut, sedangkan Bhatara Rudha sebagai pemerelina alam semesta ini beserta dengan isinya. Ketiganya adalah merupakan pelindung dunia ini.
Demikianlah Sang Hyang WisnuSang Hyang Hari merupakan manifestasi TuhanHyang Widhi Wasa untuk memelihara dunia atau negara yang
mempunyai wibawa. Tak ubahnya lagi seperti negara dipelihara oleh raja dengan penuh wibawa bersama para menteri atau pegawainya.
Di dalam kehidupan sehari-hari, manakala terjadi benturan antara kepentingan pribadi dengan kepentingan orang banyak, maka kepentingan
pribadi selalu dinomorduakan, apabila bobot kedua macam kepentingan itu hampir sama. Namun demikian, bagaimanapun manusia harus
berpikir secara objektif disamping subjektif. Sebab apabila bobot-bobot kepentingan pribadi itu jauh lebih besar dari pada kepentingan orang
banyak, maka kepentingan pribadi itu tetap harus didahulukan. Sebagai contoh dapat dijelaskan sebagai berikut; Pada suatu saat di masyarakat
ada acara gotong royong membersihkan lingkungan. Tepat saat itu juga keluarga kita kena musibah sakit yang harus segera mendapat bantuan
dokter. Dalam hal ini maka kepentingan pribadi harus didahulukan, dan kepentingan orang banyak dinomorduakan. Demikianlah kita tidak boleh
mementingkan diri sendiri, apabila bobot kepentingan itu sama atau hampir sama.
Manfaat dari ajaran Ànåûangsya Dasa Yamabrata ini adalah dapat mewujudkan ketenangan, kententeraman, kedamaian keabadian, dan usia
yang panjang dalam hidup berkeluarga, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara dengan bersikap welas-asih.
2. Kû mā berarti tahan akan panas dan dingin;
Ksama adalah sifat-sifat pengampun, pemaaf, serta sabar dan tahan uji. Di dalam kehidupan ini setiap orang harus berusaha untuk menerapkan
sifat-sifat pengampun, pemaaf serta sabar dan tahan uji. Orang yang baik adalah orang yang suka mengampuni dan memaafkan kesalahan orang
lain. Bila semua orang memiliki sifat demikian pasti dunia akan selalu aman tenteram.
Sifat pengampun dan pemaaf; contoh sifat yang suka mengampuni serta mau memberi maaf kepada orang lain sebagaimana terlukis dalam cerita
Ni Wanari. Di dalam cerita ini dijelaskan bahwa Ni Wanari hanyalah seekor kera betina, namun ia mempunyai sifat yang sangat mulia yaitu
suka memberi ampun dan maaf kepada siapa saja. Adapun cuplikan ceritanya adalah sebagai berikut: Setelah Si Papaka mendengar cerita
296 Kelas XII SMA
Semester 1
Si Macan tentang kematian Sang Raja Putra dipenggal oleh seekor kera yang buruk hati, lalu dimintalah Si Papaka itu untuk membuat jatuh Ni
Wanari. Karena kebodohan Si Papaka, Ni Wanari yang sedang tidur didorong hingga jatuh. Ni Wanari diterkam oleh Si Macan. Namun karena
kecerdikan dan kesabarannya Ni Wanari lalu berkata sambi tersenyum: “Hai macan bila engkau hendak membunuh, bunuhlah aku dengan
cara menangkap ekorku Jika tidak demikian maka engkau tidak akan bisa membunuhku. Karena aku ini keturunan Bhatara Sakti.” Karena
bodohnya Si Macan maka Ni Wanari dilepas seraya menangkap ekornya. Sementara mau akan ditangkap, segera Ni Wanari meloncat ke atas
dahan tempat di mana Papaka berlindung, Si Papaka sangat ketakutan. Ni Wanari melihat gejala itu dan berkata: “Wahai Papaka, jangan gelisah
dan takut. Yang menyebabkan saya jatuh adalah karena saya lelap tidur, lalu saya terkejut karena disengat semut” Demikianlah kebijaksanaan Ni
Wanari yang mempunyai sifat pengampun serta penyabar menghadapi perilaku Si Papaka yang buruk.
Tahan uji dalam arti dapat mengendalikan diri; sifat semacam ini dapat dimaknai dalam cerita tentang seorang Maha Rsi yang bernama Bhagawan
Dharmaswami. Beliau adalah seorang pendeta utama yang tahan uji dari segala macam penderitaan akibat ulah Raja Putra Madura atas laporan
“Swarnangkara” karena itu beliau diburu dan diikat serta dipertontonkan di peraptan agung. Namun meskipun beliau dirundung malang, tetapi tetap
menunjukan kesabaran dan tidak ada rasa amarah kepada yang mencaci makinya. Pikiran beliau bersih dan tenang, tidak sedikitpun ada celanya
dari panas dingin. Atas nasehat Si Ular Sandi mengharapkan agar Prabu Madura memohon maaf kepada Bhagawan Dharmaswami dan memohon
agar beliau berkenan mengobati putra mahkota yang dipagut ular. Oleh karenanya; Prabu Madura, para pendeta dan para menteri datang bersujud
memohon ampun di hadapan Sri Bhagawan. Permohonannya terkabulkan, maka raja mau menyerahkan kerajaannya kepada Sri Bhagawan, namun
Sri Bhagawan menolak dengan berkata:”Ya, paduka kami jangan bergaul dengan sahabat yang Durbudhi. Si Durbudhi akan mengantar paduka ke
Yama loka. Begitu pula sang pendeta, bila bergaul dengan orang corah, hilanglah kewibawaan dan kemuliaan beliau.
Manfaat dari ajaran Kû mā Dasa Yamabrata ini adalah dapat mewujudkan
ketenangan, kententeraman, kedamaian keabadian, dan usia yang panjang dalam hidup berkeluarga, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara
dengan sikap yang dimotivasi oleh sifat-sifat pengampun, pemaaf, serta sabar dan tahan uji.