Hubungan Hukum Hindu dengan Budaya, Adat- istiadat, dan Kearifan Daerah Setempat.
92 Kelas XII SMA
Semester 1
Kutara Manawa, memang amat sering dijadikan sumber penyusunan Hukum Adat. Hanya transfer ke dalam Hukum Adat tidak dilakukan sepenuhnya,
karena tidak semua materi dalam hukum Hindu tersebut sesuai dengan situasi, kondisi dan kebutuhan masyarakat. Dalam hal ini para tetua adat sangat
berperan sebagai tokoh yang bertugas khusus menyaring nilai-nilai hukum Hindu untuk diselaraskan kebutuhannya sesuai dengan sistem sosial yang
berkembang di lingkungan sekitarnya.
Hukum adat menduduki orbit yang sentral dan telah berperan dominan dalam suatu lingkungan budaya tertentu, yakni lingkungan masyarakat adat yang
mendukungnya. Konsekuensi dari peran yang dominan itu menjadikan hukum Adat semakin mengakar dan melembaga dalam interaksi sosial masyarakatnya,
dalam arti bahwa kepatuhan masyarakat terhadap Hukum Adat tersebut tidak dapat dibantahkan.
Konsekuensi lainnya adalah membawa akibat yang sangat fatal, di mana mulai muncul tokoh-tokoh hukum adat yang tidak lagi menerima anggapan bahwa
hukum adat bersumber kepada hukum Hindu, berkesempatan mengemukakan hasil penelitiannya. Gde Pudja lebih jauh mengemukakan, “Hukum Hindu-
lah yang merupakan sumber dasar dari Adat di Indonesia terutama di daerah- daerah di mana pengaruh Hindu itu sangat besar. Untuk daerah Bali dan
Lombok, pembuktian itu tidaklah begitu sulit, karena seluruh pola pemikiran dan tata kehidupan masyarakat yang beragama Hindu, tetap mendasarkan
pada ajaran-ajaran Agama Hindu yang mereka yakini Pudja, 19977:192.
Menurut Soerjono Soekanto, hukum Adat bersumber dari perkembangan perilaku yang berproses melalui cara, kebiasaan, tata kelakuan, dan adat
istiadat, baru kemudian menjadi hukum adat, akan semakin mempertegas mengenai pembuktian adanya hukum Hindu menjiwai hukum adat. Namun
kerangka teori ini akan melahirkan adat murni, karena ia bersumberkan kepada perilaku menjadi manusia, baik personal maupun umum. Dalam proses
menjadikan kebiasaan, tata dan adat-istiadat, kitab Dharmasastra atau hukum Hindu sedikit banyak memberi pengaruh, berhubung kebiasaan, tata kelakuan
dan adat istiadat itu dibatasi oleh suatu norma-norma sosial dan norma-norma agama yang bersumber langsung dari Wahyu Tuhan. Hukum Hindu dalam
pembahasan di muka dinyatakan berdasarkan pada Rta.
Meskipun dibentangkan secara tersirat dari beberapa uraian di depan, terkecuali menegakkan keberadaan hukum Hindu yang menjiwai hukum
adat, sebenarnya dengan sendirinya juga mencakup pengertian hukum Hindu menjiwai kebiasaan. Kebiasaan ini dibatasi dalam konteks-nya yang
berakibat pada hukum adat. I Ketut Artadi menggambarkan kebiasaan itu demikian: ”Dalam aspek lain hubungan antara warga ini menonjol juga dalam
hal ketaatan terhadap kebiasaan pergaulan hidup yang dihormati yang dapat
Pendidikan Agama Hindu Dan Budi Pekerti 93
berupa tata susila, sopan santun, hidup dalam pergaulan di suatu desa, yang sedemikian dianggap patut seperti cara bertegur sapa, tolong-menolong orang
yang kena musibah, saling tolong dalam menanam padi, saling membantu dalam soal membuat rumah dan lain-lain. “Artadi, 1987:2. Komponen ini
terdiri dari pernyataan tersebut berturut-turut adanya penaatan dari warga, kebiasaan pergaulan hidup yang dihormati, dan output berupa kebiasaan
tolong-menolong.
Ide-ide untuk mematuhi norma sosial dan norma agama, sehingga melahirkan perilaku sosial yang tolong menolong, seperti terdapat dalam komponen
tersebut di atas merupakan ide-ide yang melahirkan hukum adat. Dengan demikian terdapat hubungan berantai dan estafet : dari hukum Hindu menjiwai
hukum adat, dan penjiwaan itu mengalir juga menjiwai kebiasaan. Pembuktian adanya pengaruh hukum Hindu terhadap adat telah terbukti sejak berdirinya
kerajaan Hindu di Indonesia. Penguatan ini diberikan oleh Gde Pudja ketika membahas dimulainya pertumbuhan hukum Hindu. Gde Pudja mengatakan,
bagian-bagian dari sejarah dan pasal-pasal dalam Dharmasastra dialihkan dan digunakan sebagai hukum pada masa kerajaan Hindu di Indonesia. Bukan
pada masa Hindu saja, karena secara tidak disadari bahwa hukum Hindu itu masih tetap berlaku dan berpengaruh pula dalam hukum positif di Indonesia
melalui bentuk-bentuk hukum adat. Bentuk secara kasat mata dengan kehidupan hukum Hindu yang paling nyata masih terasa sangat berpengaruh
adalah bentuk hukum adat di Bali dan lombok, sebagai hukum yang berlaku hanya bagi golongan Hindu semata-mata Pudja, 1977:34.
Tim Peneliti Universitas Udayana Denpasar dalam penelitiannya tentang pengaruh agama Hindu terhadap hukum pidana adat di Bali, menunjukkan
adanya pengaruh hukum Hindu dalam jenis pelanggaran susila ini : Lokika, Sanggraha, Amandel Sanggama, Gamia Gamana, salah krama, drati-krama,
dan wakparusya. Tim Peneliti Universitas Udayana Denpasar, 1975 : 47.
Semua jenis hukum adat tersebut pernah diterapkan dalam peradilan Kerta di Bali semasa jaman penjajahan Hindu Belanda di Indonesia. Dari keputusan-
keputusan raad van kerta kita mendapatkan kesimpulan bahwa bentuk hukum
perdata, terutama hukum waris dan perkawinan menempati skala pelanggaran terbesar dibandingkan bentuk hukum lainnya.
Apabila skala pengaruh hukum Hindu terhadap hukum adat ditinjau secara makro, maka kita harus bertolak pada tiga hal pokok yang dipakai tumpuan
memahami eksistensi hukum adat Bali secara lebih mendasar. Ketiga hal pokok itu adalah Tri Hita Karana, yakni adanya upaya umum masyarakat
itu sendiri. Upaya menegakkan keseimbangan hubungan masyarakat secara keseluruhan dengan alam Ketuhanan.
94 Kelas XII SMA
Semester 1
Berbagai pengaruh hukum Hindu terhadap hukum adat sebagaimana contoh yang dikedepankan di atas, menunjukkan skala pengaruh hukum Hindu
terhadap hukum adat pada dimensi “Pawongan” dan ”palemahan”. Adanya pengaruh hukum Hindu terhadap hukum adat, tidak dimaksudkan untuk
mengatakan bahwa hukum adat itu tidak ada. Gde Pudja mengatakan, hukum adat haruslah tetap ada, sebagai kaidah yang asli pada masyarakat primer.
Namun sejauh ini pembuktian untuk membedakan hukum adat dengan hukum Hindu, belum banyak dilakukan. Kalau ada, penulisan ini belum sampai
melihat kemungkinan bahwa hukum itu bersumber pada Hukum Hindu. Pudja, 1977:34.
Demikianlah hubungan hukum Hindu dengan budaya, adat-istiadat, dan kearifan daerah setempat telah menyatu saling memelihara diantaranya.
Keberadaan adat-istiadat di Indonesia patut dipelihara guna mewujudkan cita-cita bangsa ini yakni menjadi bangsa yang sejahtera dan makmur serta
bahagia.
Latihan:
1. Buatlah ringkasan materi tentang
hubungan hukum Hindu dengan budaya, adat-istiadat, dan kearifan daerah setempat
yang ada di lingkungan sekitar mu presentasikan di depan kelas, kumpulkan
hasilnya dan atau laksanakan sesuai petunjuk atau ketentuan yang diberikan oleh BapakIbu guru yang mengajar di kelas mu
2. Setelah membaca dan memahami teks
hubungan hukum Hindu dengan budaya, adat-istiadat, dan kearifan daerah setempat
yang ada dan tersedia seperti terurai tersebut di atas, bagaimana pandangan mu tentang sumber hukum Hindu? tuliskan, paparkan
dan jelaskanlah
3. Bagaimana
hubungan hukum Hindu dengan budaya, adat- istiadat, dan kearifan daerah setempat
yang ada di sekitar lingkungan masyarakat anda? Amati dan buatlah catatan
seperlunya yang berhubungan dengan hal itu Hasil pengamatan dan pencatatan yang anda lakukan, diskusikanlah dengan orang
tua anda, selanjutnya buatlah laporannya sesuai dengan petunjuk membuat laporan, batas waktu pengumpulan laporan dan manfaat
pembuatan laporan sebagaimana ditentukan oleh BapakIbu guru yang mengajar di kelas anda
Pendidikan Agama Hindu Dan Budi Pekerti 95
4. Manfaat apakah yang dapat dirasakan secara langsung dari
usaha dan upaya memahami dan mempedomani hukum Hindu
dan budaya, adat-istiadat, serta kearifan daerah setempat guna
mewujudkan ketertiban hidup bermasyarakat? Tuliskanlah pengetahuan anda
5. Amatilah hubungan hukum Hindu dengan budaya, adat-istiadat,
serta kearifan daerah setempat dalam mewujudkan kesejahteraan dan kebahagiaan hidup bermasyarakat? Buatlah narasinya 1 – 3
halaman diketik dengan huruf Times New Roman – 12, spasi 1,5 cm, ukuran kertas kuarto; 4-3-3-4 Selanjutnya, ikuti petunjuk
sebagaimana ditentukan oleh BapakIbu guru yang mengajar di kelas mu
6. Amatilah gambar berikut ini dengan baik dan benar Akibat
hukum yang bagaimanakah akan diterima oleh pelakunya? Diskusikanlah dengan kelompok anda, buatlah catatan seperlunya
dalam bentuk narasi terkait dengan hasil diskusi yang dilakukan
- Selamat Belajar -
Sumber: Item type: JPG File Rating; Unrated, 15 Desember 2009
Gambar 2.4 Ilustrasi Sikap Anarkis
96 Kelas XII SMA
Semester 1
Yathemàm vàcaý kalyànim àvadàni janebhyaá, brahma-ràjanyàbhyàý
úùdràya càryàya ca, svàya càraóàya ca.
Terjemahan:
“Hendaknya engkau menyebarkan ajaran Veda yang suci ini kepada para brahmana, ksatriya, para vaisya, para sudra, orang-orang kami dan orang-
orang asing dengan cara yang sama Yajurveda, XXVI.2.
Peradaban Hindu dinyatakan berkembang dari daerah asalnya ‘Lembah Sindhu – India’ ke seluruh Dunia, mengapa
praktik ajarannya di daerah kita berbeda dengan daerah asalnya? Renungkanlah
Kebudayaan Pra Sejarah dan Sejarah Agama Hindu
Bab III
Pendidikan Agama Hindu Dan Budi Pekerti 97