Pendidikan Agama Hindu Dan Budi Pekerti 319
Båhaspate pratamaý vàco agraý yat prairata nàmadheyaý dadhànaá, yad eûàý sreûtaý yad aripram àsit prenà tad eûàý nihitaý guvàviá.
saktum iva titaunà punanto yatra ghirà manasà vàcam akrata, atrà sakhàyaá sàkhayàni janàte bhadraiûaý lakûmiá nihitàdhi vàci.
Terjemahan:
‘Sabda pertama dan yang utama, ya Brihaspati, yang disampaikan kepada orang-orang suci, menyebut nama-Nya sabda yang mulia, tiada cahaya yang
diungkapkan dengan cinta kasih mengungkapkan yang maha suci dan gaib. Dan mereka mengucapkan sabda itu, tersaring dalam batin, seperti mereka
mengayak tepung dengan ayakan, disitulah terjadi ikatan persahabatan, dalam sabda itulah terkandung keindahan Ågveda X. 71. 1. 2.
Demikianlah sabda Tuhan Yang Maha Esa, yang patut kita camkan bersama untuk memelajari, memedomani, mendalami, dan menerapkan ajaran-
Nya yang mulia ini. Manfaat dari ajaran Swadhyaya dalam ajaran Dasa Nyamabratha ini adalah dapat membentuk umat sedharma menjadi insan
yang berkepribadian luhur dan mencapai kesempurnaan batin “moksa” dengan sikap-mental yang dimotivasi oleh sifat-sifat suka mempelajari Veda dan kita
yang sejenis dengan itu.
6. Upasthanigraha berarti pengekangan nafsu kelamin
Upasthanigraha berarti pengekangan upastha alat kelamin dari nafsu birahi. Upaya untuk mendapatkan kesucian jiwa bagi umat sedharma yang ingin
menjalani hidup suci, maka pengekangan jiwa atas nafsu birahi hendaknya dilaksanakan dengan sungguh-sungguh. Seseorang yang selalu mengumbar
hawa nafsunya adalah sebagai akibat dari yang bersangkutan telah tahu dan merasakan nikmatnya birahi itu, sehingga selalu dipenuhi keinginan seksual-
nya dengan berbagai cara yang akhirnya sampai menjadi pemerkosaan. Memperkosa sering disebut berzinah, termasuk sikap-mental yang tidak terpuji.
Berzinah merupakan perbuatan yang sangat hina dan terkutuk. Perbuatan ini harus dikendalikan karena bisa menimbulkan kemerosotan moral. Berzinah
artinya sikap suka memperkosa wanita atau istri orang lain. Adapun yang termasuk perbuatan berzinah paradara antara lain :
a. Mengadakan hubungan kelamin dengan istrisuami orang lain. b. Mengadakan hubungan kelamin seksual antara pria dengan wanita
dengan cara-cara yang tidak sah.
320 Kelas XII SMA
Semester 1
c. Mengadakan hubungan kelamin dengan paksa, artinya tidak atas dasar cinta memperkosa.
d. Mengadakan hubungan kelamin yang dilarang oleh agama. Larangan melakukan zinah itu adalah sangat wajar, karena kalau itu dibiarkan
maka kemerosotan moral akan semakin merajalela dan memuncak. Semakin banyak kasus pelacuran terjadi maka kehidupan kita sebagai manusia
yang menjunjung tinggi budaya dan agama akan menjadi hancur. Dengan berbuat seperti itu menandakan sebagai jiwa manusia yang tetap terikat oleh
duniawi. Oleh sebab itu yang bersangkutan harus cepat-cepat mengendalikan nafsu birahi agar segera memperoleh kehidupan suci. Kehidupan yang suci
sebagaimana tertulis dalam kitab suci veda yang menyatakan sebagai berikut ;
Tadvajjàticatairjivah ûuddhyate’lpenà karmanà, yatnena mahatà càpi kyekajatàu viçuddhyate.
Mangkana tang hurip, an ûinocan pinakaûuddhi, kinlabakëràgàdi malanya,
yan alpayatna ngwang, alawas ya tan çuddhya, yapwan tibrayatna ngwang, kumlabakë malanya, enggal ûuddhinya.
Terjemahan:
Demikian jiwa itu, yang dibersihkan agar menjadi suci, dikendalikan nafsu birahi itu dan segala nodanya, jika kurang giat dan pandai melaksanakannya,
lemahlah jiwa itu tidak menjadi suci, beratus-ratus kelahiran lamanya, sebelum jiwa itu menjadi suci, jika ia pandai dan sangat giat melenyapkan nodanya,
cepatlah suci jiwa itu
Sarasamuçchaya, 406. Makna sloka suci patut dipedomani oleh setiap umat sedharma yang
mengupayakan kesucian moralnya untuk mempercepat usahanya dapat mewujudkan kesempurnaan batin yang dicita-citakannya.
Manfaat dari ajaran Upasthanigraha dalam ajaran Dasa Nyamabratha ini adalah dapat membentuk umat sedharma menjadi insan yang berkepribadian
luhur dan mencapai kesempurnaan batin “moksa” dengan sikap-mental yang dimotivasi oleh sifat-sifat pengendalian atau pengekangan nafsu birahi yang
ada pada pribadinya.
7. Bratha berarti pengekangan nafsu terhadap makanan
Bratha adalah pengekangan nafsu dalam mengonsumsi makanan dan minuman. Seseorang atau umat sedharma yang bercita-cita untuk mencapai kesucian
jiwa hendaknya mampu membatasi diri untuk mengonsumsi makanan dan