117 Pemberdayaan masyarakat merupakan suatu upaya untuk meningkatkan
harkat dan martabat masyarakat untuk keluar dari perangkap kemiskinan. Keberhasilan pemberdayaan dilakukan melalui peningkatan kemampuan diri
individu masyarakat. Permasalahan kemiskinan pada masyarakat adalah ketidakmampuan dan bukan masalah budaya dan sumberdaya alam melainkan
karena kebijakan yang tidak memihak masyarakat tradisional. Keberhasilan pemberdayaan masyarakat apabila dapat mewujudkan kemandirian konservasi
keanekaragaman hayati oleh masyarakat dengan sistem kearifan lokal yang diturunkan dari generasi ke generasi.
Pemberdayaan masyarakat dengan mengurangi bahkan menghilangkan ketergantungan masyarakat terhadap hutan adalah kontra produktif terhadap
konservasi hutan. Contoh kebijakan yang mendorong kemandirian masyarakat yang dilakukan oleh beberapa negara lain antara lain adalah Cina dan Jepang.
Sebagian besar masyarakat miskin yang ada di negara Cina berada pada sekitar hutan pegunungan. Untuk melakukan pengentasan kemiskinan pemerintah Cina
memfasilitasi Masyarakat tradisionalhidup bergantung pada hutan untuk meningkatkan taraf hidup. Petani mendapatkan kayu, kayu bakar, buah-buahan,
kacang-kacangan, tanaman obat, dan produk lainnya dari hutan untuk konsumsi subsisten rumah tangga. Hal ini memungkinkan para petani untuk meningkatkan
pendapatan mereka sebesar US 5.35 menjadi US 7.38 per kapita setiap tahun hanya melalui kayu bakar dan kayu dari hutan. Selain hasil hutan masyarakat
diberikan kesempatan terlibat dalam kegiatan ekowisata. Pada tahun 2009, petani mulai berbagai jenis kegiatan pariwisata sosial dan mempekerjakan 618
. 900 orang
yang berbasis di taman hutan. Ekowisata hutan di Provinsi Fujian pada tahun 2008 menerima 1.67 juta pengunjung, dan menciptakan 3
. 100 lapangan kerja dengan
nilai produksi sosial US 12.850.000 FAO 2012. Di negara Jepang pengelolaan tradisional lahan menggunakan pendekatan
yang menghubungkan antara lahan pertanian dan hutan untuk menjamin keberlangsungan keuntungan yang didapat dari ekosistem hutan. Sistem ini
dinamakan satoyama yang arti harfiahnya adalah sato = rumah desa dan yama = bukit berhutan dan pegunungan. Sistem ini menerapkan pengelolaan lahan
pertanian dan hutan yang dikelola untuk berbagai keperluan subsisten serta konservasi keanekaragaman hayati Indrawan et al. 2004. Satoyama merupakan
pengetahuan tradisional yang diterapkan pada skala nasional, dalam implementasinya digabungkan dengan pengetahuan modern untuk meningkatkan
produksi Kohsaka et al. 2015.
4. Pendidikan Formal Berorientasi Memperkuat Keunikan Sistem Lokal
Tantangan utama untuk kemandirian sebuah kampung hutan adalah penurunan pengetahuan tradisional sebagai dampak pengaruh perubahan sosial
sehingga memerlukan campur tangan pemerintah dan perguruan tinggi sebagai lembaga yang mengemban ilmu untuk kesejahteraan masyarakat. Pendidikan
formal harus berorientasi memperkuat keunikan sistem lokal dengan kurikulum yang diintegrasikan dengan persoalan kehidupan nyata sehari-hari.
Perguruan tinggi semestinya berperan melalui IPTEK sebagai pembelajaran dan penelitian bersama-sama dengan masyarakat agar dapat mendokumentasikan,
mempertahankan serta meningkatkan kemampuan masyarakat melalui inovasi dan pengkayaan. Peran serta perguruan tinggi dapat menyambungkan pengetahuan
118 tradisional dan IPTEK yang lebih berguna untuk kesejahteraan masyarakat.
Penelitian bioprospeksi dapat memperkaya pengetahuan mengenai spesies bermanfaat sehingga menambah keragaman jumlah spesies yang dimanfaatkan
sehingga berdampak pada kelestarian hutan.
Pendidikan formal yang berorientasi memperkuat keunikan sistem lokal dapat mencegah penurunan pengetahuan tradisional. Pendidikan non formal dapat lebih
ditingkatkan melalui pemberian akses pemanfaatan kepada masyarakat tradisional yang memiliki pengetahuan mengenai pengelolaan hutan secara lestari karena
penutupan akses dapat menurunkan pengetahuan tradisional.
Masyarakat semestinya mengalami pembangunan dengan tidak kehilangan identitas dan jati diri sebagai masyarakat yang arif dalam melakukan konservasi
sumberdaya keanekaragaman hayati. Pembangunan masyarat sekitar hutan harus sesuai dengan semangat nawacita mengenai kemandirian ekonomi yang berakar
dari budaya setempat. Konservasi yang membatasi pemanfaatan sesuai budaya lokal bertentangan dengan konsep kemandirian ekonomi yang berakar dari budaya
setempat. Pihak perguruan tinggi sebagai institusi kontrol dan lembaga swadaya masyarakat serta media cetak dan elektronik semestinya terlibat dalam aktivitas
pendampingan untuk meningkatkan raca percaya diri masyarakat dalam mengembangkan kemandirian.
Sumberdaya manusia SDM kehutanan yang bekerja untuk mendorong kemandirian masyarakat perlu diberikan insentif dari pemerintah agar
pembangunan kehutanan dapat terus berlanjut dengan dukungan SDM terbaik di bidang kehutanan. Pembangunan kehutanan sebagai limited factor perlu didukung
dengan dana yang memadai yang ditopang dari sektor lainnya terutama pertambangan. Peningkatan kapasitas pengelolaan hutan berkelanjutan akan
menopang sektor lainnya karena sektor kehutanan mendorong keberlamjutan pembangunan secara ekologi.
5.2.2 Hubungan antara Nilai Kearifan Lokal dan Konservasi
Pengelolaan hutan berkelanjutan semestinya berbasis masyarakat karena hutan dalam prespektif budaya masyarakat tradisional merupakan bagian integral
dari sisi kehidupan. Sistem pengelolaan hutan yang bertumpu pada kearifan lokal akan sesuai dengan karakteristik dan lingkungan setempat. Pengelolaan hutan
dengan sistem yang sesuai kearifan lokal merupakan sistem pengelolaan hutan yang berkelanjutan dan berkeadilan untuk kesejahteraan masyarakat. Konsep integrasi
kearifan lokal dan konservasi tumbuhan hutan seperti disajikan pada Tabel 5.2.
Kearifan lokal melengkapi informasi dan mengidentifikasi arah pengelolaan kawasan konservasi. Integrasi kearifan lokal ke dalam konservasi merupakan
metode yang efisien dalam hal waktu dan biaya serta solusi yang sesuai dengan budaya lokal sehingga lebih dapat diterima dan sukses dalam penerapannya Rist et
al
. 2010. Penggunaan aspek sosial dan budaya dapat meningkatkan efektivitas pengelolaan, untuk menampung aspirasi dan partisipasi masyarakat tradisional
dalam pengelolaan hutan Uprety et al. 2013. Strategi konservasi dilakukan melalui tiga kegiatan, yaitu: 1 perlindungan, untuk melindungi sistem penyangga
kehidupan; 2 pelestarian, untuk melestarikan tumbuhan, satwaliar dan ekosistem dan 3 pemanfaatan berkelanjutan kondisi lingkungan kawasan konservasi dan
satwa liar.
119 Konsep integrasi kearifan lokal ke dalam konservasi tumbuhan dan
ekosistem sebagai berikut:
1. Pemanfaatan kayu bangunan yang memiliki fungsi budaya
Pohon-pohon dalam hutan yang memiliki kualitas yang baik untuk bahan bangunan memiliki pertumbuhan yang lambat sehingga pemanfaatannya secara
selektif. Orang Manggarai memahami hal ini sehingga kayu yang memiliki kualitas yang baik untuk bahan bangunan seperti worok Dysoxylum densiflorum hanya
untuk pembangunan rumah adat. Pemanfaatan tumbuhan hutan untuk kepentingan adatbudaya semestinya mendapatkan akses pada seluruh wilayah hutan tanpa
membedakan blokzonasi pengelolaan karena ada mekanisme pengaturan dari lembaga adat dan pemanfaatannya secara subsisten sehingga tidak mengakibatkan
kerusakan hutan. Pemanfaatan spesies tertentu yang penting secara adat perlu pengaturan dalam peraturan sehingga mendapatkan dukungan dari masyarakat
dalam melaksanakan kegiatan konservasi.
Tabel 5.2 Konsep integrasi kearifan lokal dan konservasi Strategi
Konservasi Kearifan lokal
Integrasi Pemanfaatan
Pemanfaatan kayu worok Dysoxylum densiflorum
selektif yang berumur sekitar 70 tahun hanya untuk rumah adat
Pemanfaatan kayu bangunan secara selektif
untuk rumah adat
Pemanfaatan kayu teno Mellochia umbellata untuk
rumah penduduk Pemanfaatan pohon kayu
cepat tumbuh untuk kayu bangunan rumah penduduk
Pemanfaatan 161 spesies tumbuhan hutan untuk
memenuhi kebutuhan 12 macam pemanfaatan
Pemanfaatan subsisten hasil hutan non kayu
Pengawetan Perlindungan pohon ara Ficus
variegata karena dipercaya
meningkatkan debit air dan jenis ficus lainnya Ficus spp karena
dianggap angker Pengawetan spesies
tumbuhan yang memiliki fungsi ekologi dan
Pengawetan spesies tumbuhan prioritas
konservasi lokal
Perlindungan Perlindungan daerah sekitar
mata air dan danau Perlindungan wilayah hutan
sekitar mata air dan danau Lembaga adat beo kampung
berperan dalam konservasi tumbuhan hutan
Peningkatan peran beo dalam konservasi dan
pemberdayaan masyarakat untuk kemandirian
kampung
2. Pemanfaatan pohon kayu cepat tumbuh untuk rumah penduduk
Kebutuhan kayu untuk keperluan bahan bangunan akan terus meningkat seiring pertambahan penduduk. Kecepatan antara pemanenan dan pertumbuhan di