HAM, Pancasila, dan Modal
B.2.HAM, Pancasila, dan Modal
Kaitan antara peristiwa 1965 dan kebijakan koersif dengan mengesampingkan nilai HAM tersebut dikarenakan terdapat kaitan yang saling bertautan antara kekerasan negara dan hal-hal lain. Sebagaimana diketahui, pasca jatuhnya Soekarno, Pemerintah baru dibawah Soeharto menandatangani kontrak masuknya modal asing pertama dengan terlebih dahulu mengundangkan UU 1/1967 tentang Penanaman Modal Asing. Soeharto sebagai Mentri Pertahanan dan Pemimpin Kabinet Ampera
160 Lihat Samuel Gultom. Mengadili Korban, Praktek Pembenaran Terhadap Kekerasan Negara. Elsam. Jakarta. 2003 UU anti subversi ini menjadi alat rezim Orde Baru untuk mengeliminasi
oposisi politik.
menandatangani kontrak tersebut. 161 Hal ini menandai bergesernya pola ekonomi Berdikari ala Soekarno menuju arah yang lebih terbuka. Hubungan
antara kuasa kapital dengan peristiwa 1965 dan pemeliharaan ketakutan atasnya dapat dilihat dalam tulisan Hilmar Farid. Menurut Farid, peristiwa 1965 yang menghilangkan pula formasi politik kelas pekerja dan represi terhadap pekerja tambang dan perkebunan memiliki hubungan yang jelas. Sementara Rezim Soekarno relatif lebih tertutup dengan program anti imperialis dan jargon revolusi, Rezim Soeharto bersikap lebih terbuka
terhadap bantuan asing, pinjaman, dan investasi dari negara-negara barat. 162 Kekuasaan penuh dalam media membuat jalinan teror atas kekejaman PKI
yang merupakan propaganda Soeharto serta dibungkamnya upaya Soekarno untuk meredakan kekerasan dan pembubaran PKI merupakan gerakan yang efektif dalam membangun benturan pada masyarakat yang telah
terpolarisasi. 163 Konsekuensi dari lumpuhnya gerakan kiri tersebut menurut
161 Pemilihan umum baru diselenggarakan pada Tahun 1971, Soeharto pada masa itu bertindak untuk mengisi kekosongan jabatan kepala negara sementara. Lihat dalam Denise Leith. Freeport
and the Suharto Regime, 1965-1998 dalam The Contemporary Pacific, Vol. 14 No, 1 Spring 2002. University of Hawaii Press hlm 72. Semenjak tahun 1975 hingga 1986 Freeport menyumbang pemasukan pada pemerintah rata-rata 28,2 juta dollar per tahun dan pada tahun 1988-89 merupakan pembayar pajak terbesar di Indonesia (hlm 83). Dari kontrak tersebut Freeport membayar deviden kepada pemerintah sebesar 295 juta dollar dan gross revenues sebesar 1,48 milyar dollar dengan keuntungan tidak langsung mencapai 997 juta dollar amerika di tahun 1995. Terutama pada masa-masa awal kehadiranya, Soeharto menyatakan bahwa Freeport adalah salah satu sumber pemasukan negara yang penting. 162 Hilmar Farid. Indonesias Original Sin: Mass Killings and Capitalist expansion, 1965-66 dalam
Inter-Asia Cultural Studeies. Vol.6, No. 1, 2005. Routledge. Hlm 4 163 Ibid hlm 6 menurt Farid, kampanye teror yang dilakukan oleh Soeharto didesain tidak hanya
membuat publik merasa takut terhadap PKI, namun juga merasa terancam.Pada masa itu, propaganda berita mengenai temuan baru daftar tokoh non atau anti-komunis yang hendak dibunuh –betapapun meragukanya daftar tersebut- membuat situasi semakin memanas. Propaganda tersebut tidak hanya dilakukan dalam bentuk media massa, namun juga dengan melakukan pelatihan dan menyediakan peralatan persenjataan pada ormas-ormas yang memiiki tendensi untuk berbenturan dengan elemen kiri.
Farid memiliki imbas yang cukup serius, terutama dengan lumpuhnya gerakan buruh membuat alur investasi lebih leluasa dalam menentukan perjanjian kerja. Beberapa diantaranya bahkan dilakukan dengan terang- terangan, seperti penggunaan tahanan politik untuk melakukan kerja paksa dalam melakukan pembangunan tanpa gaji. 164 Kondisi ini berbeda pada masa 1960an yang pada kala itu terdapat penentangan yang kuat yang
dimotori oleh gerakan non dan anti-kapitalis. 165 Maka apa yang disebut sebagai hak asasi manusia itu sendiri patut diduga tidak signifikan berkaitan
dengan sistem pemerintahan demokratis, namun lebih kepada alur ekonomi produksi. 166 Catatan ini didukung bahwa apa yang disebut sebagai pemerintahan demokratis orde baru, yang lebih menitikberatkan pada massa mengambang, massa apolitis yang mengikuti saja arahan kebijakan dari penguasa, sebagaimana dikatakan oleh Farid:
The lesson that many Indonesian learned from the violence of 1965-66 was to avoid having anything to do with politics. The New Orders conception of the public as a floating mass- a mindless mass of people that easily flows in whatever direction it is told to flow- was a reflection of a very real situation: the public followed those in power, mounting the propaganda, going through all the rituals and ceremonies, such as the elections every five years. The military state was subconsciously imagined as a beast around which one must tiptoe and whispers. It was such fear that made people acquiesce to
164 Ibid hlm 12 165 Ibid hlm 13 166 Contoh dari relasi ini adalah pembebasan para tapol pada tahun 1970an misalnya, dilakukan dengan ancaman dari masyarakat internasional dengan tidak mencairkan bantuan keuangan kepada Indonesia. Tentu hal ini tidak menampik bahwa semakin tinggi tingkat ekonomi akan turut pula mempengaruhi perkembangan demokrasi dan HAM, namun yang hendak ditekankan adalah bahwa faktor ekonomi memiliki pengaruh yang besar pada praktik HAM. Contoh hubungan antara HAM dan ekonomi tersbeut dapat dilihat misalnya dalam Dan Seymour & Jonathan Pincus. Human Rights and Economices: The Conceptual Basis for their Complementarity dalam Development Policy Review, Vol: 26, No.4. 2008. Blackwell Publishing.
mistreatment, from forced labour to unequal work relations, form land grabbings to military violence against women. The story of primitive accumulation is still being written, in the annals of world history with
letters of blood and fire. 167 Jadi permasalahan mengenai hak-hak dalam satu rentang rezim disini
menjadi kompleks karena keterkaitanya dengan masalah ekonomi. Pada lain pihak, dari sini terlihat bahwa apa yang disebut sebagai demokrasi dan varian definisinya sesungguhnya dapat saja berupa jargon-propaganda suatu rezim. Istilah Demokrasi Terpimpin misalnya, atau Demokrasi Pancasila, yang seolah hendak memberikan corak khusus dan membedakan dirinya dari demokrasi barat, sesungguhnya hanya menemukan maknanya apabila dilihat dari sejauh mana hak-hak yang hendak disematkan kepada warganegaranya direalisasikan, baru kemudian corak khas tersebut tidak ditemukan dalam semboyan, melainkan dalam situasi dan kondisi yang terjadi pada rentang waktu dan lokasi tertentu. Kaitan antara ekonomi dan stabilitas negara tersebut juga diutarakan oleh Mahfud MD, yang mengatakan bahwa pada masa Orde Baru, keamanan dan stabilitas tersebut, dilakukan untuk menyokong pertumbuhan ekonomi, terutama dengan
campur tangan militer melalui dwifungsi. 168
Runtutan singkat dapat dijabarkan sebagai berikut: peristiwa 1965 adalah landasan berdirinya rezim orde baru, yang dimana ekonomi Pancasila pada masa ini diartikan dengan sikap yang lebih terbuka terhadap masuknya
167 Op Cit Hilmar Farid. Indonesias Original Sin: Mass Killings and Capitalist expansion, 1965- 66 … hlm 14
168 Op Cit Mohammad Mahfud MD. Politik Hukum di Indonesia… hlm 229 168 Op Cit Mohammad Mahfud MD. Politik Hukum di Indonesia… hlm 229
Relasi antara masuknya modal dan naiknya kekuasaan Orde Baru ini dapat pula ditemukan pada rilis Elsam. Sebagaimana disebutkan sebelumnya, masuknya Freeport merupakan penanda dari era keterbukaan ekonomi.Berdasar dari penelitian tersebut, masuknya investasi asing tersebut dibarengi dengan tindakan-tindakan represif, termasuk bagaimana perusahaan mensponsori operasi militer terhadap masyarakat Papua. 169
Selain Papua, kekerasan juga terjadi di Aceh dengan modus yang hampir serupa, melalui masuknya perusahan multinasional dan usaha perkebnuan negara yang dimulai pada tahun 1970an dan dalam gesekanya dengan
masyarakat menimbulkan korban. 170 Keterlibatan koersif oleh militer
169 Anak Agung, dkk. Pulangkan Mereka! Merangkai Ingatan Penghilangan Paksa di Indonesia. Elsam. Jakarta. 2012. Hlm 23 melalui tata kelola sumber daya alam yang menurut Elsam
merugikan suku Amungme mengenai pembangunan kompleks Tembagapura. Warga yang mengikuti protes tersebut kemudian distima sebagai anggota atau simpatisan dari GPK-OPM, organisasi separatis. 170 Berdasarkan penelusuran Komnas HAM, diperkirakan 163 orang hilang pada tahun 1989-1998 akibat dari dilancarkanya Aceh sebagai Daerah Operasi Militer.Forum HAM Aceh mengeluarkan versi lain, yaitu sebanyak 1.958 kasus penghilangan dimana 350 diantaranya telah terverivikasi dari penelitian KontraS. Dlam ibid hlm 24 merugikan suku Amungme mengenai pembangunan kompleks Tembagapura. Warga yang mengikuti protes tersebut kemudian distima sebagai anggota atau simpatisan dari GPK-OPM, organisasi separatis. 170 Berdasarkan penelusuran Komnas HAM, diperkirakan 163 orang hilang pada tahun 1989-1998 akibat dari dilancarkanya Aceh sebagai Daerah Operasi Militer.Forum HAM Aceh mengeluarkan versi lain, yaitu sebanyak 1.958 kasus penghilangan dimana 350 diantaranya telah terverivikasi dari penelitian KontraS. Dlam ibid hlm 24
menempati posisi strategis dalam alur masuknya modal. 171
Maka dapat dikatakan bahwa negara demokrasi orde baru adalah negara otoritarian dengan kekuatan yang berpusat pada militer dengan sifat ekonomi yang terbuka pada modal asing, dan sebagaimana telah diutarakan sebelumnya, relasi-relasi ini menunjukkan bahwa HAM sendiri tidak berkaitan dengan demokrasi itu sendiri, melainkan lebih kepada modus produksi ekonomi. Propaganda bahaya laten komunisme sendiri dapat dilihat dari perspektif ini, dimana permasalahan utamanya bukanlah perdebatan ideologi, melainkan bagaimana mengamankan satu alur modal. 172 Permasalahan ada atau tiadanya hukum disini menjadi tidak lagi
171 Ulasan mengenai keterlibatan Militer dalam alur modal dan dengan dwifungsinya menempati posisi secara strategis baik kedudukan politik maupun ekonomi dapat dilihat dalam Tempo Edisi
Khusus. Setelah Dia Pergi. 4-10 Februari 2008. Edisi ini mengungkap praktik militer, alur modal, dan pelanggaran HAM sendiri.Berdasarkan penelusuran Tempo tersebut, dinyatakan bahwa militer mendapatkan posisi dalam konsesi kehutanan, dan 35% saham. Bahkan dengan pembagian keuntungan tersebut, masih terdapat pungutan lain diluar hal tersebut. Pada pihak lain, Amnesty International mencatat Kongres Amerika pada tahun 1992 hingga 1993 menghentikan bantuan pelatihan militer dan embargo penjualan militer, juga disertai ancaman kehilangan mitra dagang, dalam Amnesty International. Indonesia: Power and Impunity: Human Rights under the New Order. 1991 hlm 7 Meski begitu, tanggapan dari masyarakat Internasional tidak sesuai dengan yang diharapkan, pada satu sisi semenjak tragedi Santa Cruz banyak kecaman yang muncul, namun pada sisi yang lain pada tahun 1993 Pemerintah inggris menjual 40 jet tempur, Jerman 3 kapal selam dan 39 kendaraan tempur maritim, swiss amunisi dan suku cadang pesawat tempur, pertengahan 1993 Australia latihan gabungan dengan Kopassus, dan pada tahun 1993 Komisi Eropa menolak proposal embargo penjualan senjata di Indonesia. Consultative Grouup on Indonesia (CGI) tetap mengesahkan perjanjian ekonomi bilateral dan multirateral, tanpa mempertimbangkan isu-isu HAM di Indonesia. 172 Pendapat ini diutarakan oleh Andrew Rosser.Memahami Pelanggaran Hak Asasi Manusia di Indonesia, Wawasan dari Indonesia: The Rise of Capital dalam Prisma. Perselingkuhan Bisnis & Politik, Kapitalisme Indonesia Pasca-Otoritarianisme.Prisma Vol.32, No.1 , 2013. LP3S terutama pada hlm 45-48.Dikatakan disini bahwa arus HAM dan arus kapital pada dasarnya sangat bergantung dari kehendak kapital itu sendiri; apakah kapital memerlukan atau tidak memerlukan penerapan HAM itu sendiri. Hal ini terlihat pula bahwa meskipun dalam masa pemerintahan Khusus. Setelah Dia Pergi. 4-10 Februari 2008. Edisi ini mengungkap praktik militer, alur modal, dan pelanggaran HAM sendiri.Berdasarkan penelusuran Tempo tersebut, dinyatakan bahwa militer mendapatkan posisi dalam konsesi kehutanan, dan 35% saham. Bahkan dengan pembagian keuntungan tersebut, masih terdapat pungutan lain diluar hal tersebut. Pada pihak lain, Amnesty International mencatat Kongres Amerika pada tahun 1992 hingga 1993 menghentikan bantuan pelatihan militer dan embargo penjualan militer, juga disertai ancaman kehilangan mitra dagang, dalam Amnesty International. Indonesia: Power and Impunity: Human Rights under the New Order. 1991 hlm 7 Meski begitu, tanggapan dari masyarakat Internasional tidak sesuai dengan yang diharapkan, pada satu sisi semenjak tragedi Santa Cruz banyak kecaman yang muncul, namun pada sisi yang lain pada tahun 1993 Pemerintah inggris menjual 40 jet tempur, Jerman 3 kapal selam dan 39 kendaraan tempur maritim, swiss amunisi dan suku cadang pesawat tempur, pertengahan 1993 Australia latihan gabungan dengan Kopassus, dan pada tahun 1993 Komisi Eropa menolak proposal embargo penjualan senjata di Indonesia. Consultative Grouup on Indonesia (CGI) tetap mengesahkan perjanjian ekonomi bilateral dan multirateral, tanpa mempertimbangkan isu-isu HAM di Indonesia. 172 Pendapat ini diutarakan oleh Andrew Rosser.Memahami Pelanggaran Hak Asasi Manusia di Indonesia, Wawasan dari Indonesia: The Rise of Capital dalam Prisma. Perselingkuhan Bisnis & Politik, Kapitalisme Indonesia Pasca-Otoritarianisme.Prisma Vol.32, No.1 , 2013. LP3S terutama pada hlm 45-48.Dikatakan disini bahwa arus HAM dan arus kapital pada dasarnya sangat bergantung dari kehendak kapital itu sendiri; apakah kapital memerlukan atau tidak memerlukan penerapan HAM itu sendiri. Hal ini terlihat pula bahwa meskipun dalam masa pemerintahan