Kesimpulan: Perampasan Hak.

A.1. Kesimpulan: Perampasan Hak.

Manusia sebagai pemikul atas hak-hak yang disebut sebagai hak asasi, terhubung dengan konteks kontestasi kekuasaan yang ada dimana dirinya melekatkan diri pada komunitas-politiknya. Pada saat yang bersamaan, studi ini menunjukkan bahwa penanggungan hak-hak tersebut dapat diambil sewaktu- waktu pada saat kedaulatan diteguhkan dan registrasi ulang komunitas politik atasnya. Mereka inilah yang belakangan disebut sebagai korban, satu kategori yang baru muncul ketika terjadi transisi kekuasaan dan rezim yang baru mengkoreksi rezim yang lama. Setelah istilah korban muncul, idealnya, yang mengikuti selanjutnya adalah pemulihan atas status kemanusiaanya yang sebelumnya hilang karena dicoret dari komunitas politiknya. Dalam istilah teknis hukum internasional, hal ini disebut sebagai reparasi. Pada praktiknya, terdapat bermacam-macam variasi dari reparasi ini, yang dipengaruhi oleh berbagai faktor, terutama, sejauh mana warisan kekuatan politik rezim yang lama masih memegang kekuasaan.

Di Chile pasca 1973, orang-orang kiri pendukung Allende habis oleh pasukan carabinero dan militer. Mereka dieksekusi maupun ditahan tanpa pengadilan atau kalaupun ada pengadilan, berlangsung dibawah kontrol kekuasaan militer. Afrika Selatan, warga kulit hitam bukanlah warga yang penuh karena

dibatasi ketat dengan kebijakan segregasi rasial. Mereka yang menentang Apartheid, terutama pada masa Verwoed, dapat ditahan maupun dieksekusi oleh pasukan keamanan negara. Indonesia pasca 1965 adalah akhir dari Nasakom, negara baru tanpa Nas, tanpa A, dan terutama sekali, tanpa Kom. Diawali dengan penghancuran elemen kiri, kekuasaan negara bertindak eksesif dengan secara represif meniadakan oposisi politik. Tiap-tiap kebijakan tersebut memerlukan dalih pembenar, barangkali semacam defense-mechanism psikologis untuk menyatakan bahwa kekejaman yang dilakukan adalah benar adanya. Krisis ekonomi di Chile dari terpuruknya harga tembaga di pasar internasional, rusuh nasionalisasi buruh dan reforma agraria adalah dalih yang digunakan oleh Pinochet. Di Afrika Selatan, Botha menyatakan bahwa cita-cita Afrika Selatan hanya dapat terwujud melalui kesejahteraan kulit putih, yang berarti diskriminasi terhadap warna kulit lain adalah benar adanya. Indonesia, pembunuhan para jenderal di Jakarta dan Yogyakarta menjadi pembenar untuk membunuh – mengutip Sarwo Edhie- tiga juta orang komunis, dan menahan 1.5 juta lainya.

Pengalaman yang diutarakan oleh para subyek dalam penelitian ini menunjukkan bagaimana status keberanggotaan mereka dicoret dan berada dalam situasi batas; didalam sekaligus luar. Subyek I tidak pernah mengikuti partai politik apapun, dan karena nasib sial, ikut tertangkap dan mengalami penyiksaan bertahun-tahun lamanya. Subyek II kurang lebih sama, sepulang menyelesaikan tugas belajar dari Uni Sovyet, ditangkap dan mengalami diskriminasi bahkan setelah dirinya bebas. Subyek III adalah anggota Pemuda Rakyat dan Barisan Tani Indonesia, ditahan di Nusakambangan tanpa proses hukum yang layak, dan serba Pengalaman yang diutarakan oleh para subyek dalam penelitian ini menunjukkan bagaimana status keberanggotaan mereka dicoret dan berada dalam situasi batas; didalam sekaligus luar. Subyek I tidak pernah mengikuti partai politik apapun, dan karena nasib sial, ikut tertangkap dan mengalami penyiksaan bertahun-tahun lamanya. Subyek II kurang lebih sama, sepulang menyelesaikan tugas belajar dari Uni Sovyet, ditangkap dan mengalami diskriminasi bahkan setelah dirinya bebas. Subyek III adalah anggota Pemuda Rakyat dan Barisan Tani Indonesia, ditahan di Nusakambangan tanpa proses hukum yang layak, dan serba

Apa yang hendak ditunjukkan dalam tesis ini bukanlah bahwa telah terjadi pelanggaran HAM berat sebagaimana diatur dalam ketentuan instrumen hukum nasional maupun internasional, melainkan menunjukkan kerentanan status manusia sebagai subyek hukum, dimana hak-hak itu sendiri hanya dapat dijaminkan dalam hukum, dan hukum hanya dapat memilik hukum apabila pada dirinya memiliki daya paksa, melalui perluasan kekuasaan secara eksesif negara terhadap tubuh warganegaranya. Akibatnya jelas, yaitu tentang definisi manusia dalam hukum, atau lebih tepatnya, manusia semacam apa yang diakui dan dilindung oleh peneguhan daya paksa, yang memisah manusia dalam dua bagian berbeda, antara zoe dan bios.