usaha ternak sapi perah dan komoditas susu. 2 Data ekspor dan impor, nilai pendapatan pajak ekspor dan impor, nilai total dari kegiatan impor dan eskpor. 3
Perkembangan data harga susu domestik dan impor, nilai tukar dan harga berdasarkan pelabuhan acuan cif. Data-data ini secara keseluruhan akan
digunakan untuk melengkapi pembahasan secara komprehensif yang dikaitkan terhadap hasil analisis PAM.
4.3. Metode Penentuan Sampel Penelitian
Peternak yang dijadikan sebagai sampel dalam penelitian ini berjumlah masing-masing 30 orang untuk setiap kecamatan sentra yang mewakili kabupaten
yang telah ditentukan tersebut, sehingga jumlah responden yang akan dibutuhkan sebanyak 90 orang peternak. Penentuan 30 orang untuk setiap daerah penelitian
dilakukan dengan metode acak sederhana simple random sampling. Hal ini terkait dengan keragaman dari sifat populasi yang relatif homogen pada usaha
ternak rakyat dan penyebaran populasi yang tidak terlalu luas Simatupang, 1995. Sampel pedagang pengumpul ditentukan secara purposive mengikuti rantai
distribusitataniaga mulai dari peternak, koperasipedagang pengumpulIPS dan importir. Pedagang pengumpul dalam hal ini adalah koperasi pedagang
pengumpul sangat sedikit di kecamatan sentra, hal ini dimungkinkan karena petani menjual langsung susu segarnya ke koperasi. Sampel yang akan diambil untuk
menghitung biaya transportasi digunakan informasi dari koperasi masing-masing lokasi penelitian. Pelabuhan impor yang akan dijadikan acuan dalam penentuan
harga perbatasan adalah Pelabuhan Tanjung Priok, DKI Jakarta.
4.4. Metode Analisis
Penelitian ini terdiri dari dua tahap kegiatan yaitu analisis daya saing pertama menggunakan PAM Policy Analysis Matrix dan kedua analisis daya
saing dengan adanya perubahan kebijakan dengan menggunakan analisis sensitivitas. Langkah-langkah yang dilakukan dalam analisis data penelitian untuk
daya saing komoditi susu. Pertama adalah penentuan input usaha ternak, dimana perhitungan dapat dilakukan secara menyeluruh, sistematis yang terdiri dari
seluruh bahan pakan, obat-obatan, dan vitamin, tenaga kerja dan lain sebagainya yang diperlukan dalam kegiatan usaha ternak dan dalam perolehannya
menimbulkan biaya yang harus dikeluarkan. Tahap kedua adalah pengalokasian input ke dalam komponen tradable dan
non tradable. Tahap berikutnya adalah penentuan harga bayangan input dan
output. Setelah harga bayangan diperoleh maka dilakukan analisis dengan menggunakan PAM dan analisis sensitivitas untuk melihat dampak perubahan.
Hasil analisis PAM dapat digunakan untuk mengidentifikasi peternak yang memiliki daya saing dibawah kebijakan input-output yang berlaku, serta
bagaimana keuntungan mereka berubah jika kebijakan tersebut juga mengalami perubahan. Analisis PAM ini juga digunakan untuk mengetahui suatu wilayah
atau negara tertentu apakah memiliki tingkat efisiensi yang tinggi atau rendah dalam memproduksi susu segar dilihat dari teknologi yang ada. Sehingga dengan
demikian akan memberikan implikasi apakah tetap memproduksi sendiri atau mengimpor. PAM juga dapat menunjukkan bagaimana suatu kebijakan mampu
memperbaiki daya saing melalui penciptaan efisiensi usaha dan pertumbuhan pendapatan.
4.5. Metode Alokasi Komponen Biaya Domestik dan Asing