isyarat bagi pengambil keputusan pembeli dan penjual tentang bagaimana keadaan ekonomi saat itu, sehingga pembeli dan penjual mempunyai kekuatan
yang sama dalam menentukan harga dan jumlah yang akan dibeli atau dijual. Sistem harga yang efisien dalam ekonomi pasar akan menguntungkan
masyarakat karena terjadi efisiensi alokasi sumberdaya dan efisiensi produksi. Sistem harga dalam ekonomi pasar akan efisien apabila memenuhi tiga kondisi,
yaitu: 1 biaya yang dihadapi oleh perusahaan adalah biaya opportunitas terhadap masyarakat dari sumberdaya yang diperlukan untuk menghasilkan suatu
komoditas, 2 harga penjualan output perusahaan sama dengan biaya marjinal, dan 3 masuk dan keluarnya perusahaan baru memaksa harga yang terjadi berada
pada tingkat yang paling rendah dari biaya total rata-rata Lipsey, 1985. Namun pada kenyataannya, sistem harga tidak pasti memberikan
keuntungan pada para pelakunya, walaupun secara otomatis mampu mengkoordinasikan jawaban terhadap isyarat pasar akan tetapi hal ini tidak
berfungsi sempurna. Kegagalan pasar sering disebabkan oleh adanya campur tangan pemerintah sehingga pasar menjadi tidak efisien.
3.2. Teori Ekonomi Geografi
Jika perdagangan
internasional berbicara
mengenai transaksi
perdagangan antar negara. Geografi ekonomi lebih berfokus pada arus migrasi individu atau perusahaan yang melampaui batas-batas geografis.
Menurut Handerson 2008 bahwa analisis Krugman berfokus pada dampak skala ekonomi terhadap sektor perdagangan dan lokasi bisnis. Menurut
Krugman, pasar tidak akan berkompetisi secara sempurna seperti yang dinyatakan
oleh para pencipta teori perdagangan internasional terdahulu. Krugman memaparkan dengan jelas mengapa negara-negara tidak sama seperti perusahaan.
Sehingga tidak harus kompetitif secara ekonomi. Selama produktivitas tenaga kerja meningkat, standar kehidupan akan meningkat. Penjelasan yang dipaparkan
oleh Krugman adalah berdasarkan skala ekonomi. Adapun dasar penemuan Krugman adalah adanya skala ekonomis.
Produsen memiliki insentif untuk mengkonsentrasikan produksi barang dan jasa pada lokasi yang jumlahnya terbatas. Karena adanya biaya transaksi antar
wilayah, lokasi yang dipilih untuk masing-masing produsen adalah daerah dengan permintaan yang tinggi atau daerah yang dekat dengan input-input utama yang
secara umum dipilih oleh produsen. Bagi Krugman, teori comparative advantage yang diciptakan oleh David
Ricardo pada abad ke-19, tidak lagi dapat menjawab fenomena perdagangan internasional pada saat ini. Ricardo yang menyempurnakan teori absolute
advantage Adam Smith, menyatakan bahwa tiap negara perlu mencari spesialisasi
produksinya agar proses ‘barter’ terjadi dan pendapatan negara meningkat. Lebih lanjut Krugman mengungkapkan bahwa dalam faktanya perdagangan dunia
abad 20 dan 21 didominasi hanya oleh segelintir negara yang ternyata memperdagangkan produk yang sama.
Menurut Krugman 2002 ketidakseimbangan suatu distribusi aktifitas industri merupakan proses alami pasar di bawah penghematan aglomerasi usaha.
Sejalan dengan itu, Porter 1990 mempromosikan pentingnya kluster industri dalam menggerakan competitive advantages perusahaan pada suatu wilayah
McCan dan Mudambi, 2004. Pernyataan Porter mendukung argumentasi
Richardson 1978 yang mengatakan bahwa the spatial concentration of economic activity is more efficient and more conducive than dispersal
Porter, 2008. Hal tersebut sejalan dengan pernyataan Bank Dunia bahwa pemerataan kegiatan
ekonomi di semua daerah atau lokasi justru menghambat upaya mengurangi kemiskinan.
Krugman dan Venables 1996 mengindikasikan adanya kekuatan sentripetal yang mendorong konsentrasi kegiatan ekonomi dan sebaliknya ada
kekuatan sentrifugal lebih besar yang dapat membuyarkannya. Menurut Kuncoro 2002 Krugman telah memberikan beberapa kontribusi penting, yakni: pertama,
Krugman mengaitkan persamaan internal dan aglomerasi industri dalam skala regional dengan perdagangan yang mengkombinasikan model persaingan tidak
sempurna dan skala ekonomi yang ditawarkan teori perdagangan baru dan teori lokasi tradisional yang mengungkap pentingnya biaya transportasi, kedua,
disadari bahwa perbangunan ekonomi regional merupakan proses historis path- dependent process
, dan ketiga, kejutan shock pada suatu daerah dapat menimbulkan konsekuensi pertumbuhan jangka panjang.
Kuncoro 2002 mendefinisikan aglomerasi sebagai konsentrasi spasial dari aktifitas ekonomi di kawasan perkotaan karena penghematan akibat lokasi
yang berdekatan economies of proximity yang diasosiasikan dengan kluster spasial dari perusahaan, pakerja, dan konsumen. Maka dapat dikatakan bahwa
aglomerasi merupakan pola pengelompokan industri atau sektor usaha dalam suatu wilayah atau kawasan tertentu.
Terdapat dua macam aglomerasi yaitu aglomerasi produksi dan aglomerasi pemasaran Kuncoro, 2002. Aglomerasi produksi bilamana tiap perusahaan yang
mengelompokkluster atau beraglomerasi mengalami eksternalitas positif di bidang produksi, artinya biaya produksi perusahaan berkurang pada waktu
produksi perusahaan lain bertambah. Menurut Krugman 2002 hal itu dapat terjadi karena adanya skala ekonomis.
3.3. Analisis Dampak Kebijakan