5.1.2.   Pemasaran Susu
Pemasaran  adalah  suatu  proses  sosial  dan  manajerial  yang  didalamnya individu  dan  kelompok  mendapatkan  apa  yang  mereka  butuhkan  dan  inginkan
dengan  menciptakan,  menawarkan,  dan  mempertukarkan  produk  yang  bernilai dengan pihak  lain Kotler, 2002. Fungsi pemasaran adalah  suatu aktivitas usaha
yang  ditujukan  untuk  menyampaikan  produk  barang  dan  jasa  dari  produsen kepada konsumen.
Fungsi pemasaran susu segar peternak di Indonesia, khususnya di Provinsi Jawa  Barat  dijalankan  oleh  koperasi.  Fungsi  pemasaran  yang  dilakukan  masing-
masing  koperasi  adalah  menyampaikan  susu  dari  peternak  sapi  perah  kepada konsumen  rumah  tangga  dan  industri  pengolahan  susu  IPS.  Kegiatan  tersebut
dilakukan dengan melakukan pengambilan susu di tingkat peternak, pengangkutan ke  cooling  unit  dan  pengangkutan  ke  IPS.  Sebagian  susu  segar  dijual  melalui
eceran dan sebagian kecil diolah menjadi susu pasteurisasi,  youghurt dan produk susu lainnya. Namun, pemasaran susu di Indonesia juga dipengaruhi oleh produk
susu impor dalam bentuk skim powder. Pelaksanaan  impor  susu  diatur  oleh  Keputusan  Bersama  Menteri
Perdagangan  dan  Menteri  Keuangan  No.  656KpbIV1985,  serta  Keputusan Gubernur  Bank  Indonesia  No. 182KepGBI  tentang penyempurnaan  ketentuan-
ketentuan  umum  di  bidang  impor,  yang  terdiri  dari  19  pasal.  Impor  bahan  baku susu  untuk  memenuhi  kebutuhan  industri  atau  pabrik  non-susu  dapat  dilakukan
oleh importir yang terdaftar. Berdasarkan Gambar 5, dapat dilihat bahwa susu segar dari peternak akan
ditampung  di  koperasi,  dalam  hal  ini  koperasi  berperan  sebagai  lembaga
pengumpul  dan  penyalur  susu  dari  peternak.  Sebelum  di  jual  ke  IPS,  susu  yang ditampung  oleh  koperasi  mendapatkan  perlakuan  tertentu  sehingga  memenuhi
standar  kualitas  yang  disyaratkan  oleh  IPS.  Susu  segar  yang  ditampung  oleh koperasi terutama di jual  kepada IPS, baik  IPS hulu maupun IPS hilir. IPS Hulu
yaitu industri yang mengolah SSDN menjadi bahan baku susu bubuk susu yang akan  diolah  lebih  lanjut  oleh  IPS  hilir.  Satu-satunya  IPS  Hulu  yang  ada  di
Indonesia adalah PT. Tirta Amerta Agung, namun saat ini sudah tidak beroperasi lagi karena bangkrut.
.
Gambar 5.  Jalur Pemasaran Susu di Indonesia
IPS  hilir  merupakan  industri  yang  mengolah  bahan  baku  berupa  susu menjadi  susu  olahan  dengan  berbagai  jenis.  Industri  pengolahan  susu  yang
terdapat di Indonesia adalah PT. Nestle, PT. Indolakto, PT. Indomilk, PT. Frisian
SMP dan AMF
Non IPS Impor
IPS Hulu IPS Hilir
Koperasi Peternak
Loper Industri Rumah Tangga
Konsumen Akhir
ss
AMF SMP
ss ss
ss
ss Sumber:  Kuraisin 2006.
Keterangan : SMP  : Skim Milk Powder
AMF  : Anhydrous Milk Fat
Flag, PT. Ultra Jaya, dan perusahaan pengolah lainnya. Selain di jual ke koperasi, ada juga susu dari peternak yang dijual kepada loper pedagang pengumpul susu
dan  ada  juga  yang  langsung  dijual  ke  industri  rumah  tangga.  Industri  rumah tangga  tersebut  mengolah  susu  segar  dari  peternak  menjadi  susu  pasteurisasi,
kemudian hasil susu pasteurisasi tersebut langsung dijual kepada konsumen lokal dengan kemasan yang sangat sederhana.
Tabel 8. Perkembangan Harga Susu di Tingkat Peternak di Daerah Sentra Produksi, Tahun 2008
No KabupatenKota
Bulan-2008 Rpliter Jan
Mar Mei
Jul Sep
Nov 1
Kota Padang Panjang 3 875
4 000 4 000
4 000 4 000
4 000 2
Kab. Bogor 2 075
2 000 2 500
2 500 2 800
2 800 3
Kab. Sukabumi 2 850
2 900 2 838
2 900 -
- 4
Kab. Bandung 2 967
3 000 3 000
3 000 3 000
3 000 5
Kab. Garut 2 300
2 400 2 600
2 600 -
- 6
Kab, Boyolali -
2 250 2 533
2 683 3 000
3 050 7
Kab. Semarang 1 900
2 100 2 200
2 300 2 500
2 700 8
Kab. Blitar -
3 000 3 100
3 100 3 100
3 100 9
Kab. Malang -
- 2 867
3 000 3 000
3 200 Tertinggi
3 875 4 000
4 000 4 000
4 000 4 000
Rata-rata Nasional 2 661
2 706 2 849
2 948 3 071
3 121 Terendah
1 900 2 000
2 267 2 300
2 500 2 700
Sumber: Ditjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian, 2009
Keterangan: ’-’ data tidak tersedia
Jalur pemasaran susu akan memberikan konsekuensi harga yang diperoleh peternak.  Harga  yang  diterima  peternak  akan  tergantung  pada  jalur  pemasaran
susu  tersebut  atau  kepada  pihak  mana  susu  tersebut  akan  dijual.  Tabel  8 menunjukkan bahwa harga yang diterima oleh peternak di daerah sentra produksi
susu  sapi  perah  berbeda.  Peternak  Kota  Padang  Panjang,  menerima  harga  susu segar  tertinggi  bila  dibandingkan  daerah  lain  dengan  harga  rataan  Rp. 4 000 per
liter  susu.  Sedangkan  peternak  di  Provinsi  Jawa  Tengah  dan  Jawa  Timur memperoleh  harga  yang rendah bila dibandingkan Provinsi Jawa Barat dan Kota
Padang  Panjang,  yakni  Rp. 1 900 per  liter  susu pada  Januari  dan  Rp. 2 700  per liter pada November 2008. Terdapat kenaikan harga susu, disebabkan harga susu
dunia juga naik pada tahun tersebut. Tabel 8 mendeskripsikan bahwa harga rata-rata susu secara nasional pada
Januari sebesar Rp. 2 661 per liter susu setiap bulannya mengalami kenaikan dan menjadi Rp 3 121 per liter susu pada November 2008. Harga susu segar per liter
di  daerah  sentra  susu  Provinsi  Jawa  Barat  memiliki  nilai  di  atas  harga  rataan nasional.  Kondisi  ini  diduga,  karena  jumlah  perusahaan  yang  menampung  susu
segar  untuk  diolah  oleh  IPS,  relatif  lebih  banyak  bila  dibandingkan  dengan Provinsi  Jawa  Tengah  yang  hanya  memiliki  satu perusahaan  IPS  yakni  PT.  Sari
Husada, dan Jawa Timur hanya PT. Nestle Indonesia. Berdasarkan  kondisi  tersebut,  koperasi  susu  di  Provinsi  Jawa  Barat
memiliki  kemampuan  untuk  ‘menawar  harga  jual’  lebih  baik,  walaupun  tetap sebagai  penentu  harga  adalah  IPS.  Harga  yang  tinggi  di  Kota  Padang  Panjang
memberikan  keuntungan tersendiri bagi peternak  yang berada di daerah tersebut. Kondisi ini disebabkan, karena susu yang dijual oleh peternak di daerah ini tidak
dijual kepada IPS tidak terdapat IPS di Provinsi Sumatera Barat, sehingga susu segar langsung dijual kepada konsumen.
5.2. Kondisi Peternakan Sapi Perah di Jawa Barat