VI ANALISIS LINGKUNGAN PERUSAHAAN
Analisis lingkungan merupakan salah satu proses yang harus dilakukan dalam manajemen strategis yang bertujuan untuk mengidentifikasi lingkungan
perusahaan. Pada umumnya lingkungan perusahaan terdiri atas lingkungan eksternal dan lingkungan internal.
6.1 Analisis Lingkungan Eksternal
Lingkungan eksternal merupakan situasi dan kondisi yang berada di luar perusahaan yang secara langsung maupun tidak langsung dapat mempengaruhi
kinerja perusahaan. Pengidentifikasian lingkungan eksternal perusahaan digunakan untuk mengetahui peluang serta ancaman yang mungkin akan dihadapi
oleh Prima Diet Catering dalam kegiatan penyelenggaraan katering kesehatan. Analisis lingkungan eksternal ini dibagi menjadi lingkungan makro dan
lingkungan industri.
6.1.1 Lingkungan Makro
Lingkungan makro terdiri dari faktor-faktor yang bersumber dari luar dan biasanya tidak berhubungan langsung dengan situasi operasional suatu perusahaan
tertentu. Faktor-faktor utama yang dianalisis dalam lingkungan makro yaitu faktor ekonomi, sosial, politik dan kebijakan pemerintah, dan teknologi. Berikut ini
merupakan penjelasan mengenai lingkungan makro, yaitu :
6.1.1.1 Faktor Ekonomi
Pada umumnya kondisi ekonomi memiliki pengaruh secara tidak langsung terhadap perkembangan suatu pelaku usaha yang terdapat pada suatu daerah
tertentu. Jika kondisi ekonomi cenderung stabil bahkan menunjukkan pertumbuhan ke arah positif maka kondisi tersebut dapat mendukung kelancaran
usaha yang berkembang di suatu daerah tertentu dan dapat pula mendorong tumbuhnya kelompok-kelompok usaha yang baru. Akan tetapi, jika perekonomian
cenderung menunjukkan ke arah negatif maka dapat terjadi sebaliknya, dimana kondisi ini dapat menghambat kelancaran suatu usaha bahkan dapat melumpuhkan
kelompok usaha tertentu. Adapun faktor-faktor ekonomi yang turut mempengaruhi perkembangan usaha Prima Diet Catering adalah :
a. Pertumbuhan sektor ekonomi
Kondisi pertumbuhan ekonomi Indonesia secara menyeluruh dapat dikatakan mengalami peningkatan. Hal tersebut dapat dilihat dari peningkatan
produk domestik bruto PDB Indonesia pada periode tahun 2004 hingga 2007 seperti pada Tabel 10.
Tabel 10. Nilai PDB Atas Dasar Harga Konstan 2000
Tahun Nilai PDB Rp Milyar
2004 1.656.516,8
2005 1.750.815,2
2006 1.847.729,9
2007 1.963.974,3
Sumber : Badan Pusat Statistik 2008
c
Keterangan :
Angka perbaikan Angka sementara
Peningkatan perekonomian nasional tersebut tidak terlepas dari kontribusi perekonomian masing-masing daerah di Indonesia. Pertumbuhan perekonomian
daerah sebagai penunjang bagi perekonomian nasional juga secara tidak langsung berperan dalam mendukung iklim usaha yang kondusif bagi para pelaku usaha
yang beroperasi di daerah tersebut untuk dapat terus berkembang. Berdasarkan hal tersebut, Prima Diet Catering sebagai salah satu pelaku kegiatan usaha yang
beroperasi di wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya akan dipengaruhi secara khusus oleh kondisi perekonomian DKI Jakarta.
Kondisi perekonomian DKI Jakarta secara menyeluruh menunjukkan adanya kecenderungan perbaikan dan peningkatan laju pertumbuhan ekonomi.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik DKI Jakarta, pertumbuhan ekonomi rata- rata DKI Jakarta setiap tahunnya meningkat sebesar 5,87 persen. Pertumbuhan
ekonomi tertinggi terjadi pada periode tahun 2007 yaitu sebesar 6,44 persen bila dibandingkan tahun-tahun sebelumnya dalam kurun waktu lima tahun
periode 2003-2007. Pertumbuhan ekonomi tersebut dapat dilihat dengan menggunakan indikator produk domestik regional bruto PDRB atas dasar harga
konstan. Produk domestik regional bruto atas harga konstan menunjukkan nilai
tambah barang dan jasa yang dihitung menggunakan harga pada tahun tertentu sebagai dasar, dimana dalam perhitungan ini digunakan harga tahun 2000. Berikut
ini merupakan pertumbuhan sektor ekonomi DKI Jakarta pada tahun 2003 sampai pada tahun 2007 Tabel 11.
Tabel 11. Laju Pertumbuhan Sektor Ekonomi DKI Jakarta Atas Dasar Harga Konstan 2000
Tahun Pertumbuhan Sektor Ekonomi DKI Jakarta
2003 5,31
2004 5,65
2005 6,01
2006 5,95
2007 6,44
Sumber : Badan Pusat Statistik 2008
a
Keterangan :
Angka perbaikan Angka sementara
Kondisi pertumbuhan ekonomi DKI Jakarta yang semakin membaik diharapkan mampu mendukung kelancaran dan perkembangan usaha bagi Prima
Diet Catering dalam menunjang kegiatan operasionalnya. Laju pertumbuhan yang semakin membaik juga ditandai dengan nilai PDRB atas dasar harga konstan yang
semakin meningkat. Nilai PDRB atas harga konstan dapat dilihat pada Tabel 12.
Tabel 12. Nilai Produk Domestik Regional Bruto DKI Jakarta Atas Dasar Harga Konstan 2000
Tahun Nilai PDRB Juta Rp
2003 263.624.242
2004 278.524.822
2005 295.270.544
2006 312.826.713
2007 332.971.263
Sumber : Badan Pusat Statistik 2008
a
Keterangan :
Angka perbaikan Angka sementara
Berdasarkan Tabel 12 dapat diketahui bahwa nilai PDRB atas dasar harga konstan yang dihasilkan oleh DKI Jakarta mengalami peningkatan dari tahun-
tahun sebelumnya. Kondisi ini menunjukkan adanya korelasi yang positif antara laju pertumbuhan ekonomi dengan nilai PDRB yang dihasilkan, dimana laju
pertumbuhan ekonomi DKI Jakarta pada tahun 2007 semakin baik yang diiringi dengan peningkatan nilai PDRB yang dihasilkan.
Pertumbuhan sektor ekonomi daerah didukung secara keseluruhan oleh penciptaan nilai tambah yang dihasilkan dari masing-masing sektor terhadap
perekonomian daerah. Penciptaan nilai tambah sektor ekonomi tersebut dapat ditunjukkan melalui gambaran kondisi struktur ekonomi. Dalam hal ini, produk
domestik regional bruto PDRB atas dasar harga yang berlaku dapat memperlihatkan kemampuan sumber daya ekonomi yang dihasilkan oleh suatu
daerah, dimana nilai PDRB yang besar menunjukkan kemampuan sumber daya ekonomi yang besar pula. Berikut ini merupakan struktur ekonomi DKI Jakarta
pada tahun 2003-2007 Tabel 13. Tabel 13. Peranan Struktur Ekonomi DKI Jakarta Atas Dasar Harga Berlaku
Lapangan Usaha 2003
2004 2005
2006 2007
Pertanian 0,11
0,11 0,10
0,10 0,10
Pertambangan dan Penggalian 0,32
0,36 0,45
0,48 0,47
Industri Pengolahan 16,29
15,95 15,97
15,94 15,97
Listrik, Gas, dan Air Minum 0,99
1,13 1,11
1,06 1,06
Bangunan 9,82
10,15 10,50
11,17 11,20
Perdagangan, Hotel, dan Restoran 20,08
20,07 20,21
20,04 20,36
Pengangkutan dan Komunikasi 7,24
7,54 8,18
8,81 9,32
Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan
32,45 31,84
30,71 29,81
28,65 Jasa-Jasa
12,70 12,86
12,77 12,59
12,87
Sumber : Badan Pusat Statistik 2008
a
Keterangan :
Angka perbaikan Angka sementara
Berdasarkan Tabel 13, secara keseluruhan dalam lima tahun terakhir tidak terjadi pergeseran struktur ekonomi yang berarti, dimana masing-masing sektor
masih dalam posisi yang sama. Pada tahun 2007, sektor industri pengolahan
masih merupakan salah satu andalan bagi penciptaan nilai tambah terhadap perekonomian DKI Jakarta sebesar 15,97 persen dengan menempati urutan ketiga
terbesar setelah sektor perdagangan, hotel, restoran, dan sektor keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan. Adapun nilai sumbangan sektor industri
pengolahan yang diberikan terhadap total PDRB DKI Jakarta atas dasar harga yang berlaku pada tahun 2007 sebesar Rp 90,44 triliun. Nilai PDRB DKI Jakarta
atas dasar harga yang berlaku pada tahun 2003-2007 dapat dilihat pada Tabel 14. Tabel 14. Nilai Produk Domestik Regional Bruto DKI Jakarta Atas Dasar Harga
Berlaku Rp Triliun
Lapangan Usaha 2003
2004 2005
2006 2007
Pertanian 0,36
0,40 0,43
0,49 0,57
Pertambangan dan Penggalian 1,07
1,36 1,95
2,41 2,63
Industri Pengolahan 54,46
59,90 69,29
79,99 90,44
Makanan, Minuman, Tembakau 5,30
5,64 6,11
6,63 7,37
Listrik, Gas, dan Air Minum 3,30
4,23 4,80
5,30 6,02
Bangunan 32,82
38,10 45,57
56,07 63,44
Perdagangan, Hotel, dan Restoran 67,13
75,36 87,66 100,54
115,31 Pengangkutan dan Komunikasi
24,19 28,32
35,48 44,18
52,79 Keuangan, Persewaan, dan Jasa
Perusahaan 108,50
119,57 133,22 149,56 162,29
Jasa-Jasa 42,46
48,27 55,42
63,19 72,92
Sumber : Badan Pusat Statistik 2008
a
Keterangan :
Angka perbaikan Angka sementara
Berdasarkan Tabel 14, sektor industri pengolahan merupakan salah satu sektor ekonomi yang sangat penting bagi kontribusi total PDRB DKI Jakarta.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik DKI Jakarta, pembentukan PDRB sektor industri pengolahan salah satunya didominasi oleh subsektor industri makanan,
minuman, dan tembakau. Struktur ekonomi DKI Jakarta yang semakin membaik khususnya sektor industri pengolahan merupakan stimulus bagi kelompok usaha-
usaha tertentu yang akan mengembangkan usahanya.
b. Laju inflasi
Laju inflasi adalah meningkatnya tingkat harga barang atau jasa kebutuhan masyarakat secara rata-rata. Tinggi rendahnya inflasi yang terjadi mencerminkan
adanya gejolak ekonomi dari para pelaku ekonomi dalam menanggapi perilaku para konsumen untuk memperoleh kepuasan atas barang atau jasa tertentu yang
diinginkan. Berikut ini merupakan data tentang perkembangan laju inflasi selama periode tahun 2004-2008 Tabel 15.
Tabel 15. Perkembangan Laju Inflasi DKI Jakarta
Tahun Tingkat Inflasi
2004 5,87
2005 16,06
2006 6,03
2007 6,04
2008 8,78
Sumber : Badan Pusat Statistik 2008
a
Berdasarkan Tabel 15 terlihat bahwa perkembangan laju inflasi DKI Jakarta selama periode lima tahun mengalami fluktuasi. Tingginya inflasi yang
terjadi pada tahun 2005 disebabkan karena adanya kenaikan harga bahan bakar minyak BBM yang tinggi, yaitu rata-rata mengalami kenaikan sebesar 100
persen. Pada tahun 2006 tingkat inflasi mengalami penurunan dari tahun 2005 dan bertahan cukup stabil pada tahun 2007. Namun, pada tahun 2008 tingkat inflasi
mengalami kenaikan kembali yang relatif cukup besar karena adanya kenaikan harga bahan bakar minyak. Dampak dari kenaikan tersebut mendorong kenaikan
harga pada beberapa kelompok pengeluaran diantaranya kenaikan harga pada kelompok bahan makanan dan makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau.
Besarnya persentase tingkat pengeluaran pada kelompok ini pada akhirnya akan mempengaruhi besarnya seluruh pengeluaran rumah tangga. Hal ini yang nantinya
akan dijadikan patokan dalam penentuan besarnya sumbangan kelompok pengeluaran terhadap laju inflasi. Tingkat inflasi menurut kelompok pengeluaran
dapat dilihat pada Tabel 16.
Tabel 16. Tingkat Inflasi Menurut Kelompok Komoditi DKI Jakarta
Kelompok Komoditi 2004
2005 2006
2007 2008
Bahan Makanan 4,86
11,09 15,35
11,40 10,07
Makanan Jadi, Minuman, Rokok, dan Tembakau
4,69 13,64
4,43 5,36
8,44 Perumahan, Air, Listrik, Gas dan
Bahan Bakar 7,95
14,30 4,34
4,81 11,20
Sandang 4,05
6,90 7,60
8,15 6,19
Kesehatan 3,34
6,17 5,65
3,99 5,58
Pendidikan 7,70
6,31 5,01
9,09 4,49
Transportasi, Rekreasi, dan Olahraga 4,79
40,13 0,70
1,14 8,97
Sumber : Badan Pusat Statistik 2008
a
Berdasarkan Tabel 16 dapat dijelaskan bahwa selama periode lima tahun 2004-2008, kelompok bahan makanan menjadi salah satu kontributor yang
cukup besar bagi pembentukan tingkat inflasi. Kondisi ini menunjukkan bahwa kelompok pengeluaran ini mudah terpengaruh terhadap perubahan politik maupun
ekonomi nasional. Oleh karena itu, hal ini dapat menjadi ancaman khususnya bagi kelompok usaha yang bergerak dalam penyelenggaraan makanan yang
membutuhkan bahan makanan sebagai bahan baku. Hal ini berpengaruh terhadap peningkatan biaya produksi usaha yang mempengaruhi kenaikan harga rata-rata
barang atau jasa. Kondisi tersebut pada akhirnya akan mempengaruhi pengurangan tingkat marjin keuntungan yang akan diperoleh oleh perusahaan.
c. Perkembangan harga bahan bakar gas
Bahan bakar gas memiliki peranan yang sangat penting bagi perusahaan Prima Diet Catering dalam menunjang proses pengolahan makanan sehingga
keberadaan dan keterjangkauan harga dari bahan bakar gas turut mempengaruhi proses penyelenggaraan jasa katering ini. Adapun perkembangan harga bahan
bakar gas elpiji dapat dilihat pada Tabel 17.
Tabel 17. Perkembangan Harga Gas Elpiji Per Kemasan RpKg
Periode Harga Gas Elpiji
3 Kg 6 Kg
12 Kg 50 Kg
Tahun 2005 -
25.500 51.000
212.500 Tahun 2006
- 25.500
51.000 212.500
Tahun 2007 12.750
25.500 51.000
312.950 Januari 2008
12.750 25.500
51.000 396.600
April 2008 12.750
25.500 51.000
340.150 Juli 2008
12.750 31.500
63.000 343.900
Agustus 2008 12.750
- 69.000
362.750
Sumber : PT. Pertamina diacu dalam Nusawanti 2009
Berdasarkan Tabel 17 terlihat bahwa harga gas elpiji cenderung mengalami kenaikan khususnya pada jenis tabung ukuran sedang dan besar, yaitu
tabung 6 Kg, tabung 12 Kg, dan tabung 50 Kg, sedangkan pada jenis tabung ukuran kecil yaitu tabung 3 Kg menunjukkan harga yang stabil. Kecenderungan
kenaikan harga pada jenis tabung ukuran sedang dan besar mempengaruhi para pelaku usaha yang pada umumnya menggunakan tabung ukuran sedang maupun
besar, tidak terkecuali bagi Prima Diet Catering yang juga menggunakan tabung ukuran sedang dalam menjalankan kegiatan proses pengolahan makanan. Dalam
hal ini, Prima Diet Catering mampu menghabiskan dua sampai tiga tabung gas ukuran 12 Kg setiap harinya dalam kegiatan proses pengolahan makanan. Oleh
karena itu, adanya kecenderungan kenaikan harga gas elpiji khususnya pada jenis tabung sedang ukuran 12 Kg dapat memberikan pengaruh terhadap peningkatan
biaya operasional usaha Prima Diet Catering.
6.1.1.2 Faktor Sosial
a. Peningkatan pertumbuhan jumlah penduduk Salah satu faktor sosial yang berpotensi terhadap penciptaan pangsa pasar
bagi setiap bidang usaha di suatu wilayah adalah peningkatan jumlah penduduk. Indonesia adalah salah satu negara yang memiliki jumlah penduduk terpadat di
dunia. Jumlah penduduk yang besar menjadi salah satu potensi terhadap
perkembangan pasar sasaran dalam memasarkan suatu produk dan jasa. Perkembangan jumlah penduduk Indonesia selama periode 2005-2008 dapat
dilihat pada Tabel 18.
Tabel 18. Jumlah Penduduk Indonesia pada Tahun 2005-2008
Tahun Jumlah Penduduk ribu jiwa
Pertumbuhan 2005
219.852,0 -
2006 222.550,7
1,21 2007
225.642,0 1,37
2008 228.523,3
1,26 Rata-Rata
1,28
Sumber : Badan Pusat Statistik 2008
d
Keterangan : Angka Sementara
Berdasarkan Tabel 18 dapat diketahui bahwa laju pertumbuhan penduduk Indonesia setiap tahunnya selama periode 2005-2008 sebesar 1,28 persen.
Pertumbuhan jumlah penduduk Indonesia disebabkan oleh pertumbuhan jumlah penduduk yang hampir terjadi di seluruh wilayah Indonesia. Salah satu wilayah
terpadat di Indonesia adalah DKI Jakarta. Peningkatan jumlah penduduk DKI Jakarta selama periode 2005-2008 dapat dilihat pada Tabel 19.
Tabel 19. Jumlah Penduduk DKI Jakarta pada Tahun 2005-2008
Tahun Jumlah Penduduk jiwa
2005 8 864 519
2006 8 961 680
2007 9 057 993
2008 9 146 200
Sumber : Badan Pusat Statistik 2008
a
Perkembangan jumlah penduduk DKI Jakarta cenderung terus mengalami peningkatan se tiap tahunnya. Pertumbuhan penduduk DKI Jakarta yang terus
meningkat merupakan pangsa pasar yang potensial dan peluang bagi para pelaku usaha untuk memasarkan produk mereka. Salah satu kebutuhan yang semakin
meningkat seiring dengan peningkatan jumlah penduduk adalah kebutuhan akan pangan. Hal ini dimanfaatkan oleh para pelaku usaha dalam menyediakan
kebutuhan pangan melalui penyelenggaraan jasa katering. Perkembangan jasa katering khususnya di Jakarta dipengaruhi oleh gaya hidup masyarakat Jakarta
dengan berbagai aktivitasnya yang menuntut sikap hidup yang serba praktis. Seiring dengan perkembangan informasi, tingkat pemenuhan kebutuhan
pangan tidak terbatas pada kuantitas dan waktu penyajian, namun konsumen mulai berfikir untuk memenuhi kebutuhan pangan yang aman dan sehat
berdasarkan kebutuhan
dan karakteristik
pribadi. Oleh
karena itu,
penyelenggaraan jasa katering tidak sebatas pada pemenuhan kebutuhan pangan tetapi juga pemenuhan kebutuhan kesehatan. Salah satu pelaku usaha yang
menyelenggarakan jasa katering kesehatan adalah Prima Diet Catering. Prima Diet Catering dirasakan telah mampu membuka terobosan baru dalam
menyediakan kebutuhan pangan dengan penyelenggaraan yang aman dan sehat sehingga kedepannya prospek dari penyelenggaraan katering kesehatan akan terus
berkembang seiring dengan peningkatan jumlah penduduk.
b. Peningkatan kualitas hidup sehat terkait dengan peningkatan tingkat
harapan hidup
Sehat merupakan suatu kondisi yang diharapkan oleh setiap orang guna menunjang pencapaian kinerja yang baik dalam aktivitas sehari-hari. Pencapaian
kualitas akan hidup sehat ditunjang oleh pola hidup yang sehat pula, diantaranya terkait dengan pola pangan harian yang dikonsumsi sesuai dengan logo dari
perusahaan Prima Diet Catering yaitu healthy start from what you eat. Hal ini dikarenakan pangan merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam
menunjang proses metabolisme tubuh yang pada akhirnya akan mempengaruhi kualitas hidup seseorang. Dalam hal ini, pangan yang dikonsumsi harus benar-
benar seimbang sesuai dengan karakteristik individu, khususnya dalam hal pemenuhan kebutuhan gizi makanan, baik dalam hal vitamin, protein, mineral,
karbohidarat, dan lainnya serta dalam hal keamanan komposisi bahan baku makanan. Berdasarkan hal tersebut, pemenuhan kebutuhan pangan harian yang
sehat dapat meningkatkan status kesehatan seseorang.
Pencapaian status kesehatan dapat ditunjukkan dengan adanya tingkat harapan hidup. Peningkatan angka harapan hidup mengindikasikan bahwa
pencapaian kualitas hidup seseorang terhadap status kesehatan juga akan meningkat. Hal ini menunjukkan bahwa seseorang akan berupaya untuk mencapai
kondisi yang optimal terhadap peningkatan harapan hidupnya dengan cara meningkatkan kualitas hidup sehat. Kondisi ini dapat menjadi peluang bagi Prima
Diet Catering dalam menghadirkan kebutuhan pangan sehat dalam mengupayakan peningkatan kualitas hidup sehat. Salah satunya adalah melalui penyediaan
kebutuhan katering dengan konsep anti-aging guna menjaga dan meningkatkan produktivitas konsumen seiring dengan pertambahan usia.
Departemen Kesehatan RI menjelaskan bahwa estimasi angka harapan hidup di DKI Jakarta setiap tahunnya mengalami peningkatan. Pada tahun 1990
angka harapan hidup AHH penduduk di DKI Jakarta mencapai usia 65 tahun, angka ini meningkat menjadi sekitar 72 tahun pada tahun 2000, dan meningkat
lagi menjadi usia 74 tahun pada tahun 2005 serta 76 tahun pada tahun 2010. Adapun gambaran mengenai tingkat harapan hidup masyarakat DKI Jakarta dapat
dilihat pada Tabel 20.
Tabel 20. Estimasi Umur Harapan Hidup Provinsi DKI Jakarta Dalam Kurun Waktu Lima Tahunan
No. Tahun
Umur Harapan Hidup 1
1990 65,60
2 1995
69,66 3
2000 71,90
5 2005
74,42 6
2010 75,84
Sumber : Departemen Kesehatan RI 2008
b
c. Perkembangan kasus penyakit degeneratif
Penyakit degeneratif adalah istilah medis untuk menjelaskan suatu penyakit yang muncul akibat proses kemunduran fungsi sel tubuh yaitu dari
keadaan normal menjadi lebih buruk. Penyakit yang masuk dalam kelompok ini antara lain diabetes melitus, stroke, kardiovaskular, obesitas, dan sebagainya.
Beberapa hasil penelitian modern menjelaskan bahwa munculnya penyakit
degeneratif tersebut memiliki korelasi yang cukup kuat dengan bertambahnya proses penuaan usia seseorang.
1
Adapun gambaran mengenai beberapa penyakit degeneratif tersebut adalah:
Penyakit Diabetes Melitus DM Penyakit diabetes melitus merupakan penyakit degeneratif non infeksi yang
bersifat menahun akibat tingginya kadar glukosa dalam darah. Penyakit diabetes sangat berbahaya karena dapat menyebabkan munculnya penyakit-
penyakit lain yang lebih berbahaya seperti jantung, ginjal, dan kebutaan.
1
Berdasarkan data Departemen Kesehatan RI 2008
a
, tingkat penderita DM dari tahun ke tahun cenderung meningkat, yaitu pada tahun 1995 sebesar 1,2
meningkat menjadi 7,5 pada tahun 2001 dan 14,7 pada tahun 2003. Penyakit jantung dan pembuluh darah kardiovaskular
Penyakit kardiovaskular adalah penyakit yang berhubungan dengan kelainan pembuluh darah dan jantung. Penyakit kardiovaskular disebabkan oleh
tingginya kadar kolesterol, LDL, dan trigliserida serta penurunan kadar HDL dalam darah. Kecenderungan penderita penyakit ini terus meningkat dan
merupakan salah satu penyebab kematian urutan pertama untuk orang dengan usia di atas 40 tahun.
1
Perkembangan kasus penyakit degeneratif di Indonesia banyak terjadi di kalangan masyarakat perkotaan. Salah satu penyebab utamanya adalah perubahan
gaya hidup akibat urbanisasi dan modernisasi. Perubahan gaya hidup ini dapat dilihat secara jelas antara lain dengan munculnya tempat-tempat makan junk food
di hampir seluruh sudut kota. Berdasarkan penuturan Kasubdinas Sosial dan Info Kesehatan Dinas Kesehatan DKI Jakarta drg. Tini Suryani
1
, junk food merupakan
makanan yang tidak sehat karena memiliki nilai nutrisi rendah, dan mengandung lemak jenuh saturated fat, garam dan gula, serta bermacam-macam zat additive
seperti monosodium glutamate dan tartrazine dengan kadar yang tinggi. Selain itu, junk food
hampir tidak mengandung protein, vitamin, dan serat yang sangat dibutuhkan tubuh. Berdasarkan pada permasalahan tersebut, Prima Diet Catering
sebagai salah satu penyelenggara katering kesehatan memiliki potensi dalam meningkatkan pemasaran produk dan jasanya terkait dengan adanya
1
http:jurnalis-ntt.blogspot.com200904gaya-hidup-berubah-penyakit-degeneratif.html [ 13 Juli 2009 ]
perkembangan kasus penyakit degeneratif khususnya di wilayah perkotaan, termasuk DKI Jakarta sebagai daerah pemasaran bagi perusahaan.
d. Peningkatan golongan pendapatan menengah ke atas di DKI Jakarta
Peningkatan pendapatan merupakan salah satu tolak ukur bagi peningkatan suatu taraf hidup masyarakat terhadap tingkat kesejahteraan. Pendapatan perkapita
penduduk DKI Jakarta terus mengalami peningkatan selama periode tahun 2001-2005. Pendapatan perkapita penduduk Jakarta pada tahun 2001
sebesar 31,12 juta meningkat menjadi 35,17 juta pada tahun 2002 dan 38,90 juta pada tahun 2003, yang kemudian naik kembali menjadi 43,33 juta pada tahun
2004 dan 49,92 juta pada tahun 2005. Berikut ini merupakan data lima tahun terakhir pendapatan perkapita penduduk DKI Jakarta Tabel 21.
Tabel 21. Pendapatan Perkapita Provinsi DKI Jakarta
Indikator Pendapatan Perkapita juta
2001 31,12
2002 35,17
2003 38,90
2004 43,33
2005 49,92
Sumber : Departemen Kesehatan RI 2008
b
Keterangan : Angka Perbaikan
Angka Sementara Pendistribusian pendapatan perkapita tersebut dibagi menurut golongan
penduduk menurut Bank Dunia, yaitu 40 penduduk berpendapatan rendah, 40 penduduk berpendapatan sedang, dan 20 penduduk berpendapatan tinggi.
Adapun distribusi pendapatan berdasarkan golongan pendapatannya dapat dilihat pada Tabel 22.
Tabel 22. Distribusi Pendapatan Provinsi DKI Jakarta
Tahun Kelompok Penduduk
40 40
20 Pendapatan Rendah
Pendapatan Sedang Pendapatan Tinggi
2001 21,89
37,03 41,08
2004 20,18
34,81 45,81
2005 18,42
32,25 49,33
Sumber : Departemen Kesehatan RI 2008
b
Berdasarkan Tabel 22 terlihat bahwa pendistribusian pendapatan secara umum masih didominasi oleh golongan pendapatan tinggi meskipun dengan
persentase jumlah golongan pendapatan yang sedikit bila dibandingkan dengan persentase jumlah golongan pada pendapatan rendah dan sedang. Namun, secara
umum peningkatan pendapatan terjadi pada semua golongan pendapatan yang ditandai dengan indikator peningkatan pendapatan bersih pekerja. Adapun data
mengenai peningkatan jumlah pekerja terhadap pendapatan bersihnya dapat dilihat pada Tabel 23.
Tabel 23. Jumlah Pekerja DKI Jakarta Menurut Pendapatan Bersih pada Periode Tahun 2006-2008
No. Tahun
Pendapatan Bersih Rp 200.000
200.000 - 999.999
1.000.000 - 1.999.999
2.000.000 + 1
2006 14 538
1 277 661 747 204
271 782 2
2007 30 997
1 090 560 775 369
385 442 3
2008 74 068
1 178 210 893 887
611 509
Sumber : Badan Pusat Statistik 2006
b
, 2007
a
, 2008
b
Berdasarkan Tabel 23 terlihat bahwa jumlah pekerja pada setiap tingkat pendapatan mengalami peningkatan. Salah satu peningkatan jumlah pekerja yang
cukup pesat adalah pada tingkat pendapatan 2.000.000 yang mencapai peningkatan pekerja hampir dua kalinya dari tahun 2007 hingga 2008. Tingkat
pendapatan ini merupakan salah satu indikator bagi golongan pendapatan
menengah ke atas sehingga dapat dikatakan bahwa terjadi peningkatan pekerja pada golongan pendapatan menengah ke atas. Peningkatan jumlah golongan
pendapatan menengah ke atas merupakan potensi bagi Prima Diet Catering dalam menunjang pemasaran kepada pasar potensial, yaitu pasar dengan golongan
pendapatan menengah ke atas terkait dengan karakteristik harga yang ditawarkan dalam penyelenggaraan katering kesehatan yang terbilang tinggi.
e. Pertumbuhan pusat-pusat kebugaran dan spa di DKI Jakarta
Pusat-pusat kebugaran dan spa merupakan bisnis penyelenggaraan kesehatan yang sedang berkembang dengan pesat. Menurut Koeswardhini,
pemilik academy fitness and spa AFAS pertama di Indonesia pertumbuhan pusat-pusat kebugaran dan spa di Indonesia dapat mencapai 30 per tahun data
pertumbuhan 2003 dan 2004 dan diperkirakan saat ini pertumbuhannya dapat meningkat menjadi 60 dikarenakan banyak gedung perkantoran dan mall-mall
baru yang menyediakan pusat kebugaran dan spa sesuai kebutuhan pasar tersebut. DKI Jakarta merupakan daerah perkotaan yang memberikan kontribusi yang
terbesar bagi pertumbuhan pusat-pusat kebugaran dan spa, yaitu sebanyak 70 pusat-pusat kebugaran dan spa berkembang di Jakarta sedangkan sisanya berada
di kota-kota besar lainnya.
2
Konsumen-konsumen pusat kebugaran dan spa pada umumnya merupakan konsumen golongan menengah keatas yang memiliki prestige terhadap gaya hidup
modern. Namun, segmentasi konsumen tersebut pada umumnya juga memiliki kepedulian yang sangat tinggi terhadap kebugaran dan kesehatan, bahkan menurut
Yasin Health Club Manager Pakuwon Golf and Family Club di sebagian besar
kalangan kebugaran sudah menjadi kebutuhan yang tak sekadar prestige sehingga menjadikannya sebagai kebutuhan primer dalam gaya hidup mereka
3
. Adanya pertumbuhan usaha di bidang kebugaran dan kesehatan tersebut dapat menjadi
salah satu peluang bagi Prima Diet Catering dalam meningkatkan kegiatan pemasaran karena pencapaian target konsumen yang dituju sesuai dengan
2
http:cyberwoman.cbn.net.idcbprtlCyberJobdetail [ 13 Juli 2009 ]
3
http:www.surya.co.id20090319sehatnya-bisnis-tempat-kebugaran-omzet-bisa-tembus-rp-1-miliar.html
segmentasi konsumen dari Prima Diet Catering, yaitu konsumen golongan menengah keatas yang peduli akan gaya hidup sehat.
6.1.1.3 Faktor Politik dan Kebijakan Pemerintah
Stabilitas politik dan keamanan merupakan aspek penting yang mempengaruhi iklim usaha di suatu negara. Keadaan politik dan keamanan yang
stabil akan memberikan dampak positif terhadap keberlangsungan suatu usaha karena pelaku usaha merasa nyaman terhadap usaha yang dijalaninya. Oleh karena
itu, pemerintah sebagai pengambil kebijakan harus mempertimbangkan secara hati-hati terhadap setiap keputusan yang diambilnya. Hal ini dikarenakan
kebijakan yang ditetapkan oleh pemerintah sangat berperan dalam menciptakan kestabilan politik khususnya dalam mendukung situasi berbisnis. Berikut ini
merupakan salah satu kebijakan pemerintah yang sangat dominan dalam mempengaruhi semua kegiatan sektor usaha, khususnya dalam menunjang
kegiatan pengembangan suatu bisnis. Adapun kebijakan pemerintah tersebut adalah :
a. Kebijakan penurunan harga bahan bakar minyak
Penetapan kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah dalam peraturan Menteri ESDM No. 16 Tahun 2008 tentang penurunan harga bahan bakar minyak
untuk bahan bakar premium dan solar yang berlaku sejak 15 Januari 2009 memberikan dorongan bagi para pelaku usaha untuk dapat terus berkembang. Hal
ini dikarenakan BBM merupakan salah satu faktor pendukung usaha yang sangat penting sehingga dengan adanya kebijakan penurunan tersebut berpengaruh
terhadap penurunan biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan. Kebijakan penurunan harga BBM tersebut juga berpengaruh terhadap peningkatan tingkat
pendapatan riil konsumen yang turut mempengaruhi tingkat daya beli konsumen terhadap barang dan jasa. Berdasarkan hal tersebut, kebijakan penurunan harga
BBM memberikan dampak positif tidak hanya bagi para pelaku usaha tetapi juga bagi masyarakat sebagai konsumen kegiatan usaha tersebut. Perkembangan
penurunan harga BBM tersebut dapat dilihat pada Tabel 24.
Tabel 24. Perkembangan Harga BBM pada Tahun 2008-2009
No. Terhitung
Mulai Tanggal Harga BBM Rpliter
Premium Minyak Solar
1 01112008
6.000 5.500
2 15112008
6.000 5.500
3 01122008
5.500 5.500
4 15122008
5.000 4.800
5 01012009
5.000 4.800
6 15012009
4.500 4.500
7 01022009
4.500 4.500
8 15022009
4.500 4.500
Sumber : PT. Pertamina diacu dalam Nusawanti 2009
Berdasarkan Tabel 24 terlihat bahwa perkembangan harga bahan bakar minyak cenderung mengalami penurunan. Kondisi ini dirasakan baik oleh
perusahaan bagi keberlangsungan usaha kedepannya karena perusahaan dapat menekan biaya operasional usaha, baik dalam kegiatan produksi maupun kegiatan
pemasaran. Dukungan penurunan harga bahan bakar solar dan premium tersebut terhadap kegiatan pemasaran perusahaan adalah terkait dengan ketersediaan
layanan delivery services yang disediakan oleh perusahaan dalam mengirimkan pesanan-pesanan katering kepada konsumen-konsumennya.
6.1.1.4 Faktor Teknologi
Laju perkembangan teknologi terus mengalami peningkatan seiring dengan perkembangan zaman. Hal ini dapat dilihat dari pemanfaatan teknologi
baru bagi perkembangan produk dan peningkatan pasar baru. Perkembangan suatu produk terkait dengan bagaimana perusahaan mampu menerapkan teknologi
khususnya dalam kegiatan proses produksi, misalnya tidak hanya memperbaiki cara-cara dalam memproduksi tetapi juga material yang diperlukan untuk proses
produksi yang efektif dan efisien. Teknologi yang dapat dimanfaatkan dalam menunjang kegiatan proses produksi diantaranya adalah teknologi peralatan
masak-memasak seperti peralatan potong untuk proses persiapan bahan baku, dan peralatan pengolahan makanan lainnya dalam pembuatan makanan dan minuman
yang semakin praktis dan berfungsi secara baik dalam mempermudah pekerjaan, baik dalam pengalokasian waktu maupun tenaga.
Perkembangan teknologi lainnya yang dapat dimanfaatkan oleh perusahaan adalah adanya peningkatan sistem teknologi informasi dan
komunikasi melalui sumber-sumber media elektronik sebagai sarana promosi dalam peningkatan pasar baru. Media elektronik yang saat ini sedang berkembang
adalah media internet sebagai salah satu sarana promosi. Pemanfaatan media internet yang dilakukan oleh perusahaan Prima Diet Catering belum dilakukan
secara maksimal meskipun perusahaan sudah memiliki media website dalam memperkenalkan kegiatan usahanya. Prima Diet Catering seharusnya dapat
memanfaatkan media website untuk mendekatkan pada calon konsumen maupun konsumennya dengan cara membuka layanan tanya jawab secara aktif sebagai
pemanfaatan yang efektif terhadap media website tersebut. Hal ini dapat menjadi suatu peningkatan pelayanan yang diberikan oleh perusahaan sehingga turut
mempengaruhi proses pembelian konsumen selanjutnya. Selain itu, Prima Diet Catering juga harus selalu memperbaharui tampilan-tampilan informasi terkait
dengan kegiatan penyelenggaraan katering kesehatan sehingga calon konsumen maupun konsumen dapat mengetahui perkembangan informasi terbaru dengan
cepat.
6.1.2 Lingkungan Industri