Model Manajemen Strategis Pemilihan Alternatif Strategi

6. Isu strategis mengharuskan mempertimbangkan lingkungan eksternal Hal ini dikarenakan semua perusahaan beroperasi dalam system terbuka. Perusahaan mempengaruhi dan dipengaruhi oleh keadaan luar yang sebagian besar berada di luar kendali mereka.

3.1.4 Model Manajemen Strategis

Menurut David 2005, cara belajar dan mengaplikasikan proses manajemen strategis adalah dengan menggunakan suatu model. Model tersebut digunakan untuk memformulasi, mengimplementasi, dan mengevaluasi strategi. Adapun model komprehensif dari proses manajemen strategis dapat dilihat pada Gambar 1. Formulasi Strategi Gambar 1. Model Komprehensif Manajemen Strategis Sumber : David 2005

3.1.5 Proses Formulasi Strategi

Proses formulasi strategi adalah proses merumuskan strategi yang dilakukan dengan beberapa tahapan yaitu menganalisis visi dan misi perusahaan, menganalisis peluang dan ancaman eksternal perusahaan, dan menganalisis Implementasi Strategi - isu Manejemen Mengukur dan Mengevalu asi Kinerja Implementa si strategi- isu-isu pemasaran, keuangan, akuntansi, penelitian dan pengemban gan, sistem informasi Merumuskan Mengevaluasi dan Memilih Strategi Menetapkan Tujuan Jangka Panjang Menjalankan Audit Internal Menjalankan Audit Eksternal Mengembang kan Pernyataan Visi dan Misi kekuatan dan kelemahan internal perusahaan David, 2005. Uraian mengenai tahapan-tahapan formulasi strategi adalah sebagai berikut:

A. Visi dan Misi

Visi menggambarkan apa yang ingin dicapai terkait dengan pilihan mendasar kemana arah organisasi di masa yang akan datang David, 2005. Oleh karenanya, pernyataan visi sering dianggap sebagai tahap pertama dalam perencanaan strategis, bahkan mendahului pembuatan pernyataan misi. Hal ini dikarenakan dengan adanya pernyataan visi yang jelas berdampak dalam perumusan misi yang komprehensif. Suatu pernyataan visi yang jelas membantu organisasi dalam tiga hal, yaitu visi memberi arah untuk fokus perhatian dalam masa depan, visi memberikan arahan pada keputusan, dan terakhir visi memotivasi anggota organisasi untuk bertindak. Misi merupakan hal yang mendasar dan filosofis bagi sebuah perusahaan, baik bagi perusahaan yang mengembangkan bisnis baru ataupun sedang merumuskan kembali arah bagi bisnisnya yang sudah berjalan. Misi menyatakan tujuan unik organisasi yang membedakannya dengan perusahaan-perusahaan lain yang sejenis dan mengidentifikasi cakupan operasinya Pearce dan Robinson 1997. Menurut King dan Cleland diacu dalam Pearce dan Robinson 1997, tujuan yang ingin dicapai dalam perumusan misi adalah sebagai berikut: 1. Memastikan kesamaan tujuan dalam organisasi 2. Menjadi landasan untuk memotivasi pemanfaatan sumber daya organisasi 3. Mengembangkan landasan atau standar untuk pengalokasian sumber daya organisasi 4. Menetapkan warna umum iklim organisasi, misalnya mengisyaratkan operasi yang bersifat bisnis 5. Berfungsi sebagai titik fokus bagi mereka yang sepakat dengan arah dan tujuan organisasi, dan menghalangi mereka yang tidak sepakat agar tidak melibatkan diri dengan kegiatan-kegiatan organisasi 6. Memudahkan penerjemahan sasaran dan tujuan ke dalam suatu struktur kerja yang mencakup penetapan tugas kepada elemen-elemen yang bertanggung jawab dalam organisasi 7. Menegaskan tujuan umum organisasi dan perwujudan tujuan umum menjadi tujuan yang lebih khusus hingga parameter biaya, waktu, dan kinerja dapat ditetapkan dan dikendalikan Pernyataan misi pada umumnya menjadi bagian yang paling kelihatan dan dilihat publik dalam proses manajemen strategis. Hal ini menyebabkan seorang manajer atau pemilik sangat diharapkan memasukkan komponen-komponen penting dalam pernyataan misinya terkait dengan bisnis yang dijalaninya. Pearce dan Robinson 1997 menjelaskan bahwa ada 6 komponen penting yang harus diperhatikan dalam penyataan misi, yaitu: 1. Produk atau jasa yang disediakan oleh perusahaan dapat memberikan manfaat yang setidak-tidaknya sama dengan harganya. 2. Produk atau jasa yang dihasilkan dapat memuaskan kebutuhan pelanggan di segmen pasar tertentu yang pada saat ini belum dipenuhi secara memadai. 3. Teknologi yang digunakan dalam produksi akan menghasilkan produk atau jasa yang biaya dan kualitasnya bersaing. 4. Dengan kerja keras dan dukungan pihak-pihak lain, bisnis tidak saja dapat bertahan melainkan juga tumbuh dan memberikan keuntungan. 5. Filosopi manajemen dari bisnis akan menghasilkan citra yang baik di mata publik dan akan memberikan imbalan keuangan dan psikologis bagi mereka yang bersedia menginvestasikan tenaga dan dana dalam membantu bisnis untuk berhasil. 6. Konsep diri wirausaha dari bisnis tersebut dapat dikomunikasikan kepada, dan diterapkan oleh para karyawan dan pemegang saham.

B. Analisis Eksternal

Analisis eksternal yaitu analisis lingkungan luar perusahaan yang mencakup peluang yang dapat memberi manfaat dan ancaman yang harus dihindari. Analisis eksternal dapat dibedakan menjadi dua, yaitu analisis lingkungan makro umum dan analisis lingkungan industri David, 2005. 1. Analisis Lingkungan Makro Menurut Kotler dan Armstrong diacu dalam Wisandhini 2008, lingkungan makro perusahaan terdiri dari kekuatan masyarakat yang lebih luas yang mempengaruhi seluruh lingkungan industri. Analisis lingkungan makro perusahaan mencakup faktor ekonomi, sosial, politik dan kebijakan pemerintah, dan teknologi. Adapun uraian dari aspek-aspek makro tersebut adalah: a. Faktor Ekonomi Faktor ekonomi berkaitan dengan sifat dan arah sistem ekonomi tempat suatu perusahaan beroperasi. Karena pola konsumsi dipengaruhi oleh kesejahteraan relatif berbagai segmen pasar, dalam perencanaan strategisnya setiap perusahaan harus mempertimbangkan kecenderungan ekonomi di segmen- segmen yang mempengaruhi industrinya. Misalnya, perusahaan harus mempertimbangkan ketersediaan kredit secara umum, tingkat penghasilan yang dapat dibelanjakan, serta kecenderungan belanja masyarakat. Tingkat suku bunga, laju inflasi, serta kecenderungan pertumbuhan PDB juga merupakan faktor-faktor ekonomi lain yang harus pula dipertimbangkan. b. Faktor Sosial Faktor sosial yang mempengaruhi perusahaan adalah kepercayaan, nilai, sikap, opini, dan gaya hidup orang-orang di lingkungan ekstern perusahaan, yang berkembang dari pengaruh kultural, ekologi, demografi, agama, pendidikan, dan etnik. Kekuatan sosial bersifat dinamik, dan selalu berubah sebagai akibat upaya orang untuk memuaskan keinginan dan kebutuhan mereka melalui pengendalian dan penyesuaian diri terhadap faktor-faktor lingkungan. c. Faktor Politik dan Kebijakan Pemerintah Arah dan stabilitas faktor-faktor politik merupakan pertimbangan penting bagi para manajer dalam merumuskan strategi perusahaan. Faktor-faktor politik menentukan parameter legal dan regulasi yang membatasi operasi perusahaan. Kendala politik dikenalkan atas perusahaan melalui keputusan tentang perdagangan yang adil, undang-undang ”antitrust”, program perpajakan, ketentuan upah minimum, kebijakan tentang polusi dan penetapan harga, batasan administratif, dan tindakan yang dimaksudkan untuk melindungi pekerja, konsumen, masyarakat umum, dan lingkungan. Karena undang- undang dan peraturan demikian biasanya bersifat membatasi, mereka cenderung mengurangi potensi laba perusahaan. Tetapi, beberapa tindakan politik dirancang untuk melindungi dan memberi manfaat bagi perusahaan. Jadi, faktor politik dapat membatasi ataupun bermanfaat bagi perkembangan suatu perusahaan. d. Faktor Teknologi Faktor keempat dalam lingkungan makro adalah perubahan teknologi. Dalam hal ini, perusahaan harus mewaspadai perubahan teknologi yang mungkin mempengaruhi industrinya. Adaptasi teknologi yang kreatif dapat membuka kemungkinan terciptanya produk baru, penyempurnaan produk yang sudah ada, atau penyempurnaan dalam teknik produksi dan pemasaran. Terobosan teknologi dapat mempunyai dampak segera dan dramatik atas lingkungan perusahaan. Terobosan ini dapat membuka pasar dan produk baru yang canggih atau dapat juga mempersingkat usia fasilitas produksi. Jadi, semua perusahaan, dan utamanya mereka yang berada dalam industri yang belum stabil, harus berusaha keras untuk memahami baik kemajuan teknologi yang ada maupun teknologi masa depan yang mungkin mempengaruhi produk dan jasa mereka. 2. Analisis Lingkungan Industri Industri merupakan kumpulan atau gabungan organisasi yang menghasilkan produk atau jasa yang sejenis seperti industri perhotelan, perbankan, dan lainnya. Sifat usaha yang sejenis mengakibatkan adanya tingkat persaingan diantara anggota-anggota di dalam industri tersebut dalam merebut pangsa pasar. Porter diacu dalam David 2005, mengemukakan penentu keberhasilan suatu perusahaan terdiri dari daya tarik industri potensi laba dan intensitas persaingan dan posisi persaingan daya saing perusahaan. Ada lima kekuatan yang menentukan intensitas persaingan dalam industri yaitu: a. Ancaman pendatang baru Pendatang baru ke suatu industri membawa masuk kapasitas baru, keinginan untuk merebut bagian pasar market share, dan seringkali sumber daya yang cukup besar. Besarnya ancaman masuk bergantung pada hambatan masuk yang ada dan pada reaksi dari peserta persaingan yang sudah ada menurut perkiraan calon pendatang baru. Sumber-sumber utama hambatan masuk, yaitu: • Skala ekonomis terkait dengan kebutuhan modal yang menghalangi masuknya pendatang baru karena memaksa pendatang baru ini untuk masuk dengan skala besar atau harus memikul biaya tinggi. • Diferensiasi produk terkait dengan identifikasi merek yang menimbulkan hambatan karena memaksa pendatang baru untuk mengeluarkan biaya besar guna merebut kesetiaan pelanggan. • Biaya beralih pemasok • Akses ke saluran distribusi, dan • Hambatan biaya bukan karena skala dimaksudkan bahwa perusahaan- perusahaan yang sudah ada mungkin tidak memiliki keunggulan biaya yang dimiliki oleh calon pendatang baru. Akan tetapi, keunggulan yang dimiliki oleh mereka bersumber dari tingkat pengalaman, teknologi rahasia, akses ke sumber bahan baku, atau lokasi yang menguntungkan. b. Kekuatan daya tawar pemasok Pemasok dapat memanfaatkan kekuatan tawar menawarnya atas para anggota industri dengan menaikkan harga atau menurunkan kualitas barang dan jasa yang dijualnya. Pemasok yang kuat, karenanya dapat menekan kemampulabaan suatu industri yang tidak dapat mengimbangi kenaikan biaya dengan menaikkan harganya sendiri. c. Kekuatan daya tawar pembeli Hal ini dimaksudkan bahwa pembeli atau pelanggan dapat juga menekan harga, menuntut kualitas lebih tinggi atau layanan lebih banyak. d. Ancaman produk substitusi Adanya penetapan batas harga tertinggi, produk atau jasa substitusi membatasi potensi suatu industri. Jika industri tidak mampu meningkatkan kualitas produk atau mendiferensiasikannya, laba dan pertumbuhan industri dapat terancam. e. Persaingan diantara para anggota industri Persaingan di kalangan anggota industri terjadi karena mereka berebut posisi dengan menggunakan taktik seperti persaingan harga, introduksi produk, dan perang iklan. Dimensi persaingan dalam analisis industri secara lebih jelas dapat dilihat pada Gambar 2. Gambar 2. Bagan Analisis Industri Sumber: Porter diacu dalam Pearce dan Robinson 1997

C. Analisis Internal

Analisis internal merupakan proses para perencana strategi mengkaji faktor internal perusahaan untuk menentukan dimana perusahaan memiliki kekuatan dan kelemahan yang berarti sehingga perusahaan dapat memanfaatkan peluang dengan cara yang paling efektif dan dapat menghadapi ancaman di dalam lingkungan. Menurut David 2005, faktor-faktor internal yang dianalisis mencakup: 1. Faktor manajemen dan sumberdaya manusia Analisis faktor manajemen yaitu menganalisis kemampuan manajemen suatu perusahaan. Fungsi manajemen terdiri atas lima aktivitas dasar: perencanaan, pengorganisasian, pemberian motivasi, pengelolaan staf, dan pengendalian. Perencanaan adalah aktivitas yang merupakan persiapan masa depan. Pengorganisasian adalah seluruh aktivitas yang menghasilkan struktur PENDATANG BARU Persaingan di kalangan anggota industri Persaingan diantara perusahaan yang sudah ada PEMBELI PEMASOK PRODUK SUBTITUSI pekerjaan dan hubungan otoritas. Pemberian motivasi terkait dengan pembentukan perilaku sumberdaya manusia, sedangkan aktivitas pengendalian diarahkan agar seluruh aktivitas berjalan sesuai dengan rencana dan mendapatkan hasil yang diharapkan. Faktor sumberdaya manusia merupakan sumberdaya yang penting dalam perusahaan. Kualitas sumberdaya manusia dalam organisasi akan menentukan keberhasilan dalam organisasi tersebut. 2. Faktor pemasaran Pemasaran adalah proses sosial yang dengan proses tersebut, individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk dan jasa yang bernilai dengan pihak lain Kotler diacu dalam Wisandhini 2008. Menurut David 2005, pemasaran dapat digambarkan sebagai proses mendefinisikan, mengantisipasi, menciptakan, serta memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan atas barang dan jasa. Analisis pemasaran yaitu menganalisis kekuatan dan kelemahan dari kegiatan pemasaran yang dimiliki oleh perusahaan. Kegiatan tersebut dapat dianalisis dari fungsi dasar pemasaran yaitu: 1 analisis produkjasa; 2 penetapan harga; 3 promosi; dan 4 distribusi. 3. Faktor keuangan Analisis faktor keuangan yaitu menganalisis kekuatan dan kelemahan dari sistem keuangan yang telah dilaksanakan oleh perusahaan. Informasi mengenai kekuatan dan kelemahan dari aspek keuangan suatu organisasi merupakan hal yang penting guna merumuskan strategi secara efektif. Menurut Home diacu dalam David 2005, fungsi dari keuangan terdiri atas tiga keputusan, meliputi keputusan investasi, keputusan pendanaan pembiayaan, dan keputusan dividen. Adapun faktor-faktor keunggulan strategis keuangan dalam organisasi yaitu; total sumber dana dan kekuatannya, biaya modal yang rendah, struktur modal yang efektif, hubungan baik pemilik dan pemegang saham, kondisi pajak yang menguntungkan, perencanaan keuangan dan modal kerja yang efektif, dan kebijakan penilaian persediaan. 4. Faktor produksi atau operasi Analisis faktor produksi yaitu menganalisis kekuatan dan kelemahan dari kegiatan produksi atau operasi. Fungsi produksi dari suatu bisnis terdiri atas semua aktivitas yang mengubah input menjadi barang dan jasa. Sedangkan manajemen produksi berhubungan dengan input, transformasi, dan output yang bervariasi antar industri dan pasar. Menurut Roger Schroeder diacu dalam David 2005 manajemen produksi atau operasi terdiri atas lima area keputusan atau fungsi, yaitu proses, kapasitas, persediaan, tenaga kerja, dan kualitas.

3.1.6 Pemilihan Alternatif Strategi

Alternatif strategi yang telah dirumuskan dalam External Factor Evaluation EFE dan Internal Factor Evaluation IFE dipilih menggunakan matriks Internal Eksternal IE dan analisis Strengths-Weaknesses-Oppurtunities- Threats SWOT. Alternatif yang didapat dari proses matching stage atau pencocokan, kemudian diurutkan dengan Quantitative Strategic Planing Matrix QSPM menurut angka prioritas yang paling besar. Menurut David 2005 alternatif strategi yang dapat dijalankan oleh organisasi atau perusahaan dapat dikategorikan menjadi 4 jenis dengan 13 tindakan. Alternatif-alternatif strategi tersebut adalah: 1. Strategi integrasi Strategi integrasi memungkinkan sebuah perusahaan untuk mendapatkan kontrol atas distributor, pemasok, danatau pesaing. Adapun tipe-tipe strategi integrasi terdiri dari: a. Forward integration integrasi ke depan yaitu tipe strategi yang melibatkan akuisisi kepemilikan atau peningkatan kontrol atas distributor atau pengecer. b. Backward integration integrasi ke belakang yaitu tipe strategi untuk mencari kepemilikan atau meningkatkan kontrol atas pemasok perusahaan. c. Horizontal integration integrasi horizontal yaitu tipe strategi untuk mencari kepemilikan atau meningkatkan kontrol atas pesaing perusahaan. 2. Strategi intensif Strategi intensif adalah suatu strategi yang dilakukan oleh perusahaan secara intensif guna memperbaiki posisi kompetitif perusahaan dengan produk yang ada saat ini. Tipe strategi intensif meliputi: a. Market penetration penetrasi pasar yaitu tipe strategi yang digunakan untuk meningkatkan pangsa pasar untuk produkjasa saat ini melalui upaya pemasaran yang lebih besar. b. Market development pengembangan pasar yaitu tipe strategi untuk memperkenalkan produkjasa yang sudah ada ke daerah pemasaran yang baru pangsa pasar bertambah. c. Product development pengembangan produk yaitu tipe strategi yang mencari peningkatan penjualan dengan memperbaiki atau memodifikasi produkjasa saat ini. 3. Strategi diversifikasi Strategi ini dilakukan dengan mendiversifikasi aktifitas bisnis dengan tujuan agar bisnis yang dijalankan tidak tergantung pada satu industri. Tipe strategi diversifikasi dibagi atas: a. Concentric diversification diversifikasi konsentrik yaitu tipe strategi untuk menambah produk baru yang saling berhubungan untuk pasar yang sama. b. Horizontal diversification diversifikasi horizontal yaitu tipe strategi untuk menambah produk baru tetapi tidak berhubungan yang bertujuan untuk memuaskan pelanggan yang sama. c. Conglomerate diversification diversifikasi konglomerat yaitu tipe strategi untuk menambah produk-produk baru yang tidak saling berhubungan untuk pasar yang berbeda. 4. Strategi Defensif Strategi defensif dilakukan untuk bertahan. Adapun tipe-tipe dari strategi defensif adalah: a. Joint venture usaha patungan yaitu dua atau lebih perusahaan bekerjasama membentuk suatu perusahaan baru yang terpisah dari kedua induknya. b. Retrenchment pengurangan yaitu penghematan biaya dengan cara mengurangi sebagian dari asset perusahaan untuk menanggulangi turunnya penjualan atau keuntungan. c. Divestiture divestasi yaitu menjual sebuah unit bisnis atau sebagian dari perusahaan kepada pihak lain. d. Liquidation likuidasi yaitu menjual seluruh asset perusahaan atau dengan kata lain menutup sebuah perusahaan.

3.2 Kerangka Pemikiran Operasional

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kegiatan pengembangan usaha yang dilakukan oleh perusahaan Prima Diet Catering. Kegiatan pengembangan dilakukan terkait dengan perluasan jangkauan pemenuhan katering yang tidak terbatas pada kebutuhan individu rumah tangga, tetapi pada tingkat yang lebih besar lagi yaitu pemenuhan kebutuhan katering bagi kelompok karyawan perusahaan, rumah sakit, dan kegiatan lainnya dengan konsep kesehatan dan tetap mempertahankan karakteristik kebutuhan individu. Adanya keinginan dalam pengembangan usaha tersebut perlu diimbangi dengan visi dan misi perusahaan yang dimiliki saat ini dalam meraih sasaran yang diharapkan. Adanya kendala internal yang dimiliki oleh Prima Diet Catering dalam kegiatan operasionalnya saat ini dapat menjadi permasalahan yang dapat menghambat keberlangsungan pengembangan usaha ke depannya. Adapun kendala internal tersebut terkait dengan aspek manajemen perusahaan seperti sumber daya tenaga manajemen profesional tenaga ahli gizi yang kurang memadai, ruangan produksi yang kurang memadai, dan adanya keterbatasan modal untuk pengalokasian kegiatan pengembangan usaha terkait kebutuhan pembayaran cicilan hutang. Kondisi faktor internal tersebut turut mempengaruhi keberlangsungan pengembangan bisnis kedepannya. Selain faktor internal perusahaan, faktor eksternal perusahaan juga turut mempengaruhi dalam menunjang aktivitas pengembangan bisnis. Berdasarkan hal tersebut, maka diperlukan suatu analisis terkait strategi yang tepat bagi pengembangan usaha yang dilakukan oleh Prima Diet Catering.