11
Gula Pasir, Vanili Tepung Ketan
Kelapa
Daging buah beserta biji Pengupasan
Pemarutan Santan
Penghancuran Buah manggis
Pengeluaran daging buah
Bubur buah Pemasakan
Pendinginan
Dodol Manggis Pemotongan
Perebusan t= 10 menit Kulit buah
Gambar 5. Diagram alir proses pembuatan dodol manggis Paramawati 2010
2.3 SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN
Menurut Eriyatno 1999 sistem penunjang keputusan adalah konsep spesifik yang menghubungkan sistem komputerisasi informasi dengan para pengambil keputusan sebagai
pemakainya. Sistem penunjang keputusan dimaksudkan untuk memaparkan secara rinci elemen- elemen sistem sehingga dapat menunjang dalam proses pengambilan keputusan. Karakteristik pokok
yang melandasi teknik sistem penunjang keputusan yaitu: 1 Interaksi langsung antara komputer dengan pengambil keputusan
2 Adanya dukungan menyeluruh holistic dari keputusan bertahap ganda 3 Suatu sintesa dari konsep yang diambil dari berbagai bidang antara lain ilmu komputer, ilmu
sistem, psikologi, ilmu manajemen dan intelegensia buatan 4 Mempunyai kemampuan aditif terhadap perubahan kondisi dan kemampuan berevolusi menuju
suatu sistem yang lebih bermanfaat Eriyatno 1999 melanjutkan bahwa aplikasi sistem penunjang keputusan selanjutnya mampu
mengintegrasi berbagai disiplin ilmu melalui pendekatan sistem. Penggunaan sisitem penunjang keputusan seyogyanya ditunjang oleh berbagai studi lapangan dan penelitian kasus, guna menelusuri
validitas input dan parameter-parameternya. Menurut Keen dan Morton 1978, sistem penunjang keputusan adalah suatu sistem berbasis komputer-interaktif yang memudahkan pemecahan masalah
dari permasalahan-permasalahan keputusan yang semi terstruktur dan tidak terstruktur. Suryadi dan Ramdhani 1998 mengemukakan bahwa pada umumnya setiap organisasi yang
bergerak dibidang produksi maupun jasa, tidak terlepas dari segala problematika manajemen yang terdapat dalam lingkungan pembuatan keputusan. Perubahan struktur pasar, produk, teknologi
produksi, organisasi dan yang lainnya terus terjadi sehingga berpengaruh secara langsung maupun tidak langsung pada setiap kebijakan manajemen yang dihasilkan. Pembuatan keputusan merupakan
bagian yang tidak terpisahkan dari totalitas sistem organisasi secara keseluruhan. Pada dasarnya sebuah sistem organisasi mencakup sistem fisik sistem operasional, sistem manajemen sistem
keputusan dan sistem informasi. Sistem penunjang keputusan merupakan bagian dari sistem informasi manajemen dan digunakan sebagai bagian dari sebuah proses dimana didalamnya manusia
melakukan kegiatan pengambilan keputusan yang dilakukan secara berulang.
12
Landasan utama dalam pengembangan sistem penunjang keputusan untuk modal manajemen adalah konsepsi model. Menurut Eriyatno 1999 model adalah abstraksi dari sebuah objek atau situasi
aktual dunia. Model memperlihatkan hubungan-hubungan langsung maupun tidak langsung serta kaitan timbal balik dalam istilah sebab akibat. Oleh karena itu model adalah suatu abtraksi dari
realitas, maka dalam perwujudannya kurang kompleks daripada realitas itu sendiri. Model dapat dikatakan lengkap apabila dapat mewakili berbagai aspek dari realitas yang sedang dikaji. Secara
umum model dapat dikelompokan menjadi tiga, yaitu model ikonik, model analog dan model simbolik atau model matematik. Konsepsi model ini diperlukan untuk menggambarkan secara abstrak tiga
komponen utama penunjang keputusan, yaitu: 1 pengembilan keputusan atau pengguna, 2 model dan 3 data. Hubungan antara komponen-komponen tersebut dapat dilihat di Gambar 6.
Gambar 6. Struktur dasar sistem penunjang keputusan Eriyatno 1999 Menurut Marimin 2004 sistem penunjang keputusan terdiri dari tiga komponen, yaitu :
1 Manajemen Data, termasuk di dalamnya adalah database yang berisi data yang berhubungan dengan sistem yang diolah menggunakan perangkat lunak yang disebut sistem manajemen basis
data. 2 Manajemen Model, yaitu paket perangkat lunak yang terdiri dari model finansial, statistika, ilmu
manajemen, atau model kuantitatif lain yang menyediakan kemampuan sistem analisis. 3 Subsistem Dialog, yaitu subsistem yang menghubungkan pengguna dengan perintah-perintah
dalam Sistem Penunjang Keputusan. Menurut Eriyatno 1999 sistem manajemen dialog adalah sub sistem dari sistem penunjang
keputusan yang berkomunikasi langsung dengan pengguna, yakni menerima masukan dan member keluaran. Sistem manajemen basis data harus bersifat interaktif dan luwes dalam arti mudah dilakukan
perubahan terhadap ukuran, isi, dan struktur elemen-elemen data. Sistem manajemen basis model memberikan fasilitas pengelolaan model untuk
mengkomputasikan pengambilan keputusan dan meliputi semua aktivitas yang tergabung dalam permodelan sistem penunjang keputusan. Sistem pengolahan problematik adalah koordinator dan
pengendali dari operasi sistem penunjang keputusan secara menyeluruh. Sistem ini menerima masukan dari ketiga subsistem lainnya dalam bentuk baku serta menyerahkan keluaran ke sub sistem
Data
Pengguna Model
Sistem Manajemen Basis Data DBMS
Sistem Manajemen Basis Model MBMS
Sistem Pengolahan Problematik Sistem Manajemen Dialog
13
yang dikehendaki dalam bentuk baku pula. Fungsi utamanya adalah sebagai penyangga untuk menjamin masih adanya keterkaitan antar sub sistem Eriyatno 1999.
Keen dan morton 1978 menyatakan bahwa aplikasi sistem penunjang keputusan akan bermanfaat bila terdapat kondisi sebagai berikut:
1 Data sangat banyak sehingga sulit untuk memanfaatkannya. 2 Waktu untuk menentukan hasil akhir atau mencapai keputusan terbatas.
3 Diperlukan manipulasi dan komputasi dalam proses pencapaian tujuan. 4 Perlunya penentuan masalah, pengembangan alternatif dan pemilihan solusi berdasarkan akal
sehat.
2.4 PENELITIAN TERDAHULU