51
7.2 SUB MODEL PENENTUAN PRODUK PROSPEKTIF
Sub Model Penentuan Produk Prospektif merupakan model yang digunakan untuk menentukan produk olahan manggis yang memiliki potensi yang besar dan prospektif untuk
dikembangkan. Kriteria yang digunakan dalam menentukan produk prospektif adalah sebagai berikut:
1 ketersediaan bahan baku menunjukan ketersediaan pasokan bahan baku dan bahan penunjang
untuk produk agroindustri unggulan yang akan dikembangkan. Tidak berkembangnya agroindustri umumya disebabkan ketersediaan bahan baku yang tidak terjamin keberadaannya.
Kriteria ini meliputi jenis, jumlah, spesifikasi, mutu, kemudahan pasokan dan harga. 2
potensi pasar menunjukan prospek dari produk olahan manggis yang diunggulkan. Semakin
besar peluang serta semakin banyak permintaan produk olahan yang dipilih maka produk tersebut
semakin potensial tersebut untuk dikembangkan. 3
penguasaan teknologi proses menunjukan penguasaan teknologi proses yang digunakan dalam
mengembangkan produk olahan manggis. Teknologi yang dipakai harus dipahami dan dikuasai sepenuhnya sehingga akan memberikan hasil produk yang baik yang berkaitan dengan kualitas
produk. 4 kebijakan pemerintah menunjukan kebijakan pemerintah pusat maupun pemerintah daerah yang
mendukung pengembangan agroindustri manggis.
5 nilai tambah produk mengacu kepada pertambahan nilai dan fungsi dari manggis setelah
mengalami serangkaian proses. Semakin besar nilai tambah dari suatu produk olahan maka
semakin besar pula penilaiannya.
Masing-masing kriteria tersebut diatas kemudian akan ditentukan bobotnya tergantung tingkat kepentingan dan pengaruhnya terhadap penentuan produk dengan menggunakan metode
komparasi berpasangan Pairwise Comparison pada software Expert Choice 2000 dengan skala komparasi antara 1 sampai 9 atau kebalikannya. Pembobotan kriteria pemilihan dilakukan dengan
mengambil pendapat pakar. Hasil pembobotan yang dihasilkan kemudian akan dikaliakan dengan faktor konversi. Hal ini dilakukan dengan maksud untuk menentukan bobot standar yang sesuai
dengan metode perbandingan ekponensial MPE yang digunakan dalam penentuan produk prospektif. Tabel 8 menunjukan hasil perhitungan dan bobot untuk setiap kriteria penentuan produk prospektif.
Tabel 8. Bobot krtiteria penentuan produk prospektif No Kriteria
Bobot AHP Bobot
Faktor konversi = 10 1
Ketersediaan bahan baku 0,258
3 2
Potensi Pasar 0,215
2 3
Penguasaan teknologi proses 0,121
1 4
Kebijakan pemerintah 0,054
1 5
Nilai tambah produk 0,352
4 Setelah bobot dari masing-masing kriteria diketahui, selanjutnya akan dilakukan pemilihan
terhadap produk olahan prospektif. Produk yang dipilih merupakan produk olahan dari komoditas manggis. Terdapat empat produk yang akan dinilai dalam model ini, diantaranya sirup, xanthone,
puree , dan dodol. Produk-produk tersebut akan diberikan penilaian sesuai dengan parameter yang
telah ditetapkan. Parameter penilaian untuk setiap kriteria akan disajikan pada tabel-tabel berikut ini.
52
Tabel 9. Kriteria ketersediaan bahan baku Kriteria
Nilai Ketersediaan bahan baku sangat kurang
1
Ketersediaan bahan baku kurang 2
Ketersediaan bahan baku cukup banyak 3
Ketersediaan bahan baku banyak 4
Ketersediaan bahan baku sangat banyak 5
Tabel 10. Kriteria potensi pasar Kriteria
Nilai Potensi pasar sangat kecil
1
Potensi pasar kecil 2
Potensi pasar cukup besar 3
Potensi pasar besar 4
Potensi pasar sangat besar 5
Tabel 11. Kriteria penguasaan teknologi proses Kriteria
Nilai Penguasaan teknologi proses sangat buruk
1
Penguasaan teknologi proses buruk 2
Penguasaan teknologi proses cukup baik 3
Penguasaan teknologi proses baik 4
Penguasaan teknologi proses sangat baik 5
Tabel 12. Kriteria kebijakan pemerintah Kriteria
Nilai Kebijakan pemerintah sangat buruk
1
Kebijakan pemerintah buruk 2
Kebijakan pemerintah cukup baik 3
Kebijakan pemerintah baik 4
Kebijakan pemerintah sangat baik 5
Tabel 13. Kriteria nilai tambah produk Kriteria
Nilai Nilai tambah sangat kecil
1
Nilai tambah kecil 2
Nilai tambah cukup besar 3
Nilai tambah besar 4
Nilai tambah sangat besar 5
Penilaian alternatif produk prospektif dilakukan dengan mengambil pendapat dari pakar. Alternatif produk yang memiliki hasil nilai MPE terbesar merupakan produk prospektif yang terpilih.
Hasil dari penilaian produk terhadap kriteria produk unggulan dapat dilihat pada Tabel 14.
53
Tabel 14. Hasil penilaian produk prospektif Kriteria
Bobot Sirup
Xanthone Puree
dodol Ketersediaan bahan baku
3 4
5 4
5 Potensi Pasar
2 4
5 2
4 Penguasaan teknologi proses
1 4
4 5
5 Kebijakan pemerintah
1 3
3 3
3 Nilai tambah produk
4 4
5 3
2 Berdasarkan data-data tersebut diatas, kemudian dilakukan analisis dengan menggunakan
metode MPE. Nilai perhitungan dan urutan prioritas produk prospektif dapat dilihat pada Tabel 15. Tabel 15. Hasil penilaian produk dengan metode MPE
Prioritas Alternatif terpilih
Nilai MPE 1
Xanthone 782
2 Sirup
343 3
Dodol 165
4 Puree
157 Hasil analisis menunjukkan alternatif produk yang paling prospektif dan potensial untuk
dikembangkan adalah xanthone dengan nilai 782. Hasil tersebut cukup relevan mengingat xanthone merupakan produk yang memiliki nilai tambah yang besar baik dari segi proses maupun harga.
Gambar 27 menunjukan tampilan sub model penentuan produk prospektif.
Gambar 27. Tampilan sub model penentuan produk prospektif.
7.3 SUB MODEL PENENTUAN LOKASI UNGGULAN