SUB MODEL ANALISA KELAYAKAN FINANSIAL BUDIDAYA

57 Tabel 23. Hasil peniaian lokasi dengan MPE Prioritas Alternatif Lokasi Nilai MPE 1 Kecamatan Dramaga 940728 2 Kecamatan Ciampea 822736 3 Kecamatan Ciomas 647456 4 Kecamatan Ciawi 558689 5 Kecamatan Sukaraja 547194 Hasil nilai perhitungan dan urutan prioritas produk prospektif menunjukan bahwa Kecamatan Dramaga berada urutan pertama lokasi unggulan kemudian disusul oleh Kecamatan Ciampea diurutan kedua dan Kecamatan Ciomas pada urutan ketiga. Dari data tersebut diketahui bahwa kebanyakan kecamatan unggulan terpilih merupakan kecamatan yang berada di sektor barat Kabupaten Bogor. Hal ini dapat disebabkan oleh banyaknya kecamatan penghasil manggis di daerah barat Kabupaten Bogor dan didukung oleh sarana prasarana yang memadai serta didukung oleh faktor-faktor lainnya yang berpengaruh dalam penentuan lokasi unggulan. Tampilan sub model penentuan lokasi unggulan dapat dilihat pada Gambar 28. Gambar 28. Tampilan sub model penentuan lokasi unggulan

7.4 SUB MODEL ANALISA KELAYAKAN FINANSIAL BUDIDAYA

Sub model snalisa kelayakan finansial budidaya manggis digunakan untuk mengukur tingkat kelayakan budidaya manggis. Kriteria yang digunakan dalam menentukan kelayakan finansial tersebut ialah nilai NPV, IRR, PBP dan BC ratio. Kelayakan finansial budidaya manggis ini dinilai pada budidaya dengan pola monokultur. Dalam penentuan kelayakan finansial ini digunakan beberapa asumsi. 58 Adapun asumsi-asumsi yang ditetapkan dalam menentukan kelayakan finansial budidaya ini antara lain: 1 umur proyek selama 20 tahun 2 luas lahan 1 hektar dengan jumlah tanaman sebanyak 125 pohon 3 mulai panen pada tahun ke-6, dengan rincian sebagai berikut: • Panen perdana tahun ke 6, Hasil rata-rata 30 buahpohon • Panen tahun ke 7 Hasil rata-rata 200 buahpohon • Panen tahun ke 8 Hasil rata-rata 800 buahpohon • Panen tahun ke 9 Hasil rata-rata 900 buahpohon • Panen tahun ke 10 Hasil rata-rata 1.500 buahpohon • Panen tahun ke 11 Hasil rata-rata1.750 buahpohon • Panen tahun ke 12 – 18 Hasil rata-rata 2.000 buahpohon • Panen tahun ke 19 Hasil rata-rata 1.750 buahpohon • Panen tahun ke 20 Hasil rata-rata 1.500 buahpohon 4 Persentase keberhasilan 80 5 Harga jual Rp. 500 buah dan akan mengalami kenaikan Rp.100buah setiap 5 tahun. 6 Tingkat suku bunga yang digunakan ialah 6.75 Hasil asumsi-asumsi tersebut didapatkan dari data sekunder yang diperoleh serta wawancara dengan pakar budidaya manggis. Walaupun asumsi-asumsi telah ditetapkan, namun program ini memungkinkan pengguna untuk mengubah asumsi-asumsi tersebut sesuai dengan kondisi dan keinginan pengguna. Komponen biaya usaha budidaya manggis ini terdiri dari biaya investasi sebesar Rp. 412.527.500 dan biaya variabel sebesar Rp. 289.532.100. Rincian lengkap mengenai struktur biaya investasi dan biaya operasional usaha budidaya manggis dapat dilihat pada Lampiran 7-10. Dalam penentuan kelayakan finansial perlu dilakukan pengujian terhadap tingkat sensitivitasnya. Pengujian dilakukan pada tiga kondisi berbeda. Skenario pertama adalah kondisi normal dengan menggunakan asumsi yang telah ditetapkan. Skenario kedua adalah kondisi dimana terjadi penurunan harga jual manggis sebesar 15 dan skenario ketiga adalah kondisi dimana terjadi kenaikan biaya operasional sebesar 10. Hasil perhitungan sub model ini dapat dilihat pada Tabel 24. Tabel 24. Hasil perhitungan parameter kelayakan finansial usaha budidaya manggis dengan tiga skenario. Parameter kelayakan Skenario I Kondisi Normal Skenario II Harga Jual turun 15 Skenario III Biaya Operasional Naik 20 Keuntungan bersih per tahun 66.096.770 57.685.520 63.201.449 NPV Rp 1.143.544.536 990.837.440 1.090.069.365 IRR 9,54 8.7 9,16 PBP Tahun 12 tahun 5 bulan 13 tahun 2 bulan 13 tahun 10 bulan BC Ratio 3,57 3,22 3,38 KELAYAKAN LAYAK LAYAK LAYAK Pada skenario satu yang merupakan kondisi normal, usaha budidaya manggis untuk masa proyek 20 tahun memiliki rata-rata keuntungan bersih per tahun sebesar Rp. 66.096.770, NPV sebesar Rp. 1.143.544.536, BC Ratio sebesar 3,57, IRR sebesar 9,54 dengan PBP selama 12 tahun 5 bulan. Hasil analisis menunjukkan bahwa pada kondisi normal usaha budidaya manggis layak untuk 59 dijalankan. Hal ini dapat dilihat dari rata-rata keuntungan bersih yang positif, nilai NPV yang positif, IRR yang lebih besar dari diskonto yang digunakan serta BC ratio yang lebih dari 1 dengan PBP kurang dari umur proyek. Untuk menguji tingkat sensitivitas usaha budidaya manggis terhadap perubahan nilai parameter kelayakan ini, maka dibuat skenario II dan skenario III. Dari hasil perhitungan pada skenario II dan skenario III diketahui bahwa usaha budidaya manggis layak dijalankan baik dengan skenario II dimana terjadi penurunan harga jual sebesar 15 maupun pada skenario II dimana terjadi kenaikan biaya operasional sebesar 20. Namun demikian usaha budidaya manggis ini masih belum banyak diminati oleh investor yang ingin menanamkan investasinya di usaha budidaya manggis mengingat jangka waktu pengembalian modal atau Pay Back Period PBP msih tergolong lama yaitu sekitar 12- 13 tahun. Berdasarkan analisis sensitivitas, usaha budidaya manggis lebih sensitif terhadap perubahan harga dibandingkan terhadap kenaikan biaya operasional.

7.5 SUB MODEL ANALISA SENTRA PRODUKSI

Dokumen yang terkait

Pengaruh Pemberian Ekstrak Etanol Kulit Manggis (Garcinia mangostana L) terhadap Perubahan Kadar Enzim AST, ALT serta Perubahan Makroskopik dan Histopatologi Hati Mencit Jantan (Mus musculus L) strain DDW setelah diberi Monosodium Glutamate (MSG) diban

1 68 118

Pengaruh Penambahan Ekstrak Kulit Manggis (Garcinia X Mangostana L.) Terhadap Nilai Spf Krim Tabir Surya Kombinasi Avobenson Dan Oktil Metoksisinamat

4 100 106

Pengaruh Ekstrak Kulit Manggis (Garcinia mangostana L.) terhadap Gambaran Histopatologis Lambung Tikus (Rattus norvegicus L.) Jantan yang Dipapari Kebisingan

2 103 56

Pengaruh Ekstrak Kulit Manggis (Garcinia mangostana L.) terhadap Hitung Leukosit dan diferensiasi Leukosit Tikus (Rattus noevegicus L.) Jantan Setelah Dipapari Kebisingan

0 58 58

Pengendalian Kutu Putih pada Buah Manggis (Garcinia mangostana L.) dengan Insektisida Botani

11 121 93

Evaluasi Lahan Untuk Pengembangan Tanaman Manggis (Garcinia mangostana L.) di Kabupaten Mandailing Natal

4 42 82

Pengaruh Ekstrak Kulit Manggis (Garcinia mangostana L.) Terhadap Fungsi Hati, Jumlah Eritrosit dan Kadar Hemoglobin Tikus (Rattus norvegicus) yang Dipapari dengan Karbon Tetraklorida (CCl4)

3 53 59

Desain Sistem Penunjang Keputusan Perencanaan Strategi Pengembangan Agroindustri Kelapa Studi Kasus : Kabupaten Ciamis, Jawa Barat

1 17 330

Sistem Penunjang Keputusan untuk Perencanaan Lokasi Agroindustri Tahu di Kabupaten Bogor, Jawa Barat

0 9 100

Sistem Penunjang Keputusan Perencanaan Pengembangan Agroindustri Manggis

0 1 124