Pengertian Alat Peraga Rotation Timer

menghitung jumlah putaran roda, sementara pada roda-roda fleksibel tidak ada. Pada kategori kedua tentang hemat energi, alat peraga Rotation Timer memang membutuhkan energi listrik untuk menggerakan roda-roda yang terdapat pada alat tersebut, sementara roda-roda fleksibel dapat berputar dengan diputar dengan tangan. Pada kategori ketiga masih berkaitan dengan kategori pertama yaitu kepraktisan penggunaan alat, dengan adanya pendeteksi putaran maka alat peraga Rotation Timer akan lebih praktis dalam proses penggunaannya, pada kategori keempat tentang kuat dan tahan lama jelas roda-roda fleksibel akan lebih kuat dan tahan lama karena terbuat dari logam dan karet yang mana jika terjatuh tidak akan merusak alat, berbeda dengan alat peraga Rotation Timer yang hanya terbuat dari triplek jika terjatuh dapat merusak alat tersebut, dan pada kategori kelima alat peraga Rotation Timer membutuhkan perawatan dan perhatian kusus dalam penyimpanan dan penggunaan sesab jikat disimpan ditempat lembab alat ini akan cepat lapuk dan dalam penggunaan alat ini harus hati-hati dalam menggunakannya.

2. Pengertian Kemampuan Analisis

Kemampuan analisis adalah salah satu jenjang atau tingkatan pengetahuan siswa yang ditinjau dari hasil belajar menurut Bloom, dimana hasil belajar di antaranya digolongkan berdasarkan ranah kognitif dari C1 sampai dengan C6, Analisis sendiri merupakan salah satu dari ranah kognitif tersebut yaitu tingkatan C4, kemampuan analisis ditinjau dari seberapa siswa dapat memecahkan masalah dan menguraikan masalah tersebut untuk di proses dan di pilih bagian-bagian yang penting untuk menemukan penyelesaian masalah tersebut, adapun menurut Arif Suidharta dalam bukunya yang berjudul “Keterampilan Berpikir Kompleks dan Implementasinya dalam Pembelajaran IPA” menyatakan bahwa Analisis sebagai berikut: Analisis adalah kemampuan untuk memecahkan atau menguraikan suatu materi atau informasi menjadi komponen-komponen yang lebih kecil sehingga mudah lebih mudah dipahami. Pada level ini frontal lobus dari otak kita bekerja keras melakukan proses berpikir. Level ini lebih rumit karena siswa sadar akan proses berpikir yang ia gunakan metakognisi dan mengerti konten dan struktur dari materi pelajaran. Hasil pelajaran pada level ini lebih tinggi secara intelektual daripada pengertian dan aplikasi . 12 Menurut nana Sudjana, analisis adalah usaha memilih suatu integritas menjadi unsur-unsur atau bagian-bagian sehingga jelas hierarkinya dan susunannya. Analisis merupakan kecakapan yang kompleks, yang memanfaatkan kecakapan dari ketiga tipe kognitif sebelumnya. 13 Menganalisis menurut W. S. Winkel merupakan memisahkan konsep atau bahan menjadi bagian-bagiannya, menentukan bagaimana itu berhubungan satu sama lain. Aktivitas yang tergolong dalam menganalisis yaitu: mencakup kemampuan untuk merinci suatu kedalam bagian-bagian, sehingga struktur keseluruhan atau organisasinya dapat dipahami dengan baik. 14 Hal ini sejalan dengan pendapat Bloom mengenai analisis, dimana menurut Bloom menganalisis melibatkan proses memecah-mecah materi menjadi bagian-bagian kecil dan menentukan hubungan antar bagian dan antar setiap bagian kecil dan menentukan bagaimana hubungan antar bagian dan setiap bagian dan struktur keseluruhannya. Kategori proses menganalisis ini meliputi proses-proses kognitif yaitu membedakan, mengorganisasi, dan mengatribusikan. 15 Berikut ini adalah penjelasan dari masing-masing kategori proses menganalisis yang dikemukakan oleh Bloom hasil revisi Anderson. 16 a. Membedakan Membedakan melibatkan proses memilah-milah bagian yang relevan atau penting dari sebuah struktur. Membedakan terjadi ketika siswa mendiskriminasikan informasi yang relevan dan tidak relevan, yang penting dan tidak penting kemudian 12 Arif Suidharta, Ketrampialan Berpikir Kompleks dan Implementasinya dalam Pembelajaran IPA, Bandung: Depdiknas, 2007, h. 8. 13 Nana sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung: Rosdakarya, 2008, h. 27. 14 W. S. Winkel, Psikologi Pengajaran, Jakarta: Grasindo, 1999, cet. IV, h. 246. 15 Lorin W. Anderson and David R. Krathwol eds, Kerangka Landasan untuk Pembelajaran Pengajaran dan Asesmen: Revisi Taksonomi Pendidikan Bloom, Terj. Agung Prihatno Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010, h. 120. 16 Ibid., h. 120