konversi menjadi data kualitatif. Hasil perhitungan dapat dilihat pada Tabel 4.6 berikut ini:
Tabel 4.6 Hasil Lembar Observasi Aktivitas Siswa No
Indikator Kegiatan
Kelas Eksperimen
1 Kesimpulan
Kelas Eksperimen
2 kesimpulan
1 Siswa mengikuti
pembelajaran dengan tertib
50 Cukup
90 Baik sekali
2 Siswa dapat bekerja
sama dengan kelompoknya
60 Cukup
70 Baik
3 Situasi
pembelajaran kondusif
40 Kurang
80 Baik
4 Antusias siswa
dalam mengikuti pembelajaran
60 Cukup
80 Baik
Rata-rata 52,5
Cukup 80
Baik Lembar observasi aktivitas siswa dapat dilihat pada lampiran.
Berdasarkan Tabel 4.6 di atas dapat terlihat bahwa pada indikator pertama tentang bagaimana siswa mengkuti pembelajaran dengan tertib dapat dilihat kelas
eksperimen mengalami persentase hanya 50 cukup, sedangkan kelas eksperimen 2 mengalam persentase 90 Baik sekali, selanjutnya pada indikator kedua yaitu
tentang siswa dapat bekerja sama dengan kelompoknya, kelas eksperimen 1 hanya mendapat persentase 60 Cukup, sedangkan kelas eksperimen 2 memperoleh
persentase 70 Baik, dan pada indikator ketiga tentang bagaimana situasi pembelajaran di kelas, kelas eksperimen 1 hanya memperoleh persentase sebesar 40
kurang, sedangkan pada kelas eksperimen 2 memperoleh persentase sebesar 80 Baik, dan pada indikator yang terakhir tentang bagaimana antusias siswa dalam
mengikuti pembelajaran, kelas eksperimen 1 hanya memperolah persentase sebesar 60 Cukup, sedangkan kelas eksperimen 2 memperoleh persentase sebesar 80
baik. Berdasarkan data pada Tabel 4.10 di atas dapat terlihat bahwa kegiatan selama
pembelajaran berlangsung kelas eksperimen 1 mengalami kegiatan belajar yang tidak kondusif dan tidak tertib dibandingkan dengan kelas eksperimen 2.
B. Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan data hasil pretest yang diperoleh dari kelas eksperimen 1 dan kelas eksperimen 2, nilai pretest kelas eksperimen 2 lebih unggul dibandingkan
dengan kelas eksperimen 1. Keunggulan tersebut bisa dilihat dari nilai rata-rata masing-masing kelas. Nilai rata-rata kelas eksperimen 1 sebesar 9,5 sedangkan rata-
rata nlai kelas eksperimen 2 sebesar 16,6. Perbedaan rata-rata kelas ini tidak terlalu jauh dikarenakan sebaran kemampuan siswa kedua kelas tersebut hampir sama.
Setelah dilakukan posttest, nilai kemampuan menganalisis kelas eksperimen 1 maupun kelas eksperimen 2 sama-sama mengalami peningkatan yang kurang
signifikan. Di antara kedua kelas tersebut mengalami peningkatan yang tak jauh berbeda selisihnya jika dibandingkan. Setelah melakukan posttest rata-rata kelas
eksperimen 1 hanya sebesar 52,3, sedangkan kelas eksperimen 2 memperoleh nilai rata-rata 59. Keadaan ini menunjukan bahwa kemampuan menganalisis siswa pada
pembelajaran konsep gerak melingkar beraturan dengan menggunakan alat peraga Rotation Timer tidak lebih baik dibandingkan dengan kelas eksperimen 2 yang hanya
menggunakan media alat peraga roda-roda fleksibel yang terdapat pada laboratorium fisika di sekolah Madrasah Pembangunan UIN Jakarta.
Peningkatan kemampuan menganalisis pada aspek membedakan, kelas eksperimen 2 mengalami peningkatan lebih besar dibandingkan dengan kelas
eksperimen 1 dikarenakan dalam pembelajaran kedua kelas menggunakan metode yang sama dan juga menggunakan alat peraga yang dapat mewakili pembelajaran,
dimana alat yang digunakan dalam pembelajaran memang berbeda, dalam kelas eksperimen 1 menggunakan media alat peraga Rotation Timer dalam pertemuan
pertama dan pertemuan kedua, dan kelas eksperimen 2 menggunakan media alat peraga roda-roda fleksibel pada pertemuan pertama dan pada pertemuan kedua
menggunakan media dengan benda yang real yaitu speda dengan sistem roda gear gigi bertingkat, dan metode yang digunakan kedua kelas yaitu metode demonstrasi.
Dengan mempraktikan konsep dari gerak melingkar beraturan dengan penggunaan media tersebut, perbedaan dari kedua kelas tersebut hanya terletak pada media alat
peraga saja, namun dalam penyampaian materi kedua kelas mendapatkan penjelasan yang serupa dan gambaran konsep yang sama, oleh sebab itu unggulnya kelas
eksperimen 2 dibandingkan kelas eksperimen 1 merupakan hal yang wajar, sebab dalam penyampaian materi kedua kelas mengalami proses atau metode pembelajaran
yang sama. Peneliti dalam hal ini dapat mengasumsikan perbedaan peningkatan yang
tidak sesuai hipotesis dikarenakan penggunaan metode yang serupa, dimana metode mengajar itu sendiri adalah cara-cara menyajkan bahan pelajaran kepada siswa untuk
tercapainya tujuan yang ditetapkan
1
, ketika metode yang digunakan sama walaupun medianya berbeda perubahan atau peningkatan yang terjadi dari kedua kelas tersebut
tidak akan mengalami perbedaan yang signifikan. Hal isi sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Pagunanto dan Joko Sefan dimana dalam penelitian tersebut
melakukan penelitian tindak kelas yang mengunakan media alat peraga Multi Board, dalam penelitian tersebut kelas yang diteliti mengalami peningkatan yang signifikan
pada setiap siklusnya, di karenakan pengaruh penggunaan alat peraga disetiap siklusnya.
2
Kemampuan menganalisis pada aspek mengorganisasi memperoleh hasil peningkatan yang berbeda dengan aspek membedakan dikarenakan, dalam
penyampaian materi konsep gerak melingkar beraturan kelas eksperimen menggunakan alat peraga Rotation Timer dimana dalam alat peraga ini sudah terdapat
elemen-elemen atau petunjuk-petunjuk untuk mengenalkan besaran-besaran fisis dalam konsep gerak melingkar beraturan, seperti jumlah putaran yang sudah otomatis
siswa dapat melihat pada penghitung putaran, diamana alat pengitung putaran ini dapat mewakili atau menghitung secara otomatis, kemudian pada alat peraga Rotation
1
Faturrohman, dkk, Strategi Belajar Mengajar, Bandung: Refika Aditama, 2007, h. 55.
2
Pagunanto, dan Joko Sefan, Penggunaan Alat Peraga Multy Board Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA-Fisika Pada Siswa Kelas VIII A di SMP Negri 5 Demak Tahun Pelajaran 20082009, Jurnal
Pendidikan, Vol 1, No 1, 2010. h. 68