sebesar 59. Berdasarkan data tersebut dapat dipahami bahwa ketika pretest dan posttes kelas eksperimen 2 memiliki nilai rata-rata yang lebh tinggi dibandngkan
dengan kelas eksperimen, kelas eksperimen 2 dan kelas eksperimen sama-sama mengalami peningkatan. Peningkatan nilai rata-rata pada kelas eksperimen 2 sebesar
23 sedangkan pada kelas eksperimen sebesar 22. Artinya, peningkatan yang terjadi pada kelas eksperimen 1 lebih tinggi dibandingkan peningkatan yang terjadi
pada kelas eksperimen 2.
4. Kemampuan Menganalisis Siswa
Kemampuan menganalisis siswa pada konsep gerak melingkar beraturan yang diukur pada penelitian ini dibagi menjadi tiga aspek, yaitu aspek membedakan,
mengorganisasi, dan mengatribusikan. Ketiga aspek kemampuan menganalisis siswa tersebut dibagi kedalam 7 butir soal yang tiap butir soal tersebut dipilih setelah
dilakukan uji Validasi dan reliabiltas. Distrbusi persentase jumlah butir soal pada setiap aspek dapat dilihat pada Tabel 4.4 berikut.
Tabel 4.4 Distribusi Jumlah Soal Aspek Kemampuan Menganalisis No
Aspek Kemampuan Menganalisis
No Soal Jumlah Butir
Soal Persentase
1 Membedakan
5,6, 2
28,57 2
Mengorganisasi 1,2,3
3 42,86
3 Mengatribusikan
4,7 2
28,57 Jumlah
7 7
100 Adapun distribusi data hasil pretest dan posttest pada kelas eksperimen dan
kelas eksperimen 2 dalam setiap aspek kemampuan menganalisis dapat dilihat pada tabel 4.5 berikut:
Tabel 4.5 Hasil Uji N-Gain Untuk Setiap Aspek Kemampuan Menganalisis
Data Hasil Pretest dan Posttest
Aspek Kemampuan
Menganalisis
Kelas Eksperimen 1
Kategori Kelas
Eksperimen 2 Kategori
N-Gain N-Gain
Membedakan 0,24
24 Rendah
0,31 31
Sedang Mengorganisasikan
0,26 26
Rendah 0,20
20 Rendah
Mengatribusikan 0,17
17 Rendah
0,20 20
Rendah Rata-Rata
0,22 22
Rendah 0,23
23 Rendah
Perhitungan uji N-Gain dapat di lihat pada lampiran. Berdasarkan Tabel 4.5 terlihat bahwa persentase kemampuan siswa kelas
eksperimen 1 dan kelas eksperimen 2 dalam menjawab soal kemampuan analisis setiap aspek mengalami peningkatan, Peningkatan kemampuan menganalisis pada
aspek membedakan pada kelas eksperimen 1 sebesar 24 berada pada kategori rendah, sedangkan kelas eksperimen 2 sebesar 31 berada pada kondisi sedang.
Selanjutnya persentase peningkatan kemampuan aspek mengorganisasi pada kelas eksperimen 1 sebesar 26 berada pada kategori rendah, sedangkan kelas eksperimen
2 sebesar 20 berada pada kategori rendah. Pada peningkatan kemampuan mengatribusikan kelas eksperimen 1 mengalami peningkatan sebesar 17 berada
pada kategori rendah, sedangkan kelas eksperimen 2 mengalami peningkatan sebesar 20 berada pada kategori rendah. Rata-rata untuk semua aspek kemampuan
menganalisis kelas eksperimen 1 sebesar 22 berada pada kondisi rendah, sedangkan rata-rata untuk semua aspek kemampuan menganalisis kelas eksperimen 2 sebesar
23 berada pada kondisi rendah. Rata-rata peningkatan kemampuan menganalisis siswa pada tiap aspek dapat
dlihat pada gambar grafik 4.1 berikut ini.