Landasan Teori PENELAAHAN PUSTAKA
31
tegangan permukaan yang rendah dengan cairan biologi dan jaringan sehingga meminimalkan kekuatan adsorbsi protein dan adhesi sel. Selain itu kelebihan
lainnya dari gel adalah saat pemakaian gel di kulit setelah kering meninggalkan film tembus pandang, daya lekat tinggi yang tidak menyumbat pori sehingga
pernapasan pori tidak terganggu, mudah dicuci dengan air dan pelepasan obatnya baik Lachman, Lieberman and Kanig, 1994.
Konsumen akan tertarik pada sediaan gel ekstrak kulit buah manggis tidak hanya dengan manfaatnya sebagai antioksidan saja, namun sediaan gel
tersebut juga harus memiliki sifat fisik tertentu dengan kriteria yang dapat diterima oleh konsumen. Kemampuan gel untuk menyebar mudah diaplikasikan
dan viskositasnya perlu diperhatikan dalam pembuatan sediaan ini. Viskositas yang cukup berkaitan dengan preparasi, pengemasan, penyimpanan dan aplikasi,
sedangkan daya sebar gel berkaitan dengan kemampuan gel untuk menyebar saat diaplikasikan, kenyamanan saat penggunaan dan kemampuan gel dalam pelepasan
zat aktifnya Buchman, 2001. Gel terdiri dari gelling agent dan humektan yang berperan penting dalam
membentuk sifat fisik gel. Gelling agent yang digunakan yaitu CMC-Na yang juga digunakan sebagai basis gel serta dapat meningkatkan viskositas gel seiring
dengan meningkatnya konsentrasi CMC-Na yang digunakan. Selain itu gel merupakan sediaan yang digunakan secara topikal, sehingga dibutuhkannya suatu
humektan yang berperan untuk menjaga kelembaban kulit dan juga memiliki pengaruh dalam pembentukan massa gel. Humektan yang digunakan pada
pembuatan gel kali ini yaitu gliserin. Jika gliserin yang digunakan dalam suatu
32
sediaan gel terlalu banyak maka sediaan tersebut akan terlalu encer dan dapat mempengaruhi daya sebar dari sediaan, dan juga sebaliknya Loden and Maibach,
2005. Kombinasi antara CMC-Na dan gliserin mampu membentuk gel dengan sifat fisik yang baik dan stabil. Sifat fisik sediaan gel yang diamati meliputi
organoleptis, pH, daya sebar dan viskositas. Komposisi CMC-Na dan gliserin optimum yang digunakan sebagai gelling agent dan humektan pada gel ekstrak
kulit buah manggis diperoleh dengan menggunakan metode desain faktorial. Desain faktorial dapat menunjukkan hubungan antara variabel bebas yang diteliti
untuk menentukan efek dari beberapa faktor dan interaksinya yang berpengaruh secara signifikan. Metode desain faktorial memiliki kelebihan yakni memiliki
efisiensi yang maksimum dalam memperkirakan efek masing-masing faktor, maupun efek interaksi antar faktor Bolton and Bon, 2004. Pengujian aktivitas
antioksidan sediaan gel ekstrak kulit buah manggis bertujuan untuk mengetahui kemampuan ekstrak kulit buah manggis dalam bereaksi dengan radikal bebas
sebagai antioksidan saat diformulasikan dalam sediaan gel yang dibuat. Pengujian aktivitas antioksidan dilakukan dengan menggunakan DPPH.