Uji Organoleptis dan pH
50
kestabilan dari gel, seperti perubahan warna, bentuk dan bau sediaan. Hasil uji organoleptis dan pH gel ekstrak kulit buah manggis dapat dilihat pada tabel VI.
Tabel VI. Data Pengamatan Organoleptis dan pH Gel Ekstrak Kulit
Buah Manggis Kriteria
Formula AB
A B
I
Warna Kuning jernih Kuning jernih Kuning jernih Kuning jernih
Bau Khas
kulit buah manggis
Khas kulit
buah manggis Khas
kulit buah manggis
Khas kulit
buah manggis Tekstur
Kental Kental
Kental Kental
pH 6
6 6
6 Homogenitas
Homogen Homogen
Homogen Homogen
Pada tabel VI, didapatkan data bahwa warna dari gel ekstrak kulit buah manggis adalah kuning jernih. Warna kuning tersebut didapatkan dari
senyawa mangostin α-mangostin dan β-mangostin pada kulit buah manggis yang memang memiliki warna kuning selain itu juga berasal dari senyawa
xanton yang merupakan pigmen fenol kuning yang reaksi warnanya dan gerakan distribusinya serupa dengan flavanoid, akan tetapi secara kimia xanton
berbeda dengan flavanoid dan mudah dibedakan dari flavanoid berdasar sifat spektrumnya yang khas Sudarsono, Gunawan, Wahyuono, Donatus, dan
Purnomo, 2002. Bau yang dimiliki gel ekstrak kulit buah manggis adalah bau khas
aromatis dari ekstrak kulit buah manggis. Sediaan topikal yang baik adalah sediaan yang memiliki pH antara 4,5 sampai 6,5 yang merupakan pH fisiologis
kulit. Apabila di bawah pH tersebut terlalu asam maka dapat menyebabkan kulit mengalami iritasi, sedangkan bila di atas pH tersebut terlalu basa maka
akan menyebabkan kulit menjadi kering.
51
Hasil evaluasi gel ekstrak kulit buah manggis pada tabel VI menunjukkan gel tersebut memiliki pH 6 di mana sesuai dengan keadaan
fisiologis dari kulit, sehingga dapat nyaman digunakan secara topikal tanpa menyebabkan iritasi maupun kulit kering, sehingga dapat meningkatkan
acceptability dari konsumen. Selain itu hal tersebut dapat menunjukkan kombinasi antara gliserin sebagai humektan dan CMC-Na sebagai gelling
agent dapat menghasilkan gel dengan pH yang sesuai dengan pH fisiologis kulit.