38
b. Penyiapan Ekstrak Uji
Sebanyak 100,0 mg ekstrak kental kulit buah manggis dilarutkan menggunakan etanol 96 dalam labu ukur 100,0 mL, lalu diaduk hingga
homogen untuk membuat larutan stok dengan konsentrasi 1000,0 ppm. Selanjutnya dibuat 5 larutan seri dengan diambil sebanyak 0,3; 0,4; 0,5; 0,75
dan 1,5 mL dari larutan stok, kemudian ditambahkan etanol 96 dalam labu ukur 25,0 mL sehingga diperoleh konsentrasi larutan seri sebesar 12,0; 16,0;
20,0; 30,0 dan 60 ppm.
c. Pembuatan Larutan DPPH
Sebanyak 2,0 mg DPPH dilarutkan dengan menggunakan etanol 96 dalam labu ukur 50,0 mL untuk membuat konsentrasi 40,0 ppm
larutan dilindungi dari cahaya.
d. Penentuan Panjang Gelombang Maksimum
Larutan DPPH 40,0 ppm diambil sebanyak 4,0 mL lalu ditambah dengan etanol 96 sebanyak 2,0 mL, lalu diamati absorbansinya pada
panjang gelombang 400-800 nm. Larutan etanol 96 sebanyak 6 mL digunakan sebagai blanko. Panjang gelombang yang memberikan
absorbansi tertinggi digunakan sebagai panjang gelombang maksimum.
e. Penetapan Operating Time
Larutan DPPH 40,0 ppm diambil sebanyak 4,0 mL lalu ditambah dengan ekstrak uji dengan konsentrasi 20,0 ppm sebanyak 2,0 mL, lalu
diamati absorbansinya pada panjang gelombang maksimum yang telah didapatkan dalam interval waktu yang berbeda-beda 5, 10, 15, 20, 25 dan
39
30 menit. Larutan DPPH dengan konsentrasi 40,0 ppm sebanyak 4,0 mL ditambah dengan etanol 96 sebanyak 2,0 mL digunakan sebagai blanko.
f. Pengukuran Aktivitas Antioksidan Kulit Buah Manggis
Larutan uji sebanyak 2,0 mL pada masing-masing konsentrasi seri ditambah dengan 4,0 mL larutan DPPH 40,0 ppm, lalu didiamkan selama
OT dan diamati absorbansinya pada panjang gelombang maksimum yang telah didapatkan. Larutan DPPH dengan konsentrasi 40,0 ppm sebanyak 4,0
mL ditambah dengan etanol 96 sebanyak 2,0 mL digunakan sebagai blanko. Selanjutnya dilakukan perhitungan nilai inhibisi ekstrak
dari persamaan regresi yang telah didapatkan untuk mendapatkan nilai IC
50
.
3. Formulasi Gel Ekstrak Kulit Buah Manggis Garcinia mangostana L.
Formula yang digunakan dalam pembuatan gel ekstrak kulit buah manggis dapat dilihat pada Tabel II.
Tabel II. Formula Gel Ekstrak Kulit Buah Manggis Bahan
Formula AB
A B
I
Ekstrak g 0,015
0,015 0,015
0,015
CMC-Na g 2,8
2,8 2,0
2,0 Gliserin g
21 12
21 12
Propilenglikol g 4
4 4
4 Metil paraben g
0,1 0,1
0,1 0,1
Aquadest ad 100 mL
ad 100 mL ad 100 mL
ad 100 mL Pembuatan gel ekstrak kulit buah manggis sebagai berikut:
CMC-Na didispersikan sedikit demi sedikit dalam 50 mL aquadest dan didiamkan selama 24 jam. Ekstrak kental yang telah didapatkan dicampur
40
dengan propilenglikol dan gliserin, diaduk sesaat dan kemudian dicampurkan metil paraben lalu diaduk menggunakan mixer hingga homogen. Setelah itu
CMC-Na yang telah dikembangkan ditambahkan ke dalam campuran beserta dengan sisa aquadest lalu kembali diaduk menggunakan mixer dengan skala
kecepatan 1 selama ±3 menit. Kemudian pH sediaan dicek menggunakan stik indikator pH universal pH yang diinginkan dalam rentang 4,8-6,5.
4. Uji Sifat Fisik Gel Antioksidan Ekstrak Kulit Buah Manggis Garcinia
mangostana L. a.
Uji organoleptis dan pH
Uji organoleptis dilakukan dengan cara mengamati warna, bau dan bentuk dari gel setelah 48 jam gel selesai dibuat. Pengujian pH dilakukan
dengan menggunakan pH universal stick dengan cara mengoleskan sedikit gel pada stik pH dan membandingkan warna yang dihasilkan dengan
standar. Nilai pH yang diinginkan adalah 4,5-6,5 yaitu pH kulit sehingga
kulit tidak teriritasi karena perbedaan pH. b.
Uji daya sebar
Gel ditimbang sebanyak 1 gram dan diletakkan di bagian tengah kaca bulat berskala. Selanjutnya kaca bulat lainnya diletakkan di atas gel
dan ditambahkan dengan pemberat hingga total berat di atas gel sebesar 125 gram, diamkan selama 1 menit dan penyebaran gel dari empat bagian sisi
dicatat. Setelah didapatkan diameter dari persebaran gel, dilakukan perhitungan luas persebaran gel dengan menggunakan rumus luas lingkaran.
41
Pengujian daya sebar dilakukan setelah 48 jam gel selesai dibuat dan lakukan sebanyak 3 kali replikasi.
c. Uji viskositas
Uji viskositas dilakukan yaitu 48 jam setelah pembuatan gel serta dilakukan sebanyak 3 kali replikasi. Viskositas masing-masing formula gel
ditentukan dengan menggunakan alat Viscotester Rion seri VT 04. Gel dimasukkan ke dalam wadah uji, lalu portable viscometer dipasang.
Viskositas gel diketahui dengan mengamati gerakan jarum penunjuk viskositas, rotor yang digunakan adalah rotor skala dua.
d. Uji sifat alir gel
Uji sifat alir pada gel dilakukan yaitu 48 jam setelah pembuatan gel. Sifat alir pada masing-masing formula gel ditentukan dengan menggunakan
instrumen Rheosys Merlin dengan menggunakan cone and plate pada temperature 25
o
C, dengan parameter kecepatan awal 0,1 rpm dan kecepatan akhir 600 rpm. Kecepatan meningkat dalam 9 tahap dengan peningkatan
kecepatan berturut-turut adalah 0,1 rpm; 75,1 rpm; 150,1 rpm; 225,1 rpm; 300,1 rpm; 375,0 rpm; 450,0 rpm; 525,0 rpm dan 600,0 rpm. Sejumlah
massa gel ±1 gram diletakkan di atas plate, selanjutnya cone di atas gel diatur hingga menempel pada gel. Gel yang keluar dari plate dibersihkan.
Selanjutnya sistem Rheosys Merlin dijalankan dengan kecepatan putaran 0,1 rpm hingga 600 rpm, sehingga akan didapatkan tipe sifat alir dari gel
yang diuji. Bentuk sifat alir dari sediaan gel adalah mengikuti model Non- Newtonian yaitu pseudoplastis.