18
hasil reaksi redoks dengan mereduksi polifenol yang diukur pada panjang gelombang 450 nm. Spektrum Cu I Ne diperoleh dengan mereaksikan asam
askorbat dalam berbagai konsentrasi dengan reagen CUPRAC. Kelebihan metode ini adalah pereaksi yang digunakan bekerja dengan cepat, selektif,
lebih stabil, mudah didapat dan mudah untuk dilakukan Apak, et al., 2005.
12. Efek Pembentukan Heksanal
Heksanal dan pentanal adalah 2 jenis aldehid yang merupakan zat volatil utama pada proses oksidasi lipid sekunder. Jumlah heksanal yang
dihasilkan berkolerasi dengan adanya dekomposisi asam lemak tak jenuh. Jumlah pentanal yang terbentuk selama oksidasi biasanya secara signifikan
lebih rendah dari jumlah heksanal. Hal ini dikarenakan heksanal merupakan hasil oksidasi sekunder, karena itu terjadi peningkatan jumlah secara pesat
selama proses oksidasi setelah jeda waktu tertentu periode induksi. Efisiensi antioksidan AE dihitung dengan membagi periode induksi sampel IP
dengan periode induksi blanko Ulbert and Roubicek, 1993.
C. Gel
Gel merupakan sistem semi padat terdiri dari suspensi yang dibuat dari partikel anorganik yang kecil atau molekul organik yang besar, dan terpenetrasi
oleh suatu cairan Dirjen POM RI, 1995. Ketidakstabilan gel adalah keluarnya fase pelarut dari sediaan gel atau
yang disebut sineresis. Sineresis dapat dicegah dengan penambahan elektrolit, glukosa atau dengan meningkatkan konsentrasi polimer Attwood and Florence,
2008.
19
Gel diklasifikasikan menjadi 2 berdasarkan oleh karakteristiknya yaitu gel inorganik dan gel organik. Gel organik memiliki ciri yaitu mengandung
polimer sebagai pembentuknya. Selain itu gel juga dibagi menjadi 2 berdasarkan dari sifat pelarutnya, yaitu aqueous gels dan organogels. Aqueous gels yaitu gel
dengan pelarutnya merupakan air, sedangkan organogels menggunakan pelarut yang nonaqueous Zats and Kushla, 2005.
Hidrogel atau aqueous gels adalah sistem gel di mana air bergerak di dalam polimer yang terlarut. Hidrogel memiliki kompatibilitas yang cukup baik
terhadap jaringan biologis Zats and Kushla, 2005. Hidrogel menggambarkan sediaan yang memiliki daya sebar yang baik, serta memiliki sifat hidrofilik karena
sebagian besar kandungannya adalah air 85-95. Bahan dan agen pembentuk gel biasanya merupakan senyawa polimer organik seperti carbopol dan CMC-Na.
Setelah saat diaplikasikan, hidrogel memberikan sensasi dingin karena disebabkan oleh evaporasi dari pelarutnya air. Namun penggunaan hidrogel dalam jangka
panjang dapat menyebabkan kulit mengering. Oleh karena itu biasanya ditambahkan humektan dalam formulasinya Barel, Paye and Malbach, 2001.
Komponen penyusun sediaan gel adalah: 1.
Gelling agent Gelling agent merupakan basis dari sediaan gel dan harus bersifat
inert, aman serta tidak reaktif terhadap komponen lain dalam suatu formulasi gel. Gel dari polisakarida alam mudah mengalami degradasi oleh mikroba
sehingga ditambahkan pengawet dalam formula gel untuk mencegah degradasi oleh mikroba. Peningkatan jumlah gelling agent dapat memperkuat