67
banyaknya siklus freeze thaw yang telah dilakukan, besarnya viskositas pada sediaan gel juga ikut meningkat. Namun kenaikan viskositas ini tidak berbeda
signifikan p-value 0,05, hal ini menunjukkan bahwa penggunaan CMC-Na dan gliserin di dalam gel ekstrak kulit buah manggis mampu menghasilkan
sediaan gel dengan viskositas yang stabil. Pada uji viskositas dengan freeze thaw cycle juga dilihat banyaknya
perrubahan viskositas yang terjadi pada setiap sediaan. Perubahan viskositas yang dilihat yaitu pada tiap siklus selama masa freeze thaw cycle, dan pada
siklus 0 viskositas pada tiap formula dibandingkan dengan viskositasnya pada siklus 6. Perubahan viskositas yang dikehendaki adalah kurang dari 10.
Tabel XIV. Perubahan Viskositas Gel Ekstrak Kulit Buah Manggis Formula
AB 3,293 ± 0,001378
A 2,512 ± 0,004839
B 6,472 ± 0,008493
I 7,835 ± 0,001551
Hasil uji perubahan viskositas pada tabel XIV menunjukkan formula gel dengan konsentrasi CMC-Na rendah yaitu formula B dan I memiliki
presentase perubahan viskositas yang lebih besar dibandingkan dengan formula yang memiliki konsentrasi CMC-Na tinggi formula A dan AB.
Secara keseluruhan, hasil pengukuran viskositas yang terjadi pada setiap sediaan menunjukkan bahwa sediaan yang dibuat memiliki nilai
perubahan viskositas yang kurang dari 10. Hal ini menunjukkan bahwa sediaan yang dibuat memiliki stabilitas yang baik.
68
3. Daya sebar
Pengamatan terhadap daya sebar masing-masing formula pada tiap siklus uji freeze thaw cycle dilakukan untuk mengamati pengaruh suhu
penyimpanan yang ekstrim terhadap nilai viskositas dari sediaan. Hal ini penting dilakukan karena terkait dengan kemudahan sediaan untuk digunakan
dan pelepasan zat aktif yang ada di dalam sediaan.
Gambar 18. Grafik Perubahan Daya Sebar Gel Ekstrak Kulit Buah Manggis dalam Uji
Freeze Thaw Cycle
Hasil pengukuran daya sebar gel ekstrak kulit buah manggis selama masa freeze thaw cycle pada gambar 18 menunjukkan adanya penurunan daya
sebar untuk masing-masing formula, namun penurunan ini tidak berbeda signifikan p-value 0,05.
Perubahan nilai
viskositas yang
tidak berbeda
signifikan mempengaruhi perubahan nilai daya sebar dari sediaan, sehingga memberikan
perrubahan yang tidak berbeda signifikan pula. Penyebab dari keadaan ini adalah perubahan tahanan gel untuk mengalir tidak berbeda signifikan,
10 15
20 25
30 35
40
1 2
3 4
5 6
D ay
a Seb ar
cm
2
Siklus
Formula AB Formula A
Formula B Formula I
69
sehingga perubahan kemampuan gel untuk mengalir juga tidak berbeda signifikan. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan CMC-Na dan gliserin di
dalam gel ekstrak kulit buah manggis mampu menghasilkan sediaan gel dengan daya sebar yang stabil.
Pada uji daya sebar dengan freeze thaw cycle juga dilihat besarnya perubahan yang terjadi pada setiap sediaan. Perubahan daya sebar yang dilihat
yaitu pada tiap siklus selama masa freeze thaw cycle, dan pada siklus 0 daya sebar pada tiap formula dibandingkan dengan daya sebarnya pada siklus 6.
Perubahan daya sebar yang dikehendaki adalah kurang dari 10.
Tabel XV. Perubahan Daya Sebar Gel Ekstrak Kulit Buah manggis Formula
AB 6,182 ± 0,0209
A 6,944 ± 0,0231
B 6,411 ± 0,0158
I 6,850 ± 0,0331
Hasil uji perubahan daya sebar pada tabel XV menunjukkan formula gel dengan konsentrasi gliserin rendah yaitu formula I dan A memiliki
presentase perubahan daya sebar yang lebih besar dibandingkan dengan formula yang memiliki konsentrasi gliserin tinggi formula AB dan B.
Secara keseluruhan, hasil pengukuran daya sebar yang terjadi pada setiap sediaan menunjukkan bahwa sediaan yang dibuat memiliki nilai
perubahan daya sebar yang kurang dari 10. Hal ini menunjukkan bahwa sediaan yang dibuat memiliki stabilitas yang baik.