Verifikasi Ekstrak Kulit Buah Manggis Uji Aktivitas Antioksidan Gel Ekstrak Kulit Buah Manggis

46

1. Pembuatan Ekstrak Kental

Tujuan dilakukannya pembuatan ekstrak kental adalah untuk memisahkan bahan eksipien yang telah ditambahkan pada ekstrak kering kulit buah manggis, sehingga pengukuran aktivitas antioksidan yang dilakukan merupakan benar aktivitas dari ekstrak kulit buah manggis bukan berasal dari bahan tambahan lain. Komposisi ekstrak kering kulit buah manggis terdiri dari maltodekstrin sebanyak 15 dan ekstrak kulit buah manggis sebanyak 85, sehingga dengan jumlah ekstrak kering yang dilarutkan sebanyak 10 gram, maka jumlah ekstrak kental yang akan didapatkan: Jumlah ekstrak kental = Pelarut yang digunakan adalah etanol 96 dan dilakukannya penyaringan untuk memisahkan maltodekstrin dari larutan ekstrak kulit buah manggis. Penguapan pelarut dilakukan pada suhu 60 o C karena sebagian besar senyawa antioksidan sudah mulai rusak pada suhu 60°C Miladi and Damak, 2008.

2. Penentuan panjang gelombang maksimum

Tujuan dilakukannya penentuan panjang gelombang maksimum adalah untuk menentukan panjang gelombang dimana larutan DPPH menghasilkan serapan maksimum, hal ini terkait dengan selektifitas dan sensifitas pada data yang dihasilkan. 47 Gambar 7. Panjang Gelombang Maksimum DPPH Pada gambar 7 didapatkan λ maksimum dari larutan DPPH adalah 517 nm. Pada penelitian yang telah dilakukan oleh Blois 1958; Prakash, et al., 2005; Wojdylo, et al., 2007; Locatelli, et al., 2009; Marinova and Batchvarov 2011; Garcia, et al., 2012, Lewis 2012 serta Kamkar, et al., 2014 panjang gelombang maksimum dari larutan DPPH adalah 517 nm. Sehingga panjang gelombang yang digunakan dalam penelitian adalah 517 nm.

3. Penentuan operating time

Penentuan operating time OT dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan waktu reaksi antara senyawa antioksidan dan larutan DPPH sudah berjalan sempurna yang ditunjukkan dengan data absorbansi yang stabil. Tabel IV. Data Operating Time Ekstrak Kulit Buah Manggis dengan DPPH Menit ke- Absorbansi 5 0,749 10 0,735 15 0,726 20 0,725 25 0,717 30 0,717 48 Berdasarkan tabel IV pada menit ke-25 dan 30 didapatkan nilai absorbansi yang stabil. Hal ini menunjukkan bahwa larutan DPPH dan senyawa antioksidan di dalam ekstrak kulit buah manggis telah bereaksi sempurna pada menit ke-25, sehingga dari data tersebut OT yang digunakan pada penelitian adalah 25 menit.

4. Pengukuran aktivitas antioksidan ekstrak kulit buah manggis

Hasil pengujian aktivitas antioksidan ekstrak kulit buah manggis dapat dilihat pada tabel V. Tabel V. Hasil Pengukuran Aktivitas Antioksidan Ekstrak Kulit Buah Manggis Konsentrasi ppm Absorbansi Inhibisi Persamaan regresi Konsentrasi vs Inhibisi 15,36 0,828 5,263 y = 0,7166 x - 5,7279 r = 0,9990 20,48 0,801 8,352 25,60 0,753 13,844 38,40 0,690 21,053 76,80 0,442 49,428 Pada hasil absorbansi dari tabel V dapat diketahui bahwa semakin besar konsentrasi sampel maka semakin kecil nilai absorbansi yang didapat, yang berarti semakin besar senyawa antioksidan di dalam sampel yang ditunjukkan dengan nilai persentase inhibisi larutan yang semakin besar seiring dengan semakin besarnya konsentrasi larutan. Nilai IC 50 ekstrak kulit buah manggis diperoleh secara ekstrapolasi menggunakan persamaan regresi y = 0,7166x - 5,7279, dengan nilai y yang merupakan nilai peredaman dari ekstrak, sehingga untuk nilai IC 50 didapat dengan memasukkan nilai 50 dengan arti peredaman sebesar 50 pada variabel y, sehingga didapatkan konsentrasi nilai x sebesar 77,767 ppm 77,767 ppm. Nilai IC 50 Inhibiton 49 Concentration adalah konsentrasi antioksidan ppm yang mampu menghambat 50 aktivitas radikal bebas. Ekstrapolasi adalah metode yang dipergunakan dalam memprediksi nilai dari suatu data atau fungsi yang berada di luar interval data awal yang telah diperoleh Kutner, Nachtsheim, and Neter, 2004. Suatu sampel dikatakan memiliki aktivitas antioksidan bila memiliki nilai IC 50 200 ppm Hanani, et al., 2005. Secara spesifik, suatu senyawa dikatakan sebagai antioksidan yang sangat kuat bila nilai IC 50 50 ppm, kuat bila nilai IC 50 bernilai 50-100 ppm, sedang bilai nilai IC 50 bernilai 101-150 ppm, dan lemah bila nilai IC 50 bernilai 151-200 ppm Hanani, et al., 2005. Berdasarkan klasifikasi tersebut, dapat dikatakan bahwa ekstrak kulit buah manggis memiliki aktivitas antioksidan yang kuat dengan nilai IC 50 77,767 ppm.

C. Pengujian Sifat Fisik Gel Ekstrak Kulit Buah Manggis

Sifat fisik suatu sediaan farmasetis dapat mempengaruhi acceptability dari pasien dan kualitas sediaan, maka dari itu uji sifat fisik sediaan penting untuk dilakukan. Sifat fisik gel ekstrak kulit buah manggis yang dievaluasi adalah organoleptis, pH, viskositas, daya sebar dan rheologi dari gel. Pengujian ini dilakukan 48 jam setelah pembuatan sediaan gel, karena setelah 48 jam gel telah terbebas dari gaya gesekan dan energi dari pembuatan gel tersebut.

1. Uji Organoleptis dan pH

Uji organoleptis dan pH dilakukan terhadap gel ekstrak kulit buah manggis karena berpengaruh pada estetika dan penerimaan pasien. Selain itu pengamatan tampilan dari gel dapat menjadi salah satu cara mengamati 50 kestabilan dari gel, seperti perubahan warna, bentuk dan bau sediaan. Hasil uji organoleptis dan pH gel ekstrak kulit buah manggis dapat dilihat pada tabel VI. Tabel VI. Data Pengamatan Organoleptis dan pH Gel Ekstrak Kulit Buah Manggis Kriteria Formula AB A B I Warna Kuning jernih Kuning jernih Kuning jernih Kuning jernih Bau Khas kulit buah manggis Khas kulit buah manggis Khas kulit buah manggis Khas kulit buah manggis Tekstur Kental Kental Kental Kental pH 6 6 6 6 Homogenitas Homogen Homogen Homogen Homogen Pada tabel VI, didapatkan data bahwa warna dari gel ekstrak kulit buah manggis adalah kuning jernih. Warna kuning tersebut didapatkan dari senyawa mangostin α-mangostin dan β-mangostin pada kulit buah manggis yang memang memiliki warna kuning selain itu juga berasal dari senyawa xanton yang merupakan pigmen fenol kuning yang reaksi warnanya dan gerakan distribusinya serupa dengan flavanoid, akan tetapi secara kimia xanton berbeda dengan flavanoid dan mudah dibedakan dari flavanoid berdasar sifat spektrumnya yang khas Sudarsono, Gunawan, Wahyuono, Donatus, dan Purnomo, 2002. Bau yang dimiliki gel ekstrak kulit buah manggis adalah bau khas aromatis dari ekstrak kulit buah manggis. Sediaan topikal yang baik adalah sediaan yang memiliki pH antara 4,5 sampai 6,5 yang merupakan pH fisiologis kulit. Apabila di bawah pH tersebut terlalu asam maka dapat menyebabkan kulit mengalami iritasi, sedangkan bila di atas pH tersebut terlalu basa maka akan menyebabkan kulit menjadi kering. 51 Hasil evaluasi gel ekstrak kulit buah manggis pada tabel VI menunjukkan gel tersebut memiliki pH 6 di mana sesuai dengan keadaan fisiologis dari kulit, sehingga dapat nyaman digunakan secara topikal tanpa menyebabkan iritasi maupun kulit kering, sehingga dapat meningkatkan acceptability dari konsumen. Selain itu hal tersebut dapat menunjukkan kombinasi antara gliserin sebagai humektan dan CMC-Na sebagai gelling agent dapat menghasilkan gel dengan pH yang sesuai dengan pH fisiologis kulit.

2. Uji Viskositas

Pengujian viskositas bertujuan untuk mengetahui kekentalan dari sediaan gel ekstrak kulit buah manggis dengan variasi antara konsentrasi gliserin humektan dan CMC-Na gelling agent yang digunakan. Viskositas merupakan tahanan dari suatu cairan untuk mengalir, semakin besar tahanannya maka semakin besar viskositas dari cairan tersebut Martin, Swarbrick, and Cammarata, 2008. Nilai viskositas dari sediaan gel akan ditunjukkan dengan skala oleh jarum pada alat tersebut. Hasil pengukuran viskositas gel dapat dilihat pada gambar 8. Gambar 8. Hasil Uji Viskositas Gel Ekstrak Kulit Buah Manggis 50 100 150 200 250 300 AB A B I Vi sko si tas d Pa. s Formula 52 Berdasarkan gambar 8, setiap formula gel ekstrak kulit buah manggis memiliki viskositas yang berbeda bermakna p-value 0,05. Viskositas antara tiap formula gel ekstrak kulit buah manggis berbeda disebabkan oleh penambahan jumlah gelling agent dan humektan yang berbeda-beda. Semakin banyak jumlah gelling agent dan humektan yang ditambahkan maka viskositas sediaan semakin tinggi. Formula I memiliki jumlah jumlah gelling agent dan humektan yang paling sedikit sehingga viskositasnya paling rendah. Viskositas gel ekstrak kulit buah manggis merupakan salah satu respon yang diteliti pada penelitian ini. Persamaan desain faktorial untuk respon viskositas sediaan terdapat pada persamaan 1: Y = -113,389 + 108,750 X 1 - 0,259 X 2 + 1,111 X 1 X 2 …….…1 dengan Y merupakan viskositas, X 1 sebagai CMC-Na, X 2 sebagai gliserin dan X 1 X 2 sebagai interaksi antara CMC-Na dan gliserin. Pada model persamaan 1 didapatkan p-value 0,05 signifikan. Hal ini menandakan bahwa dengan adanya penambahan jumlah CMC-Na dan gliserin yang berbeda dapat memberikan perubahan nilai efek viskositas yang signifikan, sehingga dapat dilakukan optimasi formula. Berdasarkan persamaan 1 maka dibuat counter plot untuk respon viskositas. Counter plot respon viskositas dapat dilihat pada gambar 9. 53 Gambar 9. Counter Plot Respon Viskositas Gel Ekstrak Kulit Buah Manggis Counter plot viskositas pada gambar 9 menunjukkan semakin banyak penggunaan CMC-Na dan gliserin maka akan menyebabkan nilai viskositas semakin meningkat. Daerah counter plot yang berwarna biru menunjukkan daerah dengan nilai viskositas paling rendah, sedangkan yang berwarna merah menunjukkan daerah dengan nilai viskositas yang paling tinggi. Nilai viskositas gel ekstrak kulit buah manggis yang diinginkan yaitu berada pada antara 150-250 d.Pas. Efek merupakan perubahan respon karena adanya variasi level faktor. Nilai efek CMC-Na, gliserin dan interaksi antar keduanya dalam menentukan viskositas sediaan dapat dilihat pada tabel VII. Tabel VII. Nilai efek CMC-Na, gliserin, dan interaksinya terhadap viskositas Faktor Efek p-value CMC-Na 101,67 0,0001 Gliserin 21,67 0,0001 Interaksi 4,00 0,0400 CMC-Na, gliserin dan interaksi keduanya memiliki nilai efek positif yang berarti ketiga faktor tersebut memiliki efek menaikkan viskositas 54 sediaan gel ekstrak kulit buah manggis, serta berefek yang signifikan p-value 0,05 terhadap viskositas. Faktor yang memiliki efek dominan adalah CMC- Na. Mekanisme dari Na-CMC mengikuti bentuk konformasi extended atau streched Ribbon tipe pita. Tipe tersebut terbentuk dari 1,4 –D glukopiranosil yaitu dari rantai selulosa. Bentuk konformasi pita tersebut karena bergabungnya ikatan geometri zig-zag monomer dengan jembatan hidrogen 1,4-Dglukopiranosil lain, sehingga menyebabkan susunannya menjadi stabil Belitz and Grosch, 1986. Viskositas gel dipengaruhi oleh konsentrasi dari gelling agent. Peningkatan jumlah gelling agent dapat memperkuat matriks gel sehingga menyebabkan kenaikan viskositas. Oleh karena itu dalam formula ini CMC dominan dalam menentukan respon viskositas gel. Gambar 10. Grafik Pengaruh CMC-Na terhadap Viskositas Garis merah pada gambar 10 menunjukkan level tinggi suatu faktor, sedangkan garis hitam menunjukkan level rendah suatu faktor. Berdasarkan gambar 9 menunjukkan peningkatan CMC-Na mampu menaikkan viskositas 55 gel ekstrak kulit buah manggis pada faktor gliserin level rendah maupun level tinggi. Gambar 11. Grafik Pengaruh gliserin terhadap Viskositas Gambar 11 menunjukkan peningkatan gliserin mampu menaikkan viskositas gel ekstrak kulit buah manggis pada faktor CMC-Na level rendah maupun level tinggi.

3. Uji Daya Sebar

Pengujian daya sebar bertujuan untuk mengetahui sejauh mana gel ekstrak kulit buah manggis dapat menyebar ketika diaplikasikan pada kulit. Daya sebar merupakan salah satu karakteristik penting dalam formulasi karena yang bertanggung jawab dalam melepaskan zat aktif dan terkait dengan kemudahannya dalam diaplikasikan di kulit Garg, et al., 2002. Daya sebar yang baik adalah saat diaplikasikan tidak memerlukan tekanan yang besar tetapi bisa mempertahankan waktu tinggal yang lama di kulit. 56 Gambar 12. Hasil Uji Daya Sebar Gel Ekstrak Kulit Buah Manggis Nilai daya sebar pada tiap formula berbeda bermakna p-value 0,05. Nilai daya sebar dipengaruhi oleh viskositas. Nilai daya sebar berbanding terbalik dengan nilai dari viskositas. Apabila suatu sediaan memiliki data nilai viskositas yang semakin kecil, maka daya sebar dari sediaan tersebut semakin besar yang berarti kemampuan penyebarannya di kulit semakin besar, dan sebaliknya. Pada gambar 12 formula I memiliki nilai daya sebar yang paling besar sedangkan berdasarkan gambar 8 formula I memiliki nilai viskositas paling kecil, begitu pula dengan formula AB yang memiliki daya sebar paling kecil tetapi memiliki nilai viskositas yang paling besar. Daya sebar gel ekstrak kulit buah manggis merupakan salah satu respon yang diteliti pada penelitian ini. Persamaan desain faktorial untuk respon daya sebar sediaan terdapat pada persamaan 2: Y = 77,163 - 18,236 X 1 - 0,581 X 2 + 0,080 X 1 X 2 …….…2 dengan Y merupakan daya sebar, X 1 sebagai CMC-Na, X 2 sebagai gliserin dan X 1 X 2 sebagai interaksi antara CMC-Na dan gliserin. Pada model persamaan 2 didapatkan p-value 0,05 signifikan. Hal ini menandakan bahwa dengan 10 20 30 40 50 AB A B I D ay a Seb ar cm 2 Formula 57 adanya penambahan jumlah CMC-Na dan gliserin yang berbeda dapat memberikan perubahan nilai respon daya sebar yang signifikan, sehingga dapat dilakukan optimasi formula. Berdasarkan persamaan 2 maka dibuat counter plot untuk respon daya sebar. Counter plot respon daya sebar dapat dilihat pada gambar 13. Gambar 13. Counter plot Respon Daya Sebar Gel Ekstrak Kulit Buah Manggis Counter plot daya sebar pada gambar 13 menunjukkan semakin banyak penggunaan CMC-Na dan gliserin maka akan menyebabkan nilai daya sebar suatu sediaan semakin rendah. Daerah counter plot yang berwarna biru menunjukkan daerah dengan nilai daya sebar paling rendah, sedangkan yang berwarna merah menunjukkan daerah dengan nilai daya sebar yang paling tinggi. Nilai daya sebar gel ekstrak kulit buah manggis yang diinginkan yaitu berada pada antara 19,64-38,5 cm 2 . Nilai tersebut didapat dari nilai daya sebar sediaan gel yang sudah beredar di pasaran. 58 Efek merupakan perubahan respon karena adanya variasi level faktor. Nilai efek CMC-Na, gliserin dan interaksi antar keduanya dalam menentukan daya sebar sediaan dapat dilihat pada tabel VIII. Tabel VIII. Nilai efek CMC-Na, gliserin, dan interaksinya terhadap daya sebar Faktor Efek p-value CMC-Na - 1,480 0,0001 Gliserin - 0,380 0,0095 Interaksi - 0,017 0,7862 CMC-Na, gliserin dan interaksi keduanya memiliki nilai efek negatif yang berarti ketiga faktor tersebut memiliki efek menurunkan daya sebar sediaan gel ekstrak kulit buah manggis. Faktor CMC-Na dan gliserin memiliki efek yang signifikan p-value 0,05 terhadap daya sebar, sedangkan interaksi keduanya memiliki efek yang tidak signifikan p-value 0,05. Pada ketiga faktor pada tabel IV, faktor yang memiliki efek dominan adalah CMC-Na. Salah satu faktor yang mempengaruhi daya sebar gel adalah jumlah dan kekuatan matriks gel. Semakin banyak dan kuat matriks gel maka daya sebar gel akan menurun. Dalam sistem gel yang bertanggung jawab terhadap terbentuknya matriks gel adalah gelling agent. Dengan kenaikan konsentrasi gelling agent akan menambah dan memperkuat matriks gel. Oleh karena itu faktor dominan yang menentukan respon daya sebar adalah CMC. 59 Gambar 14. Grafik Pengaruh CMC-Na terhadap Daya Sebar Berdasarkan gambar 14 menunjukkan dengan peningkatan jumlah CMC-Na pada level tinggi ataupun level rendah gliserin menyebabkan penurunan daya sebar gel ekstrak kulit buah manggis. Gambar 15. Grafik Pengaruh gliserin terhadap Daya Sebar Pada gambar 15 menunjukkan dengan peningkatan jumlah gliserin pada level tinggi ataupun level rendah CMC-Na menyebabkan penurunan 60 daya sebar gel ekstrak kulit buah manggis. Hal ini sesuai dengan viskositas, dimana seiring penambahan CMC-Na atau gliserin pada sediaan menyebabkan peningkatan viskositas gel ekstrak kulit buah manggis, bila terjadi peningkatan viskositas maka daya sebar sediaan akan menurun karena menyebabkan tahanan gel untuk mengalir semakin besar.

4. Pengujian Sifat Alir Rheologi

Pengujian sifat alir bertujuan untuk mengetahui sifat alir dari sediaan gel ekstrak kulit buah manggis. Semua sediaan hidrogel, hidroalkoholik gel, dan emulgel memiliki sifat alir pseudoplastis Lang, Mark, Miller, Miller, and Wik, 2011. Tabel IX. Sifat Alir Gel Ekstrak Kulit Buah Manggis Pada tabel IX dapat dilihat bahwa sifat alir dari gel ekstrak kulit buah manggis merupakan aliran sistem non-newton yang sifat alirnya tidak dipengaruhi waktu, yaitu aliran pseudoplastis. Viskositas zat pseudoplastis berkurang dengan meningkatnya kecepatan geser. Dengan meningkatnya tekanan geser, molekul-molekul pada rantai polimer tergulung secara acak dan mulai menyusun sumbu yang lebih panjang dan lurus sehingga mengurangi viskositas dari sediaan dan mengakibatkan kecepatan geser yang lebih besar pada setiap tekanan geser berikutnya Hoekstra, 2011. Terjadinya penurunan viskositas pada gel saat diberikan gaya, menjadikan gel ekstrak kulit buah Formula Sifat Alir AB Pseudoplastis A Pseudoplastis B Pseudoplastis I Pseudoplastis 61 manggis memiliki rheologi yang ideal, karena saat dioleskan pada kulit viskositas gel akan menurun sehingga daya sebarnya meningkat, selain itu sifat aliran pseudoplastis mempunyai konsistensi tinggi dalam wadah dan dapat dituang kembali dengan mudah, sehingga gel ekstrak kulit buah manggis dapat lebih diterima oleh konsumen.

5. Optimasi Formula

Optimasi CMC-Na dan gliserin dilakukan menggunakan desain faktorial dua level, yaitu level tinggi dan level rendah sehingga nantinya akan didapatkan formula sediaan gel ekstrak kulit buah manggis yang optimum dengan sifat fisik yang diinginkan. Daerah optimum didapatkan dengan menggabungkan grafik counter plot viskositas dan grafik counter plot daya sebar antara kedua faktor CMC-Na dan gliserin yang disebut juga dengan grafik counter plot superimposed. Gambar 16. Counter Plot Superimposed Gel Ekstrak Kulit Buah Manggis Daerah yang berwarna kuning pada gambar 16 merupakan daerah optimum yang menampilkan formula optimum gel ekstrak kulit buah manggis dengan sifat fisik yang diinginkan, yaitu memiliki nilai viskositas 150-250 62 dPa.s dan daya sebar 19,643 - 38,500 cm 2 . X1 pada gambar 16 menunjukkan jumlah CMC-Na dan X2 menunjukkan jumlah gliserin yang digunakan untuk mendapatkan viskositas sebesar 208,189 dPa.s dan nilai daya sebar sebesar 24,2132 cm 2 . Validasi dilakukan terhadap counter plot superimposed untuk memastikan daerah optimum yang berwarna kuning pada gambar 16 memiliki sifat fisik yang diharapkan. Validasi dilakukan dengan mencuplik satu titik secara acak pada daerah arsir. Hasil cuplikan didapatkan komposisi CMC-Na sebesar 2,564 gram dan gliserin sebesar 16,5075 gram. Hasil pengujian gel ekstrak kulit buah manggis kemudian dibandingkan dengan hasil teoritis yang didapatkan. Tabel X. Hasil Validasi Counter Plot Superimposed Perhitungan Viskositas dPa.s Daya sebar cm 2 Teoritis 208,189 24,2132 Hasil validasi 206,667 23,488 p-value 0,1386 0,0891 Berdasarkan tabel X, nilai viskositas dan daya sebar gel ekstrak kulit buah manggis hasil validasi masuk ke dalam range yang diinginkan. Perbedaan antara viskositas dan daya sebar secara teoritis dengan hasil validasi yang dilakukan tidak berbeda signifikan p-value 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa model persamaan untuk viskositas dan daya sebar yang didapat valid.

D. Uji Aktivitas Antioksidan Gel Ekstrak Kulit Buah Manggis

Pengujian absorbansi peredaman radikal bebas DPPH dilakukan terhadap gel ekstrak kulit buah manggis Garcinia mangostana L.. Tujuan dilakukannya 63 uji aktivitas antioksidan gel ekstrak kulit buah manggis adalah untuk mengetahui aktivitas antioksidan yang terdapat pada gel ekstrak kulit buah manggis. Tabel XI. Data Aktivitas Antioksidan Sediaan Gel Ekstrak Kulit Buah Manggis Formula IC 50 ± SDppm AB 77,81 ± 0,21 A 78,50 ± 0,22 B 79,60 ± 0,19 I 82.59 ± 0,29 Berdasarkan tabel XI, didapatkan hasil uji aktivitas antioksidan sediaan gel ekstrak kulit buah manggis yang dilihat dari nilai IC 50 pada masing-masing formula gel. Berdasarkan nilai IC 50 yang telah didapatkan pada tiap formula, dapat dikatakan bahwa aktivitas antioksidan gel ekstrak kulit buah manggis lebih rendah bila dibandingkan dengan aktivitas dari ekstrak kulit buah manggis yang telah diuji sebelumnya. Secara spesifik, suatu senyawa dikatakan sebagai antioksidan yang sangat kuat bila nilai IC 50 50 ppm, kuat bila nilai IC 50 bernilai 50-100 ppm, sedang bilai nilai IC 50 bernilai 101-150 ppm, dan lemah bila nilai IC 50 bernilai 151-200 ppm Hanani, 2005. Sehingga berdasarkan klasifikasi tersebut, dapat dikatakan bahwa keempat formula gel ekstrak kulit buah manggis memiliki aktivitas antioksidan yang kuat. Pengujian absorbansi peredaman radikal bebas DPPH selain dilakukan terhadap ekstrak kulit buah manggis dan gel ekstrak kulit buah manggis, juga dilakukan terhadap sediaan gel tanpa penambahan ekstrak kulit buah manggis pada tiap formula kontrol negatif. 64 Tabel XII. Data Aktivitas Antioksidan Kontrol Negatif Gel Ekstrak Kulit Buah Manggis Tanpa Penambahan Ekstrak Kontrol Negatif IC 50 ± SD ppm Formula AB 536,63 ± 3,80 Formula A 556,06 ± 5,76 Formula B 614,01 ± 3,83 Formula I 734.41 ± 3,89 Pada tabel XII dapat dilihat hasil dari uji aktivitas antioksidan sediaan gel tanpa ekstrak kulit buah manggis kontrol negatif. Berdasarkan nilai IC 50 pada masing-masing formula gel berada pada rentang 500-700 ppm, dari data tersebut dapat dikatakan bahwa kontrol negatif gel pada formula tidak memiliki aktivitas antioksidan yang berarti, karena memiliki aktivitas antioksidan yang sangat lemah 200 ppm. Sehingga hasil pengujian aktivitas antioksidan pada sediaan gel ekstrak kulit buah manggis yang dilakukan benar-benar berasal dari ekstrak kulit buah manggis yang ditambahkan.

E. Uji Sentrifugasi

Uji mekanik atau sentrifugasi merupakan salah satu indikator kestabilan fisik sediaan semisolid. Pengujian stabilitas gel dengan cara sentrifugasi dapat memberikan hasil yang ekuivalen dengan efek gravitasi selama 1 tahun Lachman, Lieberman and Kanig, 1994. Dari hasil uji sentrifugasi, masing-masing sediaan gel memberikan hasil yang stabil, tidak danya pemisahan fase yang terjadi. Tabel XIII. Hasil Uji Sentrifugasi Formula Pemisahan AB - A - B - I - 65 Pada tabel XIII dapat dilihat hasil dari uji sentrifugasi sediaan gel, tidak terjadi pemisahan, sehingga dapat dikatakan sediaan gel ekstrak kulit buah manggis memiliki stabilitas yang baik.

F. Pengujian Stabilitas Gel Setelah Freeze Thaw Cycle

Uji stabilitas dengan freeze thaw cycle dilakukan untuk mendapatkan gambaran mengenai kestabilan gel ekstrak kulit buah manggis. Uji ini dilakukan dengn kondisi suhu penyimpanan yang ekstrim, karena kondisi yang ekstrim mampu menginduksi terjadinya ketidakstabilan lebih cepat daripada saat dilakukan penyimpanan pada suhu ruangan.

1. Uji organoleptis dan pH

Secara organoleptis, selama dilakukannya freeze thaw cycle tidak terjadinya perubahan pada sifat fisik gel, seperti dari segi warna, bau dan bentuk. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan CMC-Na sebagai gelling agent dan gliserin sebagai humektan mampu menghasilkan sediaan gel yang stabil secara organoleptis. Pertumbuhan mikroba pada gel juga diamati, dari hasil yang didapat menunjukkan tidak adanya pertumbuhan mikroba pada sediaan selama uji freeze thaw cycle dilakukan, pengamatan dilakukan terhadap organoleptis gel. Pada saat pengamatan sifat organoleptis gel tidak terjadinya perubahan warna dan bentuk gel serta gel tidak bebau tengik. Hal ini juga berkaitan dengan pengawet yang digunakan, yaitu metil paraben yang dapat dikatakan mampu mencegah terjadinya kontaminasi atau pertumbuhan mikroba pada sediaan.

Dokumen yang terkait

Pengaruh Penambahan Ekstrak Kulit Manggis (Garcinia X Mangostana L.) Terhadap Nilai Spf Krim Tabir Surya Kombinasi Avobenson Dan Oktil Metoksisinamat

4 100 106

Daya Hambat Ekstrak Etanol Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana L.) Terhadap Bakteri Enterococcus faecalis Sebagai Alternatif Bahan Medikamen Saluran Akar (In Vitro)

3 289 97

Daya Antibakteri Ekstrak Kulit Buah Manggis (Garcinia Mangostana Linn.) pada bakteri Streptococcus mutans sebagai Bahan Alternatif Medikamen Saluran Akar dengan Metode Dilusi In Vitro

6 111 48

Pengaruh Ekstrak Kulit Manggis (Garcinia mangostana L.) terhadap Gambaran Histopatologis Lambung Tikus (Rattus norvegicus L.) Jantan yang Dipapari Kebisingan

2 103 56

Pengaruh Ekstrak Kulit Manggis (Garcinia mangostana L.) terhadap Hitung Leukosit dan diferensiasi Leukosit Tikus (Rattus noevegicus L.) Jantan Setelah Dipapari Kebisingan

0 58 58

Efek Ekstrak Kulit Manggis(Garcinia mangostana L.) Sebagai Anti-Aging Dalam Sediaan Krim

5 65 162

Daya Antibakteri Ekstrak Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana L) terhadap Fusobacterium nucleatum sebagai Bahan Alternatif Medikamen Saluran Akar secara in Vitro

8 89 59

Efek Antibakteri Ekstrak Etanol Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana L) terhadap Enterococcus faecalis sebagai Bahan Medikamen Saluran Akar (Secara In Vitro)

2 96 63

Pengaruh Pemberian Ekstrak Etanol Kulit Buah Manggis (Garcinia Mangostana.L) Terhadap Perubahan Makroskopis, Mikroskopis dan Tampilan Immunohistokimia Antioksidan Copper Zinc Superoxide Dismutase (Cu Zn SOD) Pada Ginjal Mencit Jantan (Mus Musculus.L) Stra

3 48 107

Pengaruh Ekstrak Kulit Manggis (Garcinia mangostana L.) Terhadap Fungsi Hati, Jumlah Eritrosit dan Kadar Hemoglobin Tikus (Rattus norvegicus) yang Dipapari dengan Karbon Tetraklorida (CCl4)

3 53 59