Teori Kepemimpinan Pendekatan Kepemimpinan

Definisi lain dikemukakan oleh Soekarto Indrafchrudi 2006: 2, bahwa “Kepemimpinan adalah sutu kegiatan dalam membimbing suatu kelompok sedemikian rupa sehingga tercapailah tujuan kelompok itu, yang tujuan tersebut adalah merupakan tujuan bers ama”. Dari definisi yang dikemukakan para ahli dapat diambil kesimpulan bahwa kepemimpinan merupakan suatu proses atau kegiatan mengkoordinir suatu kelompok dan juga mempengaruhi kegiatannya dalam rangka untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan bersama. Menurut Wahjosumidjo 2010: 17-18 definisi kepemimpinan yang berbeda-beda pada intinya mengandung asumsi yang bersifat umum, yaitu “Di dalam suatu fenomena kelompok melibatkan interaksi antara dua orang atau lebih serta di dalamnya melibatkan proses saling mempengaruhi, dimana pengaruh yang sengaja Intentional influence digunakan oleh pemimpin terhadap para bawahan”. Di samping kesamaan asumsi umum, di dalam definisi tersebut juga memiliki kelainan sedikit yang bersifat umum pula, seperti: 1 Siapa yang mempergunakan pengaruh 2 Tujuan daripada usaha untuk mempengaruhi 3 Cara pengaruh itu dipergunakan.

c. Teori Kepemimpinan

Di dalam suatu kelompok dibutuhkan adanya suatu persatuan yang harus dibina terus-menerus. Kepemimpinan itu sendiri muncul karena dalam suatu kelompok tersebut terdapat suatu kondisi yang menyebabkannya membutuhkan sosok ketua atau pemimpin untuk penyelesaian persoalan atau untuk mewujudkan suatu tujuan tertentu. Ia muncul sebagai sesosok pribadi yang mampu memperlihatkan kelebihan dan kesanggupannya dalam membina kegiatan kelompok untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Menurut Soekarto Indrafachrudi 2006: 2 kepemimpinan muncul karena didasarkan pada dua teori, yaitu teori sifat dan teori situasi. 1 Jika seseorang dijadikan pemimpin, ia harus memenuhi syarat tertentu. Apabila dalam diri terdapat sifat dan sikap tertentu. Apabila dalam dirinya terdapat sifat dan sikap tersebut, barulah ia dijadikan pemimpin. Kepemimpinan yang didasarkan pada sifat-sifat tertentu itu disebut personal qualities theory atau teori sifat. 2 Jika seseorang dijadikan pemimpin dalam situasi-situasi tertentu karena kelebihan, keterampilan dan sifat tertentu yang tampak padanya, sehingga dapat memecahkan masalah kelompok, maka kepemimpinan ini didasari oleh situasi yang ada. Teori itu disebut situational theory atau teori situasi. Selain itu apabila seseorang diangkat langsung oleh pihak atasan, ia disebut official leader atau pemimpin resmi. Sebaliknya, jika seseorang diangkat menjadi pemimpin karena adanya keadaan darurat, karena sumbangannya yang berharga dalam suatu kelompok yang tidak dapat dilakukan oleh pemimpin resmi, maka ia disebut emerging leader atau pemimpin dalam keadaan terpaksa Soekarto Indrafachrudi, 2006: 2. Kepala sekolah diangkat dan ditetapkan secara resmi oleh Dinas Pendidikan yang ada di atasnya, sehingga kepala sekolah merupakan official leader.

d. Pendekatan Kepemimpinan

Pendekatan kepemimpinan menurut Hamzah B.Uno 2008: 56-57 dapat dilakukan dengan berbagai cara, yaitu sebagai berikut. a Pendekatan Sifat Pendekatan ini memandang bahwa pemimpin mempunyai beberapa sifat kepribadian sebagai seorang pemimpin yang dibawanya sejak lahir. b Pendekatan Tingkah Laku Pendekatan ini memandang bahwa untuk menjadi pemimpin, diperlukan latihan kepemimpinan terutama berkaitan dengan fungsi kepemimpinan dan gaya kepemimpinan. c Pendekatan Kontingansi Di dalam pendekatan kontingansi tersebut, terdapat empat model sebagai berikut. 1 Model kepemimpinan situasional dari Hersey dan Banchard yang menyatakan bahwa gaya kepemimpinan yang paling efektif bervariasi dengan kesiapan bawahan. 2 Kepemimpinan dan situasi kerja Model Fiedler yang mengemukakan bahwa tidak ada satu gaya kepemimpinan yang cocok untuk setiap situasi. Untuk itu diperlukan kemampuan dalam mengubah situasi lingkungan agar cocok dengan pemimpin. 3 Pendekatan jalur sasaran, di dasarkan pada motivasi model, harapan, yang menyatakan motivasi seseorang di dasarkan pada harapan akan imbalan dan daya tarik imbalan itu untuk diperoleh karyawan. 4 Merumuskan penyertaan bawahan.

e. Fungsi Kepemimpinan