Keluarga Kristen sebagai “Bejana Tanah Liat” di Tengah Dampak Modernisasi

122 Buku Guru Kelas XI SMASMK orang yang ahli dan mengerti tentang psikologi anak, sehingga memberikan kesempatan yang sebesar-besarnya kepada anak untuk menciptakan sendiri dunianya melalui berbagai pelajaran. Saat ini, sekolah mengalami pergeseran makna menjadi bangunan atau lembaga untuk belajar dan mengajar serta tempat menerima dan memberi pelajaran. Sekolah berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban anak bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Sekolah juga bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang bertanggung jawab. Dalam pengajaran iman kristiani, sekolah dalam pendidikan agama Kristen PAK menuntut pemikiran atau pengelolaan yang bersungguh-sungguh dari para pengelolahnya. PAK harus dilaksanakan secara efektif, baik untuk para pendidik maupun peserta didiknya, agar dapat memberi kontribusi bagi peningkatan kualitas manusia Indonesia. Landasan maupun cara kerjanya tentu harus berakar pada nilai-nilai iman Kristen, sesuai dengan ajaran Alkitab dan tradisi gereja. Oleh karena itu, baik para guru maupun murid di dalam kehidupannya harus tetap berakar dan berpusat pada pribadi Tuhan Yesus, yang digerakkan oleh dinamika Roh Kudus. Tuhan Yesus di dalam PAK dikenal sebagai Tuhan, Juru Selamat, dan Guru yang Agung. Sebagai Guru yang Agung, Kristus tidak hanya memperkenalkan siapa Allah yang sesungguhnya, tetapi juga memberikan teladan kehidupan bagi para murid-murid-Nya, termasuk kita pada saat ini.

3. Relasi Antara Sekolah dan Keluarga

Sekolah merupakan pihak sekunder dalam pendidikan anak, sebab pihak primer tetap berada di tangan orang tua, terutama ayah dan ibu yang telah dipilih dan ditetapkan oleh Tuhan. Jadi, sekolah hadir sebagai mitra atau rekan sekerja yang berkolaborasi dengan orang tua dalam mendidik generasi berikutnya sebagai penerus pelaksana misi Tuhan secara turun-temurun. Sekolah memiliki tugas ganda yang harus dipikul. Sekolah menjalankan pendidikan kepada anak-anak yang dipercayakan orang tua kepada guru untuk mengambil bagian atau berpartisipasi dalam membentuk kepribadian, karakter, dan kehidupan rohani yang bertumbuh di mana guru memiliki peran sebagai fasilitator, motivator, mentor yang merancang proses pembelajaran secara formal. Sekolah tidak hanya sekedar sebagai wadah untuk menambah ilmu pengetahuan umum kepada peserta didik, tetapi juga untuk memuridkan peserta didik dengan Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti 123 cara melatih dan mengembangkan pola pikir di dalam perspektif kebenaran nilai-nilai kristiani. Dengan demikian, peserta didik dapat memecahkan berbagai permasalahan hidup yang dihadapi di sekolah, rumah, maupun masyarakat luas di mana mereka berada secara bijaksana dan sesuai dengan kebenaran irman Tuhan. Sebagai pihak penopang, sekolah perlu menjalin komunikasi, berdialog dengan keluarga terutama orang tua. Sebaliknya, keluarga dituntut untuk bersedia memberikan dukungan bagi kelangsungan dan pekerjaan Tuhan melalui sekolah. Keluarga dipanggil untuk memberi waktu lebih banyak berdiskusi, baik dengan guru di sekolah maupun dengan anak mereka yang mengikuti pendidikan. Sekolah dan orang tua juga perlu terbuka dan mengusahakan agar lebih mengenal satu sama lain, sehingga dapat memahami dalam segi apa dorongan atau motivasi dapat diberikan dalam perkembangan anak secara utuh. Pendidikan di sekolah tidak akan optimal jika tidak ada dukungan dari orang tua secara holistik dalam pertumbuhan anak-anak. Sekolah perlu mendorong orang tua untuk melaksanakan tugas mereka terhadap anak-anaknya. Sekolah menjadi fasilitator bagi orang tua agar mereka semakin mengetahui hal-hal apa yang perlu bagi peningkatan kualitas pendidikan anak-anaknya. Jalinan kerja yang harmonis perlu dikembangkan di antara sekolah dan orang tua, sehingga orang tua dapat melihat bahwa sekolah hanya merupakan kelanjutan dan kesinambungan pendidikan yang sedang dilakukan dalam keluarga. Pendidikan anak merupakan tantangan yang berat bagi orang tua namun hal tersebut merupakan tugas mulia, dan kehadiran sekolah membantu meringankan tantangan tersebut. Alkitab menegaskan bahwa menjadi orang tua adalah tugas mulia dan merupakan bagian dari rancangan Allah untuk keluarga. Pendidikan anak dianggap Allah sangat penting, oleh karena itu dimintakan supaya dilaksanakan berulang-ulang sampai mendarah daging dan menjadi bekal dalam segala aspek kehidupan. Pendidikan anak harus jelas tujuannya supaya anak bertumbuh menjadi pribadi yang takut kepada Tuhan. Mendidik anak sangat membutuhkan keteladanan. Oleh karena itu, pendidikan yang benar harus berawal, berasal, dan berakar dari keluarga.

4. Masalah Sosial dalam Kehidupan Remaja

Tidak semua anak-anak memiliki kesempatan untuk melanjutkan pendidikan. Terdapat berbagai alasan yang menyebabkan hal tersebut, di antaranya masalah ekonomi. Keluarga yang tidak mampu membayar biaya pendidikan sehingga menyebabkan banyak anak putus sekolah dan membantu orang tua mencari