128 Buku Guru Kelas XI SMASMK
B. Uraian Materi
1. Keluarga Ideal
Rumah bukan sekadar tempat untuk bernaung dari hujan dan panas terik. Namun, umumnya sebagian orang yang terlalu sibuk, secara tidak langsung dapat
membentuk rumah menjadi warung makan saja atau seperti penginapan saja. Karena terlalu sibuk dengan pekerjaan dan aktivitasnya, kebersamaan dengan
keluarga malah terbengkalai. Akhirnya setiap penghuni rumah menjadi sibuk dengan kebutuhannya sendiri tanpa ada kedekatan antara orang tua dengan anak
dan juga antara kakak-adik. Rumah seharusnya menjadi tempat yang paling indah bagi penghuninya “Home Sweet Home”, juga yang selalu dirindukan dan selalu
diingat. Sesungguhnya para remaja memandang rumah sebagai tempat yang penuh dengan kenangan sejak kanak-kanak, kenangan tentang suka maupun
duka. Rumah yang sederhana, nyaman, tenang, penuh kasih sayang dan damai adalah tempat tinggal yang ideal. Sebagai contoh gambaran paling ideal bagi
keluarga Kristen adalah Keluarga Kudus dari Maria dan Yusuf di Nazaret. Maria, Yusuf, dan Tuhan Yesus selalu merayakan hari-hari besar di bait Allah Misalnya hari
raya pondok daun. Dalam Lukas 2:41-52 dijelaskan bahwa Tuhan Yesus pada masa remaja taat pada orang tua duniawinya dan menikmati hidup bersama keluarga.
Dia berkembang secara sehat dan utuh. Keluarga tersebut merupakan teladan bagi setiap pasangan kristiani dalam membina keluarga. Dalam kehidupan sehari-
hari, hendaknya masing-masing keluarga Kristen dapat menghadirkan Kristus dalam kehidupannya. Dengan demikian, keluarga Kristen dapat berkembang
menuju kesempurnaan seperti yang dikehendaki Tuhan.
2. Rumah Sebagai Tempat yang Nyaman
Manusia sebagai makhluk sosial memiliki kebutuhan pokok akan kasih sayang. Bagi kebanyakan orang kebutuhan ini dapat dipenuhi di dalam keluarga. Apabila
kasih sayang dapat dirasakan oleh semua anggota keluarga maka akan merasakan kepuasan dan ketenteraman sehingga timbul perasaan nyaman tinggal di rumah.
Tetapi apabila sebaliknya rasa cinta kasih tidak ada dalam keluarga maka anggota keluarga akan mencari kasih sayang di luar rumah, sehingga tinggal di rumah
bagaikan tinggal di dalam penjara. Setiap keluarga harus mampu memberikan dan membuat suasana keluarga yang aman tenteram dan damai sehingga terjalin
hubungan persaudaraan dan ikatan yang akrab atas dasar kasih sayang. Dengan demikian, keluarga juga merupakan tempat rekreasi sekaligus sebagai tempat
bernaung, atau tempat perteduhan dari sibuknya kegiatan di luar rumah bagi anggota-anggotanya. Namun perkembangan zaman begitu pesat sehingga
Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti 129
pusat-pusat rekreasi di luar keluarga lebih menarik, misalnya gedung bioskop, kebun binatang, taman rekreasi dan sebagainya. Adanya pusat-pusat rekreasi di
luar keluarga yang lebih menarik tersebut di atas akan menimbulkan adanya 2 macam perubahan seperti yang dikemukakan Vembriarto 1978:
a. Jenis-jenis rekreasi yang dialami oleh anggota-anggota keluarga menjadi lebih
bervariasi. b.
Anggota-anggota keluarga lebih cenderung mencari hiburan di luar keluarga. Melihat akibat perubahan tersebut maka keluarga mempunyai tugas dan
tanggung-jawab untuk mengawasi para anggota keluarga di dalam memilih dan menentukan jenis hiburan yang disukai sehingga tidak berakibat buruk
atau negatif bagi diri sendiri maupun bagi semua anggota keluarga. Meskipun demikian kita masih tetap dapat bercengkerama, mengembangkan hidup penuh
canda tawa, saling mendukung, dan berbagi cerita dalam kehidupan Kristen yang indah.
3. Rumah Tempat Bersemainya Iman
Di dalam rumah, prioritas menjadi keluarga yang utuh itu sangatlah penting. Banyak keluarga para remaja yang saat ini mengalami masalah, dimana orang
tua tidak saling mengasihi, banyak timbul kekerasan dalam keluarga, akhirnya menimbulkan banyak perceraian. Karena itu, perlu diingatkan bahwa pendidikan
iman penting sekali, krisis terbesar adalah ketika cinta meninggalkan keluarga. Tuhan memberikan mandat kepada orang tua untuk mendidik anak, tetapi
kadang-kadang orang tua sibuk dengan memenuhi kebutuhan anak secara materi, bukan rohani. Akibatnya anak sering berada di luar rumah untuk menghindari
permasalahan keluarga. Seharusnya keluarga merupakan tempat anak bertumbuh secara mental dan spiritual juga. Oleh karena itu setiap keluarga perlu menyadari,
betapa pentingnya menanamkan iman tentang Allah sedini mungkin kepada anak, baik melalui proses pendidikan maupun sosialisasi.
Anak-anak bertumbuh imannya berkat pengaruh suasana kristiani yang meresapi kehidupan keluarga. Ada doa dan kebaktian harian bersama setiap hari,
bisa mencari waktu khusus malam hari atau pagi hari kurang lebih 10 menit. Merayakan secara sederhana keadaan tertentu, misalnya ada yang ulang tahun,
lulus ujian, naik kelas, dan saling berbagi dalam suka maupun duka. Dalam segala peristiwa yang penting di dalam keluarga diusahakan ada kaitannya dengan
iman. Anak-anak juga akan tumbuh rohaninya bila orang tua dan kakak dalam kehidupan sehari-hari memberi tekanan maupun contoh tentang kehidupan di
dalam iman. Misalnya dengan bersikap adil terhadap pembantu, menyatakan kepeduliannya terhadap korban penindasan, diskriminasi, dan penyalahgunaan