Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti 71
16. Peduli lingkungan, yaitu tindakan yang mencintai lingkungan, selalu berupaya mencegah kerusakan pada lingkungan alam di sekitarnya.
17. Peduli sosial, yaitu tindakan yang selalu ingin memberi bantuan pada orang lain dan masyarakat yang membutuhkan.
18. Tanggung jawab, yaitu perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya yang seharusnya dia lakukan terhadap diri sendiri, masyarakat,
lingkungan alam, sosial dan budaya, negara, dan Tuhan. Bagi orang Kristen, memiliki karakter bangsa memang sangat penting dan hal
itu dapat mendukung karakter Kristen yang dibangun dalam Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Tuhan Yesus meringkaskan karakter Kristen itu adalah melakukan
hukum kasih, yaitu mengasihi Tuhan Allah, mengasihi orang lain seperti me- ngasihi diri sendiri.
C.
Penjelasan Bahan Alkitab
1. Matius 7:24-27
Pada zaman Tuhan Yesus, rumah-rumah di pedesaan biasanya dibangun dari lumpur yang mengeras. Pencuri bisa melubangi tembok rumah semacam itu
karena terbuat dari bahan yang rapuh. Di Israel cuaca dapat berubah dengan cepat. Selama musim panas yang sering terjadi sangat lama, sungai-sungai
banyak yang kering. Di musim dingin, hujan lebat membuat sungai kering bisa berubah menjadi aliran air yang sangat deras dan kadang-kadang merubah
daratan secara drastis. Di padang gurunpun bisa terjadi banjir yang menyapu bersih perkemahan, menghilangkan nyawa manusia dan ternak. Saat musim
kering, orang-orang yang berdiam di lembah mengambil kesempatan bercocok tanam di tepi-tepi sungai, bahkan mendirikan pondok-pondok di situ, di atas
tanah pasir. Mereka hanya memikirkan hasil yang akan mereka peroleh, tanpa memikirkan bahaya yang akan mereka alami jika sewaktu-waktu datang hujan.
Teks ini menuliskan tentang hujan yang turun, aliran air yang naik, dan angin yang bertiup. Teks ini juga membandingkan antara orang bijaksana yang
membangun rumah di atas batu dan orang bodoh yang membangun rumah di atas pasir. Ini merupakan teguran Tuhan Yesus mengenai orang-orang yang
pandai berseru ‘Tuhan’ tetapi tidak melakukan perkataan-Nya.
Musibah banjir yang sering terjadi di Palestina, bisa menyebabkan kerusakan hebat pada bangunan rumah, bahkan meruntuhkannya. Namun jika fondasi
rumah itu kokoh fondasinya adalah batu maka rumah itu tidak akan goyah, rusak atau runtuh. Musibah alam ini menggambarkan berbagai masalah yang
sering dihadapi manusia. Ketika dihadapkan dengan berbagai masalah hidup
72 Buku Guru Kelas XI SMASMK
yang berat, orang Kristen tidak akan goyah imannya jika dia mempunyai dasar yang kokoh pada saat membangun kehidupannya. Dasar yang kokoh agar
tahan menghadapi berbagai masalah dalam kehidupan adalah datang kepada Tuhan Yesus, mendengar perkataan-Nya serta melakukannya. Masalah yang
dihadapi dapat merupakan cobaan dari iblis; atau karena kesalahan yang kita buat; atau karena Tuhan mau menguji iman kita dengan membiarkan kita
menghadapi berbagai masalah. a. Pembangun yang bijaksana
Batu adalah fondasi yang keras dan kuat. Rumah yang dibangun di atasnya tidak mudah goyah pada saat datang banjir atau angin. Pembangun
rumah ini memikirkan tujuan jangka panjang. Dia memperhitungkan bahwa sewaktu-waktu akan datang hujan, angin dan banjir yang dapat
merobohkan rumah jika rumah tidak kokoh, maka ia harus membangun rumah di atas batu supaya rumah itu kokoh. Meskipun memerlukan waktu
yang lama, tetap akan ditempuhnya karena ia mau memakai rumah itu untuk jangka waktu yang lama. Apa yang telah dikorbankannya tidak akan
sia-sia.
Disebut sebagai orang yang bijaksana, karena ia mendengar perkataan Tuhan Yesus dan melakukannya. Orang yang melakukan perkataan Tuhan
Yesus sama dengan melakukan kehendak Allah Bapa, dan dialah yang akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga. Dasar yang kuat untuk membangun
kehidupan adalah datang kepada Tuhan Yesus, mendengarkan irman-Nya dan melakukannya. Kehidupan akan menjadi kuat, tidak akan mudah goyah
imannya, dan siap setiap saat menghadapi berbagai persoalan yang berat. Hasilnya adalah keselamatan.
b. Pembangun yang bodoh
Sifat pasir adalah mudah digali, mudah tergerus air, dan mudah bergeser karena angin. Karena sifat-sifatnya ini, maka jika membangun rumah di
atas pasir rumah tersebut tidak akan kokoh, tetapi mudah rusak bahkan runtuh saat dilanda banjir atau diterpa angin yang kuat. Demikian pula jika
membangun di atas tanah tanpa dasar. Sifat tanah juga mudah tergerus air, sehingga jika rumah dibangun tanpa fondasi batu, rumah itu akan runtuh di
saat banjir.
Membangun rumah di atas pasir menunjukkan pekerjaan yang sembarangan, tidak mau repot mencari lokasi yang aman. Membangun rumah tanpa
dasar menunjukkan tidak mau melakukan pekerjaan yang berat dan sukar. Pembangun rumah ini tidak memikirkan tujuan jangka panjang. Dia hanya
berpikir pendek, menginginkan rumah segera jadi, segera bisa ditempati, menggunakan cara yang mudah, tidak mau bekerja keras dan tidak mau
Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti 73
melakukan hal-hal yang sukar. Dia tidak memperhitungkan adanya musibah yang akan datang. Pada saat datang hujan dan banjir, rumah itupun akan
roboh karena fondasinya tidak kokoh.
Orang ini adalah orang yang berseru kepada Tuhan Yesus, mendengar perkataan Tuhan Yesus tapi tidak melakukannya. Orang yang datang kepada
Tuhan Yesus tetapi tidak mau mendengarkan perkataan-Nya, apalagi melakukannya, akan menghasilkan kehidupan yang lemah, tidak siap jika
tiba-tiba datang persoalan berat, dan tidak mampu mengatasinya. Hasilnya adalah kehancuran.
D. Kegiatan Pembelajaran
Pengantar
Dalam pengantar, peserta didik harus mampu menanggapi secara kritis masalah keluarga yang marak terjadi, yakni kasus perceraian. Dengan tanggapan tersebut,
diharapkan dapat memahami realita yang terjadi dalam kehidupan sosial, sehingga sejak dini peserta didik dapat mempersiapkan diri secara utuh sebelum
mengambil keputusan untuk berumah tangga pada masa yang akan datang.
Kegiatan 1: Menanggapi Berita
Peserta didik diminta untuk membaca artikel selanjutnya menjawab pertanyaan tentang perceraian.
Kegiatan 2: Belajar dari Alkitab
Peserta didik diharapkan dapat mengidentiikasi dua macam dasar dalam pembacaan Alkitab, serta dapat memberikan tanggapan atas pertanyaan yang
diajukan.
Kegiatan 3: Releksi
Releksi ini dilakukan oleh peserta didik untuk menilai dan mengetahui sejauh mana kehidupan keluarga menjadikan Kristus sebagai dasar atau fondasi keluarganya,
serta sikap apa yang harus dilakukan oleh peserta didik untuk mendukung dan mendorong keluarganya agar tetap bertumpu kepada Kristus.
Kegiatan 4: Penilaian Diri
Dalam kegiatan ini peserta didik harus mengidentiikasikan kekuatan dan kelemahan dalam dirinya sendiri. Setelah itu, ajaklah peserta didik untuk
mengubah kelemahan yang ada pada dirinya sehingga dapat membawa manfaat yang lebih baik dalam kehidupannya, baik dalam keluarga, sekolah, gereja maupun
masyarakat.