114 Buku Guru Kelas XI SMASMK
Kedelapan adalah fungsi biologis. Keluarga yang dahulunya bertugas untuk
pemenuhan kebutuhan biologis dan seks suami-istri untuk menghasilkan keturunan, memenuhi kebutuhan gizi keluarga, serta memelihara dan merawat
anggota keluarga secara isik. Pada zaman modern fungsinya sudah mulai digeser oleh tempat-tempat prostitusi, dokter keluarga, bayi tabung, kloning.
Kesembilan adalah fungsi memberikan status sosial. Keluarga yang dahulunya
bertanggung jawab mewariskan kedudukan kepada anak-anaknya. Pada zaman modern fungsinya sudah mulai digeser oleh lembaga-lembaga pendidikan tinggi.
3. Dampak Modernisasi bagi Kehidupan Keluarga
Pada dasarnya dampak dari modernisasi seperti yang telah dijelaskan di atas dapat memberikan pengaruh positif maupun negatif dalam keluarga termasuk
keluarga Kristen. Pengaruh positif dari dampak modernisasi menurut Alex Inkeles 1999 adalah membentuk anggota keluarga menjadi pribadi yang menerima
dan terbuka pada hal-hal baru, berani menyatakan pendapat, menghargai waktu, memiliki orientasi pada masa depan bukan masa lalu, memiliki perencanaan
dan pengorganisasian. Banyak produk dari keluarga modern yang memiliki rasa percaya diri, perhitungan, menghargai harkat hidup manusia lain, percaya pada
ilmu pengetahuan dan teknologi, menjunjung sikap imbalan harus sama dengan prestasi kerja.
Di samping pengaruh positif, juga ditemukan pengaruh negatif yang dihasilkan
sebagai dampak modernisasi di atas, di antaranya adalah membentuk seseorang untuk memiliki kecenderungan berpikir dan bersikap pragmatis. Sikapnya terhadap
alat-alat modern, terlalu menggantungkan diri pada alat-alat tersebut. Bahkan ada sebagian orang yang menganggap modernisasi sebagai allah dan dijadikan
sebagai Tuhan, dan menghilangkan fungsi-fungsi vital keluarga. Modernisasi juga menyebabkan meningkatnya arus urbanisasi, meningkatnya kesenjangan sosial
antara keluarga berkemampuan tinggi dan rendah. Pada saat yang sama tingkat pencemaran lingkungan yang diakibatkan limbah-limbah rumah tangga semakin
tinggi. Dalam lingkup keluarga muncul kriminalitas dan kenakalan remaja. Juga meningkatnya perilaku menyimpang pada remaja dan orang tua.
4. Keluarga Kristen sebagai “Bejana Tanah Liat” di Tengah Dampak Modernisasi
Berdasarkan pemahaman yang menyatakan bahwa modernisasi adalah sebuah proses yang terus berubah atau bergeser menuju pada semangat yang
terkandung di dalamnya dan beberapa aspek penting yakni efektivitas, eisien,
praktis, sederhana, menghargai kehidupan, dan menghargai waktu. Oleh karena itu, maka keluarga Kristen perlu mengembangkan sikap yang memadai
yakni
Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti 115
terbuka dan mau menerima dari semua pihak termasuk keluarga terhadap setiap proses perubahan yang diusung oleh zaman modern. Oleh karena itu sepertinya
model keluarga sebagai “bejana tanah liat” yang dicetuskan oleh Marjorie Thomson 2000 dapat menjadi rujukan pembelajaran bagi keluarga peserta didik.
Pada dasarnya keluarga sebagai tanah liat ini, esensinya adalah keluarga memiliki sikap dan pemikiran yang tidak kaku, cenderung terbuka, dan dapat
menerima perubahan. Keluarga dapat dan bisa dibentuk ulang untuk menerapkan model tersebut. Pada intinya masing-masing anggota keluarga harus menyadari
bahwa mereka adalah insan-insan yang tidak sempurna, sehingga menyediakan diri untuk dibentuk oleh Allah dalam setiap tantangan. Dengan keterbukaan yang
dimiliki tersebut, keluarga diharapkan dapat lebih menyerap semangat-semangat positif yang ingin dicapai oleh zaman modern. Melalui modernisasi keluarga juga
dapat memanfaatkan aspek-aspeknya untuk sarana pengembang iman.
C. Penjelasan Bahan Alkitab
1. 1 Samuel 16: 1-12
Teks ini bercerita mengenai keluarga Isai yang dapat mengantarkan Daud menjadi raja atas Israel. Namun pencapaian keluarga ini tidak dapat semata-
mata dianggap sebagai sebuah keberhasilan. Karena Daud memperoleh tahta
sebagai raja dengan jalan merebut kedudukan tersebut secara paksa dari tangan penguasa sebelumnya
16:1. Kegagalan keluarga ini dalam mendidik Daud untuk dapat menjalani hidupnya juga nampak dari berbagai kebijakan
yang diambil oleh Daud ketika ia menjadi raja, yaitu dengan mengupayakan perang, melaksanakan kelicikan, dan memaksakan keadaan damai melalui
ancaman yang ia lancarkan ke seluruh daerah yang menjadi kekuasaannya. Oleh karena itu dalam hal ini keluarga Isai dapat dinilai tidaklah secara penuh
menjalankan fungsinya untuk membentuk Daud menjadi sosok yang memiliki kepribadian yang teguh dan baik sesuai dengan kehendak Allah.
Teks ini memberikan teladan yang kurang baik mengenai kehidupan keluarga kepada kita. Cermin kekeliruan tersebut dapat dilihat melalui kurang
berhasilnya keluarga Isai untuk mengarahkan Daud menjadi pribadi yang baik sesuai dengan kehendak Allah. Teladan ini menjadi peringatan bagi kita agar
tidak melakukan hal yang sama dengan kisah di atas.
2. Efesus 5: 22-33
Surat Efesus dialamatkan pada orang-orang Kristen yang hidup disituasi kota metropolis, yang penuh dengan peradaban modern. Di tempat ini terdapat
kuil-kuil penyembahan untuk dewa-dewi Romawi. Kota ini juga merupakan