TAHAP AKTIVITAS GURU
Membimbing kelompok bekerja dan belajar
belajar pada saat mereka mengerjakan tugas mereka
Tahap 5 Evaluasi
Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari atau
masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerjanya
Tahap 6 Memberikan penghargaan
Guru mencari cara-cara untuk menghargai baik upaya maupun hasil
belajar individu dan kelompok
Miftahul Huda 2012: 162-197 mengungkapkan bahwa langkah-langkah umum penerapan pembelajaran kooperatif di ruang
kelas meliputi: 1 Memilih metode, teknik, dan struktur pembelajaran kooperatif; 2 Menata ruang kelas untuk pembelajaran kooperatif; 3
Merangking siswa; 4 Menentukan jumlah kelompok; 5 Membentuk kelompok-kelompok; 6
Merancang “team building” untuk setiap kelompok;
7 Mempresentasikan
materi pembelajaran;
8 Membagikan lembar kerja siswa; 9 Menugaskan siswa mengerjakan
kuis secara mandiri; 10 Menilai dan menskor kuis siswa; 11 Memberi penghargaan pada kelompok; 12 Mengevaluasi perilaku-
perilaku anggota kelompok. Berdasarkan langkah-langkah yang dikemukakan oleh beberapa
pakar tersebut
dapat disimpulkan
bahwa langkah-langkah
pembelajaran kooperatif adalah dimulai dari 1 penjelasan materi oleh guru yang diawali dengan penjelasan tujuan dan memotivasi siswa, 2
melaksanakan pembelajaran dalam kelompok yang dilakukan dengan pembetukan
kelompok oleh
guru terlebih
dahulu, 3
mempresentasikan hasil kerja kelompok, 4 evaluasi oleh guru, dan 5
melakukan penialaian serta, 6 pemberian penghargaan pada kelompok.
e. Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Kooperatif
1 Kelebihan
Wina Sanjaya 2013: 249-250 menyatakan bahwa beberapa keunggulan SPK Strategi Pembelajaran Kooperatif adalah sebagai
berikut. a Melalui SPK siswa tidak terlalu menggantungkan pada
guru, akan
tetapi dapat
menambah kepercayaan
kemampuan berpikir sendiri, menemukan informasi dari berbagai sumber, dan belajar dari siswa yang lain.
b SPK dapat mengembangkan kemampuan mengungkapkan ide atau gagasan dengan kata-kata secara verbal dan
membandingkannya dengan ide-ide orang lain. c SPK dapat membantu anak untuk respek pada orang lain
dan menyadari akan segala keterbatasannya serta menerima segala perbedaan.
d SPK dapat membantu memberdayakan setiap siswa untuk lebih bertanggung jawab dalam belajar.
e SPK merupakan suatu strategi yang cukup ampuh untuk meningkatkan prestasi akademik sekaligus kemampuan
sosial, termasuk mengembangkan rasa hara diri, hubungan inerpersonal
yang positif
dengan yang
lain, mengembangkan keterampilan me-manage waktu, dan
sikap positif terhadap sekolah. f Melalui SPK dapat mengembangkan kemampuan siswa
untuk menguji ide dan pemahamannya sendiri, menerima umpan balik. Siswa dapat berpraktik memecahkan
masalah tanpa takut membuat kesalahan, karena keputusan yang dibuat adalah tanggung jawab kelompoknya.
g SPK dapat
meningkatkan kemampuan
siswa menggunakan informasi dan kemampuan belajar abstrak
menjadi nyata rill. h Interaksi
selama kooperatif
berlangsung dapat
meningkatkan motivasi dan memberikan rangsangan untuk berpikir. Hal ini berguna untuk proses pendidikan
jangka panjang.
2 Kekurangan
Wina Sanjaya 2013: 250-251 juga menyebutkan beberapa kelemahan Strategi Pembelajaran Kooperatif, kelemahan SPK
antara lain: a Untuk memahami filosofis SPK memang butuh waktu.
Siswa yag dianggap memiliki kelebihan, contohnya mereka akan merasa terhambat oleh siswa yang dianggap
kurang memiliki kemampuan. Akibatnya, keadaan seperti ini akan mengganggu iklim kerja sama dalam kelompok.
b Ciri utama dari SPK adalah bahwa siswa saling membelajarkan. Oleh karena itu, jika tanpa peer teaching
yang efektif, maka dibandingkan dengan pengajaran langsung dari guru, bisa terjadi cara belajar yang demikian
apa yang seharusnya dipelajari dan dipahami tidak pernah dicapai oleh siswa.
c Penilaian yang diberikan dalam SPK didasarkan kepada hasil kerja kelompok. Namun demikian guru perlu
menyadari bahwa sebenarnya hasil atau prestasi yang diharapkan adalah prestasi setiap individu siswa.
d Keberhasilan SPK
dalam upaya
mengembangkan kesadaran berkelompok memerlukan periode waktu yang
cukup panjang. Dan hal ini tidak mungkin dapat tercapai hanya dengan satu kali atau sekali-sekali penerapan
strategi ini.
e Walaupun kemampuan
bekerja sama
merupakan kemampuan yang sangat penting untuk siswa, akan tetapi
banyak aktivitas dalam kehidupan yang hanya didasarkan kepada kemampuan secara individual. Oleh karena itu
idealnya melalui SPK selain siswa dapat belajar bekerja sama, siswa juga harus belajar bagaimana membangun
kepercayaan diri. Untuk mencapai kedua hal itu dalam SPK memang bukan perkerjaan yang mudah.
f. Model-model Pembelajaran Kooperatif
Terdapat beberapa model pembelajaran kooperatif yang dikembangkan oleh beberapa ahli. Model-model tersebut antara lain
sebagai berikut.
1 Model Student Teams Achievement Division STAD
Model STAD ini dikembangkan oleh Robert Slavin dan teman-temannya di Universitas John Hopkin. Model STAD dapat
mendorong siswa untuk saling membantu dan bekerjasama dalam kelompok agar semua anggota kelompok dapat memahami apa
yang telah diajarkan oleh guru. Menurut Rusman 2012: 215-216, dengan modifikasi, langkah-langkah pembelajaran kooperatif
model STAD adalah sebagai berikut. a Penyampaian Tujuan dan Motivasi. Guru menyampaikan
tujuan yang akan dicapai pada pembelajaran tersebut dan memotivasi siswa untuk belajar dengan lisan.
b Pembagian Kelompok. Siswa dibagi ke dalam kelompok- kelompok dengan jumlah anggota 4-5 siswa. Setiap kelompok
terdiri dari siswa yang berbeda-beda kemampuan akademik, jenis kelamin atau ras.
c Presentasi dari Guru. Guru menyampaikan materi pelajaran sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai dengan dukungan
media dan pengalaman nyata sehari-hari siswa. d Kegiatan Belajar dalam Tim Kerja Tim. Siswa melakukan
kegiatan diskusi dalam kelompok. Pada saat diskusi guru melakukan pengamatan dan membimbing siswa.