Definisi Novel Analisis Cerita Novel “ Oshin “ Karya Hashida Sugako Dilihat Dari Pendekatan Pragmatik

17 BAB II TINJAUAN UMUM TERHADAP NOVEL “OSHIN” KARYA HASHIDA SUGAKO, STUDI PRAGMATIK DAN SEMIOTIK SERTA KONSEP NILAI MORAL BUSHIDO

2.1 Definisi Novel

Novel berasal dari bahasa Itali, novella yang secara harafiah berarti sebuah “barang baru yang kecil” dan kemudian diartikan sebagai “cerita pendek dalam bentuk prosa” Abrams dalam Nurgiyantoro, 2007:9. Kemudian berkembang dalam pengertian yang lebih luas bahwa novel merupakan cerita berbentuk prosa dalam ukuran yang luas, ukuran luas disini dapat berarti cerita dengan plot alur yang kompleks, karakter yang banyak, tema yang beragam dan setting yang beragam pula Sumardjo dan Saini, 1991:29. Novel sering dikatakan sebagai karangan mengenai kehidupan manusia dengan pengalaman, sifat, adat istiadat, pengaruh ekonomi, politik, kehancuran dan keberhasilan serta pandangan hidup suatu masyarakat seluas-luasya. Tokoh utamanya disimpulkan sebagai tokoh yang dimunculkan sejak kecil sampai dewasa bahkan sampai meninggal. Tokoh bawahannya banyak, sehingga memungkinkan plot ganda. Kesemua itu diceritakan secara mendalam dan terperinci serta penuh dengan nasihat- nasihat yang langsung dilontarkan oleh para tokoh positifnya Wasilah, 2012:18. Menurut Suroto dalam Sari 2012:13, novel hanya menceritakan salah satu segi 18 kehidupan sang tokoh yang benar-benar istimewa yang mengakibatkan terjadinya perubahaan nasib. Apakah itu segi cintanya, kebaikannya, ketamakannya, kerakusannya, keperkasaannya dan lain-lain. Dalam satu segi terdapat beberapa peristiwa kehidupan yang dialami sang tokoh sehingga ia sampai mengalami perubahan hidup. Sementara menurut Nurhadi, dkk mengatakan bahwa novel adalah suatu karya sastra yang di dalamnya terdapat nilai-nilai budaya sosial, pendidikan dan moral www.sputarpengetahuan.com201502pengertian-novel-menurut-paraahlihtml. Berdasarkan dari uraian definisi novel tersebut dapat disimpulkan bahwa sesungguhnya novel merupakan sebuah karya sastra yang berguna dan memuaskan. Artinya novel sebagai karya sastra dihadirkan untuk memberikan kenikmatan sekaligus ajaran sehingga dapat menggerakan pembaca ke arah yang positif. Dari sebuah novel, pembaca dapat mengenal berbagai masalah kehidupan sekaligus belajar mengatasi persoalan yang dituangkan oleh si pengarang melalui jalan ceritanya. Dengan kata lain, karya sastra novel mengandung unsur keindahan yang dapat menimbulkan rasa senang, nikmat, terharu, menarik perhatian, menyegarkan perasaan pembaca, pengalaman jiwa sehingga dapat memperkaya kehidupan batin manusia khususnya pembaca. Jenis-jenis novel dapat dibedakan berdasarkan isi cerita dan mutu novel. Suharianto 1982: 67 membagi jenis novel berdasarkan tinjauan isi, gambaran dan maksud pengarang, yaitu sebagai berikut: 19 1. Novel Berendens yaitu sebuah novel yang menunjukkan keganjilan- keganjilan dan kepincangan-kepincangan dalam masyarakat. Oleh karena itu, novel ini sering disebut sebagai novel bertujuan. 2. Novel Psikologi, yaitu novel yang menggambarkan perangai dan jiwa seseorang serta perjuangannya. 3. Novel Sejarah, yaitu novel yang menceritakan seseorang dalam suatu masa sejarah.Novel ini melukiskan dan menyelidiki adat istiadat dan perkembangan masyarakat pada saat itu. 4. Novel Anak-anak, yaitu novel yang melukiskan kehidupan dunia anak- anak yang dapat dibacakan oleh orang tua untuk pembelajaran kepada anaknya, ada pula yang biasanya hanya dibaca oleh anak-anak saja. 5. Novel Detektif, yaitu novel yang isinya mengajak pembaca memutar otak guna memikirkan akibat dari beberapa kejadian yang dilukiskan pengarang dalam cerita. 6. Novel Perjuangan, yaitu novel yang melukiskan suasana perjuangan dan peperangan yang di derita seseorang. 7. Novel Propaganda, yaitu novel yang isinya semata-mata untuk kepentingan propaganda terhadap masyarakat tertentu. Sementara itu, novel berdasarkan mutunya menurut Nurgiyantoro 2007:18 terbagi dalam dua kategori, yaitu novel populer dan novel serius. Novel populer adalah novel yang populer pada masanya dan banyak penggemarnya, khususnya pembaca di kalangan remaja. Ia menampilkan masalah-masalah yang aktual dan selalu menzaman, namun hanya pada tingkat permukaan. Novel populer tidak 20 menampilkan permasalahan kehidupan secara lebih intens, tidak berusaha meresapi hakikat kehidupan. Novel jenis ini umumnya bersifat sementara, cepat ketinggalan zaman. Sehingga cepat dilupakan orang, apalagi dengan munculnya novel-novel baru yang lebih menarik. Novel serius adalah novel yang harus sanggup memberikan serba kemungkinan. Dalam membaca novel serius, untuk memahaminya dengan baik, diperlukan daya konsentrasi yang tinggi dan disertai dengan kemampuan untuk itu. Pengalaman dan permasalahan kehidupan yang ditampilkan dalam novel jenis ini diungkapkan sampai ke inti hakikat kehidupan yang universal. Novel serius di samping memberikan hiburan, juga terimplisit tujuan untuk memberikan pengalaman yang beharga kepada pembaca atau paling tidak mengajaknya untuk meresapi dan merenungkan secara lebih sungguh-sungguh tentang permasalahan yang dikemukakan. Berdasarkan penjelasan pembagian jenis-jenis novel di atas, maka dapat dilihat bahwa novel “ OSHIN” karya Hashida Sugako berdasarkan isi cerita dan mutunya masuk dalam kategori jenis novel perjuangan dan novel serius. Dikatakan demikian karena novel “OSHIN” karya Hashida Sugako ini menceritakan tentang perjuangan seorang wanita bernama Oshin dalam meraih impiannya. Segala rintangan dan cobaan selalu menghampiri hidupnya namun ia mampu bertahan dan mengatasi segala kesulitan yang menerpa. Oshin sebagai gambaran manusia Jepang dengan kerja keras yang tak kenal lelah dan pantang menyerah, sebenarnya pantas menjadi cermin bagi siapa saja yang ingin maju. Melalui kisah hidup Oshin yang dituangkan Hashida Sugako dalam novel ini ada banyak pelajaran hidup yang dapat dipetik dan 21 dicontoh serta diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu pelajaran yang ditangkap pembaca setelah membaca novel Oshin ini adalah rangkaian proses yang kita lalui selama kerja keras akan memberikan banyak hal. Semua proses itu akan membuat kita lebih bijaksana, lebih bersyukur, dan lebih telaten serta paling utama bisa menempa mental kita menjadi mental baja yang tidak akan gampang goyah. Dan nyatanya novel Oshin karya Hashida sugako terbukti bukan hanya memberikan hiburan saja, melainkan novel ini memberikan pengalaman yang beharga kepada pembaca. Karya sastra novel disusun oleh dua unsur yang menyusunnya. Dua unsur yang dimaksud ialah unsur intrinsik dan ekstrinsik. Unsur intrinsik ialah unsur yang menyusun sebuah karya sastra dari dalam yang mewujudkan struktur suatu karya sastra, seperti : tema, alur plot, latar setting, penokohan dan sudut pandang. Sedangkan unsur ekstrinsik adalah unsur luar dari sastra yang ikut mempengaruhi terciptanya suatu karya sastra, unsur ini meliputi latar belakang pengarang, keyakinan dan pandangan hidup pengarang dan sebagainya. Unsur ini mencakup berbagai kehidupan sosial yang menjadi landasan pengarang untuk membuat suatu karya sastra. Dengan kata lain, masing-masing unsur pembentuknya saling berhubungan menjadi satu kesatuan yang utuh dan harmonis sehingga mampu menjadi sebuah novel yang menarik dan dapat memancing minat pembaca untuk terus menerus mengkajinya. 22

2.2 Resensi Novel “OSHIN”