Cuplikan halaman 151-152 Nilai-Nilai Pragmatik yang Terdapat dalam Novel “OSHIN”

90 Berdasarkan konsep moral Yu Bushido, nilai Jin terlihat dari sikap Oshin yang sangat menyayangi keluarganya. Ia tidak ingin menyusahkan mereka. Di Zaimoku Ten tempatnya bekerja, seringkali ia mendapatkan kekerasan fisik dan mental namun sekalipun ia tak pernah bercerita ataupun mengeluh tentang persoalannya. Untuk itu, Oshin berbohong kepada ibu dan neneknya tentang kondisinya di Zaimoku Ten. Dari cuplikan di atas, terlihat bagaimana kasih sayang Oshin pada keluarganya terutama ibu dan neneknya dengan mencoba bersabar dalam kondisi yang tidak menyenangkan dimana ia selalu disiksa dan diberi makanan sisa setiap hari. Ia harus bisa bertahan meski sesakit apapun yang ia rasakan sampai masa kontraknya sebagai tenaga sukarela selesai. Kesedihan itu akan pulih kembali ketika berjumpa kembali dengan keluarganya terutama nenek dan ibunya di Yamagata. Nilai pendidikan yang diajarkan melalui tokoh Oshin ini adalah untuk bagaiman kita harus sabar dan mampu bertahan dalam situasi apapun, tidak menyerah ataupun putus asa dan mampu bertanggung jawab dengan apa yang kita lakukan.

8. Cuplikan halaman 151-152

“Oshin, kau ambil uang dari kocek ini, bukan?” kata Nona Tsune memandang tajam. Kedua alis mata Oshin merapat tak mengerti. “Kau tega berbuat rendah seperti itu Oshin” tuduh Nona Tsune dengan satu tangan di pinggang. “ Aku mencuri uang?” Oshin tambah tak mengerti. 91 “ Karena sejak dulu, tak ada seorang pun disini yang suka mencuri” Kini dengan sebelah tangannya menuding-nuding, “Kau pencuri cilik tapi ogah ngaku Kau mau ngotot bela diri, tapi bukti-bukti ada di tangan ku, mengerti?” “Kacung macam kau, kan tak pernah sepeser pun buat membeli sesuatu. Tapi tega benar kau mencuri uang, uang nyonya besar yang mengisi perutmu sehari tiga kali sehingga kau tak mati kelaparan… “ Kau kira aku tak melihatmu ketika kau bolak-balik memegang-megang kimono musim dingin di kios pesta musim gugur tempo hari? Kalau kau tak punya uang curian, bagaimana kau berani menawar-nawar kimono-kimonomusim dingin itu?Karuan saja membuat kau lupa diri, dan lupa pada orang yang memelihara kau disini. Sapai hati kau berbuat keji seperti itu terhadap majikanmu. Kau bukan manusia” Walaupun baru berusia tujuh tahun, namun kata-kata yang dialamatkan pada dirinya yang sedemian itu, sudah cukup mengaduk-aduk perasaan Oshin yang sehalus sutera dalam rongga dadanya. “ Itu uang dari nenekku Uang nenekku” suara Oshin sambil meronta-ronta buat merebut kembali uangnya. “ Aku juga punya uang” sanbut Oshin tegas, “ uang pemberian nenekku ketika aku kemari. Aku tak pernah mau jadi pencuri seumur-umurku “ “Aku akan menggeledamu” lalu dengan beringas wanita ini mengobrak-abrik lilitan pinggang Oshin. Klinting, seketika jatuhlah uang logam tersebut. “Betulkan?” nada kemenangan terlontar dari bibir kepala pelayan itu, “ kau masih mau membantah?” 92 Kembalikan uangku Kembalikan Apa salahku sehingga kau begitu membenciku dan mengambil uangku. Apa salah ku?” Oshin sedih, marah tapi tetap pasrah. Tanpa peduli Nona Tsune meningalkan tempat itu dengan sikap angkuh penuh kemenangan. Hanya sejenak dan ketika ia muncul lagi, buntalan popok kotor dibawanya, dihempaskannya ke muka Oshin. “Ini tugasmu dan lakukan dengan sebaik-baiknya. Pergiii” Hati Oshin remuk, benar-benar remuk Namun apa yang bisa diperbuat Kecuali merunduk dan memungut popok kotor yang berserakan di depannya. “ Mama” desahnya tersayat lalu menuju sungai di hai menjelang magrib dengan perut kosong. Namun penderitaan pahit yang lain masih menunggu satu lagi. Air sungai dihari menjelang malam itu tak kurang dinginnya apalagi dengan perut yang tak terisi. Sebentar-bentar tangannya cepat-cepat ditarik keluar, lalu ditiup-tiupnya. Syukurlah akhirnya popok terakhir berhasil ia cuci. Dengan perut keroncongan anak ini lalu melangkah pulang. Tak seperti biasanya, Nona Tsune muncul berada di dekat tali jemuran dan mengaduk-aduk cuciannya serta diperiksa lembar demi lembar. “ Kau kusuruh ke sungai buat mencuci popok ini Bukan cuma membasahinya saja, mengerti? Sangka mu popok-popok ini, kain topo?” “Tangan ku tak tahan a…” “Kembali ke sungai dan cucilah yang bersih, pergii Oshin menjadi dungu, tak mengerti mengapa pula cuciannya dicampakkan kw tanah, sementara nona bengis itu melangkah pergi. Ketika harus mencuci lagi, anak itu nekad memaksa diri. Bagian tangannya yang menyentuh air bagaikan putus separuh. Aihh.. dinginnya 93 Namun ia agak terhibur juga karena sebagian angannya melambung ke Yamagata. “ Mamaa..,” desahnya perlahan lalu terbayang wajah neneknya. Hatinya benar- benar sedih. “ Uang pemberianmu, Nek, pemberianmu itu, tak sempat aku gunakan untuk beli apapun” Air matanya mengenang. “ Tapi sabar, sabarlah, Nek Sabarlah, sebentar lagi aku akan pulang.., akan pulang.. Analisis : Dari cuplikan diatas menceritakan peristwa saat Oshin dituduh mencuri uang milik majikannya. Nona Tsune bukan hanya menuduhnya sebagai pencuri saja, ia juga mengambil uang pemberian neneknya. Oshin mencoba sabar dan tetap tegar menghadapi sikap dan prilaku Nona Tsune yang selalu menjadikannya seperti budak yang diperlakukan tidak manusiawi. Seperti yag terlihat pada cuplikan Tapi sabar, sabarlah, Nek Sabarlah, sebentar lagi aku akan pulang.., akan pulang.. Jika dilihat dari moral Bushido, sifat Oshin ini mengandung nilai Jin. Jin adalah sifat samurai yang murah hati, mencintai sesama, dan memiliki kepedulian sosial yang tinggi. Jin merupakan perpaduan antara kasih sayang dan welas asih. Seorang Bushido memiliki aspek keseimbangan antara maskulin dan feminim yang berarti selain memiliki kemampuan tempur yang hebat. Samurai harus memiliki sifat murah hati, kasih sayang dan peduliberjiwa sosial yang tinggi. Kemurahan hati Karena cinta dan kasih sayangnya kepada keluarga terutama ibu dan neneknyalah yang membuatnya tetap bertahan dalam situasi tersebut. 94 Jindalam moral Bushido juga ditunjukkan dalam hal memaafkanAgustian dalam Capriella, 2014:22. Nilai kemurahan hati yang ditunjukkan dalam cuplikan di atas dimana ia rela bertahan dalam kondisi dimana ia selalu mendapat tekanan demi untuk membantu dan meringankan beban keluarganya dan kebesaran hatinya untuk memaafkan orang- orang yang menzholiminya. Nilai pendidikan yang diajarkan melalui Oshin ini adalah seberat apapun masalah yang terjadi dalam hidup kita hendaklah kita selalu tulus dan ikhas menjalaninya. Sebab keikhasan dan ketulusan hati akan menjadi semua menjadi lebih ringan.

9. Cuplikan halaman 177