Cuplikan halaman 298 Cuplikan halaman 17

101

12. Cuplikan halaman 298

Dengan adik kecilnya melekat di punggung, Oshin sedang mencuci di sisi sumur. Tiba –tiba berdatangan beberapa anak lain di luar Yamagata. Mereka melemparkan kadal dan kodok ke arah Oshin. Adiknya ketakutan dan mulai menangis. Mendengar tangisan cucunya, Nenek Naka bergegas keluar. Tiba di luar mata wanita lanjut usia ini terbelalak. “Oshiiin”panggil nenek khawatir sekali. Namun Oshin dengan tenang menangkap kodok dan kadal itu lalu dilontarkan jauh- jauh, tanpa sedikit pun ada rasa takutnya. “Anak-anak nakal itu lagi?” tanya Nenek Naka berang. Dengan tertawa, jawab Oshin, “ Dari cuplikan diatas dapat dilihat bahwa Oshin seorang rendah hati dan pemaaf. Ia tidak marah ketika anak–anak yang tak dikenalnya itu menakut-nakutinya dengan seekor kadal dan kodok meskipun sampai membuat adik-adiknya menangis karena ketakutan. Sikap Oshin dalam cuplikan diatas sesuai dengan moral Bushido Jin. Menurut Agustian dalam Capriella 2014:22,Jin adalah sifat samurai yang murah hati, mencintai sesama, dan memiliki kepedulian sosial yang tinggi. Jin merupakan perpaduan antara kasih sayang dan welas asih. Seorang Bushido memiliki aspek keseimbangan antara maskulin dan feminim yang berarti selain memiliki kemampuan tempur yang hebat. Samurai harus memiliki sifat murah hati, kasih sayang dan peduliberjiwa sosial yang tinggi. Kemurahan hati Jin dalam moral tak apa-apa, Nek. Cuma segitu kok.” Analisis: 102 Bushido juga ditunjukkan dalam hal memaafkan. Nilai Kemurahan hati yang ditunjukkan Oshin berkaitan dalam hal memaafkan dapat terlihat pada cuplikantak apa-apa, Nek. Cuma segitu kok...

13. Cuplikan halaman 17

Hal ini mengisyaratkan bahwa Oshin merupakan sosok yang mampu bersikap tenang dan dewasa dalam hal apapun. Dia tidak marah ataupun membalas perbuatan anak-anak nakal. Nilai pendidikan yang diajarkan melalui tokoh Oshin dari cuplikan di atas adalah bahwa kita sebagai manusia untuk saling memaafkan satu sama lain. Dengan memaafkan orang lain, kita bisa menyingkirkan rasa marah dan tidak puas hati yang terjadi antara kita dengan orang-orang disekeliling kita. Memaafkan kesalahan orang lain juga bisa menambah kehidupan kita menjadi ceria dan hubungan dengan orang lain pun menjadi lebih bermakna. “ Loh, kau masih memasak?” tegur Pak Saku, “ Jadi nasi belum matang? Kau bangun tengah hari, bagaimana kau bisa buat makanan pagi?” Sekali lagi Oshin tak bisa berkata-kata. “ Begini saja, “ Kata Pak Saku, “ hari ini ada kegiatan reboisasi hutan. Di daerah pegununungan sana. Kau ikut saja menanam bibit pengijauan disana, orang-orang kampung dikerahkan untuk beramai-ramai bekerja. Karena ibumu tak ada kau pergi menggantikannya. Aku dan Atsui tak bisa ikut. Kami sangat sibuk di sawah. “ Lalu?” “ Tak usah khawatir tentang adik-adikmu. Bukan kau sendiri saja yang bisa menjaga mereka. Tanpa kau pun mereka tak apa-apa” 103 Oshin terdiam. Dia masuk ke gudang lalu mengambil keranjang, kemudian keluar. Nenek Naka yang mengintip dari tadi, mendatangi dengan perasaan berbaur. “Jadi kau disuruh ikut penghujan gunung ?” tanya pada cucunya. Oshin Cuma mengangguk. “ Tak mungkin” Ujar Nenek Naka, “ Menanam pohon adalah pekerjaaan orang dewasa. Aku akan bicara dengan papamu. Sudah sedewasa apa sih, kau ini?” “ Biar Nek. Tak apa-apa. Aku toh nganggur sekarang karena Sumi sudah tak ada. Aku pernah jadi tenaga kerja sukarela yang sudah biasa dengan pekerjaan-pekerjaan sulit. Dan aku rasa pekerjaan menanam benih tidak berat, kok” Setelah berkata sambil tertawa itu, Oshin pamit…juga kepada kedua adiknya, lalu berangkat Pada cuplikan di atas dapat dilihat bahwa Oshin adalah seorang anak yang patuh kepada orang tuanya dimana ia selalu melakukan apa yang dikatakan dan diperintahkan padanya. Walaupun ia tidak mengerti bagaimana jenis dan resiko pekerjaan itu. Ayah Oshin selalu bertindak sesuka hati pada semua anggota keluarganya termasuk kepada Oshin. Ia sering kali bertindak atas kepentingan sendiri tanpa memikirkan perasaan istri, mertua dan anak-anaknya. Oshin kala itu masih kecil disuruh untuk mengerjakan sesuatu yang tak pantas dikerjakan anak seusianya. Ia disuruh menanam pohon di atas gunung padahal tugas itu merupakan tugas orangtuanya. Namun Oshin tak pernah membantah, ia selalu mendengar dan melakukan semua yang dikatakan ayahnya dengan sepenuh hati. Baginya meringankan beban dan pekerjaan orang tua adalah tugasnya. Ia mau melakukan . Analisis: 104 apapun untuk membahagiakan keluarganya. Meskipun umurnya baru tujuh tahun nyatanya ia bisa melakukannya. Hal ini sesuai dengan dengan nilai Bushido Jin. Jin merupakan etika samurai yang berkaitan dengan murah hati, peduli, rela berkorban dan memiliki kasih sayangAgustian dalam Capriella, 2014:22.Nilai kemurahan hati jin yang ditunjukan Oshin dimana ia selalu melakukan semua untuk membantu keluarganya. walau ia selalu mendengar perkataan kasar dari ayahnya, ia tidak pernah marah ataupun melawan ayahnya, malah apapun yang ayahnya katakan Oshin selalu menurutinya. Nilai Yu juga terkadung pada cuplikan diatas. Yu berarti kemampuan untuk menangani setiap situasi dengan gagah berani dan percaya diri. Seorang samurai berani menghadapi kesulitan dan kegagalan Agustian dalam Capriella, 2014:21. Terlihat dari sifat Oshin yang menyayangi keluarganya termasuk ayahnya meskipun Oshin selalu mendapat perlakuan yang tidak baik dari ayahnya namun walaupun begitu ia sangat menghormatinya dan selalu melakuan apa yang dikatakan dan perintahkan. Kadang ada kalanya ayahnya tidak mempertimbangkan mana yang pantas dan tidak pantas Oshin kerjakan. Yang terpenting bagi ayahnya ia bisa mendapat hasil dari keringat Oshin. Karena itulah Oshin harus selalu siap dan berani melakukan apapun. Nyatanya, keberanian dan kepercayaan diri itulah yang akhirnya mengantarkannya menjadi orang yang sukses. Nilai pendidikan yang diajarkan untuk selalu berani menghadapi apapun. Tanpa keberanian tidak akan bisa mengukur sebesar apa batas kemampuan kita. 105

14. Cuplikan halaman 92