Variabel X Penggunaan media komik Variabel Y Hasil Belajar Kimia Siswa

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik yang dilakukan oleh penulis dalam pengumpulan data adalah dengan menggunakan tes hasil belajar siswa sebagai insrtumen penelitian yang dilakukan setelah penulis menyelasaikan pengajaran pada konsep reaksi redoks pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Jenis tes yang digunakan adalah tes formatif yang bermaksud untuk mengetahui sejauh mana siswa telah terbentuk atau telah menguasai materi pelajaran setelah mengikuti perogram pembelajaran tertentu. Tes formatif dapat juga berfungsi sebagai tes diagnostik pada akhir pelajaran. 3 Sebelum melalukan kegiatan pembelajaran penulis terlebih dahulu melakukan pretes untuk mengetahui kemampuan awal siswa baik kelas eksperimen maupun kelas kontrol.

G. Instrumen Penelitian

Instrumen dalam penelitian ini adalah tes formatif yang berbentuk uraian, terdiri dari tujuh butir soal yang mewakili jengang kognitif dari C 2 – C 6 . setiap jawaban diberi nilai skor tertentu, dengan skor ideal empat. Materi tes yang diberikan kepada siswa mencakup konsep reaksi redoks.

1. Variabel X Penggunaan media komik

a. Definisi Konsep Media pembelajaran merupakan segala bentuk benda yang dipergunakan orang untuk proses informasi dalam pembelajaran baik dalam bentuk cetak maupun audiovisual serta peralatan-peralatan yang mendukungnya, guna memberikan motivasi dan inofasi pada proses pembelajaran. Komik merupakan bentuk media komunikasi visual yang memiliki kekuatan untuk menyampaikan informasi secara populer dan mudah dimengerti, hal ini dimungkinkan karena komik memadukan kekuatan gambar dan tulisan yang dirangkai dalam suatu alur cerita yang membuat informasi menjadi lebih mudah diserap. 3 Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, 2002, h. 36. b. Definisi Operasional Komik sebagai media pembelajaran adalah komik yang berisikan materi pembelajaran dan digunakan untuk kepentingan pembelajaran sekaligus sebagai hiburan bagi pembacanya. Komik menjadi pilihan sebagai media pembelajaran karena adanya kecendrungan siswa lebih menyenangi media hiburan seperti komik dibandingkan dengan menggunakan waktu mereka untuk belajar atau mengerjakan pekerjaan rumah PR.

2. Variabel Y Hasil Belajar Kimia Siswa

a. Definisi Konsep Hasil belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku yang terjadi pada seseorang siswa yang meliputi aspek kognitif pengetahuan, afektif sikap, dan psikomotor keterampilan, sehingga penguasaan hasil belajar dapat dilihat dari ketiga aspek di atas. b. Definisi Operasional Hasil belajar kimia siswa pada konsep reaksi redoks adalah hasil yang telah dicapai oleh siswa dalam mata pelajaran kimia pada konsep reaksi redoks. Hasil belajar kimia aspek kognitif dapat diketahui dari hasil tes formatif yang telah dikerjakan oleh siswa. Dalam penelitian ini yang diukur adalah aspek kognitif yaitu aspek pengetahuan atau penguasaan materi. Hasil belajar aspek kognitif dapat diketahui dari hasil tes formatif mata pelajaran tersebut. c. Kisi-kisi Instrumen Sebelum instrumen yang berbentuk soal tersebut dipergunakan, instrumen tersebut diuji coba terlebih dahulu. Dari hasil uji coba instrumen tes yang berjumlah 11 soal. Diperoleh 9 butir soal yang memenuhi kriteria untuk digunakan sebagai instrumen dalam penelitian. Dari hasil uji coba terlihat banyak siswa yang kekurangan waktu dalam mengisi jawaban, maka peneliti hanya mengambil 7 butir soal sebagai instrumen dalam penelitian ini. Berikut kisi-kisi kalibrasi instrumen dalam penelitian ini. Tabel 3.2. Kisi-kisi Instrumen Penelitian Kompetisi Dasar Indikator Soal Jumlah Butir Nomor Soal Jenjang Kognitif Menjelaskan perkembangan konsep reaksi oksidasi- reduksi dan hubungannya dengan tata nama senyawa serta penerapannya. Siswa mampu menjelaskan konsep oksidasi reduksi berdasarkan pengikatan dan pelepasan oksigen, perpindahan elektron, dan perubahan biloks. 1 1 C 2 Siswa mampu menentukan bilangan oksidasi atomunsur dalam senyawa atau ion. 1 3 C 3 Siswa mampu membedakan reaksi redoks, autoredoks, dan bukan redoks, serta mampu menentukan oksidator dan reduktor dalam reaksi redoks. 1 5 C 3 Siswa mampu menuliskan reaksi pada pencemar udara dengan air, menentukan reaksi tersebut redoks, autoredoks, atau bukan. Serta dapat menentukan oksidator dan reduktornya. 1 7 C 5 Siswa mampu menuliskan rumus kimia dari nama senyawa IUPAC berdasarkan bilangan oksidasi. 1 9 C 3 Siswa mampu mendeskripsikan konsep redoks dalam kehidupan sehari-hari. 1 10 C 4 Siswa mampu mendeskripsikan konsep redoks dalam memecahkan masalah lingkungan. 1 11 C 6 Jumlah 7 7 7 d. Kalibrasi Instrumen Untuk menghitung kalibrasi instrumen dalam penelitian ini penulis menggunakan program anates yang dikembangkan oleh Karno TO dan Wibisono. Berikut langkah-langkan penggunaan anates: a Buka program anates b Pilih jalankan anates uraian c Pilih buat file baru d Tentukan jumlah subjeksiswa e Tentukan jumlah butir soal f Masukkan skor idealskor tertinggi pada kolom yang telah disediakan g Masukkan namakode subjek pada kolom yang telah disediakan h Masukkan skor perbutir soal pada kolom yang telah disediakan i Kembali ke menu utama j Pilih penyekoran k Olah automatis l Simpan data Berikut penjelasan dan hasil dari kalibrasi instrumen tersebut: 1. Perhitungan Validitas Salah satu ciri tes yang baik adalah tes tersebut dapat mengukur apa yang hendak diukur yaitu tes tersebut valid. Pengujian validitas butir soal atau butir instrumen dilakukan dengan menghitung koefisien korelasi antara skor butir soal dengan skor total tes. Soal dianggap valid jika skor soal tersebut memiliki koefisien korelasi signifikan dengan skor total tes. Berikut rumus validitas untuk soal uraian: 4 4 Ahmad Sofyan, ddk., Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi, Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006, h. 106. r it = ∑ ∑ ∑ Keterangan: r it = Koefisien korelasi antara skor butir soal dengan skor total ∑ = Jumlah devesiasi skor dari skor butir soal dikali dengan jumlah skor total tes ∑ = Jumlah kuadrat devisiasi skor dari kuadrat butir skor tes ∑ = Jumlah kuadrat devisiasi skor dari kuadrat skor total tes. Dalam penelitian ini perhitungan validitas menggunakan program ANATES. 5 Dari hasil perhitungan dengan menggunakan program anates tersebut terdapat dua butir soal yang tidak valid. Yaitu soal nomor 2 dan 8. Sehingga kedua soal ini tidak penulis masukkan dalam instrumen penelitian. 6 2. Perhitungan Reliabilitas Instrument tes hasil belajar yang baik harus memiliki reliabilitas yang dapat diandalkan. Reliabilitas tes bermakna tes tersebut memiliki keterpercayaan, keandalan, keajegan, kesetabilan dan konsisten. Berikut rumus reabilitas: 7 Keterangan: r ii = Koefisien reliabilitas tes k = Jumlah butir tes = Varians skor butir tes = Varians skor total tes. 5 Karno TO, dan Wibisono. 6 Hasil pengujian selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 3. 7 Ahmad Sofyan, ddk., op.cit. h. 108. r ii = 1 − ∑ Untuk mengetahui reliabilitas tes dalam penelitian ini peneliti menggunakan program ANATES. 8 Dari hasil perhitungan dengan menggunakan program anates tersebut diperoleh nilai reliabilitas tes sebesar 0,80. 9 3. Perhitungan Taraf Kesukaran Tingkat kesukaran merupakan salah satu analisis kuantitatif untuk mengetahui tingkat kesukaran suatu butir soal, indeks kesukaran rentangnya dari 0,0 – 1,0, semakin besar indeks kesukaran menunjukkan semakin mudah butir soal, karena dapat dijawab dengan benar oleh sebagian besar siswa. 10 Berikut rumus taraf kesukaran: Keterangan: P = Indeks kesukaran ∑ A = Jumlah skor kelompok atas ∑ B = Jumlah skor kelompok bawah N = 25 peserta tes Skor maks = Skor maksimal setiap butir tes Skor min = Skor minimal setiap butir tes Untuk mengetahui tingkat kesukaran tiap butir soal instrumen dalam penelitian ini penulis menggunakan program ANATES. 11 Dari pengujian dengan menggunakan progaram anates ini maka diperoleh hasil sebagai berikut: 12 8 Karno TO, dan Wibisono. 9 Hasil pengujian selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 3. 10 Ahmad Sofyan, dkk., op.cit. h. 103. 11 Karno TO, dan Wibisono. 12 Hasil pengujian selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 3. P = ∑ ∑ . . Tabel 3.3. Kriteria Taraf Kesukaran Taraf Kesukaran Jumlah Butir Soal Mudah 1 Sedang 6 Sukar 2 Sangat Sukar 2 4. Perhitungan Daya Beda Pengujian daya beda digunakan untuk mengetahui kemampuan butir soal dalam membedakan kelompok siswa yang pandai dengan kelompok siswa yang kurang pandai. 13 Berikut rumus daya beda: Keterangan: D = Daya beda ∑ A = Jumlah skor kelompok atas ∑ B = Jumlah skor kelompok bawah N = 25 peserta tes. Berikut klasifikasi daya pembeda: D = 0,00 – 0,20 = jelek D = 0,21 – 0,40 = cukup D = 0,41 – 0,70 = baik D = 0,71 – 1,00 = baik sekali Untuk mengetahui daya beda pada soal instrumen dalam penelitian ini penulis menggunakan program ANATES. 14 Dari perhitungan dengan menggunakan progaram anates ini maka diperoleh hasil semua butir soal masuk dalam kategori baik dan baik sekali. 15 13 Ahmad Sofyan, dkk., op.cit. h. 104. 14 Karno TO, dan Wibisono. 15 Hasil pengujian selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 3. D = ∑ ∑ .

H. Teknik Analisis Data