Ranah Afektif Hakikat Ilmu Kimia

mengukur keenam tingkatan tersebut. 56 Tes tersebut bisa berbetuk tes essay, pilihan ganda, benar salah, melengkapi, dan lain sebagainya.

2. Ranah Afektif

Ranah afektif berkaitan dengan sikap dan nilai. Ciri-ciri hasil belajar ini akan tampak pada peserta didik dalam berbagai tingkah laku, seperti perhatian terhadap pelajaran, kedisiplinan, motivasi belajar, hormat pada guru, dan sebagainya. Ranah afektif ini dirinci menjadi lima jenjang, yaitu perhatianpenerimaan, tanggapan, penilaianpenghargaan, pengorganisasian, dan karakterisasi terhadap sesuatu atau beberapa nilai. Untuk menilai hasil belajar aspek ranah afektif ini dapat digunakan instumen evaluasi yang bersifat non tes, seperti kuesioner dan observasi. 57 Tujuan-tujuan instruksional yang termasuk domain afektif ini diklasifikasikan oleh David Kratwohl, dkk. Kedalam lima jenjang secara herearkis seperti skema berikut ini: Taksonomi Kratwohl Internalisasi Gambar 2.6. Penjenjangan Domain Afektif. 58 56 Ibid. h. 15. 57 Ibid. h. 19 – 20. 58 Ibid. h. 20. 1.0 = receiving 2.0= responding 3.0 = valuing 4.0= organization 5.0 = caracterization

3. Ranah Psikomotor

Hasil belajar ranah psikomotor tampak dalam bentuk ketrampilan skill kemampuan bertindak individu. 59 Ranah psikomotor mencakup kemampuan yang berupa keterampilan atau kemampuan bertindak setelah seseorang menerima pelajaran tertentu. Pada ranah psikomotor ini terdapat tujuh tingkatan, yaitu persepsi, kesiapan, gerakan terbimbing, gerakan terbiasa, gerakan kompleks, penyesuaian pola gerakan, dan kreatifitas. Untuk menilai hasil belajar psikomotor ini dapat digunakan instrument tes kinerja atau non tes dengan pedoman observasi. 60 Domain psikomotor tersebut dapat diklasifikasikan kedalam empat kategori, yaitu: a Bergerak moving Yaitu sejumlah gerak tubuh yang melibatkan koordinasi gerakan- gerakan fisik. b Memanipulasi manipulating Yaitu aktifitas yang mencakup pola-pola yang terkoordinasi dari gerakan-gerakan yang melibatkan bagian-bagain tubuh. c Mengkomunikasikan communicating Yaitu aktifitas yang menyajikan gagasan dan perasaan untuk diketahui oleh orang lain. d Menciptakan creating Yaitu proses dan kinerja yang dihasilkan dari gagasan-gagasan yang baru. 61 Diantara ketiga ranah tersebut di atas kognitif, afektif, dan psikomotor, maka ranah kognitiflah yang paling banyak dinilai oleh para guru dalam pembelajaran disekolah, karena berkaitan dengan kemampuan siswa dalam memahami dan menguasai isi bahan pelajaran. 59 Nana Sudjana, op.cit. h. 30. 60 Ahmad Sofyan, ddk., op.cit. h. 23 – 24. 61 Ibid. h. 24 – 25. Selain untuk mengidentifikasi tingkat penguasaan dan pemahaman siswa terhadap proses pembelajaran, hasil belajar juga bermanfaat untuk keperluan penelitian terhadap proses pembelajaran, sehingga apabila hasil belajar siswa tidak sesuai seperti dengan yang diharapkan, maka dapat dilakukan perbaikan terhadap metode atau unsur-unsur lain yang berperan dalam proses pembelajaran tersebut. Hasil belajar siswa juaga dapat untuk mengetahui sifat-sifat siswa, baik dari segi kognitif, afektif, maupun psikomotorik mereka.

d. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil belajar

Seperti telah dikemukakan, bahwa belajar merupakan suatu proses. Artinya hasil dan proses belajar tersebut akan dipengaruhi oleh berbagai faktor. Hasil dan proses belajar siswa secara garis besar dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor dari dalamfaktor internal dan dari luarfaktor eksternal, dengan rincian sebagai berikut: a. Faktor dari dalam terdiri dari 1. Faktor fisiologis yang meliputi kondisi fisik dan panca indra. Kondisi fisik misalnya kesehatan yang prima, tidak dalam keadaan lelah, dan kondisi panca indra yang tidak cacat, seperti dapat melihat dengan jelas, mendengar dengan jelas, dan sebagainya akan membantu dalam proses pembelajaran. 62 2. Faktor psikologis, meliputi intelegensi, perhatian, minat dan bakat, motif dan motivasi, kemampuan kognitif dan daya nalar. 63 a Intelegensi Menurut Zikri Neni Iska, intelegensi adalah suatu kemampuan mental yang melibatkan proses berfikir secara rasional. Intelegensi tidak dapat diamati secara langsung tetapi harus disimpulkan dari berbagai tindakan nyata yang 62 Yudi Munadi, op.cit. h. 24 – 25. 63 Ibid. h. 27 – 29. merupakan perwujudan dari proses berfikir rasional tersebut. 64 Sedangkan Cp. Chaplin seperti dikutip Munadi mengartikan intelegensi sebagai kemampuan menghadapi dan menyesuaikan diri terhadap situasi baru secara cepat dan efektif, kemampuan menggunakan konsep abstrak secara efektif, kemampuan memahami pertalian-pertalian dan mampu belajar dengan cepat. 65 b Perhatian Perhatian adalah keaktifan jiwa yang sangat tinggi, jiwa semata-mata tertuju kepada suatu objek ataupun sekumpulan objek tertentu. 66 Untuk dapat menjamin hasil belajar yang baik, maka siswa harus dihadapkan pada objek-objek belajar yang dapat menarik perhatiannya, misalnya dengan menggunakan media komik dalam pembelajaran, sehingga perhatian siswa akan terarah atau fokus pada objek yang sedang dipelajarinya. c Minat dan bakat Minat merupakan kecendrungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengingat beberapa kegiatan. 67 Sedangkan bakat adalah kemampuan untuk belajar, kemampuan ini baru akan terwujud menjadi suatu kecakapan yang nyata setelah melalui proses belajar dan berlatih. 68 d Motif dan motivasi Motif digunakan untuk menunjukkan keadaan dalam diri seseorang yang berasal dari akibat suatu kebutuhan. 64 Zikri Neni Iska, op.cit. h. 89. 65 Yudi Munadi, op.cit. h. 26. 66 Slameto, op.cit. h. 56. 67 Ibid. h. 57. 68 Yudi Munadi, op.cit. h. 27. Sedangkan motivasi merupakan keadaan dalam diri individu atau organisme yang mendorong prilaku individu tersebut kearah tujuannya. 69 e Kognitif dan daya nalar Terdapat tiga hal berkenaan dengan kognitif, yaitu persepsi, mengingat, dan berfikir. Persepsi adalah pengindraan terhadap suatu kesan yang timbul dalam lingkungannya. Pengindraan tersebut dipengaruhi oleh pengalaman, kebiasaan, dan kebutuhan. 70 Sedangkan berfikir dibagi menjadi dua macam, yaitu berfikir autistik dan berfikir realistik. 71 Dalam kebanyakan usaha pemanfaatan media pembelajaran yang dilakukan oleh guru adalah berusaha untuk membawa para siswanya pada pemahaman yang realistis. Sehingga pemanfaatan media dalam proses pembelajaran dapat merangsang dan mengembangkan daya nalar siswa. Istilah penalaran menurut kamus The Random Hause dalam Munadi berarti the act or process of a person who reasons proses nalar yang dilakukan oleh seseorang. Sedangkan reasons berarti the mental power concerned with forming conclutions, judgements, or inferences kekuatan mental yang berkaitan dengan pembentukan kesimpulan dan penilaian. 72 Jadi salah satu yang membedakan seseorang dengan orang lainnya adalah berdasarkan daya nalarnya. 69 Zikri Neni Iska, op.cit. h. 39. 70 Yudi Munadi, op.cit. h. 29. 71 Ibid. h. 30 – 31. 72 Ibid. h. 31. b. Faktor dari luar terdiri dari 1 Faktor lingkungan yang meliputi alam dan sosial a Lingkungan alam, seperti keadaan suhu, kelembaban, kepengapan udara, beredebu, dan sebagainya dapat mempengaruhi proses dan hasil belajar. b Lingkungan sosial, baik manusia maupun makhluk lainnya, juga dapat mempengaruhi proses dan hasil belajar. 73 2 Faktor instrumental Faktor instrumental adalah faktor-faktor yang sengaja dirancang dan dimanipulasikan untuk mencapai hasil belajar yang diinginkan. Faktor instrumental ini meliputi kurikulumbahan pelajaran, guru, sarana dan fasilitas termasuk media pembelajaran, administrasimanajemen. 74 Media komik yang peneliti gunakan dalam penelitian ini masuk pada faktor eksternal instrumental ini. Sebab media tersebut merupakan instrumen yang sengaja peneliti rancang untuk menumbuhkan faktor internal siswa, sehingga pada akhirnya siswa menjadi lebih senang dan mudah dalam mempelajari pelajaran khususnya pelajaran kimia.

5. Hakikat Ilmu Kimia

Kimia merupakan ilmu yang masuk dalam rumpun Ilmu Pengetahuan Alam IPA, sehingga ilmu kimia memiliki karakteristik yang mirip dengan IPA. Karakteristik tersebut adalah objek ilmu kimia, cara memperoleh, serta kegunaannya. Kimia merpakan ilmu yang pada awalnya diperoleh dan dikembangkan berdasarkan percobaan, namun pada perkembangan selanjutnya kimia juga diperoleh dan dikembangkan berdasarkan teori. 75 73 Ibid. h. 31 – 32. 74 Ngalim Purwanto, op.cit. h. 107. 75 E. Mulyasa, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Jakarta: PT. Remaja Rosdakarya, 2006, h. 132. Kimia adalah ilmu yang mencari jawaban atas pertanyaan apa, mengapa, dan bagaimana gejala-gejala alam yang berkaitan dengan komposisi, struktur dan sifat, perubahan, dinamikan, dan energetika zat. Ada dua hal dalam kimia yang tidak bisa dipisahkan, yaitu kimia sebagai produk pengetahuan kimia yang berupa fakta, konsep, prinsip, hukum, dan teori temuan ilmuan, dan kimia sebagai proses kerja ilmiah. 76 Menurut Staf Pengajar Jurusan Kimia FMIPA IPB, kimia adalah ilmu yang mempelajari bahan, yaitu penggolongan bahan kedalam baberapa kategori seperti zat, unsur, senyawa, campuran homogen atau campuran hererogen. 77 Sedangkan menurut keenan, Ilmu kimia adalah suatu ilmu yang mempelajari bangunstruktur materi dan perubahan- perubahannya baik terjadi secara alamiah di alam maupun dalam eksprimen yang direncanakan di laboratorium. 78 Ilmu kimia sangat bergantung pada pengukuran, contohnya seorang ahli kimia menggunakan pengukuran untuk membandingkan sifat dari berbagai zat dan untuk mempelajari perubahan yang terjadi pada zat tersebut dalam sebuah pecobaan. Suatu hasil pengukuran biasanya menggunakan bilangan yang disertai dengan satuan untuk bilangan tersebut, tanpa adanya satuan bilangan maka hasil pengukuran tersebut tidak ada artinya. Dalam sains termasuk kimia, satuan sangat diperlukan supaya dapat menyatakan hasil pengukuran tersebut secara benar. 79 Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa, ilmu kimia adalah ilmu yang mempelajari komposisi, sifat, dan struktur materi serta perubahan-perubahan materi tersebut baik yang terjadi secara alamiah di alam, maupun yang sengaja dirancang di laboratorium. Kimia tidak bisa dipisahkan antara kimia sebagai produk dan kimia sebagai keterampilan proses ilmiah. Ilmu kimia sangat bergantung pada 76 Ibid. h. 132 – 133. 77 Staf Pengajar Jurusan Kimia FMIPA IPB, Kimia Dasar I, Bogor: IPB, 1997, h. I-19. 78 Keenan, dkk., Kimia Untuk Universitas Jilid 1, Edisi keenam, Jakarta: PT. Glora Aksara Pratama, 1984, h. 2. 79 Raymond Chang, Kimia Dasar Konsep-konsep Inti Edisi ketiga Jilid 1, Jakarta: Erlangga, 2005, h. 10. pengukuran, hasil pengukuran tersebut harus memiliki satuan. Tanpa adanya satuan maka hasil pengukuran tersebut tidak memiliki arti. Bahan kimia atau materi bukan hanya merupakan bahan abstrak beracun yang mematikan dan perlu ditakuti, bahan kimia adalah semua bahan-bahan yang ada di sekeliling manusia seperti buku, udara, bahan bakar, makanan dan lain sebagainya, bahkan tubuh manusia sendiri merupakan bahan kimia. 80 Ilmu kimia di SMA dipelajari mulai dari kelas X sampai dengan kelas XII. Adapun materi atau Konsep yang diajarkan di SMA meliputi, aspek-aspek dasar tentang struktur, dinamika, transformasi, dan energitika mengenai zat. Sedangkan pengajaran kimia kelas X semester 2 di SMA terdiri dari Konsep larutan non elektrolit dan larutan elektrolit, konsep oksidasi dan reduksi, hidrokarbon, dan minyak bumi. 81 Adapun tujuan kurikulum mata pelajaran kimia di SMAMA adalah agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut: a. Membentuk sikap positif terhadap kimia dengan menyadari keteraturan dan keindahan alam, serta mengagungkan kebesaran Tuhan Yang Maha Esa. b. Membentuk sikap ilmiah, yaitu jujur, objektif, terbuka, ulet, kritis, dan dapat menjalin kerjasama denga sesama. c. Memperoleh pengalaman dalam menerapkan metode ilmiah melalui percobaan atau eksprimen, dimana peserta didik melakukan pengujian hipotesis dengan merancang percobaan melalui pemasangan instrumen, pengambilan, pengolahan, dan penafsiran data, serta melaporkan hasil percobaan secara lisan dan tertulis. d. Meningkatkan kesadaran tentang terapan kimia yang bermanfaat dan yang merugikan individu, masyarakat, dan lingkungan serta menyadari pentingnya upaya pengelolaan dan pelestarian lingkungan demi kesejahteraan masyarakat. 80 James E. Brady, Kimia Universitas Asas Sruktur Jilid 1 edisi ke-5, Jakarta: Bumi Aksara, 1999, h. 2. 81 Silabus Mata Pelajaran Kimia SMA Negeri-5 Kota Tangerang, 2006, h. 5 – 8. e. Memahami konsep, prinsip, hukum, dan teori kimia serta keterkaitan dan penerapannya untuk menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari dan teknologi. 82

6. Hakikat Konsep Reaksi Redoks