Pembahasan HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

penghitungan diperoleh t hitung sebesar 4,1685, sedangkan t tabel untuk dk = 74 pada taraf signifikansi 0,05 adalah 2,0000. 7 t hitung yang diperoleh tersebut berada pada daerah penolakan H , maka H ditolak sehingga H a diterima. Artinya terdapat perbedaan yang signifikan antara nilai postes kelas eksperimen dengan nilai postes kelas kontrol. Hasil uji hipotesis dengan uji “t” pretes dan postes kedua kelas eksprimen dan kelas kontrol tesebut dapat digambarkan dalam tabel berikut: Tabel 4.5. Hasil Uji Hipotsis dengan Uji “t” Pretes dan Postes Kelas Eksprimen dan Kelas kontrol α Tes t hitung t tabel Kesimpulan 0,05 Pretes 0,6492 2,0000 H diterima Postes 4,1685 2,0000 H ditolak

B. Pembahasan

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa pengetahuan awal siswa tentang reaksi redoks dari kedua kelas tersebut dilihat dari hasil pretes tidak terdapat perbedaan yang signifikan. Nilai rata-rata pretes pada kelas eksperimen sebesar 16,26, sedangkan nilai rata-rata pretes kelas kontrol sebesar 15,32. Sementara itu nilai rata-rata hasil belajar konsep reaksi redoks kelas eksperimen lebih baik dari nilai rata-rata hasil belajar kelas kontrol. Nilai rata-rata hasil belajar kelas eksprimen sebesar 73,68, sedangkan nilai rata-rata hasil belajar kelas kontrol sebesar 62,31. Kesamaan rata-rata pengetahuan awal pretes kedua kelas eksperimen dan kontrol tersebut dibuktikan dengan hasil penghitungan uji “t” yang telah dilakukan, yaitu t hitung t tabel 0,6492 2,0000, berarti H diterima dan H a ditolak. Artinya tidak terdapat perbedaan rata-rata yang signifikan pengetahuan awal tentang konsep reaksi redoks siswa kelas eksperimen dengan kelas kontrol. 7 Lampiran 13. Sedangkan perbedaan rata-rata hasil belajar postes kelas eksperimen dan kelas kontrol tersebut dibuktikan juga dengan hasil penghitungan uji hipotesis uji “t” yang telah dilakukan, yaitu t hitung t tabel 4,6492 2,0000, yang berarti H ditolak dan H a diterima, rata-rata hasil belajar kimia siswa dengan menggunakan media komik lebih besar dari rata-rata hasil belajar kimia siswa dengan menggukan media modul. Artinya terdapat pengaruh yang signifikan penggunaan media komik terhadap hasil belajar kimia siswa pada konsep reaksi redoks. Perbedaan hasil belajar yang tejadi antara kedua kelas tersebut yaitu kelas eksperimen lebih baik dari kelas kontrol bukanlah suatu kebetulan, tetapi perbedaan tersebut disebabkan karena perbedaan perlakuan guru dalam mengajar selama proses pembelajaran berlansung. Konsep reaksi redoks yang diajarkan pada kelas eksprimen dan kelas kontrol adalah suatu konsep yang sama, namun pada kelas eksperimen menggunakan media komik sedangkan pada kelas kontrol menggunakan media modul. Pembelajaran dengan menggunakan media komik dan media modul sebenarnya memiliki persamaan yaitu sama-sama media bacaan, sehingga metode pembelajaran yang digunakan juga sama, yaitu pada awalnya siswa diajak membaca komik untuk kelas eksperimen sedangkan untuk kelas kontol siswa diajak membaca modul, kemudian gurupeneliti meminta siswa yang bersedia untuk menjelaskan hasil bacaan mereka didepan kelas, setelah tidak ada lagi siswa yang bersedia menjelaskannya maka guru memberikan penjelasan dan tambahan-tambahan dari penjelasan yang telah diuraikan oleh siswa yang maju ke depan kelas. Selanjutnya setelah guru memberikan penjelasan-penjelasan guru mempersilahkan para siswa untuk mengajukan pertanyaan, jika ada yang bertanya guru mempersilahkan siswa lain untuk menjawabnya dan kemudian menambahkan. Selanjutnya pada tahap akhir guru mempersilahkan siswa utuk menyimpulkan materi pembelajaran yang telah dipelajari. Dengan menggunakan media bacaan seperti media komik dan media modul dalam pembelajaran dapat membuat siswa menjadi aktif, terutama dalam membaca dan memahami pelajaran, namun media bacaan mereka tersebut harus menarik perhatian, sehingga ketika guru mengajak para siswanya membaca materi pembelajaran terlabih dahulu, kemudian baru menyuruh siswanya untuk menjelaskan hasil bacaan mereka, para siswa benar- benar membaca dan banyak yang bersedia menjelaskannya dengan benar di depan kelas. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Syaiful Hadi, menyatakan penggunaan media komik dalam pembelajaran mendapatkan respon yang positif baik dari guru maupun siswa. 8 Demikian juga dengan hasil penelitian Maifalinda yang diperoleh kesimpulan pembelajaran dengan menggunakan media komik dapat efektif dalam membangkitkan minat belajar matematika siswa sekolah dasar. 9 Berdasarkan hasil pengamatan peneliti selama melaksanakan penelitian, pembelajaran dengan menggunakan media komik dapat menarik perhatian siswa, sehingga ketika guru mengajak para siswa untuk membaca komik tersebut sebagian besar siswa membacanya. Artinya media komik dapat lebih meningkatkan minat baca siswa, hal ini sejalan dengan hasil penelitian Faezal Muniran dan Md. Rizal Md. Yusof, menyimpulkan bahwa penggunaan media komik mampu membantu membuka potensi-potensi yang tersembunyi serta berkontribusi terhadap minat baca siswa. 10 Jika siswa membaca materi pelajaran maka pemahaman siswa terhadap materi pelajaran tersebut juga lebih tinggi, artinya kesulitan siswa dalam mempelajari kimia menjadi berkurang. Hal ini dibuktikan dengan rata-rata hasil belajar siswa kelas eksprimen yang lebih baik dari pada hasil belajar siswa kelas kontrol. 8 Syaiful Hadi, Pembelajaran Konsep Pecahan Menggunakan Media Komik Dengan Strategi Bermain Peran Pada Siswa SD Kelas IV Semen Gresik, h. 30. dalam http:www.puslitjaknov.orgdatafile2008makalah_peserta57_Syaiful20Hadi.pdf , diakses 16 Januari 2009. 9 Maifalinda Fatra, “Penggunaan KOMAT Komik Matematika Pada Pembelajaran Matematika di MI”, Jurnal ALGORITMA Vol.3 no.1 – Juni 2008, h. 70. 10 Faezal Muniran dan Md. Rizal Md. Yusof, “Using comics and graphic novels in school and libraries to promote literacies”, h. 127. dalam http:dspace.fsktm.um.edu.mybitstream1812298111FaezalRidzal_my_JS.pdf diakses 8 april 2010. 64

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan terdapat pengaruh yang signifikan penggunaan media komik terhadap hasil belajar kimia siswa pada konsep reaksi redoks. Hal ini terlihat dari perbedaan yang signifikan rata-rata hasil belajar siswa kelas eksprimen dengan hasil belajar siswa kelas kontrol, dibuktikan dengan hasil penghitungan uji “t” yang telah dilakukan yaitu t hitung t tabel 4,1685 2,0000.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan serta kesimpulan di atas, dapat diberikan beberapa saran sebagai berikut: 1. Guru diharapkan menggunakan media komik sebagai salah satu media dalam pembelajaran, sebab media komik dapat memberikan pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar siswa, khususnya hasil belajar kimia pada konsep reaksi redoks. 2. Guru hendaknya lebih kreatif dalam menentukan dan mengunakan media pembelajaran, seperti melihat secara cermat hobi dan kegemaran para siswanya dan mengusahakan menggunakan media yang sesuai dengan hobi dan kegemaran para siswanya tersebut. 3. Dengan adanya berbagai keterbatasan pada penelitian ini, maka hendaknya dilakukan penelitian lanjutan untuk mengetahui apakah pembelajaran dengan menggunakan media komik dapat diterapkan dan memberikan hasil yang lebih baik pada semua mata pelajaran dengan materi yang berbeda, serta pada setiap jenjang pendidikan.