e. Memahami konsep, prinsip, hukum, dan teori kimia serta keterkaitan dan penerapannya untuk menyelesaikan masalah dalam kehidupan
sehari-hari dan teknologi.
82
6. Hakikat Konsep Reaksi Redoks
Reaksi redoks merupakan suatu konsep dalam ilmu kimia, di SMA pengenalan reaksi redoks dipelajari di kelas X semester 2 tanpa
penyetaraan reaksi tersebut, kemudian dilanjutkan dengan penyetaraan reaksi secara mendalam di kelas XII semester 1.
Reaksi oksidasi reduksi merupakan gabungan dari dua reaksi yaitu reaksi oksidasi dan reaksi reduksi. Pada awalnya istilah oksidasi
diterapkan pada reaksi suatu senyawa yang bergabung dengan oksigen, sedangkan istilah reduksi digunakan untuk menggambarkan reaksi bahwa
oksigen diambil dari suatu senyawa atau dengan kata lain peristiwa pelepasan oksigen.
83
Setelah ilmu kimia terus berkembang maka dapat diketahui banyak reaksi yang terjadi tanpa melibatkan oksigen, misalnya tembaga
Cu tidak hanya dapat bereaksi dengan oksigen O
2
, tetapi juga dapat bereaksi dengan Cl
2
namun memiliki persamaan dengan reaksi antara Cu dan O
2
yaitu molekul O
2
atau Cl
2
menerima elektron dari Cu, sehingga fakta tersebut menjadi dasar pengembangan konsep redoks, jadi
berdasarkan konsep tersebut reduksi adalah reaksi penerimaan elektron sedangkan oksidasi adalah reaksi pelepasan elektron.
84
Berdasarkan pengikatan dan pelepasan oksigen, maka redoks adalah suatu senyawa yang bereaksi dengan oksigen. Reaksi pembakaran
karbon merupakan reaksi oksidasi C + O
2
→ CO
2
, namun menurut teori ikatan kimia, senyawa CO
2
bukan senyawa ionik melainkan senyawa
82
E. Mulyasa, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, op.cit. h. 133 – 134.
83
Ralph H. Petrucci, Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern Edisi ke Empat-Jilid 3, Jakarta: Erlangga, 1987, h. 1 – 2.
84
Muchtaridi dan Sandri Justiana, Kimia SMA Kelas X, Bandung: Quadra, 2007, h. 215.
kovalen, sehingga jika mengacu pada konsep reaksi redoks berdasar pada konsep perpindahan elektron, reaksi pembakaran karbon bukan reaksi
redoks karena tidak terjadi penerimaan maupun pelepasan elektron.
85
Untuk menjelaskan masalah di atas para ahli kimia mengemukakan konsep redoks berdasarkan bilangan oksidasi biloks.
Setiap atom mempuyai muatan yang disebut bilangan oksidasi, yaitu angka yang menyatakan banyaknya elektron yang telah dilepaskan atau diterima
oleh suatu atom dalam suatu senyawa. Biloks diberi tanda positif + jika atom tersebut melepaskan elektron, dan diberi tanda negatif - jika atom
tersebut menerima elektron.
86
Pada reaksi redoks ada unsur yang bertindak sebagai reduktor, dan ada unsur yang bertindak sebagai oksidator. Reduktor adalah zat yang
mengalami oksidasi, sedangkan oksidator adalah zat yang mengalami reduksi. Pada reaksi redoks ada juga istilah reaksi autoredoks, yaitu reaksi
redoks dengan satu jenis unsur yang bilangan oksidasinya berubah mengalami oksidasi dan reduksi sekaligus.
87
Reaksi redoks merupakan reaksi penting dalam kimia, biokimia, dan industri. Pembakaran batu bara, gas alam, bensin, pengolahan logam
besi dan alumunium dari bijih oksidanya, produksi bahan kimia seperti asam sulfat dari sulfur, udara, air, bahkan tubuh manusia memetabolisme
gula melalui reaksi redoks untuk memperoleh energi.
88
Dengan semakin berkembangnya ilmu kimia dewasa ini, konsep reaksi redoks juga dapat
digunakan untuk memecahkan masalah lingkungan, seperti pada daur ulang perak dan pada energi alternatif tenaga fuel cell yang tidak
berpolusi.
85
Ibid. h. 217.
86
Ibid.
87
Ibid. h. 222 – 223.
88
David W. Oxtobi, dkk., Prinsip-peinsip Kimia Modern Edisi ke Empat Jilid , Jakarta: Erlangga, 2001, h. 163 – 164.
B. Hasil Penelitian yang Relevan
Penelitian yang relevan berkaitan dengan penelitian ini antara lain adalah penelitian Gladis Rota dan Juan Izquierdo dalam Electronic Journal of
Biotechnology, yang berjudul “Comics as a tool for teaching biotechnology in primary schools”, diperoleh kesimpulan bahwa penggunaan media komik
dapat menimbulkan rasa penasaran yang besar dikalangan para siswa terhadap topik pelajaran, khususnya agribioteknologi. Sehingga membuat
para siswa banyak bertanya, dan termotivasi untuk mencari informasi dari berbagai sumber lainnya seperti majalah, koran, internet dan lain
sebagainya.
89
Faezal Muniran dan Md. Rizal Md. Yusof dalam dalam artikelnya yang berjudul “Using comics and graphic novels in school and libraries to
promote literacies”, menyimpulkan bahwa penggunaan media komik mampu membantu membuka potensi-potensi yang tersembunyi serta berkontribusi
terhadap minat baca siswa disetiap jenjang pendidikan.
90
Sofowora Olaniyi Alaba dalam Journal of Applied Sciences Research, yang berjudul “The Use of Educational Cartoons and Comics in
Enhancing Creativity in Primary School Pupils in Ile-ife, Osun State, Nigeria” menyatakan bahwa penggunaan media komik dan film kartun dapat
menambah kreatifitas siswa.
91
Syaiful Hadi dalam laporan penelitiannya yang berjudul “Pembelajaran Konsep Pecahan Menggunakan Media Komik dengan
Strategi Bermain Peran Pada Siswa SD Kelas IV Semen Gresik”, diperoleh kesimpulan bahwa penggunaan media komik dalam pembelajaran matematika
89
Gladis Rota dan Juan Izquierdo, “Comics as a tool for teaching biotechnology in primary schools”, Electronic Journal of Biotechnology Vol.6 No.2, Issue of August 15, 2003,
Universidad Católica de Valparaíso Chile, h. 88.
90
Faezal Muniran dan Md. Rizal Md. Yusof, “Using comics and graphic novels in school and libraries to promote literacies”, h. 127. dalam
http:dspace.fsktm.um.edu.mybitstream1812298111FaezalRidzal_my_JS.pdf diakses 8
april 2010.
91
Sofowora Olaniyi Alaba, “The Use of Educational Cartoons and Comics in Enhancing Creativity in Primary School Pupils in Ile-ife, Osun State, Nigeria”, Journal of Applied
Sciences Research, 2007. h. 913.