53
Teknik analisis data menggunakan tingkat kepercayaan 95. Adapun hipotesis statistiknya adalah sebagai berikut.
H
i
: Ada perbedaan skor yang signifikan dari pretest ke posttest I pada kelompok kontrol dan atau kelompok eksperimen.
H
null
: Tidak ada perbedaan skor yang signifikan dari pretest ke posttest I pada kelompok kontrol dan atau kelompok eksperimen.
Kriteria yang digunakan adalah sebagai berikut. a.
Jika harga Sig. 2-tailed 0,05 maka H
null
diterima dan H
i
ditolak. Artinya tidak ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest dan skor posttest I
pada kelompok kontrol dan atau kelompok eksperimen, dengan kata lain tidak ada peningkatan skor yang signifikan dari pretest ke posttest I.
b. Jika harga Sig. 2-tailed 0,05 maka H
null
ditolak dan H
i
diterima. Artinya ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest dan skor posttest I pada
kelompok kontrol dan atau kelompok eksperimen, dengan kata lain terdapat peningkatan yang signifikan dari pretest ke posttest I.
Untuk mengetahui besarnya pengaruh metode ceramah pada kelompok kontrol dan metode inkuiri pada kelompok eksperimen, rumus yang digunakan jika data
terdistribusi normal seperti pada gambar 3.3, sedangkan jika data terdistribusi tidak normal adalah seperti pada gambar 3.4.
3.8.3.3 Uji Korelasi antara Rerata Pretest dan Posttest
Uji korelasi antara rerata pretest dan posttest dilakukan untuk mengetahui apakah korelasi antara rerata skor pretest dan posttest I dari masing-masing
kelompok positif dan signifikan. Positif berarti semakin tinggi pretest maka semakin tinggi pula posttest I. Signifikan berarti hasil korelasi tersebut dapat
digeneralisasi pada populasi. Data yang terdistribusi normal maka digunakan statistik Pearson Correlation dengan tipe bivariate, sedangkan data yang tidak
terdistribusi normal digunakan statistik Kendall’tau Correlation Field, 2009:
175. Teknik analisis data menggunakan tingkat kepercayaan 95. Hipotesis statistiknya adalah sebagai berikut:
H
i
: Ada korelasi yang positif dan signifikan antara rerata skor pretest dan posttest I pada kelompok kontrol dan atau kelompok eksperimen.
54
H
null
: Tidak ada korelasi yang positif dan signifikan antara rerata skor pretest dan posttest I pada kelompok kontrol dan atau kelompok eksperimen.
Kriteria yang digunakan adalah sebagai berikut. a.
Jika harga Sig. 2-tailed 0,05 dan harga r negatif maka H
null
diterima dan H
i
ditolak. Artinya tidak ada korelasi yang positif dan signifikan antara rerata skor pretest dan posttest I pada kelompok kontrol dan atau kelompok
eksperimen. b.
Jika harga Sig. 2-tailed 0,05 dan harga r positif maka H
null
ditolak dan H
i
diterima. Artinya ada korelasi yang positif dan signifikan antara rerata skor pretest dan posttest I pada kelompok kontrol dan atau kelompok eksperimen.
3.8.3.4 Uji Retensi Pengaruh Perlakuan
Krathwohl 2014: 546 mengemukakan bahwa dalam penelitian pembelajaran untuk meningkatkan ketelitian analisis dianjurkan untuk melakukan
posttest kedua setelah sekian waktu dari posttest pertama dilakukan. Uji retensi pengaruh perlakuan dilakukan untuk mengetahui apakah pengaruh perlakuan
metode inkuiri masih kuat sesudah dua minggu dilakukan treatment sehingga digunakan data dari skor posttest I dan posttest II baik dari kelompok kontrol dan
kelompok eksperimen. Uji statistik yang digunakan adalah Paired samples t-test jika data terdistribusi dengan normal. Uji statistik menggunakan Wilcoxon jika
data terdistribusi tidak normal Field, 2009: 345. Teknik analisis data menggunakan tingkat kepercayaan 95. Hipotesis statistiknya adalah sebagai
berikut. H
i
: Ada perbedaan yang signifikan dari posttest I ke posttest II pada kelompok kontrol dan atau kelompok eksperimen.
H
null
: Tidak ada perbedaan skor yang signifikan dari posttest I ke posttest II pada kelompok kontrol dan atau kelompok eksperimen.
Kriteria yang digunakan adalah sebagai berikut. a.
Jika harga Sig. 2-tailed 0,05 maka H
null
diterima dan H
i
ditolak. Artinya tidak ada perbedaan yang signifikan antara skor posttest I dan posttest II pada
kelompok kontrol dan atau kelompok eksperimen, dengan kata lain tidak
55
terjadi penurunanpeningkatan skor yang signifikan dari skor posttest I ke posttest II.
b. Jika harga Sig. 2-tailed 0,05 maka H
null
ditolak dan H
i
diterima. Artinya ada perbedaan yang signifikan antara skor posttest I dan posttest II pada
kelompok kontrol dan atau kelompok eksperimen, dengan kata lain terjadi penurunanpeningkatan skor yang signifikan dari posttest I ke posttest II.
Persentase kenaikan skor dari posttest I ke posttest II dihitung menggunakan rumus sebagai berikut Gunawan, 2006: 575.
Gambar 3.6 Rumus Persentase Uji Retensi
3.8.3.5 Dampak Pengaruh Perlakuan