52
Persentase pengaruh perlakuan dihitung terlebih dulu koefisien determinasi R
2
dengan cara mengkuadratkan harga r harga koefisien korelasi Pearson yang didapat atau R
2
x 100 Field, 2009: 179.
3.8.3 Analisis Lebih Lanjut 3.8.3.1 Perhitungan Persentase Peningkatan Rerata Pretest ke Posttest
Perhitungan persentase peningkatan rerata pretest ke posttest dilakukan untuk mengetahui persentase peningkatan skor pretest ke posttest I pada setiap
kelompok, baik kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen. Persentase peningkatan rerata skor dari pretest ke posttest I dihitung dengan menggunakan
rumus sebagai berikut Gunawan, 2006: 575.
Untuk melihat perbedaan skor pretest ke posttest I pada kelompok kontrol apakah lebih besar atau lebih kecil dari kelompok eksperimen maka dilakukan
perhitungan gain score atau selisih skor pretest ke posttest I yang dominan pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen Fraenkel, 2012: 250. Analisis
perhitungan gain score dilakukan dengan menggunakan scatterplot dan koefisien korelasi. Scatterplot menggambarkan semua data visual, sedangkan koefisien
korelasi menyajikan ringkasan data numerik Fraenkel, 2012: 251.
3.8.3.2 Uji Signifikansi Peningkatan Rerata Pretest ke Posttest
Uji signifikansi peningkatan skor pretest ke posttest dilakukan untuk mengetahui besarnya penerapan metode ceramah pada kelompok kontrol dan
metode inkuiri pada kelompok eksperimen. Uji statistik yang digunakan adalah dengan rumus koefisien korelasi Pearson jika data terdistribusi normal Field,
2009: 57 179. Jika distribusi data tidak normal maka uji statistik yang digunakan dengan rumus effect size Field, 2009:57. Penghitungan mengambil t
untuk melakukan uji signifikansi peningkatan skor pretest ke posttest I dengan Paired samples t-test, sedangkan penghitungan mengambil Z dengan Wilcoxon.
Gambar 3.5 Rumus Persentase Uji Peningkatan Rerata Pretest ke Posttest I
53
Teknik analisis data menggunakan tingkat kepercayaan 95. Adapun hipotesis statistiknya adalah sebagai berikut.
H
i
: Ada perbedaan skor yang signifikan dari pretest ke posttest I pada kelompok kontrol dan atau kelompok eksperimen.
H
null
: Tidak ada perbedaan skor yang signifikan dari pretest ke posttest I pada kelompok kontrol dan atau kelompok eksperimen.
Kriteria yang digunakan adalah sebagai berikut. a.
Jika harga Sig. 2-tailed 0,05 maka H
null
diterima dan H
i
ditolak. Artinya tidak ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest dan skor posttest I
pada kelompok kontrol dan atau kelompok eksperimen, dengan kata lain tidak ada peningkatan skor yang signifikan dari pretest ke posttest I.
b. Jika harga Sig. 2-tailed 0,05 maka H
null
ditolak dan H
i
diterima. Artinya ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest dan skor posttest I pada
kelompok kontrol dan atau kelompok eksperimen, dengan kata lain terdapat peningkatan yang signifikan dari pretest ke posttest I.
Untuk mengetahui besarnya pengaruh metode ceramah pada kelompok kontrol dan metode inkuiri pada kelompok eksperimen, rumus yang digunakan jika data
terdistribusi normal seperti pada gambar 3.3, sedangkan jika data terdistribusi tidak normal adalah seperti pada gambar 3.4.
3.8.3.3 Uji Korelasi antara Rerata Pretest dan Posttest