Pembelajaran IPA Materi tentang IPA

23 dapat mengabstraksikan sebuah konsep atau prinsip yang menerangkan contoh-contoh tersebut dengan mencermati ciri-ciri setiap contohnya dengan menarik hubungan di antara ciri-ciri tersebut. Proses menyimpulkan melibatkan proses kognitif membandingkan seluruh contohnya. Nama lain dari menyimpulkan adalah mengekstrapolasi, menginterpolasi, memprediksi, dan menyimpulkan Anderson Krathwohl, 2010: 111. 6. Membandingkan Membandingkan adalah menentukan hubungan antara dua ide, dua objek, dan semacamnya. Proses kognitif membandingkan melibatkan proses mendeteksi persamaan dan perbedaan antara dua atau lebih objek, peristiwa, ide, masalah, atau situasi. Membandingkan meliputi pencarian koresponden satu-satu antara elemen-elemen dan pola-pola pada satu objek, peristiwa, atau ide lain. Membandingkan dapat mendukung penalaran dengan analogi. Nama lain dari membandingkan adalah mengontraskan, memetakan, dan mencocokkan Anderson Krathwohl, 2010: 113. 7. Menjelaskan Menjelaskan adalah membuat model sebab-akibat dalam sebuah sistem. Proses kognitif menjelaskan berlangsung ketika siswa dapat membuat dan menggunakan model sebab-akibat dalam sebuah sistem. Nama lain dari menjelaskan adalah membuat model Anderson Krathwohl, 2010: 99-114.

2.1.1.7 Pembelajaran IPA

IPA adalah pengetahuan yang diperoleh melalui pengumpulan data dengan eksperimen, pengamatan, dan dedukasi untuk menghasilkan penjelasan tentang sebuah gejala yang dapat dipercaya Trianto, 2010: 102. IPA merupakan pengetahuan secara garis besar tentang fakta yang ada di alam untuk dapat memahami dan memperdalam lebih lanjut, dan melihat adanya keterangan serta keteraturannya Trianto, 2010: 142-143. Prihantoro dalam Trianto, 2010: 130 mengatakan bahwa IPA merupakan suatu produk, proses, dan aplikasi. IPA sebagai produk dapat diartikan sebagai sekumpulan pengetahuan, konsep, dan bagan konsep. IPA sebagai proses dapat diartikan sebagai proses yang digunakan untuk mempelajari objek studi, 24 menemukan, dan mengembangkan produk sains. IPA sebagai aplikasi dapat diartikan sebagai teori-teori IPA yang melahirkan teknologi yang berguna bagi kehidupan manusia. Carin dan Sund dalam Samatowa, 2011: 20 mengatakan bahwa unsur-unsur sains terdiri dari tiga macam, yakni proses, produk, dan sikap. Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa IPA merupakan ilmu pengetahuan yang membahas mengenai gejala-gejala alam yang di dalamnya terdapat unsur proses, produk, dan sikap.

2.1.1.8 Materi tentang IPA

Standar Kompetensi IPA kelas IV yang digunakan dalam penelitian ini adalah 6. Memahami beragam sifat dan perubahan wujud benda serta berbagai cara penggunaan benda berdasarkan sifatnya. Kompetensi Dasar penelitian ini adalah 6.1 Mengidentifikasi wujud benda padat, cair, dan gas memiliki sifat tertentu. Berikut ini diuraikan materi tentang wujud benda dan sifat-sifatnya. Zat terdiri atas bagian-bagian yang sangat kecil yang disebut dengan partikel. Partikel-partikel zat berukuran sangat kecil sehingga tidak dapat terlihat dengan mata telanjang. Walaupun demikian, susunan dan sifat partikel tersebut sangat menentukan wujud suatu zat, apakah berwujud padat, cair, atau gas. Setiap zat tersusun dari partikel-partikel yang memiliki jarak dan kebebasan gerak yang berbeda-beda Purwoko, 2008: 51. Oleh karena itu, berdasarkan wujudnya benda dapat dikelompokkan menjadi tiga kelompok yakni benda padat, benda cair, dan benda gas Rositawaty Muharam, 2008: 83. Zat padat mempunyai susunan partikel yang sangat rapat dan teratur serta gaya tarik-menarik antar partikelnya sangat kuat. Dengan demikian zat padat mempunyai volume dan bentuk tetap. Pada zat cair, letak partikelnya lebih rapat dibandingkan zat gas dan gaya tarik-menarik partikel-partikelnya agak kuat disbanding zat gas. Partikel-partikel dapat berpindah-pindah, tetapi tidak mampu meninggalkan kelompoknya. Partikel zat cair dapat mengalir karena gaya tarik- menarik antar partikel tidak terlalu kuat. Pada zat gas, letak partikel-partikelnya sangat renggang dan gaya tarik-menarik antar partikel sangat kecil. Gerak partikelnya sangat cepat dan saling bertumbukan, baik dengan partikel lain maupun dengan dinding pembatasnya Sally, 2014: 51. Masing-masing benda 25 tersebut memiliki sifat yang dapat membedakan jenis benda yang satu dengan benda yang lainnya. 1. Benda Padat Benda padat mempunyai sifat yang berbeda dengan benda cair atau benda gas. Sifat-sifat dari benda padat di antaranya adalah wujudnya tetap, dapat diubah bentuknya dengan cara tertentu, dan mempunyai massa Sulistyanto Wiyono, 2008: 75. a. Bentuknya tetap Buku dan pensil tidakakan berubah bentuk jika kita pindahkan dari suatu tempat ke tempatyang lain. Penggaris yang memanjang tidak mengikuti bentuk gelas. Hal itu menunjukkan bahwa setiap benda yang berwujud padat bentuknya selalu tetap. Gambar 2.1 Benda padat bentuknya tetap Sumber: RositawatyMuharam 2008: 83 b. Benda padat dapat diubah dengan cara tertentu Benda-benda yang digunakan sehari-hari bentuknya sudah berubah dari bentuk aslinya, misalnya baju. Bentuk semula adalah sehelai kain, kemudian dipotong dan dijahit sehingga berubah bentuk menjadi sebuah baju. Untuk dapat mengubah benda padat menjadi bentuk lain, benda tersebut harus mendapat perlakuan tertentu, misalnya ditekan, dipahat, dipotong, diraut, dibor, digergaji, diamplas, dan sebagainya. 26 Gambar 2.2 Benda padat dapat diubah dengan cara tertentu Sumber: SulistyantoWiyono 2008: 76 c. Mempunyai massa Benda padat mempunyai beratmassa. Berat benda berbeda-beda bergantung pada jenis benda padat tersebut. Berat atau ringan suatu benda tidak hanya ditentukan oleh besar atau kecil benda itu. Berat benda bergantung pula pada jenis benda padat tersebut. Gambar 2.3 Benda padat memiliki massaberat Sumber: DeviAnggraeni 2008: 84 2. Benda Cair Contoh benda cair yaitu air, minyak, susu, kecap, dan sebagainya. Benda cair memiliki sifat-sifat sebagai berikut. a. Bentuknya dapat berubah sesuai dengan tempatnya Jika menuangkan air ke dalam gelas maka bentuk air seperti gelas. Akan tetapi jika menuangkan air ke dalam mangkok maka bentuknya seperti mangkok, dan jika menuangkan air ke dalam botol maka bentuk air seperti botol. Peristiwa tersebut membuktikan bahwa bentuk benda cair dapat berubah sesuai dengan tempatnya. 27 Gambar 2.4 Benda cair bentuknya dapat berubah sesuai tempatnya Sumber: SulistyantoWiyono 2008: 77 b. Benda cair memiliki massa Air mempunyai massa hal ini dibuktikan jika mengangkat gelas kosong terasa akan lebih ringan dibandingkan jika mengangkat gelas yang berisi air. Jika air semakin banyak, beratnya pun bertambah, maka benda cair mempunyai berat, dan berat benda cair bergantung pada volumenya. Gambar 2.5 Benda cair memiliki massaberat Sumber: DeviAnggraeni 2008: 86 c. Permukaan benda cair yang tenang selalu mendatar Saat keadaan tenang, permukaan air selalu datar. Akan tetapi, jika mendapat usikan permukaan air tidak lagi datar. Sifat ini dapat dimanfaat oleh tukang bangunan seperti untuk mengetahui kedataran lantai pada saat pemasangan ubin. Gambar 2.6 Permukaan benda cair yang tenang selalu mendatar Sumber: SulistyantoWiyono 2008: 77 28 d. Benda cair mengalir dari tempat tinggi ke tempat yang lebih rendah Air di sungai mengalir mulai dari hulu sampai ke hilir. Hulu sungai berada dipegunungan sementara hilir berada dimuara, biasanya berakhir di laut. Hal ini membuktikan bahwa air mengalir dari tempat tinggi ke tempat yang lebih rendah. Gambar 2.7 Benda cair mengalir dari tempat yang tinggi ke tempat yang lebih rendah Sumber: SulistyantoWiyono 2008: 78 e. Benda cair dapat melarutkan zat tertentu Air dapat melarutkan zat atau bahan tertentu sehingga air disebut zat pelarut. Air dan zat yang terlarut di dalamnya disebut larutan. Contohnya larutan gula artinya air yang di dalamnya terdapat gula seperti pada teh manis. f. Benda cair meresap melalui celah-celah kecil Air yang berada dalam toples pot airnya menjadi berkurang. Air tersebut berkurang karena habis diambil oleh tanaman bunga yang hidup di atasnya. Air tersebut naik karena air memiliki sifat kapilaritas, yaitu dapat naik melalui pipa-pipa kecil. Gambar 2.8 Benda cair meresap melalui celah-celah kecil Sumber: RositawatyMuharam 2008: 86 29 g. Benda cair menekan ke segala arah Dari setiap lubang tabung, akan memancar air. Tekanan air di permukaan tabung akan diteruskan oleh air yang berada di bawahnya ke segala arah. Dengan demikian, air akan mengalir keluar tabung. Tekanan air makin ke bawah makin besar. Gambar 2.9 Benda cair menekan ke segala arah Sumber: RositawatyMuharam 2008: 86 3. Benda Gas Udara dan asap merupakan benda yang tergolong benda gas. Berbeda dengan benda padat dan cair, gas sulit diamati. Hanya gas-gas tertentu yang dapat dilihat. Misalnya, asap pembakaran dan asap knalpot kendaraan. Sifat- sifat dari benda gas antara lain adalah a bentuknya menyerupai tempatnya, b menempati seluruh ruangan, c menekan ke segala arah, d memiliki beratmassa, dan e memiliki aliran.

2.2 Hasil Penelitian Terdahulu yang Relevan

Berikut ini adalah beberapa penelitian terdahulu yang berhubungan dengan penelitian ini.

2.2.1 Penelitian tentang Inkuiri

Kitot, Ahmad, dan Seman 2010 melakukan penelitian tentang efektifitas pengajaran inkuiri dalam meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui efektifitas pengajaran inkuiri dalam meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa dalam mata pelajaran Sejarah. Penelitian ini merupakan penelitian Quasy-Experimental yang dilaksanakan selama delapan minggu. Penelitian menggunakan perhitungan statistik Independent samples t-test. Hasil penelitian menunjukkan bahwa menggunakan metode pengajaran inkuiri pada kelompok perlakuan atau eksperimen adalah

Dokumen yang terkait

Pengaruh penerapan metode inkuiri terhadap kemampuan mengingat dan memahami mata pelajaran IPA siswa kelas V SD Negeri Cebongan Yogyakarta.

0 1 2

Pengaruh penerapan metode inkuiri terhadap kemampuan mengingat dan memahami mata pelajaran IPA siswa kelas V SD BOPKRI Gondolayu Yogyakarta.

0 0 199

Pengaruh penerapan metode inkuiri terhadap kemampuan mengevaluasi dan mencipta pada pelajaran IPA Siswa Kelas V SD Sokowaten Baru Yogyakarta.

0 0 202

Pengaruh penerapan metode inkuiri terhadap kemampuan mengingat dan memahami pada pelajaran IPA siswa kelas V SD Sokowaten Baru Yogyakarta.

0 1 213

Pengaruh penerapan metode inkuiri pada mata pelajaran IPA terhadap kemampuan mengingat dan memahami kelas V SD Kanisius Sorowajan Yogyakarta.

1 3 182

Pengaruh penggunaan metode inkuiri terhadap kemampuan mengingat dan memahami pada mata pelajaran IPA kelas V SD Kanisius Sorowajan-Yogyakarta.

0 0 192

Pengaruh penggunaan metode inkuiri terhadap kemampuan mengingat dan memahami pada mata pelajaran IPA SD Kanisius Kalasan Yogyakarta.

3 69 161

Pengaruh penggunaan metode inkuiri terhadap kemampuan mengingat dan memahami pada mata pelajaran IPA SD BOPKRI Gondolayu Yogyakarta.

0 2 148

Pengaruh penerapan metode inkuiri terhadap kemampuan mengevaluasi dan mencipta pada mata pelajaran IPA siswa kelas IV SD Sokowaten Baru Yogyakarta.

0 1 197

PENGARUH PENERAPAN METODE INKUIRI TERHADAP KEMAMPUAN MENGEVALUASI DAN MENCIPTA PADA MATA PELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SD SOKOWATEN BARU YOGYAKARTA

0 0 195